Pedoman Pelaksanaan Manajemen Kepsek
Pedoman Pelaksanaan Manajemen Kepsek
PEDOMAN PELAKSANAAN
Pelatihan
Kapabilitas dan Manajerial
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Industri
Tahun 2020
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
SALINAN
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PELATIHAN KAPABILITAS DAN MANAJERIAL
KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERBASIS INDUSTRI
TAHUN 2020
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi tentang Pedoman Pelaksanaan
Pelatihan Kapabilitas dan Manajerial Kepala Sekolah Berbasis Industri Tahun
2020 disusun sebagai acuan bagi:
a. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan;
b. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
c. Dinas Pendidikan Provinsi;
d. Forum Pengarah Vokasi (FPV);
e. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerintah dan Swasta;
f. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); dan
g. Pemangku kepentingan lainnya,
dalam pengelolaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pembinaan kegiatan
Pelatihan Kapabilitas dan Manajerial Kepala Sekolah Berbasis Industri Tahun
2020 agar dapat dilaksanakan secara tertib dan tepat sasaran serta mendukung
program pendidikan nasional.
Pasal 2
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kapabilitas dan Manajerial Kepala
Sekolah Berbasis Industri Tahun 2020 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi ini.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Juni 2020
DIREKTUR JENDERAL,
TTD.
WIKAN SAKARINTO
TTD.
Suparjo
NIP 196407291990011001
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
NOMOR 17 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
KAPABILITAS DAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
BERBASIS INDUSTRI TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan jenjang
menengah yang berfungsi untuk mempersiapkan peserta didiknya siap
bekerja sesuai dengan kompetensinya. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya pada era revolusi industri 4.0, telah
menuntut semua sektor untuk berkembang menyesuaikan dengan
perkembangan industri, mulai dari teknologi hingga budaya kerja yang
diterapkan di industri. Keberhasilan SMK dalam mencetak lulusan tenaga
kerja tingkat menengah yang memiliki keterampilan dan kemampuan
bersaing di dunia industri sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ketika
peserta didik melewati proses pembelajaran di sekolah.
Pada tahun 2016 telah terbit Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka
Peningkatan dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Presiden
telah memberikan instruksi kepada jajaran Kementerian dan Lembaga
untuk merevitalisasi SMK sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya
masing-masing. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
menetapkan 10 langkah strategi revitalisasi SMK diantaranya peningkatan
kualitas SDM SMK, pemanfaatan sistem teknologi informasi sebagai
manajemen di sekolah, peningkatan link and match antara SMK dengan
Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA), penyesuaian kurikulum
dengan kebutuhan IDUKA, pengembangan Teaching Factory di SMK,
penggunaan media video tutorial dan portofolio berbasis e-report skill,
perluasan akses uji sertifikasi kompetensi bagi lulusan SMK, pemenuhan
sarana dan prasarana, mengembangkan kearifan lokal dan keunggulan
wilayah, serta mengoptimalkan peran SMK sebagai penggerak ekonomi
lokal.
Keberhasilan revitalisasi SMK tentunya harus mendapatkan dukungan
yang baik dari seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat pusat
ataupun daerah. Peran Kepala Sekolah sangat dibutuhkan dalam upaya
mensukseskan revitalisasi SMK. Kuatnya karakter kepala sekolah dapat
membawa manfaat yang luar biasa bagi SMK. Kepala sekolah dapat
berperan sebagai motivator, inovator, organizer dan controller dalam
pelaksanaan pembelajaran di SMK. Kepala sekolah pun harus mampu
menciptakan strategi atau kebijakan untuk membawa guru, karyawan, dan
peserta didik memiliki karakter kuat, terampil, kreatif, inovatif, imajinatif,
peka terhadap kearifan lokal serta entrepreneurship.
Di tengah perkembangan industri yang sangat cepat ini, dan mengingat
selain peran SMK sebagai pencetak tenaga kerja terampil, SMK juga
memiliki peran untuk menciptakan wirausaha-wirausaha muda yang
mampu bekerja mandiri. Untuk itu diperlukan peran SMK sebagai pusat
pembentukan karakter kewirausahaan bagi peserta didik yang menempuh
pendidikan di SMK. Seorang kepala sekolah harus memiliki modal
manajerial pengelolaan SMK yang mengacu pada tuntutan kebutuhan
industri untuk menjawab tantangan ini. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menempatkan pengembangan pendidikan vokasi sebagai
prioritas pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yang terampil dan berdaya saing dengan negara lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengembangkan program peningkatan kapasitas kemampuan manajerial
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan sehingga Kepala Sekolah dapat
memposisikan diri di sekolah bukan sekedar sebagai Kepala Sekolah
namun juga sebagai Chief Executive Officer (CEO) dari sekolah tersebut.
