Anda di halaman 1dari 15

MENU

TEKTONESIANA
Tectonics of Indonesia

261. “COLLISION IN THE MAKING”: TIMOR VS. AUSTRALIA

OLEH: AWANG HARUN SATYANA

Collision Timor-1

Collision Timor-2

Kawan-kawan saya, dengan latar belakang bervariasi: para pemuda-pemudi Timor Leste yang sedang mengikuti kuliah
geologi S1 di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta atau sudah bekerja kembali sebagai geologist di negerinya,
beberapa kandidat S2 dan S3 yang sedang memelajari Timor, dan beberapa kawan yang suka traveling, beberapa kali

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
menanyakan kepada saya masalah geologi Timor yang terkenal rumit itu. Selain menjawab mereka satu per satu secara
spesi k sesuai pertanyaannya, saya juga berjanji kepada mereka untuk menuliskan Timor secara umum. Maka terutama
untuk merekalah, tulisan ini dibuat. Tulisan ini berusaha menyederhanakan pembahasannya, agar bisa juga diikuti oleh
banyak orang. Tetapi nampaknya juga masih belum sederhana.

Tulisan yang lebih lengkap dan teknis termasuk Timor bisa dipelajari di makalah-makalah saya: (1) Satyana et al. (2007),
Collisional Orogens in Indonesia : Origin, Anatomy, and Nature of Deformation, Proceedings Joint Convention Bali 2007-
HAGI, IAGI, and IATMI, dan (2) Satyana et al. (2008), Collision and Post-Collision Tectonics in Indonesia : Roles for Basin
Formation and Petroleum Systems, Proceedings Indonesian Petroleum Association (IPA), 32nd Annu. Conv.

————————————————————-

Yang dimaksudkan dengan Timor di sini meliputi baik wilayah Indonesia (Timor Barat, NTT) maupun wilayah Timor Timur
(Timor Leste).

Saya memberi judul tulisan ini “Collision in the Making”: Timor Vs. Australia, mengandung arti bahwa Timor sedang
berbenturan (collision in the making, colliding) dengan Australia. Memang, Timor dibentuk oleh benturan antara busur
kepulauan Banda dengan kontinen Australia. Benturannya sendiri diperkirakan mulai terjadi pada Miosen Akhir-Pliosen
Awal, dan merupakan benturan termuda di dunia. Karena benturan itu membentuk batuan metamorf/malihan, maka
batuan metamorf yang terjadi pun merupakan batuan metamorf termuda di dunia.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Timor tidak berdiri sendiri dalam berbenturan dengan Australia, di sebelah barat dan timurnya ada pulau-pulau lain yang
juga merupakan pulau-pulau hasil benturan: Sawu, Rote di sebelah baratdaya Timor, dan Moa, Sermata, Babar, Tanimbar
dan Kei di sebelah timurlaut Timor. Pulau-pulau ini membentuk Busur Luar Banda karena terletak di sisi luar relatif
terhadap Laut Banda. Pulau-pulau ini nonvolkanik, berbeda dengan pulau-pulau Busur Dalam Banda yang volkanik yang
sejajar terhadap Busur Luar Banda di sebelah utaranya, yaitu meliputi pulau-pulau terusan Flores: Adonara, Solor,
Lomblen (Lembata), Pantar, Alor, Wetar, Romang, Damar.

ASAL PULAU TIMOR

Kebanyakan peneliti sepakat bahwa Pulau Timor merupakan hasil benturan antara Busur Luar Banda dengan Australia.
Hamilton (1979) menyatakan bahwa pulau ini disusun oleh a chaotic mélange. Barber (1981) berpendapat bahwa Timor
merupakan hasil benturan antara mikrokontinen Lolotoi dengan kontinen Australia pada Pliosen menghasilkan sesar-
sesar rebah/ overthrusts ke arah kontinen Australia, atau sesar-sesar tegak/upthrusts pada kontinen Australia di bawah
Timor.
Para peneliti mengajukan model-model tektonik Timor untuk menjelaskan asal pulau ini yang semuanya didasarkan atas
penyelidikan geologi di permukaan (masih memerlukan validasi dari data bawah permukaan):

