OLEH :
2019
JAWABAN
2. Tindakan saya sebagai menyikapi hal tersebut adalah harus tetap adanya
pemisahan tugas, dimana pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda
untuk memberikan otorisasi transaksi pembelian, pencatatan transaksi
pembelian, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dibeli. Fungsi
pemisahan tugas berdampak pada banyaknya pegawai yang harus dipekerjakan,
hal ini tidak semata-mata dapat mengurangi tingkat efisiensi LPD sebab fungsi
pemisahan tugas dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan
orang untuk berbuat curang.
Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan
aktivitas siklus pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian
barang-barang dibawah kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali
kontroler (pencatatan dokumen seperti nota pembelian ATK harus sesuai dengan
cek fisik barang), sedangkan proses pengeluaran kas dibawah kendali direktur
keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap (capital expendictures) dan
kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan dipertimbangkan sebagaimana
pelaksanaanya.
Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori
prosedur pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima
kategori tersebut antara lain :
a) Adanya otorisasi yang memadai
b) Adanya pemisahan tugas
c) Adanya dokumen dan catatan akuntansi
d) Adanya akses ke arah pengendalian
e) Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independen
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam
perusahaan benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang
tidak memenuhi kelima kriteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit
yang tinggi.
Dari contoh kasus LPD Sanur, dapat disimpulkan bahwa menurut saya
sistem pengendalian intern dalam LPD tersebut tidak baik dikarenakan dapat
menyebabkan kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Kecurangan tersebut bisa dilihat dari Nota pembelian ATK yang tidak sesuai
dengan cek fisik barang. Hal ini dikarenakan pihak dari LPD tidak melakukan
pemisahan tugas dalam melakukan tahapan-tahapan pemeriksaan dalam
transaksi pembelian barang. Sebaiknya setiap kegiatan pada perusahaan harus
dipisahkan sesuai dengan tugas dari masing - masing individu/pegawai, dimana
hal ini sangat penting untuk pengendalian internal yang efektif karena
mengurangi risiko kesalahan dan tindakan tidak pantas (kecurangan).
4. Cara auditor untuk memeriksa atau mengecek kebenaran item Akun Aset Tetap
yang digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit di bank adalah
dengan memeriksa notulen rapat, penjanjian kredit, dan jawaban konfirmasi dari
bank untuk menelusuri apakah ada atau tidak aset tetap yang dijadikan sebagai
jaminan.
Prosedur audit pemeriksaan asset tetap yang dapat dilakukan sebagai berikut,
yaitu :
1) Pelajari dan evaluasi internal control asset tetap dengan menyimpan bukti-
bukti kepemilikan asset tetap, asset tetap diasuransikan oleh perusahaan
dengan jumlah/nilai pertanggungan (insurance coverage) yang wajar.
2) Minta kepada klien top schedule dan supporting schedule asset tetap,
sehingga dapat dilihat berapa saldo awalnya, berapa
penambahan/pengurangan dan berapa saldo akhir dari asset tetap tersebut.
3) Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general
ledger atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4) Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi
dengan supporting document, termasuk otorisasinya.
5) Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat
kondisinya apakah masih layak dan penilaiannya wajar.
6) Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation policy
dijalankan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
7) Analisis tentang perkiraan Repair and Maintenance, sehingga dapat
diketahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk capital
expenditure, dicatat sebagai revenue expenditure.
8) Periksa apakah aset tetap sudah diasuransikan dengan nilai pertanggungan
yang cukup.
9) Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, konfirmasi bank, untuk
mengetahui apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
10) Periksa apakah ada komitmen-komitmen yang dibuat perusahaan untuk
membeli/menjual aset tetap.
11) Jika ada contsruction in process, periksa ketepatan nilai pertambahan yang
ditransfer ke aset tetap.
12) Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease
agreement-nya dan apakah pencatatannya sudah sesuai dengan SAK.
13) Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, misal: ketentuan penyajian baik di neraca, laba-rugi
maupun catatan atas laporan keuangan.