Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Tri Hita Karana


Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang
berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita
Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.
Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan
dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain.
Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya.
Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila
keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari daripada segala
tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.
Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab
kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara Manusia dengan Tuhan
nya, Manusia dengan alam lingkungannya, dan Manusia dengan sesamanya. Dengan
menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern
yang lebih mengedepankan individualismedan materialisme. Membudayakan Tri Hita
Karana akan dapat memupus pandangan yang
mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
B. Bagian-bagian Tri Hita Karana
1. Manusia dengan Tuhan
Manusia adalah ciptaan Tuhan, sedangkan Atman yang ada dalam diri
manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran Tuhan yang menyebabkan
manusia dapat hidup. Dilihat dari segi ini sesungguhnya manusia itu berhutang
nyawa terhadap Tuhan. Oleh karena itu setiap manusia wajib berterima
kasih, berbhakti dan selalu sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terima kasih
dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap
kebesaran-Nya.
2. Manusia denga Lingkungan
Manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Manusia memperoleh bahan
keperluan hidup dari lingkungannya. Manusia dengan demikian sangat tergantung
kepada lingkungannya. Oleh karena itu manusia harus selalu memperhatikan situasi
dan kondisi lingkungannya. Lingkungan harus selalu dijaga dan dipelihara serta tidak
dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh dikotori
atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang semuanya, binatang-binatang tidak boleh
diburu seenaknya, karena dapat menganggu keseimbangan alam. Lingkungan justu
harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya. Lingkungan yang ditata
dengan rapi dan bersih akan menciptakan keindahan. Keindahan lingkungan dapat
menimbulkan rasa tenang dan tenteram dalam diri manusia.
3. Manusia dengan Sesamanya
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup menyendiri. Mereka
memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu hubungan antara
sesamanya harus selalu baik dan harmoni. Hubungan antar manusia harus diatur
dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh,yang artinya saling
menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing. Hubungan
antar keluarga dirumah harus harmoni. Hubungan dengan masyarakat lainya juga
harus harmoni. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanandan kedamaian lahir
batin di masyarakat. Masyarakat yang aman dan damai akan
menciptakan Negara yang tenteram dan sejahtera.
C. Implementasi Tri Hita Karana berdasarkan Ajaran Agama Hindu
1. Parhayangan
Parhyangan berasal dari kata hyang yang artinya Tuhan. Parhayangan berarti
ketuhanan atau hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan dalam rangka memuja ida
sang hyang widhi wasa. Dalam arti yang sempit parhyangan berarti tempat suci
untuk memuja tuhan. Menurut tinjauan Dharma susilanya, manusia menyembah dan
berbhakti kepada tuhan disebabkan oleh sifat-sifat parama (mulia) yang dimilkinya.
Rasa bhakti dan sujud pada tuhan timbul dalam hati manusia oleh karena sanghyang
widhi maha ada, maka kuasa, maha pengasih yang melimpahkan kasih dan
kebijaksanaan kepada umatnya. Kita Sebagai umat yang beragama yang bernaung
dibawah perlindungannya sangat berutang budi lahir bhatin kepada beliau. Adapun
contoh implementasi rasa syukur kita kepada tuhan adalah dengan jalan:
a. Dengan khidmat dan sujud bhakti menghaturkan yadnya dan persembahyangan
kepada tuhan yang maha esa).
b. Berziarah atau berkunjung ketempat-tempat suci atau tirta yatra untuk
memohon kesucian lahir dan bhatin
c. Mempelajari dengan sungguh-sungguh ajaran-ajaran mengenai ketuhanan,
mengamalkan serta menuruti dengan teliti segala ajaran-ajaran kerohanian atau
pendidikan mental spiritual.
2. Pawongan
Pawonan berasal dari kata wong (dalam bahasa jawa) yang artinya orang.
Pawongan adalah perihal yang berkaitan dengan orang dalam satu kehidupan
masyarakat, dalam arti yang sempit pawongan adalah kelompok manusia yang
bermasyarakat yang tinggal dalam satu wilayah. Pada mulanya Tuhan yang lebih
dulu menciptakan bhuwana atau alam, maka munculah palemahan, setelah itu
barulah beliau menciptakan manusia beserta mahluk hidup lainya. Setelah manusia
berkembang dan menghimpun diri dalam kehidupan bersama dan mendiami suatu
wilayah tertentu maka muncullah masyarakat yang disebut dengan pawongan.
Perilaku yang baik adalah dasar mutlak dalam kehidupan sebagai manusia, karena
dengan berbuat susila manusia dapat meningkatkan taraf hidupnya baik di alam
sekala maupun di alam niskala.
3. Palemahan
Palemahan berasal dari kata lemah yang artinya tanah. Palemahan juga berati
bhuwana atau alam. Dalam artian yang sempit palemahan berarti wilayah sutu
pemukiman atau tempat tinggal. Manusia hidup dimuka bumi ini memerlukan
ketentraman, Kesejukan, ketenangan dan kebahagiaan lahir dan bhatin. Untuk
mencapai tujuan tersebut manusia tidak bisa hidup tanpa bhuwana agung (alam
semesta). Manusia hidup di alam dan dari hasil alam. Hal inilah yang melandasi
terjadinya hubungan harmonis antara manusia dengan alam semesta ini.
D. Implementasi Tri Hita Karana di Masyarakat
1. Hubungan antara Manusia dengan Tuhan
Pada zaman sekarang hubungan antara manusia dengan Tuhan mulai merenggang
karena kesadaran yang berkurang. Sebagian besar orang lebih memilih untuk
bekerja atau melakukan aktivitas lain dibandingkan dengan mendekatkan diri ke
Tuhan.
2. Hubungan antara Manusia dengan Manusia
Tidak hanya merenggangnya hubungan antara Manusia dengan Tuhan tetapi
hubungan antar sesama manusia juga sudah mulai merenggang. Masih banyak
masyarakat atau orang yang lebih memandang ras ataupun agama saat bergaul.
Meskipun demikian terdapat pula masyarakat yang toleran terhadap semua
masyarakat baik dari ras berbeda maupun agama yang berbeda. Salah satu
contohnya yaitu di daerah Kampung Anyar, Buleleng. Antara masyarakat satu
dengan yang lainnya masih terjaga dengan baik.
3. Hubungan antara Manusia dengan Lingkungan
Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap keadaan
lingkungan. Salah satu di daerah Pantai Penimbangan, Buleleng. Masih terdapat
banyak masyarakat atau pengunjung pantai yang membuang sampah sembarangan
bahkan membuangnya ke dalam pantai. Tetapi tidak sedikit juga aktivis
lingkungan yang selalu mengadakan pembersihan pantai pada hari-hari tertentu.

Anda mungkin juga menyukai