(1) Imbricate Model (Hamilton, 1979): Timor disusun mélange yang berimbrikasi ke arah selatan menuju Palung Timor
(Timor Trough) sebagai bagian prisma akresi,
(2) Overthrust Model (Carter et al., 1976): Timor diinterpretasikan sebagai Alpine-style thrust sheets, units alokton Timor
(sedimen asing) tersesarrebahkan (overthrust) terhadap units parautokton (sedimen hampir/dekat setempat) kontinen
Australia.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
(3) Rebound Model (Chamalaun and Grady, 1978): Kontinen Australia terseret lempeng samudera di depannya sampai
Selat Wetar. Lalu lempeng samudera-kontinen putus sambungannya, sehingga, lempeng kontinen mengalami isostatic
rebound yang menyebakan pengangkatan Timor melalui sesar-sesar tegak/curam.

Kombinasi atas model-model ini juga pernah diajukan (mis. Charlton, 1989 dan Harris, 1992), units parautoktonnya dibagi
dua: (1) ‘underplated parautochthon’, diakresikan pada saat awal benturan untuk sedimen-sedimen tepi benua Australia
ke bagian bawah busur depan/ forearc, (2) parautokton ‘frontally accreted’ yang merupakan fase kedua benturan pada
awal Pliosen, sisi selatan Timor diakresi sedimen-sedimen muda tepi kontinen Australia. Harris (1991) berpendapat bahwa
model-model itu bisa saja semuanya benar, hanya beroperasi di periode-periode yang berbeda sepanjang evolusinya. Ini
mungkin saja terjadi.

ANATOMI OROGEN BENTURAN AUSTRALIA-TIMOR-BANDA

Bila kita menarik garis dari selatan ke utara memotong tegak lurus Timor, maka berturut-turut kita akan mendapati unsur-
unsur anatomi sebagai berikut (Satyana et al., 2007, 2008):

1. passive margin of Australian Plate,


2. Timor-Tanimbar trough (foredeep),
3. upper pro-foreland fold and thrust belt (Timor accretionary complex),
4. lower pro-foreland fold and thrust belt (Timor ridge),
5. metamorphic and igneous complex (Timor ridge),
6. retro-foreland fold and thrust belt of Wetar Thrust,

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
7. Banda active volcanic arc,
8. undeformed Banda sea plate.

Passive margin of Australian Plate adalah bagian utara Gondwanaland. Bagian ini mempunyai cekungan-cekungan
retakan yang terbentuk selama Paleozoic dan Mesozoic. Sedimen nonmarin-marin berumur Permian-Mesozoic
diendapkan di cekungan-cekungan ini dan menjadi sumber utama kejadian akumulasi hidrokarbon di wilayah NW shelf
of Australia yang terkenal kaya migas itu. Dalam proses benturan, sebagian sedimen ini berpindah ke Timor,
menyebabkan Timor pun mengandung akumulasi migas.

Timor-Tanimbar Trough, atau Palung Timor-Tanimbar bukanlah palung subduksi seperti Palung Jawa sebab yang
menunjam di sini bukan lempeng samudera, tetapi lempeng benua Australia. Palung ini pun mendalam secara asimetrik
ke dekat Timor-Tanimbar, kedalaman ini disebabkan beban deformasi yang terjadi di Timor dan Tanimbar, sehingga
Timor-Tanimbar Trough sebenarnya adalah sebuah Foredeep.

Upper pro-foreland fold and thrust belt, adalah sebuah istilah teknis untuk deformasi imbrikasi Timor accretionary
complex, kini ditunjukkan oleh Kolbano Unit yang tersingkap di pantai selatan. Kolbano Unit ini terdeformasi intensif
sampai rebah menutupi sedimen lautdalam/ bathyal berumur Kapur-Pliosen.

