Dualisme

Pengertian
Paham bahwa dalam kehidupan ini ada dua prinsip yang saling bertentangan (seperti
ada kebaikan ada pula kejahatan, ada terang ada gelap). Dualisme juga bisa disebut
pandangan fisolofis yang menegaskan eksistensi dari dua bidang yang terpisah, tidak dapat
direduksi.
Dualisme kepemimpinan yang terjadi di Indonesia adalah dualisme jabatan sebagai
pemimpin dalam jabatan publik dan pemimpin partai politik. Konstitusi memungkinkan
pemimpin partai politik untuk memegang jabatan publik, seperti presiden atau menteri,
karena jabatan publik mengandung unsur-unsur politik yang masih diyakini berasal dari
partai politik. Dualisme kepemimpinan ini merupakan salah satu faktor yang menciptakan
kompleksitas transisi demokrasi di Indonesia.
Pemimpin dapat dengan mudah menggunakan jebakan kepemimpinan untuk
mengakumulasi kekuasaan dengan alasan untuk kebaikan masyarakat, sehingga terjadi kasus
korupsi yang melibatkan pemimpin publik yang berasosiasi dengan partai politik yang
menjadi afiliasinya. Hal ini relevan dengan teori Acton bahwa kekuasaan cenderung korup
dan merupakan esensi utama dari pembagian kekuasaan John Locke dan Montesquieu.
Fenomena di Indonesia menunjukkan bahwa parpol yang seharusnya menjadi sarana
rekrutmen politik justru melahirkan pemimpin publik yang bermasalah. DPR yang
anggotanya berasal dari partai politik sebagai faktor penentu dalam pemilihan petahana,
terjebak dalam pragmatisme kekuasaan dan korupsi, sehingga gagal menghasilkan pemimpin
yang nasionalis, ideologis, dan negarawan. Perbaikan ini harus konstitusional, sistemik dan
komprehensif. Artinya, peraturan perundang-undangan atau undang-undang tentang pemilu,
partai atau peraturan lain yang seragam harus disusun untuk mencegah penyalahgunaan
kekuasaan. Faktanya, partai politik sebagai lembaga rekrutmen politik tidak memberikan
kaderisasi secara terus menerus untuk menghasilkan pemimpin yang benar-benar berakar
pada kepentingan rakyat. Partai politik cenderung menghasilkan pemimpin yang dipoles
dengan hasil pemilu.