Anda di halaman 1dari 8

RANGKAIAN ARUS AC

A. Pengertian Arus dan Tegangan Bolak-Balik


Arus bolak-balik (AC/ alternating current) adalah arus litrik, di mana besar dan
arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Arus bolak-balik berbeda dengan arus
searah, dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk
gelombang dari listrik arus arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien.

B. Bentuk Arus dan Tegangan Bolak- balik


Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik. Prinsip dasar generator
arus bolak-balik adalah sebuah kumparan berputar dengan kecepatan sudut w yang berada
di dalam medan magnetik. Generator ini menghasilkan gaya gerak listrik induksi (tegangan)
dan arus listrik induksi yang berbentuk sinusoida, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.1 (a)
dan (b) berikut.

Gambar 5.1 (a) Tegangan Bolak-balik dan (b) Arus Bolak Balik
Tegangan dan arus bolak-balik seperti pada Gambar 5.1. di atas dapat dinyatakan secara
matematik sebagai berikut.
……………….. (1)

………………….. (2)

dengan: V, I = tegangan sesaat (V), arus sesaat (A),


Vm , Im = tegangan maksimum (V), arus maksimum (A),
f = frekuensi (Hz),
T = periode (s),
t = waktu (s)
= sudut fase (radian atau derajat).

C. Kuat Arus dan Tegangan pada Fasor


Hubungan amplitude tegangan atau arus bolak-balik dengan sudut fase dapat
dinyataan secara grafik dalam diagram fasor. Fasor berasal dari bahasa Inggris phasor
(phase vector). Jadi, fasor adalah suatu vektor yang berputar berlawanan arah putaran jarum
jam terhadap titik asal dengan kecepatan sudut . Fasor suatu besaran dilukiskan sebagai
vektor yang besar sudut putarnya terhadap sumbu horizontal (sumbu x) sama dengan sudut
fasenya. Nilai maksimum besaran tersebut adalah panjang fasor, sedangkan nilai sesaatnya
adalah proyeksi fasor pada sumbu vertikal (sumbu y). Gambar 5.2 (b) adalah diagram fasor
untuk arus dan tegangan yang sudut fasenya sama (sefase). Fungsi waktu dari arus dan
tegangan tersebut tampak pada Gambar 5.2 (a).
Dalam diagram fasor, penggambaran arus dan tegangan sebagai vektor adalah untuk
mempermudah analisis rangkaian arus bolak-balik yang lebih rumit. Perlu diingat
sesungguhnya arus dan tegangan adalah skalar, bukan vektor.

Gambar 5.2 (a) Grafik arus dan tegangan sebagai fungsi waktu, (b) diagram fasor arus dan tegangan yang
fasenya sama (sefase).

D. Nilai Rata-rata dan Nilai Efektif


Berdasarkan Gambar 5.2, dalam suatu siklus untuk arus bolak-balik, luas bagian
positif sama dengan luas bagian negatif. Akibatnya, nilai rata-rata yang diambil untuk satu
siklus sama dengan nol. Sehingga, nilai rata-rata diambil hanya untuk setengah siklus.
Untuk menghitung nilai rata-rata, tinjaulah grafik sinusoida arus listrik dalam waktu
½ T (setengah periode) seperti pada Gambar 5.3. Luas daerah di bawah kurva I = Im sin 2
sama dengan luas daerah di bawah garis lurus I = Ir , sehingga,

Gambar 5.3. Nilai rata- rata arus bolak- balik


( ) ∫ ∫


( ) [ ]

( ) ( )

Dengan I adalah arus rata- rata (A) dan Im adalah arus maksimum (A).
Karena luas daerah di bawah kurva untuk grafik arus terhadap waktu sama dengan jumlah
muatan listrik yang mengalir, maka dapat dinyatakan bahwa nilai rata-rata arus bolak-
balik yang nilainya setara dengan kuat arus searah memindahkan sejumlah muatan listrik
yang sama dalam waktu yang sama.
Dengan penalaran yang sama dengan penalaran yang sama dengan penurunan rumus untuk
arus rata-rata, maka untuk tegangan rata-rata diperoleh hubungan sebagai berikut:

Dengan V, adalah tegangan rata-rata dan Vm adalah tegangan maksimum.


Dalam perhitungan daya disipasi pada resistor untuk arus bolak-balik, digunakan
hubungan P=FR. Di sini, arus yang digunakan bukan nilai rata-rata dari I, melainkan nilai
rata-rata dari F yang merupakan nilai efektif, ditulis atau (rms=root mean square).
Untuk menghitung nilai efektif dari arus bolak-balik secara matematik, kita perlu
mengetahui nilai rata-rata dari atau seperti pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. (a) grafik arus , (b) grafik I2 terhadap t dan nilai efektif
kuadrat .
Luas daerah di bawah kurva sama dengan luas daerah dibawah garis lurus , sehingga:

∫ ∫

(∫ ∫ )
( )


Dengan penalaran yang sama, hubungan tegangan efektif dan tegangan maksimum
dapat ditulis sebagai berikut.



Secara fisik, dapat dinyatakan bahwa nilai efektif dari arus dan tegangan bolak-balik
ialah kuat arus dan tegangan bolak-balik yang setara dengan arus dan tegangan searah
untuk menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu resistor dalam waktu yang
sama.