Lower pro-foreland fold and thrust belt (Timor ridge), merupakan zona deformasi Timor di sisi yang lebih utara,
mendeformasi sedimen asal Australia yang lebih tua. Deformasi terjadi sebelum deformasi Kolbano. Segmen-segmen
deformasinya (thrust sheets) meliputi (1) Permo-Triassic distal Australian margin sediments, (2) Permo-Triassic Australian
pre-ri t sediments, dan (3) Cambrian-Carboniferous Australian pre-ri t sediments (Hall and Wilson, 2000). Deformasi ini

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
dikomplikasi oleh hadirnya batuan-batuan beku dan metamorf. Segmen-segmen deformasi ini meliputi unit-unit
tektonostratigra : Lolotoi Unit, Maubisse-Aileu Unit, dan Ocussi and Atapupi Units (Hutchison, 1989). Deformasi ini telah
mengangkat Pulau Timor ke titik tertingginya (Sopaheluwakan, 1990).

Metamorphic and igneous complex of Timor, membentuk inti orogen Pulau Timor. Batuan bekunya berupa batuan kerak
samudera kompleks o olit terdiri atas: peridotit harzburgite, dunite dan banded serpentinite, amphibolite dan
anorthosite, spilite, basic pillow lava, dan diabase, berasosiasi dengan Permo-Triassic crinoidal limestone sampai rijang
radiolaria dan kalsilutit Cretaceous-Eocene (Wiryosujono and Tjokrosapoetro, 1978). Penempatan/ emplacement ophiolite
suite ini bersamaan dengan overthrusting alokton Mutis, yaitu dari Eosen-Oligosen, kemudian Miosen sampai Pliosen
(Sopaheluwakan, 1990). Kedua peristiwa penempatan ini berasosiasi dengan basalt-andesite volcanism, berumur
Paleogen sampai 4.5 juta tahun yl. Batuan ultrama k juga terjadi sebagai exotic blocks dalam deposit olistostrom
Bobonaro mélange (Audley-Charles, 1968).

Batuan metamorf Timor, merupakan metamorf yang berhubungan dengan penempatan o olit dan karena benturan.
Earle (1979) melaporkan sekis biru berumur Mesozoic di Timor dan diperkirakan merupakan hasil benturan mikrokontinen
dengan Sundaland pada zaman Kapur. Umur metamorf ini harus dicek lagi agar skenario tektoniknya bisa dijelaskan.
Kaneko et al. (2007) melaporkan batuan metamorf dengan tekanan/temperatur tinggi berumur 5.4 Ma terdistribusi di
jalur sepanjang 800 km dari Timor sampai Tanimbar. Batuan metamorf high P/T ini merupakan salah satu batuan
metamorf termuda di dunia, terjadi sebagai lapisan-lapisan tipis di antara lapisan o olit dan sedimen paparan benua.
Metamorphic grade batuan ini bekisar dari pumpellyite-actinolite – upper amphibolite facies. Umur radiometrik
berdasarkan high P/T metamorphic rocks menunjukkan bahwa umur ekshumasi (pengangkatan ke tempat dangkal)

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
batuan metamorf ini di bagian barat Timor terjadi pada Miosen Akhir dan semakin muda ke arah timur, sehingga
mengindikasi bahwa umur deformasi di Timor semakin muda ke timur (Kaneko et al., 2007).

Di sebelah utara Timor, dari Mesozoic-Miosen Awal ada zona subduksi yang miring ke utara (Hall and Wilson, 2000). Pada
Miosen, materialnya kemudian disesarkan ke Timor saat benturan akan terjadi. Aktivitas volkanik di pulau-pulau Alor dan
Wetar berhenti pada sekitar 3 Ma (juta tahun yl) (Abbot and Chamalaun, 1981) dan busur volkaniknya sekarang duduk di
atas bidang sesar yang miring ke selatan, yaitu Sesar Wetar. Pembentukan prisma akresi kecil di sisi utara Sesar Wetar
(Breen et al., 1989) membentuk retro-foreland fold and thrust belt Wetar, mengindikasi bahwa seluruh forearc dan busur
volkanik di utara Timor di bawa ke utara oleh pergerakan Australia, dan disesarkan terhadap Laut Banda di utara. Ini
mungkin petunjuk pertama terjadinya pembalikan polaritas sistem subduksi, sekarang kerak samudera Laut Banda
miring ke selatan di bawah tepi utara Australia.