B. Tujuan
Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk dijadikan sebagai acuan bagi
semua pihak yang terkait dalam perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis
Industri, sehingga seluruh program dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK
Berbasis Industri ini mencakup:
1. Konsepsi Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK
Berbasis Industri;
2. Penyelenggaraan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala
SMK Berbasis Industri;
3. Penilaian dan Sertifikasi pada Program Peningkatan Kapabilitas
Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri; dan
4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan
Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri.
BAB II
KONSEP PROGRAM
A. Pengertian
Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK berbasis Industri
adalah program bagi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan sekolahnya baik dari sisi kurikulum, pembelajaran, SDM,
sarana prasarana, tata kelola administrasi dan kewirausahaan dengan
mengadopsi prinsip-prinsip praktik baik di industri. Perkembangan
dinamika industri yang dinamis (Volatile, Uncertain, Complex, Ambigue)
menuntut SMK sebagai lembaga pencetak tenaga kerja terampil dan siap
kerja harus mampu menyesuaikan untuk memenuhi tuntutan tersebut.
Tata kelola SMK yang mampu merespon perkembangan dinamika IDUKA
memerlukan kepemimpinan yang dinamis dan responsif. Sebagai contoh
saat ini SMK telah mengembangkan strategi pembelajaran Teaching Factory
(TEFA) di SMK. Model pembelajaran Teaching Factory adalah model
pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar
dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana
seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan model pembelajaran Teaching
Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak IDUKA sebagai pihak yang
relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching
Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan
pemangku kepentingan dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya. Maka dari itu, kapasitas kemampuan
manajerial Kepala Sekolah Menengah Kejuruan harus ditingkatkan.
Program ini ditujukan untuk Kepala SMK yang memiliki kompetensi
keahlian sesuai bidang prioritas revitalisasi Tahun 2020 – 2024.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan 4 bidang prioritas
revitalisasi yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality,
dan pelayanan sosial. Kompetensi Keahlian SMK yang tercakup dalam 4
bidang prioritas antara lain Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik
Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif,
Teknik Alat Berat, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, Teknik
Geomatika, Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi
Visual, Multimedia, Tata Busana, Perhotelan, Tata Boga, Tata Kecantikan
Kulit dan Rambut, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Bisnis Daring
dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran,
Keperawatan Sosial (Social Care)/Asisten Keperawatan/Caregiver.
Pemilihan bidang prioritas tersebut didasarkan pada analisis
perpaduan/sintesis kajian kebijakan dalam negeri ataupun kajian dari
organisasi internasional antara lain: Visi Indonesia 2045, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024, Roadmap
Pendidikan Vokasi 2017 – 2045, Making Indonesia 4.0, dan World Economic
Forum Future of Job Report 2018.
B. Tujuan
Tujuan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis
Industri ini adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kemampuan kepala SMK agar mampu membuat
perubahan dalam merespon perkembangan dinamika IDUKA, mulai
dari perencanaan jangka panjang hingga implementasi kebijakan.
2. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan Kepala SMK.
C. Manfaat
Manfaat program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis
Industri adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK dengan mengadopsi
nilai-nilai positif IDUKA.
2. Meningkatkan pengakuan dunia usaha dan dunia industri terhadap
kualitas tamatan SMK.
3. Meningkatkan penyerapan dunia usaha dan dunia industri tamatan
SMK.
4. Meningkatkan pertumbuhan usaha mandiri yang dikembangkan oleh
tamatan SMK.
D. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan program Peningkatan Kapabilitas Manajerial
Kepala SMK Berbasis Industri adalah 440 orang Kepala SMK pada 4 bidang
prioritas yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif, hospitality,
dan pelayanan sosial.
E. Unsur yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program
Pelaksanaan Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis
Industri akan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri;
2. Direktorat SMK;
3. Dinas Pendidikan Provinsi;
4. Forum Pengarah Vokasi (FPV);
5. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pemerintah dan Swasta;
6. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2. Direktorat SMK
a. Mensosialisasikan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial
Kepala SMK Berbasis Industri untuk lima bidang prioritas ke
Dinas Pendidikan Provinsi;
b. Melakukan tindak lanjut program pengembangan SMK.
