Anda di halaman 1dari 20

KLIPING SISTEM

PEMERINTAHAN ORDE LAMA,


ORDE BARU DAN ORDE
REFORMASI

Nama Kelompok
Proudlyaa talasa

Kelas IXC
Pengertian Orde Lama
Setelah kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa periode pemerintahan diantaranya orde
lama, orde baru, dan reformasi.Orde lama adalah sebutan bagi periode pemerintahan di
bawah kepemimpinan Presiden Soekarno yang berlangsung pada tahun 1945 sampai tahun
1968. Pada periode ini, Presiden Soekarno berlaku sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan.

Predisen Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno

Sistem Pemerintahan Orde Lama


Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di Indonesia mengalami beberapa peralihan.
Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial,
parlementer, demokrasiliberal, dan sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. Berikut
penjelasan sistem pemerintahan masa Soekarno:

Masa Pemerintahan Pasca Kemerdekaan (1945-1950)


Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi
parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden memiliki fungsi
ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi penyimpangan UUD 1945.
Berikut Penyimpangan UUD 1945 yang terjadi pada masa orde lama:
Fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berubah, dari pembantu presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan
wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer.

Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)


Masa pemerintahan pada tahun 1950-1959 disebut masa liberal, karena dalam politik
maupun sistem ekonominya menggunakan prinsip-prinsip liberal. Pada saat negara kita
menganut sistem demokrasi liberal, terdapat ciri-ciri sistem pemerintahan sebagai berikut:
 Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
 Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
 Presiden berhak membubarkan DPR.
 Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
 Pada 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 Presiden Soekarno memerintah
menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950.
Dewan Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai
amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat
konstitusi baru. Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang
membubarkan Konstituante. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah:

▪ Pembentukan MPRS dan DPAS


▪ Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
▪ Pembubaran Konstituante

Tahun 1959 – 1968 (Demokrasi Terpimpin)

Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta
pemikiran berpusat pada pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Sistem Pemerintahan
Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan
sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Pada masa demokrasi terpimpin ini terjadi berbagai penyimpangan yang menimbulkan
beberapa peristiwa besar di Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa
Demokrasi terpimpin yaitu:
 Pancasila diidentikkan dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis)
 Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam bentuk
penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
 MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
 Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955
 Presiden menyatakan perang dengan Malasya
 Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB
 Hak Budget tidak jalan

Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI. Persaingan ini
mencapai klimaks dengan terjadinya perisiwa Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan
oleh PKI. Adapun dampak dari peristiwa G 30 S adalah :
 Demostrasi menentang PKI
 Mayjen Soeharto menjadi Panglima AD
 Keadaan ekonomi yang buruk
 Kabinet seratus menteri
 Munculnya TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat)

Tritura adalah singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan rakyat yang dicetuskan dan
diserukan oleh para mahasiswa KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dengan
didukung oleh ABRI pada tahun 1965. Tuntutan ini ditujukan kepada Pemerintah. Isi
TRITURA yaitu:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.
2. Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.
3. Penurunan harga barang-barang.

Peralihan Kekuasaan politik dari Orde lama ke Orde Baru


Terjadinya peristiwa G 30 S PKI sangat berpengaruh terhadap proses peralihan pemerintahan
dari Orde Lama ke Orde baru. Berikut proses peralihan pemerintahan dari Orde Lama ke
Orde baru:
Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima
Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal.

Keberanian KAMI dan KAPPI yang memberikan kesempatan bagi Mayjen Soeharto untuk
menawarkan jasa baik demi pulihnya kemacetan roda pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu
ia mengutus tiga Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh Soeharto
untuk menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11 Maret 1966.
Sebagai hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966 (SUPERSEMAR).

SUPERSEMAR atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat perintah yang ditandatangani
Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Isinya berupa instruksi Presiden Soekarno kepada
Letjen Soeharto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan
yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan pada saat itu. Sampai saat ini
belum ada yang tahu secara pasti isi supersemar.

 Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari Presiden
melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat
penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang Supersemar.
 Pada 11 Februari 1967 Jend. Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan untuk
mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan presiden
berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada pemegang
Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden kemudian
meminta waktu untuk mempelajarinya.
 Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan
presiden, presiden tidak dapat menerima konsep tersebut karena tidak menyetujui
pernyataan yang isinya berhalangan.
 Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah
diadakan sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata menjaga dan
menegakkan revolusi.
 Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden
/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan
kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.
 Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka
mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal
Soeharto sebagai pejabat presiden RI.
 Setelah turunnya Presiden Soekarno dari kursi kepresidenan maka berakhirlah orde
lama. Kepemimpinan disahkan kepada Jendral Soeharto yang menanamkan era
kepemimpinanya sebagai orde baru.

