Kelas : XI MIA-5
Absen : 35
B. Ta’ziyyah (Melayat)
Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah kematian
salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi semangat. Para mu’azziy³n
(orang laki-laki yang ber-ta’ziyyah) atau mu’azziyāt (orang perempuan yang ber-ta’ziyyah).
C. Ziarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung, kubur artinya kuburan. Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan.
Di antara hikmah dari ziarah kubur ini antara lain seperti berikut:
a. Mengingat kematian.
b. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
c. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
d. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di
akhirat.
Apabila kita mau berziarah kubur, sebaiknya perhatikan adab atau etika berziarah kubur, yaitu
seperti berikut :
a. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa
diawasi oleh Allah Swt.
b. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh
c. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
d. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
e. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).
1. Pentingnya Khutbah
Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya seorang
khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang khathib harus memahami aqidah
yang ṡaḥihah (benar) sehingga dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain, memahami fiqih
sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus.
Memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-
penyimpangan dan mendorong kepada ketaatan.
2. Pentingnya Tablig
Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt.
kepada umatnya. Muslim punya tanggung jawab untuk meneruskan kebiasaan bertabligh
tersebut.
3. Pentingnya Dakwah
Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut
berdakwah itu hukumnya farḍu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan farḍu
ain.
C. Ketentuan Khutbah, Tabig, dan Dakwah
Ketentuan Khutbah :
• Syarat khatib
1) Islam
2) Ballig
3) Berakal sehat
4) Mengetahui ilmu agama
• Rukun khutbah
1) Membaca hamdallah
2) Membaca syahadatain
3) Membaca shalawat
4) Berwasiat taqwa
5) Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
6) Berdoa pada khutbah kedua
• Sunah khutbah
Ketentuan Tablig
Tabligh artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut muballig. Hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut.
• Syarat muballig
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.
• Ketentuan Dakwah
Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i. Ada dua cara
berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisān) dan dengan perbuatan (da’wah bilhāl).
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam berdakwah adalah seperti berikut.
a. Syarat da’i
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.
b. Etika dalam berdakwah:
1) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang
bijaksana.
2) Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif
(tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4) Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara
dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b. Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
6. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain.
3. AI-Kindi (805‒873 M) :
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir
di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk
cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak
bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga
merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).
4. AI-Farabi (872‒950 M) :
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi
Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan
Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik,
kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang
terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-Mad³nah wa aI-Fad³lah (pemikiran tentang penduduk
negara utama).
5. Ibnu Sina (980‒1037 M) :
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat
Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika,
logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Beliau menulis lebih dari 200
buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭ³b, yaitu ensiklopedi
tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan