Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS PERTANIAN
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011146, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER


GANJIL TA 2021-2022

Kode Mata Kuliah : AGR305


Nama Mata Kuliah : Bioekologi Organisme Pengganggu Tanaman
Program Studi / Kelas : Agroekoteknologi / A, B, C
Semester : III
Hari / Tanggal : selasa / 12 Oktober 2021
Waktu : 60 menit
Pembuat Soal : Gita Pawana
Sifat Ujian : Tertutup

Soal : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar

1. Jelaskan proses dan peranan hormon dalam pergantian kulit serangga mulai dari
apolysis sampai dengan penempatan endokultikula!
-
2. Bagaimanakah peranan focal adhesion kinase (FAK) dan mitogen activated protein
kinase (MAPKs) dalam proses respon imun serangga baik humoral maupun selluler?
-
3. Jelaskan peranan faktor genetis dan lingkungan dalam perkembangbiakan dan
pengaturan populasi serangga!
-Faktor abiotik : suhu, kelembaban, cuaca, curah hujan, dan angin
-Faktor biotik : kompetitor, musuh alami
-Faktor pakan : makanan dalam jumlah banyak akan memperbanyak/meningkatkan
populasi
4. Bagaimanakah aplikasi racun akut dan racun kronis dalam upaya pengendalian tikus
sawah?
-Priyambodo mengemukakan bahwa rodentisida digolongkan atas rodentisida fumigan
dan umpan beracun. Umpan beracun ini dapat berupa racun akut dan racun kronis.
Segala jenis rodentisida yang digunakan sangat tergantung pada bahan aktif yang
digunakan. Selain itu, keefektifan penggunaan rodentisida dalam pengendalian tikus
dapat dilihat pada daya tarik umpan yang digunakan. Daya tarik umpan sangat
berpengaruh pada perilaku makan tikus karena bahan racun yang digunakan sebagai
rodentisida tidak disukai oleh tikus. Pencampuran racun dengan umpan dalam
pembuatan rodentisida diperlukan karena dalam pertumbuhan normal tikus
membutuhkan karbohidrat, protein, dan lemak secara berimbang. Selain komponen
utama tersebut, bahan additive seperti gula, garam, MSG, dan aroma tertentu dapat
menjadi faktor penentu konsumsi umpan oleh tikus. Selain kualitas kimia, kualitas
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
FAKULTAS PERTANIAN
Jl. Raya Telang, PO BOX 2 Kamal, Bangkalan-Madura
Telp. (031) 3011146, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id

fisik (tekstur, bentuk luar, serta ukuran) juga dapat menentukan daya tarik umpan.
Penggunaan umpan beracun juga dapat dijadikan alternatif pengendalian. Umpan
beracun ini menggunakan rodentisida yang tersisipi pada saat aplikasi, diidentifikasi
pula beberapa ciri kimiawi dan fisik umpan ideal. Peningkatan daya pikat umpan
dengan menggunakan jenis bahan umpan yang dapat menarik tikus. Sedangkan racun
itu sendiri terbagi menjadi racun akut dan kronis berdasarkan cara kerjanya. Racun
akut bekerja lebih cepat dalam membunuh tikus dengan cara merusak sistem syaraf
dan melumpuhkannya. Sedangkan racun kronis (antikoagulan) bekerja lebih lambat
dengan cara menghambat proses koagulasi atau penggumpalan darah serta memecah
pembuluh darah kapiler.
5. Jelaskan beberapa metode untuk menentukan bahwasanya gulma menghasilkan
alelopat!
-Kerapatan guulma : semakin rapat gulmanya alelopat yang dikeluarkan semakin banyak
pertumbuhan tanaman semakin terhambat dan hasil semakin menurun

-Macam”gulma : setiap gulma memiliki alelopat yang berbeda”

-Saat kemunculan gulma : awal kemunculan gulma, alelopat yang dikeluarkan semakin
banyak

-Kecepatan tumbuh gulma : semakin cepat gulma tumbuh akan mempengaruhi pengeluaran
alelopat dan memperhambat pertumbuhan dan menurunkan hasil panen

-Lama keberadaan gulma : semakin lama keberadaan gulma semakin banyak pengeluaran
alelopat

-Habitus gulma : semakin tinggi dan rimbun daun gulma, semakin luas dan dalam sistem
perakarannya, alelopat dikeluarkan semakin banyak

Anda mungkin juga menyukai