Kelebihan dan Kekurangan Pemerintahan Orde Lama

Masa Pemerintahan Orde Lama memang tergolong pemerintahan yang mengalami banyak
transisi sistem pemerintahan dan banyak peristiwa penting yang terjadi di dalamnya. Berikut
kelebihan dan kekurangan masa Pemerintahan Orde lama:
Kelebihan Masa Orde Lama
 Presiden Soekarno banyak menyumbangkan gagasan-gagasan dalam politik luar
negeri.
 Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur diplomasi
dan militer
 Kepemimpinan Indonesia di mata dunia Internasional mempunyai sumbangsih besar,
yaitu sebagai pelopor gerakan Non blok dan Pemimpin Asia Afrika. Konferensi Asia
Afrika diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Konferensi Asia Afrika tersebut
membuahkan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.
 Mampu membangun integritas nasional yang kuat

Kekurangan Masa Orde Lama


 Penataan kehidupan konstitusional yang tidak berjalan sebagaimana di atur dalam
UUD 1945.
 Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang
mencapai 7 kali pergantian kabinet.
 Sistem demokrasi terpimpin. Kekuasaan Presiden Soekarno yang sangat Dominan,
Sehingga kehidupan politik tidak tumbuh demokratis.
 Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis (NASAKOM)
 Terjadinya inflasi yang mengakibatkan harga kebutuhan pokok menjadi tinggi.
SISTEM PEMERINTAHAN ORDE BARU

1. Pemerintahan Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada
era pemerintahan Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka
waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini
dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,
kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5
tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara
berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [[1998].

Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai


berkuasa danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut
dengan Demokrasi Pancasila. Pemerintahan yang sering disebut dengan
orde baru ini, secara formil berlandaskan padaPancasila, UUD 1945, dan
Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan sosial dan politik
dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak
langsung, Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD
1945. Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu
program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde
baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi
Negara, sehingga pancasila membudaya di masyarakat. Ideologi
pancasila bersumber pada cara pandang integralistik yang
mengutamakan gagasan tentang Negara yang bersifat persatuan.
Sehingga pancasila diformalkan menjadi satu-satunya asas bagi
organisasi kekuatan politik dan organisasi keagamaan-kemasyarakatan
lainnya. Dan kesetiaan kepada ideologi- ideologi selain pancasila
disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan politik bergeser
pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan
langkah praktis untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini tidak
terjadi pada masa demokrasi pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep
besar yang tidak diterapkan dengan utuh. Buktinya masih banyak
penyelewengan yangironisnya berkedok demokrasi di dalam
pemerintah. Bisa diuraikan, masa-masa ini adalah
dimana Negara dan rakyat berhadap-hadapan dan pemerintah sangat
mendominasi. Selama rezim orde baru berkuasa, demokrasi pancasila
yang dicanangkan dalam pengertian normatif dan empirik tidak pernah
sejalan. Ia hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari dua
model demokrasi sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari
kenyataan berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru
menghambat dan membelenggu kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan
dengan esensi dan substansi demokrasi. Kekuasaan menjadi sentralistis
pada kepemimpinan Soeharto. Demokrasi baginya hanyalah alat untuk
mengkristalisasikan kekuasaannya. Soeharto kembali menghadirkan
‘demokrasi terpimpin kostitusional’ model barudengan melandaskan
ideologi pancasila sebagai dasar dan falsafah demokrasi.Selama tiga
dasawarsa, pemerintahannya menjadi rezim yang sangat kuat. Pemilihan
Umum tidak lagi menjadi sentral demokratisasi di Negara. Meski telah
diadakan selama enam kali dimasa Soeharto, Pemilu sama sekali tidak
mencerminkan nilai-nilai demokratis. Masih terjadi dominasi satu partai
yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh Soeharto yang kekuasaannya
didukung penuh oleh militer. Tidak ubahnya yang terjadi adalah
‘demokrasi’ yang membunuh demokrasi.