Young Banda volcanic arc menjadi aktif di Miosen Akhir, berasosiasi dengan subduksi yang miring ke utara (Hall and
Wilson, 2000). Young arc, kini tak aktif, ada di utara Timor, walaupun dipisahkan oleh Selat Wetar yang sempit. Batuan
volkanik Banda Arc are terkenal karena pengayaan incompatible trace elements dan radiogenic isotopes seperti Sr, Pb and
Nd, dan juga kehadiran anomali cordierite-bearing dacites di Ambon (ambonites dan cordierite-sanidine-albite rhydites di
Wetar – van Bemmelen, 1949). Hal ini mengindikasi pelibatan material kerak kontinen dalam genesis magma, entah oleh
asimilasi kerak busur atau penambahan material kontinen yang tersubduksi.

Laut Banda, sedalam 4500 m, membentuk unsur jauh Timor collisional orogen. Laut Banda didasari oleh kerak samudera.
Sebelum ada data geomarin yang lengkap, asal Laut Banda penuh perdebatan, tetapi studi-studi oleh Honthaas et al.

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
(1998) dan Hinschberger et al. (2001) menggunakan data geokimia dan geokronologi dari Banda volcanic arc dan Lucipara
Ridge, menunjukkan bahwa South Banda Basin terbuka melalui intra-arc spreading selama Late Miocene-Early Pliocene.

SIFAT DEFORMASI

Timor telah mengalami aktivitas tektonik yang sangat intensif dan muda. Batugamping mid-Pliocene merupakan batuan
termuda yang dilipat. Peristiwa tektonik mid-Pliocene ini berhubungan dengan benturan antara tepi utara Australia
dengan zona subduksi dan busur volkanik (Barber, 1981). Sedimen semuda Miosen Awal menunjukkan bukti multiple
deformation. Tetapi secara kontras, seidmen Pliosen terlipat sederhana saja hampir landai.

Berdasarkan data seismik dalam, zona konvergensi antara Australia dan Busur Luar Banda di Timor, Richardson dan
Blundell (1996) menunjukkan struktur-struktur yang terbentuk selama deformasi litosfer akibat benturan benua dan
busur. Kerak benua Australia ditekuk ke utara membentuk lower lithospheric plate. Lalu di atasnya, upper lithospheric
plate disusun oleh sedimen-sedimen tepi benua Australia dari lingkungan paparan benua yang sekarang tertekan di
antara benua Australia di selatan dan Busur Banda di utara. Sedimen-sedimen tepian ini mulai diakresikan ke upper plate
pada Miosen Akhir. Di Palung Timor, di dekat sambungan antara dua lempeng itu, upper plate dipotong struktur-struktur
yang miring ke utara yang ditafsirkan sebagai sesar-sesar naik di sistem prisma akresi yang terbentuk sejak datangnya
paparan benua Australia di zona benturan pada sekitar 2.5 Ma.

Bagian utara zona benturan didominasi oleh struktur-struktur yang miring ke selatan, atau antitetik terhadap subduksi
yang miring ke utara, yang menembus litosfer sampai kedalaman paling tidak 50 km, membagi upper plate menjadi
segmen-segmen imbrikasi. Sesar yang paling tua mungkin yang paling selatan, karena aktivitasnya bermigrasi ke utara

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
sampai mencapai area backarc tempat sesar masih aktif sampai sekarang. Pengangkatan masih aktif sampai sekarang,
seperti dibuktikan oleh pengangkatan beberapa ratus meter Pliocene coral reef terraces di Alor, Atauro dan Wetar serta
Sumba. Dalam benturan ini, baik kerak samudera maupun benua diperpendek, ditebalkan dan diangkat. Secara garis
besar, zona benturan di Timor bisa dibagi menjadi dua set struktur divergen. Set yang selatan berhubungan dengan
subduksi lower plate dan miring sama dengan subduksi (ke utara), dan set selatan, di upper plate, yang antitetik
terhadapnya, miring ke selatan.

