Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE

PENDIDIKAN INDIVIDUAL TENTANG PENGETAHUAN


POLA MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS HARAPAN RAYA
1
Suri Rahma Yeni, 2Siti Rahmalia, 3Oswati Hasanah
Email: surirahmayeni@gmail.com
Abstract

The purpose of this research was to determined the effectiveness of health education with individual aproach about knowledge of
diet WRZDUG SDWLHQW ZLWK K\SHUWHQVLRQ 7KH GHVLJQ RI WKLV UHVHDUFK ZDV ³4XDV\ H[SHULPHQW´ The research conducted at puskesmas
harapan raya Pekanbaru. This research used 30 Samples, taken with purposive sampling technique. Wilcoxon signed rank test
and mann whitney test was used to analysed the data. The result shoned that health education effect the knowledge of eating
pattern in hypertension patient ( p value 0 . 7his research recommend to all health personel to give health education
with individual approach method to increase of knowledge toward patient with hypertension about diet to reduce other
complication due to hypertension.

Keywords : effectiveness education of health, individual method, knowledge of system meal, sufferer hypertension.
References : 38 (2002-2013)

PENDAHULUAN tentu menyembuhkan hipertensi secara sempurna


(Julianti, 2005).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi Masalah hipertensi di Indonesia cenderung
merupakan salah satu penyakit yang berbahaya meningkat. Hasil Survey Kesehatan Rumah
karena dapat merusak beberapa organ penting Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan bahwa
dalam tubuh. Tekanan darah tinggi tidak dikontrol 27,5% penduduk menderita hipertensi dan
dengan baik, dapat mengakibatkan komplikasi meningkat mencapai 31,7% pada tahun 2007. Data
misalnya angina dan serangan jantung, stroke, Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas, 2007)
gagal jantung, kerusakan ginjal, dan masalah mata menyebutkan hipertensi sebagai penyebab
serta tekanan darah tinggi yang persisten dapat kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis,
pula menimbulkan masalah pada sistem sirkulasi jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab
(Palmer, 2007). kematian pada semua umur manusia (Yoga, 2009).
Di dunia hampir 1 miliar atau 1 dari 4 Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
orang dewasa menderita hipertensi. Tekanan darah Kota (DinKes) 2012 bahwa hipertensi adalah
tinggi merupakan penyakit kronis yang biasa penyakit tertinggi nomor 3 di pekanbaru dan
merusak organ tubuh manusia dan juga dapat nomor 1 penyakit tertinggi di Puskesmas Harapan
menyebabkan kematian. Hipertensi merupakan Raya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
penyakit kronis serius yang bisa merusak organ lakukan pada tanggal 27 januari 2014 di
tubuh. Setiap tahun darah tinggi menjadi penyebab Puskesmas Harapan Raya didapatkan 8 dari 10
1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun) pasien yang menderita hipertensi mengatakan
disamping menyebabkan kerusakan jantung, mata, bahwa pengetahuan mereka tentang hipertensi
otak dan ginjal (Depkes RI, 2007). sangat minim dimana saat ditanya tentang jenis
Data WHO juga menunjukkan bahwa obat- makanan yang boleh dikonsumsi maupun yang
obatan konvensional (obat-obatan kimia) hanya tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi,
mampu menyembuhkan penyakit sekitar 30%. mereka tidak bisa menjawabnya.
Penyembuhan utama (sekitar 70%) berasal dari Pendidikan kesehatan merupakan proses
makanan. Artinya penyembuhan penyakit yang perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya
semata-mata mengandalkan obat-obatan belum proses pemindahan materi dari individu ke orang

JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014


lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan buah-buahandan sayuran serta melanjalankan
dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai. hidup secara sehat (Ridwan, 2010).
Pendidikan kesehatan merupakan proses yang Pola makan adalah berbagai informasi
mencakup dimensi dan kegiatan-kegiatan yang memberikan gambaran mengenai macam dan
intelektual, psikologi dan sosial yang diperlukan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari
untuk meningkatkan kemampuan individu dalam yang dimakan oleh satu orang dan merupakan ciri
mengambil keputusan secara sadar dan khas untuk sesuatu kelompok tertentu. Pola makan
mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan merupakan tingkah laku manusia atau sekelompok
masyarakat (Maulana, 2009). manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan
Pendidikan kesehatan yang lebih efektif yang meliputi sikap, pemilihan makanan. Pola
biasanya dilakukan dengan cara metode makan juga didefinisikan sebagai karakteristik dari
individual. Menurut Notoatmodjo (2007), peranan kegiatan yang berulang kali dari individu dalam
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi memenuhi kebutuhannya akan makanan, sehingga
faktor perilaku sehingga perilaku individu, kebutuhan fisiologis, sosial, dan emosionalnya
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai- dapat terpenuhi (Sulistyoningsih, 2011).
nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan Tujuan penelitian yang peneliti buat untuk
kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan mengidentifikasi efektifitas pendidikan kesehatan
kondisi psikologis dan sasaran agar masyarakat menggunakan metode individual tentang
berperilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai pengetahuan pola makan pada penderita hipertensi
kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan juga di puskesmas harapan raya.
proses belajar pada individu, kelompok dan METODE PENELITIAN
masyarakat, dari itu tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu Penelitian ini menggunakan desain penelitian
mengatasi masalah-masalah kesehatan menjadi quasi experiment with control group. Metode
tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah penelitian yang digunakan yaitu Non-equivalent
kesehatan menjadi mampu, dan sebagainya control group, yakni membandingkan suatu hasil
(Notoatmodjo, 2007). dari intervensi program (kesehatan) dengan subjek
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini kontrol yang serupa. Sampel yang di gunakan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan penelitian adalah 30 orang, 15 orang untuk
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan kelompok eksperimen dan 15 untuk kelompok
kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku kontrol. Metode yang digunakan peneliti adalah
sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan metode pendidikan individual.
kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan
1. Analisa Data
berpengaruh pada meningkatnya indikator
Analisa Univariat
kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan
Pada analisa univariat, untuk mendapatkan
kesehatan. Selain itu, kesehatan masyarakat dapat
gambaran tentang distribusi karakteristik
dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki
responden, data yang diperoleh dari hasil
keluarga, dapat menimbulkan kesadaran untuk
pengumpulan data demografi dari jenis kelamin,
memelihara lingkungan dari berbagai resiko
umur, pendidikan, pekerjaan, suku, lamanya
penyakit (Notoatmodjo, 2007).
menderita hipertensi dan tidak mendapatkan
Kurangnya pengetahuan akan
penyuluhan kesehatan mengenai pola makan pada
mempengaruhi pasien hipertensi untuk dapat
penderita hipertensi.
mengatasi kekambuhan atau melakukan
HASIL PENELITIAN
pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. Upaya
pencegahan terhadap pasien hipertensi bisa Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
dilakukan melalui mempertahankan berat badan, sebagai berikut:
menurunkan kadar kolesterol, mengurangi
konsumsi garam, diet tinggi serat, mengkonsumsi Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30
orang responden yang diteliti, karakteristik Pengetahuan sebelum dilakukan Mean SD
pendidikan kesehatan
berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak - Eksperimen 50.50 11.55
yaitu perempuan dengan jumlah 19 orang - Kontrol 56.63 16.4

responden (63,3%), dan jenis kelamin laki-laki


Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat nilai
sebanyak 11 orang responden (36,7%), distribusi rata-rata pengetahuan pola makan pada penderita
hipertensi sebelum dilakukan pendidikan
responden menurut usia yang terbanyak adalah
kesehatan yaitu 50,50 pada kelompok eksperimen
kelompok usia 45-60 tahun dengan jumlah 16 dan 56,63 pada kelompok kontrol. Standar deviasi
orang responden (53,3%), dan distribusi responden pada kelompok eksperimen yaitu 11,55 dan 16,4
menurut pendidikan terakhir yang terbanyak pada kelompok kontrol.
adalah pendidikan menengah atas dengan jumlah
16 orang responden (53,3%). Sedangkan distribusi 3. Rata±rata pengetahuan pola makan pada
responden menurut pekerjaan yang terbanyak penderita hipertensi sesudah diberikan
pendidikan kesehatan pada kelompok
adalah IRT dengan jumlah 20 orang responden
eksprimen dan kelompok control
(66,7%), distribusi menurut reponden suku yang Tabel 3
terbanyak adalah Minang 16 orang (53,3%) dan Rata-rata pengetahuan pola makan pada
distribusi lama nya menderita 1 sebanyak 11 orang penderita hipertensi sesudah diberikan pendidikan
(36,7%). kesehatan pada kelompok eksprimen (n=15) dan
kelompok kontrol (n=15)
2. Rata-rata pengetahuan tentang pola
makan pada penderita hipertensi sebelum Pengetahuan sesudah diberikan Mean SD
pendidikan kesehatan
dilakukan pendidikan kesehatan pada - Eksperimen 86,06 6,00
kelompok eksprimen dan kelompok control - Kontrol 63,86 11,19