2. Lahirnya Orde Baru

1). Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965

2). Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai


600%

3). Adanya TRITURA

4). Turunnya wibawa dan kekuasaan presiden

Sukarno 5). Dikeluarkannya SUPERSEMAR

Di masa orde baru,presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala


pemerintahan (presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa
jabatan dan sesudahnya dapat dipilih kembali tanpa kejelasan sampai
berapa kali. Legislatif terdiri dari fraksi partai, fraksi golongan non-partai,
fraksi ABRI yang memiliki dua fungsi yaitu selain sebagai alat negara juga
memiliki fungsi politik-representatif. Masih terdapat DPA yang bertugas
memberi pertimbangan kepada presiden tapi presiden tidak wajib
mengikuti pertimbangan tersebut. Kekuasaan tertinggi berada di tangan
MPR.

3. Pelaksanaan Orde Baru

1). Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden

2). Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.

3). Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda


dengan masa Demokrasi Terpimpin.

4). Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia


memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias
Politika,tetapi itupun tidak diperhatikan atau diabaikan.

Lembaran Kelam Orde Baru

1). Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan

2). Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak


relevan

3). Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun

1998 4). Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh

5). Budaya bapakisme sangat berkembang

4. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

Kekurangan Orde Baru

1). Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

2). Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya


kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian
disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat.

3). Pelanggaran HAM kepada masyarakat non

pribumi 4). Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan


5). Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain
dengan program “penembaakan misterius.”

6). Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan
Negara

7). Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran


yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-
tahun pertamanya

8). Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak


merata bagi si kaya dan si miskin)

9. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan


majalah yang dibreidel

Kelebihan Orde Baru

1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
AS$70 dan pada 1996 telah mencapai AS$1.565
2. Sukses transmigrasi

3. Sukses KB

4. Sukses memerangi butahuruf

5. Sukses swasembada pangan

6. Pengangguran minimum

7. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

8. Sukses Gerakan Wajib Belajar

9. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh

10. Sukses keamanan dalam negeri

11. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

12. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam


negeri
5. Kebijakan dan Tindakan Soeharto dalam Memimpin Negara di
Masa Orde Baru

Politik

Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan
secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari
jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan


Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19
September 1966mengumumkan bahwa Indonesia “bermaksud untuk
melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada
tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima
pertama kalinya.

Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan


utamanya dan menempuh kebijakannya melalui
struktur Administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari
ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif.
Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya
mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini
mengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat.
Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap
tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang
pembangunan antara pusat dan daerah.

Eksploitasi sumber daya

Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan


pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia.
Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada
tahun 1970-an dan 1980-an.

Warga Tionghoa

Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967,


warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan
kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak
langsung juga menghapus hak-hak Asasi mereka.
Kesenian Barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan
pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini
diperjuangkan oleh komunitas china indonesia terutama dari komunitas
pengobatan china tradisional karena pelarangan sama sekali akan
berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa di tulis
dengan bahasa mandarin. Mereka pergi hingga ke Makhamah Agung dan
akhirnya Jaksa Agung indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan
bahwa china indonesia bejanji tidak menghimpun kekuatan
untukmemberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia. Untuk
keberhasilan ini kita mesti memberi penghormatan bagi Ikatan
Naturopatis Indonesia ( I.N.I ) yang anggota dan pengurus nya pada
waktu itu memperjuangkan hal ini demi masyarakat china indonesia dan
kesehatan rakyat indonesia. Hingga china indonesia mempunyai sedikit
kebebasan dalam menggunakan bahasa Mandarin.

Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit


adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa
Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer indonesia dalam hal
ini adalah ABRI meski beberapa orang china indonesia bekerja juga di
sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu
kehilangan pengakuan pemerintah.

Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya


ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia
dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air.
Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi
sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang
diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan
dilakukan.
Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi
memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan
keselamatan dirinya.
Perpecahan Bangsa

Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa


Indonesia. Setiap hari media massa
seperti radio dan televisi mendengungkan slogan “persatuan dan
kesatuan bangsa”.Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah
meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya
seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama
keKalimantan, Sulawesi, Timor Timur, dan Irian Jaya. Namun dampak
negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah terjadinya
marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap
penduduk pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah.
Muncul tuduhan bahwa program transmigrasi sama
dengan jawanisasi yang disertai sentimen anti-Jawa di berbagai daerah,
meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.

