Anda di halaman 1dari 3

Allah swt memerintahkan setiap hamba-Nya yang beriman supaya menjaga mata daripada melihat

yang haram dan menjaga kemaluan daripada melakukan sesuatu yang haram.

Allah SWT befirman :

‫ظ ْوا فُر ُْو َج ُه ۗ ْم ٰذل َِك اَ ْز ٰكى لَ ُه ۗ ْم اِنَّ هّٰللا َ َخ ِب ْي ۢ ٌر ِب َما َيصْ َنع ُْو َن‬
ُ ‫ْصار ِه ْم َو َيحْ َف‬
ِ َ ‫قُ ْل لِّ ْلم ُْؤ ِم ِني َْن َي ُغض ُّْوا مِنْ اَب‬

"Katakanlah (wahai Muhammad) kepada lelaki yang beriman supaya menyekat pandangan mereka
(daripada apa yang tidak halal melihatnya) dan memelihara kehormatan (daripada apa saja yang
tidak halal melakukannya)." (Surah an-Nur : 30)

Menjaga pandangan mata dari memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah merupakan akhlak
yang mulia, bahkan Rasulullah menjamin masuk syurga bagi orang-orang yang salah satu dari sifat-
sifat mereka adalah menjaga pandangan.

Gunalah nikmat penglihatan yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita untuk menikmati alam
ciptaanya ini.

Firman Allah SWT:

ِ ‫أَلَ ْم َنجْ َعل لَّ ُه َع ْي َني‬


‫ْن‬

(Mengapa manusia terpedaya dan bermegah-megah?) Tidakkah Kami telah menjadikan baginya: dua
mata (untuk ia memerhatikan kekuasaan dan kekayaan Kami?)

Surah Al Balad : 8

Dua mata ini merupakan salah satu nikmat Allah yang paling besar, dua mata manusia tidak sama
halnya dengan mata yang dimiliki oleh binatang, yang mereka pergunakan untuk sekedar hidup, tapi
mata manusia manfaatnya lebih dari hanya sekedar melihat alam semsta ini, akan tetapi kedua mata
ini adalah bukti akan kekauasaan Allah.

Ibnu Abbas mengisahkan, "Al-Fadhl pernah bersama dengan Rasulullah saw. Kemudian datang
seorang wanita daripada Khats'am, lalu dia memandang wanita itu dan wanita berkenaan
memandang beliau. Lantas Nabi saw segera memalingkan wajah Fadhl ke arah lain."

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw bersabda:

"Setiap anak Adam ada bahagiannya daripada zina, kedua-dua mata berzina dan zina keduanya
adalah melihat (kepada sesuatu yang haram).

Kedua-dua tangan berzina dan zina keduanya adalah memegang (kepada sesuatu yang haram atau
menggunakannya secara salah). Kedua-dua kaki berzina dan zina keduanya adalah berjalan (ke
tempat yang haram). Mulut berzina dan zinanya adalah mengucup (sesuatu yang haram). Hati
menginginkan sesuatu dan kemaluan akan membenarkannya (iaitu dengan melakukan zina) atau
mendustakannya (dengan tidak melakukannya)."

(Hadis Riwayat Imam Muslim dan Imam Al-Baihaqi)


Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ra

"Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan demi pandangan. Dibolehkan bagimu hanyalah
pandangan pertama, bukan pandangan yang selanjutnya." [HR. Abu Daud dari Buraidah bin Al-
Hushaib radhiyallahu'anhu, Shahih Abi Daud: 2149]

Jarir bin Abdillah ra berkata:

"Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba? Maka beliau bersabda:
Palingkanlah pandanganmu." [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, Shahih Abi Daud: 2148]

JANGAN DEKATI ZINA

Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah

Maksiat itu terjadi pada seseorang, melalui empat pintu

1. Al Lahazhat ( Pandangan pertama).

Yang satu ini bisa dikatakan sebagai ‘provokator’ syahwat, atau ‘utusan’ syahwat. Oleh
karenanya, menjaga pandangan merupakan pokok dalam usaha menjaga kemaluan. Maka
barang siapa yang melepaskan pandangannya tanpa kendali, niscaya dia akan menjerumuskan
dirinya sendiri pada jurang kebinasaan.

2. Al Khothorot ( pikiran yang melintas di benak ).

Adapun “Al Khothorot” ( pikiran yang terlintas dibenak ) maka urusannya lebih sulit. Di sinilah

tempat dimulainya aktifitas, yang baik ataupun yang buruk. Dari sinilah lahirnya keinginan
( untuk melakukan sesuatu ) yang akhirnya berubah manjadi tekad yang bulat.

3. Al Lafazhat ( ungkapan kata kata ).

Adapun tentang Al Lafazhat (ungkapan kata kata), maka cara menjaganya adalah dengan
mencegah keluarnya kata kata atau ucapan dari lidahnya, yang tidak bermanfaat dan tidak
bernilai. Misalnya dengan tidak berbicara kecuali dalam hal yang diharapkan bisa memberikan
keuntungan dan tambahan menyangkut masalah keagamaannya. Bila ingin berbicara, hendaklah
seseorang melihat dulu, apakah ada manfaat dan keuntungannya atau tidak ? bila tidak ada
keuntungannya, dia tahan lidahnya untuk berbicara, dan bila dimungkinkan ada keuntungannya,
dia melihat lagi, apakah ada kata kata yang lebih menguntungkan lagi dari kata kata tersebut ?
bila memang ada, maka dia tidak akan menyia nyiakannya.

4. Al Khuthuwat ( langkah nyata untuk

sebuah perbuatan ). Adapun tentang Al Khuthuwat maka hal ini boleh dicegah dengan komitmen
seorang hamba untuk tidak menggerakkan kakinya kecuali untuk perbuatan yang diharapkan
mendatangkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila ternyata langkah kakinya itu tidak
akan menambah pahala, maka mengurungkan langkah tersebut tentu lebih baik baginya.

PANDANGAN PERTAMA

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ra


"Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan demi pandangan. Dibolehkan bagimu hanyalah
pandangan pertama, bukan pandangan yang selanjutnya." [HR. Abu Daud dari Buraidah bin Al-
Hushaib radhiyallahu'anhu, Shahih Abi Daud: 2149]

Sahabat Mulia Jarir bin Abdillah ra berkata:

"Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba? Maka beliau bersabda:
Palingkanlah pandanganmu." [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, Shahih Abi Daud: 2148]

“𝓚𝓮𝓼𝓪𝓫𝓪𝓻𝓪𝓷 𝓤𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓜𝓮𝓷𝓾𝓷𝓭𝓾𝓴𝓪𝓷


𝓟𝓪𝓷𝓭𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓘𝓽𝓾 𝓛𝓮𝓫𝓲𝓱 𝓜𝓾𝓭𝓪𝓱 𝓓𝓪𝓻𝓲
𝓜𝓮𝓷𝓪𝓱𝓪𝓷 𝓚𝓮𝓹𝓮𝓭𝓲𝓱𝓪𝓷 𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓣𝓲𝓭𝓪𝓴
𝓜𝓮𝓷𝓳𝓪𝓰𝓪 𝓟𝓪𝓷𝓭𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷”

Pekara Yang Menjatuhkan Sesuatu Bangsa Adalah TAKABUR;


Kerajaan Paling Cepat Di Jatuhkan Adalah Kerajaan Yang ZALIM.

Anda mungkin juga menyukai