Tabel 2 Berdasarkan tabel diperoleh hasil mean


Rata-rata Pengetahuan pola makan pada pengetahuan pola makan pada penderita hipertensi
penderita hipertensi sebelum dilakukan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
pendidikan kesehatan pada kelompok eksprimen menggunakan metode individual yaitu 86,06 pada
(n=15) dan kelompok kontrol (n=15) kelompok eksperimen dan 63,86 pada kelompok
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
kontrol dengan standar deviasi pada kelompok Sebagian besar responden yang menderita
eksperimen yaitu 6,00 dan 11,19 pada kelompok hipertensi adalah perempuan sebanyak 19 orang
kontrol. (63,3%), sedangkan laki-laki hanya sebanyak 11
Analisa Bivariat orang (36,7%). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Analisa bivariat digunakan untuk melihat Wood (2010) bahwa tekanan darah tinggi lebih
perbedaan pengetahuan tentang pola makan pada sering terjadi pada pria. Wanita lebih cenderung
penderita hipertensi pada kelompok eksprimen dan terjadi hipertensi setelah menopause karena
kelompok kontrol serta melihat pengaruh pengaruh hormon estrogen. Focci (2010) juga
pendidikan kesehatan menggunakan metode menyatakan pada umumnya pria lebih beresiko
individual. Pendidikan kesehatan menggunakan menderita hipertensi dibandingkan dengan
metode individual ada pengaruh terhadap wanita premenopause. Tetapi setelah menopause
Pengetahuan jika hasil ukur menunjukkan nilai p resiko menderita hipertensi meningkat pada
value . wanita walaupun sedikit lebih besar daripada
1. Perbedaan Pengetahuan tentang pola pria dengan usia yang sama.
makan pada penderita hipertensi pada Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kelompok eksperimen dan kelompok dilakukan pada pasien hipertensi di puskesmas
kontrol sesudah pemberian pendidikan Harapan Raya didapatkan bahwa responden
kesehatan tmenggunakan metode individual sebagian besar berusia antara 45-50 tahun
Tabel 4 dimana usia termuda adalah <45 tahun dan usia
Perbedaan pengetahuan tentang pola makan tertua adalah >60 tahun. Hal ini didukung oleh
pada kelompok eksperimen dan kelompok Fucci (2010) yang menyatakan bahwa Kasus
kontrol sesudah pemberian pendidikan hipertensi sering ditemukan pada usia 35 tahun
kesehatan menggunakan metode individual keatas meskipun juga terjadi pada remaja bahkan
n=15 anak-anak. Kenaikan tekanan darah rata-rata di
ikuti dengan bertambahnya usia seseorang.
Variabel Mean SD P Selain itu, hal ini juga sesuai dengan pernyataan
Kelompok 86,06 6,00 0,000 Copstead dan Jacquelyn (2005), bertambahnya
eksperimen
usia menyebabkan terjadinya perubahan
Kelompok kontrol 63,86 11,19
hormonal dan perubahan pada vaskuler menjadi
tidak elastis dan kaku sehingga jantung bekerja
Tabel diatas, memperlihatkan rata-rata
ekstra dan tekanan dinding arteri meningkat.
pengetahuan diberikan pendidikan kesehatan
tentang pola makan pada kelompok eksperimen Distribusi responden berdasarkan tingkat
adalah 86,06 dengan standar deviasi 6,00 dan pendidikan mayoritas memiliki tingkat pendidikan
63,86 pada kelompok kontrol tanpa diberikan SMA sebanyak 16 orang (53,3%. Hasil yang sama
pendidikan kesehatan dengan standar deviasi juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh
11,19. Hasil analisa diperoleh p (0,000 . Kekenusa (2013) sebagian besar responden adalah
maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang lulusan Sekolah Menengah Atas (46,7%).
signifikan antara mean pengetahuan tentang pola Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2012) juga
makan pada penderita hipertensi sesudah diberikan menunjukkan hasil yang sama yaitu persentase
pendidikan kesehatan menggunakan metode tingkat pendidikan terakhir responden yang paling