EVOLUSI GEOLOGI & TEKTONIK

Setelah memerikan secara statik geologi dan tektonik Pulau Timor, mari kita perikan secara dinamik bagaimana pulau ini
terbentuk.

Karena pulau-pulau Busur Luar Banda merupakan hasil benturan pada Miosen Akhir-Pliosen juta tahun yang lalu, maka
sebelum periode itu Timor dan sekitarnya belum ada. Sebelum Busur Luar Banda ada, mestinya ada subduksi antara
lempeng samudera di depan (utara) kontinen Australia dengan lempeng samudera di depan (selatan-tenggara)
Sundaland. Saat itu, paling tidak sudah dimulai pada 15 juta tahun yang lalu. Subduksi ini menghasilkan Busur Dalam
Banda yang volkanik.

Pulau-pulau Adonara, Solor, Lomblen (Lembata), Pantar, Alor, Wetar, Romang, Damar mestinya terjadi pada waktu ini,
merupakan busur kepulauan volkanik (volcanic island arc) hasil subduksi lempeng samudera Australia dengan lempeng
samudera Sundaland. Karena subduksi juga menghasilkan busur luar yang nonvolkanik, sebagai busur depan/ forearc,
diperkirakan bahwa pada saat yang bersamaan terjadi jalur tinggian mélange di selatan pulau-pulau Adonara, Solor,

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Lomblen (Lembata), Pantar, Alor, Wetar, Romang, Damar, yang kelak menjadi Busur Luar Banda termasuk Timor. Tinggian
mélange ini mungkin tak muncul di atas laut membentuk pulau-pulau, tetapi merupakan tinggian bawahlaut.

Karena lempeng samudera dan kontinen Australia bergerak cukup cepat ke utara (7 cm/tahun) didorong oleh pemekaran
lantai samudera yang terjadi antara Australia dan Antarktika, maka akhirnya subduksi lempeng samudera Australia
terhadap lempeng samudera Sundaland ini membawa kontinen Australia di belakang lempeng samuderanya kontak
dengan tinggian mélange Timor yang masih di bawah laut. Kontak ini adalah benturan, jadi merupakan benturan antara
kontinen Australia dengan mélange busur depan Timor. Dan itu mestinya terjadi juga di Sawu, Rote, Moa, Sermata, Babar,
Tanimbar, dan Kei.

Benturan ini,diperkirakan antara 7-3 juta tahun, terjadi sangat kompleks sebab sebagian batuan sedimen yang semula
mengisi cekungan-cekungan retakan-retakan di atas kontinen Australia tercabut lalu pindah menyusun Timor, begitu juga
mélange yang semula menyusun busur depan Timor bercampur aduk dengan batuan-batuan sedimen asal Australia.
Batuan beku kontinen Australia atau batuan beku-sedimen lempeng samudera Australia bisa saja sebagian tercabut
dalam proses benturan itu lalu menyusun Timor. Batuan-batuan metamorf hasil kompresi regional akibat benturan
terjadi di periode ini, bisa berasal dari aneka batuan.

Benturan ini, selain mengambil sebagian batuan dari tempat asalnya lalu mencampuradukkannya, juga jelas melakukan
deformasi sambil memindahkan batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf yang kini menyusun Timor. Karena
lempeng samudera dan kontinen Australia bergerak terus ke utara, maka deformasi benturan di Pulau Timor menjadi
terimbrikasi ke arah selatan. Karena deformasinya sangat ketat, maka deformasi terputus hanya terjadi di kedalaman
dangkal (thin-skinned tectonics) terutama di sisi yang semakin dekat dengan Australia, atau arah selatan. Sementara

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
makin ke utara, makin mungkin terjadi deformasi secara thick-skinned tectonics, yaitu deformasi sampai dalam termasuk
struktur-struktur inversi (yaitu deformasi awal berupa ekstensi lalu ditekan/inversi menjadi deformasi kompresi).