E. Alat Ukur Arus dan Tegangan Bolak- balik


Apabila amperemete AC atau voltmeter AC digunakan untuk mengukur kuat arus
atau tegangan bolak-balik, maka alat ukur tersebut menunjukkan nilai efektif dari arus dan
tegangan. Ada kalanya suatu alat ukur merupakan gabungan dari pengukur beberapa
besaran seperti kuat arus, tegangan, dan hambatan. Alat ukur ini dikenal dengan nama
multimeter atau multitester.
Nilai sesaat dan nilai maksium arus dan tegangan bolak-balik tidak dapat ditentukan
secara langsung dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter. Untuk mengukur nilai
sesaat dan nilai maksimum dapat menggunakan osiloskop. Osiloskop adalah alat yang
langsung menampilkan bentuk grafik arus atau tegangan terhadap waktu seperti pada
Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Osiloskop menampilkan bentuk grafik arus atau tegangan terhadap waktu

F. Rangkaian Arus Bolak- Balik


1. Rangkaian Resistor
Sebuah resistor akan dialiri arus bolak-balik ketika dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik. Rangkaian resistor dalam arus bolak-balik digunakan untuk
menurunkan potensial listrik dalam rangkaian atau sebagai pembatas arus listrik yang
masuk sehingga arus dan tegangan dalam rangkaian resistor mempunyai fase yang sama
saat terhubung dengan sumber tegangan bolak-balik.

Gambar 5.6 Resistor pada arus bolak-balik (Sumber: myrightspot.com)

Gambar 5.7 Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada resistor (Sumber: myrightspot.com)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa tegangan dan arus berada pada keadaan
sefase, artinya mencapai nilai maksimum pada saat yang sama. Jika sebuah resistor
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, besarnya tegangan pada resistor sama
dengan tegangan sumber.

2. Rangkaian Induktor
Sebuah induktor mempunyai hambatan, yang disebut reaktansi induktif, saat
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik. Hambatan atau reaktansi induktif
bergantung pada frekuensi sudut arus dan induktansi diri induktor atau dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Gambar 5.8 Rangkaian induktor pada arus bolak-balik (Sumber: myrightspot.com)


Gambar 5.9 Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada inductor (Sumber: myrightspot.com)

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa besar tegangan pada induktor adalah
nol saat arus induktornya maksimum, begitupun sebaliknya. Artinya, tegangan pada
induktor mencapai nilai maksimum lebih cepat seperempat periode daripada saat arus
mencapai maksimumnya.

3. Rangkaian Kapasitor
Sebuah kapasitor memiliki karakteristik yang dapat menyimpan energi dalam
bentuk muatan listrik ketika dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maupun
tegangan searah. Kapasitor yang dialiri arus bolak-balik akan menghasilkan resistansi
semu atau biasa disebut dengan reaktansi kapasitif. Besar nilai reaktansi kapasitif
bergantung pada besarnya nilai kapasitas kapasitor dan frekuensi sudut arus atau dapat
dirumuskan sebagai berikut.

Gambar 5.10 Rangkaian kapasitor pada arus bolak-balik (Sumber:myrightspot.com)

Gambar 5.11 Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada kapasitor (Sumber:
myrightspot.com)
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa arus pada kapasitor maksimum saat
tegangan kapasitor bernilai nol, begitupun sebaliknya. Artinya, arus mencapai nilai
maksimumnya seperempat periode lebih cepat daripada saat tegangan mencapai nilai
maksimumnya.

G. Rangkaian Seri RLC


Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor
disebut reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan tersebut ketika digabungkan disebut
impedansi (Z) atau hambatan total.

Gambar 5.12 Rangkaian seri RLC (Sumber: myrihtspot.com)

Ketiga hambatan tersebut (R, XL, dan XC) mengalir arus (I) yang sama sehingga diagram
fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (VR) berada pada fase yang sama
dengan arus, tegangan (VL) pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan
tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º.

Gambar 5.13 Diagram fasor untuk I, VR, VL, dan VC (Sumber: myrightspot.com)

Dengan kata lain, arus bolak-balik di semua titik pada rangkaian RLC memiliki nilai
maksimum dan fase yang sama. Akan tetapi, tegangan pada masing-masing elemen akan
memiliki nilai dan fase yang berbeda. Tegangan pada resistor V R sefase dengan arus I,
tegangan pada induktor VL mendahului arus rad atau 90°, dan tegangan pada kapasitor

tertinggal dari arus rad atau 90°. Dengan demikian dapat ditulis sebagai berikut.
Rangkaian seri RLC memiliki beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor tegangan tertinggal terhadap arus dengan
beda sudut fase θ sebesar:

2. Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor, tegangan mendahului arus dengan beda
sudut fase θ sebesar:

3. Nilai XL = XC : besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R),


pada rangkaian akan terjadi resonansi deret/seri, frekuensi resonansi sebesar:

H. Daya pada Rangkaian Arus Bolak Balik


Daya sesaat pada sebuah rangkaian seperti yang terlihat pada rangkaian seri RLC
dirumuskan: Pav = Vrms.Irms

Dengan Vrms= dan Irms=


√ √

c. Tautan :

https://www.ruangguru.com/blog/penjelasan-rangkaian-seri-rlc-pada-arus-bolak-balik

https://www.ruangguru.com/blog/rangkaian-arus-bolak-balik

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/inilah-rangkaian-rlc-beserta-contoh-soalnya/

Anda mungkin juga menyukai