Nim : A1012211018
Kelas A Sore/Hukum
BAB I
PENDAHULUAN
“Setiap bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid).” (HR
Muslim) Pada hadist yang lain Rasulullah besabda pula :
(ملسم هاور) رارسوكهمطمو رادججسسمم كضسرم سلما ا منلم ستلمجعكج
“ telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaan
nya bersih.” (HR Muslim)
Sedangkan secara umum Mesjid adalah tempat suci umat islam yang
berfungsi sebagai tempat ibadah, pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan
yang harus dibina, dipelihara dan dikembangkan secara teratur dan terencana.
untuk menyemarakan siar islam, meningkatkan semarak keagamaan dan
menyemarakan kualitas umat islam dalam mengabdi kepada allah, sehingga
partisipasi dan tanggung jawab umat islam terhadap pembangunan bangsa akan
lebih besar. Singkatnya Mesjid adalah tempat dimana diajarkan, dibentuk,
ditumbuhkan dan dikembangkan dunia pikiran dan dunia rasa islam.
m sjid tidak bisa dilepaskan dari masalah shalat. Berdasarkan sabda Nabi SAW.
Diatas, setiap orang bisa melakukan Shalat dimana saja-di rumah, di kebun, di
jalan, di kendaraan dan di tempat lainnya. Selain itu, masjid merupakan tempat
orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan
meningkatkan solidaritas dan silahturrahmi di kalangan kaum muslimin. Di
masjid pulalah tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at.
Dimasa Nabi SAW. Ataupun dimasa sesudahnya, masjid menjadi pusat
atau sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan di bidang pemerintahan pun
mencakup, ideology, politik, ekonomi, social, peradilan , dan kemiliteran dibahas
dan di pecahkan di lembaga Masjid. Masjid juga berfungsi sebagai pusat
pengembangan kebudayaan Islam terutama saat gedung-gedung khusus untuk itu
belum didirikan. Masjid juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat
mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama ataupun umum.
Pertumbuhan remaja masjid dewasa ini juga termasuk upaya memaksimalkan
fungsi kebudayaan yang diemban masjid.
Kalau saja tidak ada kewajiban Shalat, tentu tidak ada yang namanya
Masjid di dalam Islam. Memang, shalat sudah di syariatkan pada awal kelahiran
islam sebanyak empat rakaat, dua di pagi hari dan dua di sore hari. Penetapan
Shalat menjadi lima waktu seperti sekarang ini baru disyariatkan menjelang Nabi
Hijrah ke Madinah. Sampai saat itu, ibadah shalat dilakukan dirumah-rumah.
Tiadanya usaha mendirikan masjid karena lemahnya kedudukan umat Islam yang
sangat lemah, sedangkan tantangan dari penduduk Makkah begitu ganasnya.
Penduduk Makkah tampak belum siap menerima ajaran Nabi SAW. Walau telah
13 tahun dakwah dilancarkan
Islam tidak bisa dianggap kebudayaan karena Islam bukan hasil dari
pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan
oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan
untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapi
agama-agama (yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memang
kebudayaan, sebab agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya pemikiran
manusia. Walaupun bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong,
bahkan turut mengatur penganutnya untuk berkebudayaan. Agama Islam
mendorong umatnya berkebudayaan dalam semua aspek kehidupan termasuk
dalam bidang ibadah.
Contohnya dalam ibadah sembahyang, dalam Al-Qur'an ada perintah
Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah SWT.
Tetapi apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah sembahyang" maka
timbullah daya pemikiran kita, bagaimana hendak bersembahyang, dimana tempat
untuk melaksanakannya dan lain-lain. Dan dari pemikiran tersebut terwujudlah
usaha atau tindakan yang akhirnya menghasilkan sebuah kebudayaan.
Seperti keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa kebudayaan bisa
melahirkan kemajuan, maka jika kita bisa melaksanakan arahan/perintah lain
dalam agama Islam ini, niscaya lahirlah kebudayaan dan kemajuan dalam
kehidupan kita. Kemajuan yang dicetuskan karena dorongan agama Islam itulah
yang dikatakan kebudayaan dalam Islam. Dan suatu budaya yang dicetuskan suatu
bangsa tanpa meniru bangsa lain itulah yang dinamakan kebuadayaan bangsa itu.
Berbeda, jika suatu bangsa meniru kebudayaan bangsa lain, maka bangsa tersebut
dikatakan bangsa yang yang berkebudayaan bangsa lain. Sama halnya jika orang
Islam melakukan atau meniru kebudayaan di luar kebudayaan Islam, maka dia
dikatakan orang Islam yang berkebudayaan bangsa lain.
Perbuatan seperti ini terjadi juga dalam urusan membuat masjid.
Contohnya dapat dilihat pada mesjid Cordova Spanyol yang tempat
sembahyangnya dibuat dengan tidak mengikut cara Islam karena disalut dengan
emas. Ini tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran Islam. Maka ini bukan
kebudayaan Islam tetapi kebudayaan orang Islam.
Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan
itu bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa
bentuk, sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang
benar-benar dinamakan kebudayaan (tamadun) Islam. Jika ajaran agama Islam ini
diamalkan seungguh-sungguh, umat Islam akan jadi maju. Dan dengan kemajuan
yang dihasilkan itu, lahirlah kebudayaan atau tamadun. Semakin banyak umat
Islam mengamalkan hukum Islam, semakin banyak kemajuan dihasilkan dan
semakin banyak pula kebudayaan atau tamadun Islam yang lahir.
Pada zaman sekarang, masjid kampus memang hanya sebuah bagian kecil
dari sebuah kampus. Meskipun begitu, peran masjid kampus dalam membentuk
mahasiswa berintegritas sangat besar. Masjid kampus tidak saja menjadi tempat
shalat, saat ini masjid menjelma menjadi pusat kegiatan mahasiswa yang memiliki
segudang lembaga dan kegiatan. Lembaga-lembaga dan kegiatan yang berada di
bawah naungan masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan untuk membentuk
mahasiswa yang berintegritas. Dalam perannya membentuk mahasiswa
berintegritas, masjid kampus sekurang-kurangnya bisa memanfaatkan dua hal
yaitu fungsi spiritual masjid dan lembaga-lembaga yang berada di dalamnya.
Secara spiritual, fungsi utama masjid adalah sebagai tempat bersujud. Bersujud
dalam arti melaksanakan penghambaan kepada Allah. Didalamnya orang-orang
muslim melaksanakan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Oleh sebab itu masjid
kampus tidak pernah sepi. Mahasiswa yang datang ke masjid adalah mereka yang
berupaya untuk menjaga integritas terhadap agamanya. Salah- satunya untuk
melaksanakan shalat (baik shalat berjamaah maupun munfarid). Orang yang
senantiasa menjaga shalatnya berarti ia menjaga integritas terhadap Tuhannya.
Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat berarti mendirikan
agamanya, barang siapa meninggalkan shalat berarti meruntuhkan agamanya.
Demikian sabda Sang Nabi Saw. Shalat juga menjadi parameter bagi amal
seseorang. Jika shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, dan sebaliknya.
Dapat dikatakan bahwa peran utama masjid dalam membentuk mahasiswa adalah
melalui aktivitas ibadah, terutama shalat.
2.4 Lembaga dalam kepengurusan masjid kampus
Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa:
a. Masjid mempunyai dua arti, yaitu arti umum dan arti khusus. Dalam arti
umum, masjid adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud, sedangkan dalam
arti khusus masjid adalah tempat yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah,
terutama shalat berjamaah;
b. Masjid mempunyai banyak fungsi diantaranya yaitu sebagai tempat
menjalankan ibadah shalat, sebagai tempat musyawarah, dan sebagai tempat
pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan.
DAFTAR PUSTAKA