individual pada kelompok eksperimen dan mean besar adalah lulusan SMA/sederajat. Penelitian
pengetahuan tentang pola makan pada penderita tersebut menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan
hipertensi tanpa diberikan pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang
pada kelompok kontrol. dalam menerapkan perilaku hidup sehat. Semakin
PEMBAHASAN tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi
Univariat pengetahuan seseorang dalam menjaga kesehatan.
Latar belakang pendidikan merupakan
1. Karakteristik responden faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang.
Latar belakang pendidikan akan membentuk cara
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
berpikir seseorang termasuk membentuk ini di sebabkan karena kebiasaan orang minang
kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang yang suka mengonsumsi makanan yang banyak
berkaitan dengan penyakit dan menggunakan mangandung kolesterol tinggi, makanan pedas,
pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatan makanan cepat saji dan makanan yang bersantan
(Perry dan Potter, 2005). Hal ini didukung dengan seperti: gulai, rendang, dan kebiasaan masyarakat
pernyataan Notoatmodjo (2007), semakin tinggi mengkonsumsi makanan gorengan (Culture Gram
tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi Word Edition, 2005).
pemahamannya, sehingga tingkat pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dari 30 orang
sangat berperan dalam penyerapan dan responden didapatkan bahwa sebanyak 11 orang
pemahaman terhadap informasi. responden (36,7%) menderita Hipertensi selama 5-
Tingginya tingkat pendidikan seseorang 10 tahun. Menurut Notoatmodjo (2007),
juga dipengaruhi oleh keinginan atau motivasi dan pengalaman yang sudah diperoleh dapat
informasi yang didapatkan tentang sesuatu hal. memperluas pengetahuan seseorang. Pengalaman
Informasi tidak hanya bersifat formal, tetapi adalah sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang
banyak sumber informasi lain yang bisa sehingga pengalaman dapat dijadikan sebagai
didapatkan yaitu dari media cetak dan elektronik. sumber pengetahuan yaitu suatu cara untuk
Semakin banyak informasi yang didapatkan, maka memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara
semakin tinggi pengetahuan seseorang tersebut mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
tentang suatu hal (Blais, 2006). dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu.
Jenis pekerjaan responden terdiri dari IRT Bivariat
(Ibu Rumah Tangga), buruh, petani, pedagang, dan Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan
PNS (Pegawai Negeri Sipil) dimana responden menggunakan metode individual pada
terbanyak bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah penderita hipertensi
Tangga) sebanyak 20 orang (66,7%) dan paling Hasil analisis mean rank hasil pengukuran
sedikit pada responden yang petani, pedagang sesudah diberikan intervensi meningkat. Hasil uji
PNS yaitu hanya 2 orang (6,7%) saja. Dimana statistik dengan menggunakan uji wilcoxon pada
individu yang aktivitasnya rendah berisiko terkena kelompok eksprimen sebelum dan sesudah
hipertensi sekitar 30-50% daripada indidvidu yang diberikan pendidikan kesehatan pada penderita
aktif. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh hipertensi diperoleh p value (0,000 .
kurangnya aktivitas yang dilakukan ibu rumah sehingga terdapat peningkatan pengetahuan yang
tangga dimana kebanyakan mereka hanya berdiam signifikan. Hal ini terjadi karena pengetahuan
diri di rumah dengan rutinitas yang membuat seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