6. Berakhirnya Masa Orde Baru

Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi


Asia (untuk lebih jelaslihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau
terburuk dalam 50 tahun terakhir dan hargaminyak, gas dan komoditas
ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkattajam,
dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya
dipimpin paramahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah
gejolak kemarahan massa yangmeluas, Soeharto mengundurkan diri
pada
21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknyauntuk masa bakti
ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B. J. Habibie,
untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Lembaran Kelam Orde Baru

1. Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan


2. Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan
3. Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998
4. Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh
5. Budaya bapakisme sangat berkembang

Runtuhnya Orde Baru


1. Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah
adanya krisis moneter tahun 1997. KKN semakin merajalela,
sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya
ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan
munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi besar-
besaran yang digerakkan oleh mahasiswa dengan tuntutan
utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan
reformasi total.
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
PADA MASA REFORMASI
v Pelaksanaan demokrasi langsung pada era orde reformasi

1. Pengertian Demokrasi Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari


dua kata yang berasal daribahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat,dan “cratein” atau “cratos” yang
berarti kekuasaan atau kedaulatan.
2. Pengertian Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap
suatu sistem yangtelah ada pada suatu masa. Di Indonesia, kata
Reformasi umumnya merujuk kepada gerakanmahasiswa pada tahun
1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era
setelah Orde Baru Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-
tama muncul darigerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di
Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich
Zwingli, Yohanes Calvin, dll.
3. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie
pada tanggal 21 Mei1998.
4. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan
pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga
swadaya masyarakato Pembagian secara tegas wewenang
kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
5. Sistem pemerintahan yang masa orde reformasi dapat dilihat dari
aktivitas kenegaraan yaitu untuk kebijakan pemerintah yang memberi
ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk mengeluarkan
pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan dan upaya untuk
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
bertanggung jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR
No IX / MPR / 1998.
6. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis
melalui sidang tahunan dengan menuntut adanya laporan
pertanggung jawaban tugas lembaga negara ,UUD 1945 di
amandemen,pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani
memecat presiden dalam sidang istimewanya.
7. Akibat Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 –
sekarang) mengalami suatu pergeseran yang mencolok walaupun
sistem demokrasi yang dipakai yaitu demokrasi pancasila tetapi
sangatlah mencolok dominasi sistem liberal contohnya aksi
demonstrasi yang besar-besaran di seluru lapisan masyarakat.
v Penyebab Terjadinya Era Reformasi

Penyebab utamanya adalah berhentinya Presiden Soeharto pada


tanggal 21 Mei 1998 dan digantikian oleh Wakil
Presiden Dr.Ir.Bj.Habibie. Berhentinya Soeharto karena tak adanya
kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

Ada faktor-faktor lain penyebab munculnya era reformasi:

1. Krisis Politik

Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan


permasalahan politik. Kedaulatan rakyat berada di tangan kelompok
tertentu, bahkan lebih banyak dipegang oleh para penguasa. Pada UUD 1945
pasal 2 telah disebutkan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun pada dasarnya secara de jure
kedaulatan rakyat tersebut dilaksanakan oleh MPR sebagai wakil-wakil
rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR sudah diatur dan direkayasa.
Sebagian anggota DPR itu diangkat berdasarkan hubungan kekeluargaan
(nepotisme), misalnya istri, anak, atau kerabat dekat para pejabat tinggi.
Oleh karena itu, keputusan DPR/MPR dapat diatur oleh pihak penguasa.

Setahun sebelum pemilu 1997, situasi politik di Indonesia mulai memanas.


Pemerintah Orde Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha
untuk memenangkan pemilu secara mutlak, seperti pada pemilihan umum
sebelumnya. Sedangkan tekanan-tekanan terhadap pemerintah Orde Baru
semakin berkembang. Baik di kalangan politisi, cendekiawan, maupun dari
masyarakat.

Terjadinya kerusuhan-kerusuhan:

 27 Juli 1996, bentrok antara PDI pro-Megawati dengan PDI por-


Suryadi di kantor pusat PDI.
 Oktober 1996, kerusuhan di Situbondo, Jawa Timur.
 Desember 1996, kerusuhan di Tasikmalaya , Jawa Barat.
 Menjelang akhir kampanye pemilu 1997, terjadi kerusuhan
di Banjarmasin
1. Krisis Hukum

Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi ketidakadilan di bidang


hukum. Misalnya pada pasal 24 UUD 1945 dinyatakan bahwa kehakiman
memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah.
Namun pada kenyataannya kekuasaan kehakiman berada di bawah
kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, lembaga pengadilan sangat sulit
mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani
kehendak penguasa. Bahkan hukum sering dijadikan sebagai alat
pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah. Selain itu, sering
terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut
diri penguasa dan kerabatnya.

1. Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak bulan Juli
1996, juga memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia.
Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisis global
tersebut.

Ketika nilai tukar rupiah terus melemah, maka pertumbuhan ekonomi


Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu.
Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan, yaitu dengan
dilikuidasinya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Walaupun pada awal
tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan uang tetap dan suku
bunga bank tinggi, namun krisis moneter tetap tidak dapat teratasi. Akhirnya
pada bulan April 1998, pemerintah membekukan tujuh buah bank
bermasalah.