Dalam sistem imbrikasi seperti ini, terjadi migrasi deformasi dari utara ke selatan, sisi utara merupakan deformasi yang
terjadi lebih awal, lalu berturut-turut makin muda ke arah selatan. Dalam gaya deformasi seperti ini pula, deformasi
makin ke utara semakin tegak sementara ke selatan semakin rebah. Akibatnya sisi utara Pulau Timor akan
menyingkapkan batuan yang relatif lebih tua dibandingkan sisi selatannya, sekaligus akan menjadi sumber sedimen
untuk cekungan-cekungan muda yang terbentuk di atas benturan.

Proses terakhir deformasi di Busur Luar Banda termasuk Timor adalah pengangkatan Timor secara keseluruhan karena
lempeng benua Australia yang terseret masuk oleh lempeng samudera di depannya yang berada di bawah Pulau Timor
sejak 3 juta tahun yang lalu telah lepas sambungannya (break o f) dengan lempeng samudera di depannya. Lempeng
samudera Australia tersebut lalu menekuk dengan curam (subduction roll-back), mengakibatkan Laut Banda di utaranya
mengalami ekstensi akibat pemekaran. Sementara lempeng benua Australia, sesuai densitasnya yang ringan (buoyant)
kembali bergerak ke atas, mengangkat Pulau Timor yang duduk di atasnya sebagai penumpang yang pasif, juga
menyingkapkan secara cukup cepat batuan-batuan metamorf yang semula terbentuk di tempat dalam ke tempat dangkal
(ekshumasi).

————————————————————-

Begitulah kira-kira karakter geologi dan tektonik Pulau Timor, dan evolusi, sejarah geologinya yang dinamik. Perburuan
hidrokarbon di pulau ini harus dilakukan setelah kita memahami karakter dan evolusinya dengan baik. Rembesan minyak,

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
gas, dan gunung lumpur-karena deformasi imbrikasi mengandung hidrokarbon hampir memenuhi Pulau Timor.
Pemahaman yang baik, akuisisi data yang baik, dan kunci-kunci biomarker dari rembesan minyak dan gasnya, serta
menggunakan analogi dengan Pulau Seram –pulau mirip Timor yang sudah menghasilkan minyak sejak akhir abad ke-19,
akan meningkatkan kapabilitas eksplorasi Pulau Timor.***

Collision Timor-3

Collision Timor-4

Collision Timor-5

Collision Timor-6

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Advertisements

Report this ad Report this ad

SHARE THIS:

 Email  LinkedIn  Facebook  Twitter

Like

One blogger likes this.

LEAVE A REPLY

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Enter your comment here...

Search …

RECENT POSTS

Satyana & Purwaningsih 2003 – Geochemistry of the East Java Basin: New Observations on Oil Grouping, Genetic Gas Types and Trends of
Hydrocarbon Habitats
Satyana & Purwaningsih 2003 – Oligo-Miocene carbonates of Java: Tectonic setting and e fects of volcanism*
Armandita et al., 2002 – Perkiraan inversi sesar Baribis serta perannya terhadap proses sedimentasi dan kemungkinan adanya “reworked source”
pada endapan turbidit lowstand setara Talang Akar
Djajadihardja et al., 2002 – O fshore Southeastern Extension of the Sumatran Dextral Fault: A New Discovery in Indonesian Marine Geology and
Implications on the Tectonics of the Sunda Strait – Southwest Java waters*
Purwaningsih et al., 2002 – Evolution of the Late Oligocene Kujung reef complex in the western East Cepu High, East Java Basin: Seismic sequence
stratigraphic study*
Sadjati et al., – Generation and Migration of Hydrocarbons from Pre-Tertiary Source Rocks of the Kamundan Area, West Papua, Eastern Indonesia*
Satyana et al., 2002 – New Observations on the Evolution of the Bogor Basin, West Java: Opportunities for Turbidite Hydrocarbon Play*
Satyana & Gunawan 2002 – Kontribusi Seismik Stratigra pada Pembenahan “Satuan Resmi Bawah Permukaan” Sandi Stratigra Indonesia 1996*

FOLLOW BLOG VIA EMAIL

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD
Enter your email address to follow this blog and receive noti cations of new posts by email.

Join 64 other followers

Enter your email address

FOLLOW

Create PDF in your applications with the Pdfcrowd HTML to PDF API PDFCROWD

Anda mungkin juga menyukai