3. Dinas Pendidikan Provinsi
a. Mensosialisasikan Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial
Kepala SMK Berbasis Industri untuk 4 bidang prioritas dari
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan
Industri ke SMK yang berada di bawah binaannya;
b. Menugaskan kepala sekolah untuk mengikuti program pelatihan;
c. Melakukan pembinaan dan pemantauan mutu SMK yang menjadi
sasaran program;
6. SMK
a. Kepala Sekolah mendaftarkan diri sebagai calon peserta
b. Kepala Sekolah mengikuti seluruh program pelatihan sesuai
dengan jadwal
c. Kepala Sekolah mengimplementasikan hasil peningkatan
kapabilitas manajerial di sekolahnya
d. Kepala Sekolah memberi masukan hasil peningkatan kapabilitas
manajerial berdasar hasil pengimplementasiannya kepada
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan
Industri.
e. SMK menjamin keberlangsungan proses belajar mengajar
G. Persyaratan
1. Lembaga Diklat sebagai Pelaksana Program
a. Diprioritaskan bagi lembaga diklat yang memiliki pengalaman
dalam penyelenggaraan program leadership dan
entrepreneurship;
b. Mampu menyediakan rencana, materi, fasilitas, dan sumber
daya manusia untuk pelatihan yang sesuai dengan tujuan
program, baik secara luring dan/atau daring;
c. Mampu menyediakan sertifikasi untuk peserta.
2. Peserta
a. Peserta Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala
SMK Berbasis Industri berasal dari SMK yang memenuhi
kriteria:
1) Terdaftar dan melakukan update pada sistem dapodik
secara berkala;
2) Memiliki kompetensi keahlian sesuai dengan 4 bidang
prioritas yaitu manufaktur dan konstruksi, ekonomi kreatif,
layanan keramahan (hospitality), dan pelayanan sosial (care
services);
b. Kepala SMK calon peserta program, memenuhi kriteria:
1) Lolos seleksi yang diselenggarakan oleh Direktorat
Kemitraan dan Penyelarasan DUDI.
2) Bersedia mengikuti seluruh Program Peningkatan
Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri.
3) Bersedia untuk mengimplementasikan hasil peningkatan
kapabilitas manajerial di SMK tempat bertugas.
BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM
A. Mekanisme Pelaksanaan
Pelaksanaan Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis
Industri memiliki mekanisme sebagai berikut.
C. Standar Pengelolaan
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan pelaksana program Peningkatan
Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri wajib melakukan
pengelolaan kegiatan yang akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan peraturan perundangan.
D. Standar Instruktur
Instruktur program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK
Berbasis Industri memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan materi
yang diampu, serta wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundangan.
E. Standar Sarana dan Prasarana
Standar Sarana dan Prasarana untuk penyelenggaraan Peningkatan
Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri disusun berdasarkan
kesepakatan antara Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha
dan Dunia Industri dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan sesuai
dengan peraturan perundangan.
F. Pembiayaan
Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri
dibiayai melalui DIPA satuan kerja Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan
Dunia Usaha dan Dunia Industri tahun anggaran 2020.
Pembiayaan sebagaimana dimaksud antara lain: biaya pelatihan
(instruktur, kesekretariatan, bahan pelatihan, paket kuota internet untuk
peserta, dan biaya untuk menjalankan protokol kesehatan), transportasi,
uang saku, akomodasi, konsumsi, dan sertifikasi kompetensi.
G. Pelaporan
Laporan pelaksanaan program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala
SMK Berbasis Industri, harus dapat memberikan data dan informasi secara
lengkap dan jelas mengenai proses pelaksanaan kerjasama Program
Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri dari awal
pelaksanaan sampai pekerjaan dinyatakan selesai dan telah
diserahterimakan.
BAB IV
A. Penilaian
Penilaian dalam Program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK
Berbasis Industri dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian
terhadap peserta, penilaian terhadap instruktur, dan penilaian terhadap
penyelenggaraan kegiatan. Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk
mengukur kompetensi peserta melalui ketercapaian indikator kompetensi
dan keberhasilan tujuan pembelajaran. Penilaian terhadap instruktur
adalah pengukuran dan penilaian kepada instruktur yang dilakukan oleh
peserta pada saat melaksanakan tugas mengelola pembelajaran pada setiap
materi pembelajaran. Penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan adalah
pengukuran dan penilaian kepada penyelenggara yang dilakukan oleh
peserta pada saat mengikuti kegiatan Program Peningkatan Kapabilitas
Manajerial Kepala SMK Berbasis Industri.
B. Sertifikasi
Sertifikasi program Peningkatan Kapabilitas Manajerial Kepala SMK
Berbasis industri dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan pelatihan.
Proses sertifikasi kompetensi mengacu pada standar yang diakui oleh DUDI
dan/atau lembaga yang berwenang.
BAB V
PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL,
TTD.
WIKAN SAKARINTO
TTD.
Suparjo
NIP 196407291990011001
DILARANG MEMBERIKAN HADIAH, UANG, BARANG ATAU SEJENISNYA KEPADA SIAPAPUN
YANG TERKAIT DENGAN BANTUAN PEMERINTAH PADA DIREKTORAT KEMITRAAN DAN
PENYELARASAN DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI