95
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
1. Pendahuluan
BNPT: Waspadai Penyebaran Terorisme Melalui
Medsos (beritajatim.com, 2 agustus 2018); Mencegah
Pengaruh Radikalisme Melalui Media Online, Bagaimana Ya?
(idntimes.com, 15 agustus 2018); BNPT Beberkan Pola
Penyebaran Radikalisme di Lingkungan Pendidikan
(liputan6.com, 21 agustus 2018); Mahasiswa Baru Rentan
Terpapar Radikalisme (merdeka.com, 27 agustus 2018);
Basarah: Narkoba dan Radikalisme Ancaman Utama Generasi
Milenial (merdeka.com, 28 agustus 2018); Aliansi UI
Toleran: Radikalisasi di UI disebarkan Melalui Mentoring
(kumparan.com, 30 agustus 2018). Seperti itulah framing
media mengenai isu radikalisme yang telah merajalela di
Indonesia. Banyaknya pemberitaan media mengenai isu
radikalisme di berbagai bidang [1], termasuk akademik,
disinyalir berawal dari adanya degradasi moderasi
keberagamaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini turut memiliki andil besar dalam tersebarnya
paham radikal yang menyerang generasi penerus bangsa
Indonesia. Sehingga dapat dipahami bahwa penyebaran
pemahaman ekslusif-ekstrimis seperti itu tidak lagi hanya
dapat disebarluaskan melalui pertemuan atau percakapan
secara langsung, melainkan juga dapat menjalar secara
masif melalui jejaring internet [2]. Indonesia yang dikenal
karena kebhinekaannya dewasa ini menghadapi
tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan
kesatuannya. Isu radikalisme, yang dalam beberapa
kasusnya berujung pada aksi terorisme, memang menjadi
guncangan hebat yang menerpa Indonesia [3]. Hal itulah
yang membuat semua pihak terus berupaya dan
bersinergi dalam mencari solusi terbaik.
Isu radikalisme mayoritas memang memiliki
kaitan dengan konsep agama. Itulah mengapa persoalan
radikalisme sering disebut sebagai radikalisme
keberagamaan. Artinya, kenyataan tersebut akan
berkaitan erat dengan bagaimana seseorang menafsirkan
agamanya sesuai dengan pola pikir mereka [4]. Yang
96
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
97
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
2. Metode
Artikel ini disusun secara kualitatif berbasis library
research untuk mensintesakan konsep ideal dalam
menyusun pendidikan Islam moderat. Ide utama yang
akan dihadirkan adalah penggabungan antara konsep
pembelajaran bermakna dan pendidikan berbasis nilai.
Asumsi dasar yang diajukan adalah bahwa prinsip
eklektis mampu memadukan kelebihan dari beberapa
sudut pandang untuk dijadikan sebuah sintesa
unggulterkait dengan suatu kajian tertentu. Penulis
merasa perlu untuk mensintesakan kedua konsep
tersebut agar didapatkan konsep pendidikan Islam
moderat yang mampu menjadi antitesis dari berbagai isu
radikalisme keberagamaan yang belakangan ini kembali
menjadi pembahasan yang sering diangkat dalam skala
Nasional.
3. Hasil
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai dua
bagian penting yang akan dipadukan sebagai komponen
utama dalam membangun moderasi keberagamaan Islam
dalam persektif akademik. Dua hal yang dimaksud yaitu
98
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
99
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
100
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
101
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
102
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
103
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
104
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
4. Pembahasan
Fokus utama dalam merancang pendidikan Islam
moderat yang ditawarkan dalam artikel ini yaitu
paradigma eklektisisme, dimana akan dikombinasikan
pemikiran tentang pembelajaran bermakna dan pendidi-
kan berbasis nilai. Eklektisisme sendiri merupakan suatu
sikap filosofis yang merekonstruksi keunggulan dari
beberapa teori yang telah ada, untuk kemudian
digabungkan sisi-sisi positifnya agar dapat dicari
formulasi yang koheren dan ideal [27]. Walaupun sikap
seperti ini banyak menuai pro dan kontra, penulis sendiri
berkeyakinan bahwa apabila paradigma eklektisisme ini
diaplikasikan secara proporsional, maka akan didapatkan
konsep yang lebih baik daripada sekedar mempercayai
suatu otoritas keilmuan tertentu.
Kajian mengenai pendidikan Islam setidaknya
memiliki dua ruang lingkup yang saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Pertama, pendidikan Islam
merupakan pendidikan yang dikandung dan dikembang-
kan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang
terkandung dalam dua sumber fundamental ajaran Islam,
Alquran dan Sunah. Karenanya, pendidikan Islam dapat
berupa pemikiran atau teori pendidikan yang mendasar-
kan dirinya pada atau dikembangkan dari sumber-
sumber fundamental ini. Kedua, Pendidikan Islam adalah
upaya untuk mengajarkan dan mempraktekkan prinsip-
prinsip dan nilai-nilai Islam yang selanjutnya akan
menjadi bagian dari sikap dan perilaku seseorang [28].
Yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta
didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajar-
an/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Sementara itu pendidikan keagamaan adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan
pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli
105
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
106
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
107
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
108
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
5. Kesimpulan
Radikalisme dapat diminimalisir dengan berbagai
cara. Salah satu cara yang dapat diupayakan dari
perspektif akademik yaitu dengan menghadirkan konsep
pendidikan Islam yang moderat. Pendidikan Islam yang
moderat tentu akan menjadi bekal yang penting dalam
memberikan pemahaman keberagamaan secara proporsi-
onal bagi seluruh umat Islam, terutama bagi generasi
penerus bangsa. Penulis menggaris bawahi pentingnya
prinsip eklektis dalam menggabungkan konsep pembe-
lajaran bermakna dan pendidikan berbasis nilai. Melalui
kombinasi dari kedua hal tersebut, maka konsep
pendidikan Islam moderat dapat dibangun secara lebih
komprehensif.
Karena bagaimanapun juga, radikalisme keber-
agamaan mayoritas muncul karena nihilnya kemauan
untuk memahami Islam secara proporsional. Makna
Islam moderat akan lebih mendarah daging apabila
dalam pemberian keilmuan Islam didahului dengan
pemaknaan yang moderat dan inklusif, serta
memperhatikan nilai-nilai universal agama Islam itu
sendiri. Oleh karena itu apabila pendidikan Islam
109
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
6. Referensi
[1] Riyadi, Hendar. 2016. Koeksistensi Damai
dalamMasyarakat Muslim Modernis. Wawasan: Jurnal
Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 1 (1) pp. 18.
[2] Ghifari, Iman Fauzi. 2017. Radikalisme di Internet.
Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya, 1 (2) pp. 123-
134.
[3] Widyaningrum, Anastasia Yuni dan Dugis, Noveina
Silviyani. 2018. Terorisme Radikalisme dan Identitas
Keindonesiaan. Jurnal Studi Komunikasi, 1 (2) pp. 32-67.
[4] Zuhdi, M. H. 2017. Radikalisme Agama dan Upaya
Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan. Akademika:
Jurnal Pemikiran Islam, 22 (1) pp. 199-224.
[5] Casram. 2016. Membangun Sikap Toleransi Beragama
dalam Masyarakat Plural. Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama
dan Sosial Budaya, 1 (2) pp. 187-198.
[6] Nurudin. Basis Nilai-Nilai Perdamaian: Sebuah Antitesis
Radikalisme Agama di Kalangan Mahasiswa. Harmoni,
12 (3) pp. 64-82.
[7] Sunarto. 2015. Seni yang Absolut Menurut G. W. F. Hegel
(1770-1831). Imaji, 13 (1) pp. 80-93.
[8] Alam, Masnur. 2017. Studi Implementasi Pendidikan Islam
Moderat dalam Mencegah Ancaman Radikalisme di
Kota Sungai Penuh Jambi. Jurnal Islamika, 17 (2) pp. 17-
40.
[9] Prince, Michael. 2004. Does Active Learning Work? Review
of the Research. Journal of Engineering Education, 93 (3),
pp. 223-231.
[10] Patton, Kevin. Parker, Melissa. Pratt, Erica. 2013.
Meaningful Learning in Professional Development:
Teaching Wiithout Telling. Journal of Teaching in Physical
Education, 32 pp. 441-459.
[11] Dahar, R. W. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga.
pp. 94.
110
Sufirmansyah Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
111
Aplikasi Visi Islam Moderat: Eklektisisme Sufirmansyah
Pembelajaran Bermakna dan Pendidikan
Berbasis Nilai sebagai Antitesis Radikalisme
Keberagamaan
112