mereka merasa suntuk. Berbeda dengan ibu yang Menurut Notoadmodjo (2005) faktor yang dapat
bekerja yang justru lebih banyak aktivitasnya dan mempengaruhi pengetahuan diantaranya
menyempatkan waktu untuk melakukan olahraga. pendidikan, mass media/informasi dan umur. Hal
Selain itu biasanya ibu yang bekerja biasanya ini dapat dilihat dari karakteristik responden dalam
lebih aktif daripada ibu yang tidak bekerja atau penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok
hanya sebagai ibu rumah tangga. eksprimen mayoritas responden berpendidikan
Blum (1990) mengidentifikasi empat faktor SMA sebanyak 7 orang (46,7&) dengan nilai rata-
utama yang berpengaruh terhadap status rata minimal 33,30 sebelum diberikan intervensi
kesehatan, yaitu keturunan, lingkungan, pelayanan dan nilai rata-rata minimal meningkat menjadi
kesehatan, dan perilaku. Keturunan termasuk 75,00 sesudah diberikan intervensi. Berdasarkan
dalam faktor utama karena sifat genetik diturunkan jumlah nilai rata-rata maka tingkat pengetahuan
oleh orang tua kepada keturunannya. Menurut responden pada kelompok eksprimen termasuk
Perry dan Potter (2005), latar belakang budaya dalam kategori sedang. (Arikunto, 2006).
mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya
Peneliti menemukan responden dengan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
suku minang sebanyak 16 0rang (53,3%) dan
paling sedikit suku Bugis sebanyak 0 (0,0%). Hal
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
menyampaikan pesan kesehatan kepada mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan
masyarakat kelompok atau individu. variabel yang berbeda serta manfaat lain pada
penderita hipertensi terhadap kesehatan dengan
PENUTUP jumlah sampel yang lebih banyak dan teknik
penelitian yang lebih baik.
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang
pendidikan kesehatan menggunakan metode
individual pada penderita hipertensi, maka dapat
1. Suri Rahma Yeni, S.Kep. Mahasiswa
disimpulkan dari keseluruhan responden pada
Program Studi Ilmu Keperawatan
kelompok eksprimen dan kelompok kontrol adalah
Universitas Riau
homogen dengan karakteristik sebagian besar
2. Siti Rahmalia HD, S, Kp, MNS.
berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang
Doden Depertemen Keperawatan
(63,3 %) sebagian besar umur responden 45-60
Madikal Bedah Program Studi Ilmu
tahun sebanyak 16 orang (53.3%), sebagian besar
Keperawatan Universitas Riau
pendidikan responden adalah SMA sebanyak 16
orang (53.3%) dan sebagian besar pekerjaan 3. Ns. Oswati Hasanah, M. Kep,
Sp.Kep.An. Dosen Depertemen
responden adalah ibu rumah tangga 20 orang
Keperawatan Anak Program Studi Ilmu
(66,7%), sebagian besar suku minang 16 orang
Keperawatn Universitas Riau
(53,3%) dan lama menderita 1 11 orang (36,7%).
Rata-rata pendidikan kesehatan pola makan pada
penderita hipertensi meningkat sesudah diberikan
pendidikan kesehatan pada penderita hipertensi DAFTAR PUSTAKA
kelompok eksprimen menggunakan metode Ardiansyah, M. (2012). Medikal bedah untuk
indivivual dan kelompok kontrol tanpa diberikan mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.
pendidikan kesehatan menggunakan metode
individual. Diperoleh p value (0,000 . Anggraini, A. D., Waren, A., Situmorang, E.,
dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat Asputra,H., & Siahan, S. S. (2008). faktor
perbedaan pengetahuan pendidikan kesehatan pada yang berhubungan dengan kejadian
penderita hipertensi yang bermakna sebelum dan hipertensi pada pasien yang berobat di
sesudah diberikan pendidikan kesehatan poliklinik dewasa puskesmas bangkinang.
menggunakan metode individual pada kelompok Diperoleh pada tanggal 30 maret 2011 dari
eksprimen. www.scribd.com

B. Saran Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu


Bagi institusi pendidikan khususnya pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
keperawatan disarankan untuk dapat memakai
hasil penelitian ini sebagai salah satu sumber Beck, M. E. (2011). Ilmu gizi dan diet:
informasi.Hasil penelitian ini agar dapat hubungannya dengan penyakit-penyakit
diaplikasikan oleh responden dan keluarga dalam untuk perawat dan dokter. (Kristina,
membantu meningkatkan pengetahuan pola makan Penerjemah). Yogyakarta: Andi & Yayasan
pada penderita hipertensi secara mandiri di rumah. Esentia Medica (YEM).
Bagi Pihak Puskesmas Harapan raya Khususnya
terutama perawat di poli umum agar dapat
Burns, N., & Grove, S.K. (2005). The practice of
memberikan pendidikan kesehatan tentang pola
nursing research, conduct, critique, and
makan pada penderita hipertensi. Tindakan
utilization. (5th). Missouri: Elsevier
tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
Saunders.
kompikasi pada penderita hipertensi. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai evidence
based dan tambahan informasi untuk
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
Copstead, L. C., & Jacquelyn, L. B. (2005). Notoadmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian
Pathophisiology. Misouri: . Elsevier kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
saunders.
Notoadmodjo. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu
Dalimart, S. (2008). Care your self hipertensi. dan seni. Jakarta:Rineka Cipta.
Jakarta: Penebar Plus.
Notoatmodjo. (2005). Metode penelitian
Dewi, Sofia, & Familia, D. (2010). Hidup kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
bahagia dengan hipertensi. Jakarta:A+Plus
Books. Notoatmodjo. (2010). Ilmu perilaku kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dinkes Pekanbaru. (2012). Propil dinas kesehatan
kota pekanbaru tahun 2012 Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu keperawatan
Fucci, MJ. (2010). Risk factor of Hypertension. pedoman skripsi, tesis, dan instrument
Mississippi Baptist medical center. penelitian keperawatan. Edisi 2, Surabaya:
Diperoleh tanggal 10 desember 2010 dari Salemba Medika
http://www.mbmc.org/healthgate
Palmer, A., & Bryan, W. (2007). Simple
Hastono, S. P. (2007). Analisa data kesehatan. guide:Tekanan darah tinggi. Jakarta:
Jakarta: FKM-UI Erlangga.

Hidayat. (2007). Metode penelitian keperawatan Ridwan, M. (2002). Mengenal, mencegah,


dan teknik analisis data. Edisi 1. Jakarta : mengatasi silent killer hipertensi.
Salemba Medika. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002).
Hidayat. (2008). Riset keperawatan dan teknik keperawatan medikal bedah. edisi 8. Jakarta:
penulisan ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. EGC. Semarang: Pustaka Widyamara.

Imron. (2010). Metodologi penelitian bidang Sugiyono. (2011). Metodologi penelitian


kesehata. Jakarta : Sagung Seto. kombinasi (mixed methods). Bandung:
Alphabeta.
Julianti, E.D, Nurjanah, N., & Soetrisno, U.S.S.
(2005). Bebas hipertensi dengan terapi jus. Sutomo & Budi. (2009). Menu sehat penakluk
Jakarta: Puspa Swara. hipertensi. Jakarta: Demedia.

Kekenusa, J. S. (2013). Analisis hubungan antara Udjianti & Juni,W. (2010). Keperawatan
umur dan riwayat keluarga menderita dm kardiovaskuler. Jakarta: Bee Media
dengan kejadian penyakit dm tipe 2 pada Indonesia.
pasien rawat jalan di poliklinik penyakit Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Pengetahuan,
dalam blu rsup prof. Dr. R.d kandou sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta.
manado. Diperoleh tanggal 20 Oktober Nuhu Medika.
2013 dari http://etd.eprints.ums.ic.id
Kurniawan, A. (2002). Rahasia sehat dengan Widjadja & Rafelina. (2009). Penyakit kronis
makanan berkhasiat. Jakarta: EGC. tindakan, pencegahan dan pengobatan
secara medis maupun tradisional, Jakarta:
Martha, K. (2012). Panduan cerdas mengatasi Bee Media Indonesia.
hipertensi. Yogyakarta:Araska.
Wood, L. G., & Judith, H. (2010). Nursing
Maulana. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta: research: Methods and critical appraisal for
EGC. evidence-based practice. Missouri: Mosby
Elsevie
JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014
Yoga, T. (2009). Hindari hipertensi, konsumsi
garam 1 sendok teh perhari. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2013 dari
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pr
ess-release/263-hindari-hipertensi-konsumsi-
garam-1-sendok-tehper-hari.html.

JOM PSIK VOL.1.2 OKTOBER 2014

Anda mungkin juga menyukai