Dalam perkembangan berikutnya, nilai tukar rupiah terus melemah dan


menembus angka Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Kondisi seperti itu
semakin diperparah oleh para spekulan valuta asing baik dari dalam maupun
dari luar negeri, sehingga kondisi ekonomi nasional semakin bertambah
buruk. Oleh karena itu, krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan
keuangan negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.

Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah memengaruhi


aktivitas ekonomi yang lainnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak
mampu membayar utang luar negerinya yang telah jatuh tempo. Bahkan
banyak terdapat perusahaan yang mengurangi atau menghentikan sama
sekali kegiatannya, akibatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK)
meningkat. Angka pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas
hidup masyarakat pun semakin bertambah rendah. Akibatnya, kesenjangan
ekonomi yang telah terjadi sebelumnya semakin tampak jelas setelah
berlangsungnya krisis ekonomi tersebut.

v Ciri-ciri Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi

1. Mengutamakan musyawarah mufakat


2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan
hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Than Yang Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan
pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik dan lembaga
swadaya masyarakat
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga
Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program
parpol yang memiliki partai
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari
pelaksanaan hak asasi manusia

v Hari- hari penting pada era reformasi

 22 Januari 1998
 12 Februari
 5 Maret
 15 April
 2 Mei
 4 Mei
 12 Mei
 13 Mei
 14 Mei
 15 Mei
 17 Mei
 18 Mei
 19 Mei
 20 Mei
 21 Mei
 22 Mei
 10 November 1998

v Orang-Orang Penting yang mempengaruhi pada Era Reformasi

1. Soeharto

Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia dan merupakan


presiden dengan masa jabatan terlama, beliau terkenal dengan sistem
pemerintahan masa orde barunya yang akhirnya runtuh pada tahun 1998
dan digantikan dengan sistem pemerintahan masa reformasi yang diikuti
dengan pengunduran diri Soeharto.

1. Mahasiswa

Tak dapat dipungkiri, peran mahasiswa saat itu sangatlah besar dalam
pembentukan sistem pemerintahan reformasi yang manggantikan sistem
pemerintahan pada masa orde baru. Saat itu mahasiswa melakukan unjuk
rasa berskala nasional yang akhirnya diikuti oleh pengunduran diri Soeharto
sebagai presiden dan terlahirnya era reformasi.

1. Presiden Bj Habibie

Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie


langsung diangkat sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan
pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa bersejarah ini disambut dengan haru
biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa yang berada di Gedung
DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto berakhir
dan Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie

1. Presiden Gusdur ( Abdurahman Wahid )

Pada awal tahun 1998 rezim Orde Baru sudah tidak mampu membendung
arus Reformasi yang bergulir begitu cepat. Setelah Presiden Soeharto
mengundurkan diri maka bangsa Indonesia memasuki babak baru. Yang
dimulai dari Presiden BJ.Habibie segera melakukan langkah-langkah
pembaruan sebagaimana tuntutan Reformasi. Yang selanjutnya dilanjutkan
oleh Presiden Abdurrahman Wahid yang menampilkan energi yang luar biasa,
tekad untuk menggulingkan unsur-unsur sentralistis dan hierarkis yang
represif (menindas) semasa pemerintahan Soeharto dan kesediaan untuk
berfikir kreatif sehingga banyak pihak mengaguminya

1. Presiden Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang


menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden
wanita Indonesia pertama dan merupakan anak dari presiden Indonesia
pertama. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia
pada tahun 1999. Pemilu 1999.

1. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

MPR pada periode 1999–2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar


1945 UUD 1945 sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih
secara langsung oleh rakyat. Pemilu presiden dua tahap kemudian
dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih sebagai
presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan
rakyat dan tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada
20 Oktober 2004 bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla

v Keunggulan dan Kekurangan pada Era Reformasi

A. Kelebihan

1. Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan;

2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih


banyak kendala);

3. Demokrasi yang lebih terbuka;

4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor


ekonomi (sebelumnya dikuasai kroni Suharto).

B. Kekurangan

1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan


boleh berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir
rusuh, pilkada yang berakhirrusuh;

2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat


pemerintah yang tidaktegas;

3. Mulai ditinggalkannya program- program pemerintah yang secara


konseptual cukup baik, seperti program swasembada pangan, yang
sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi untuk jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai