Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA

SEBAGAI FILSAFAT DAN


IDIOLOGI NASIONAL

M. JANUAR IBNU ADHAM, S.PD, M.Pd


Phillos = Cinta
FILSAFAT
Sophia = Kebijakan

Filsafat = Cinta Kebijaksanaan

Dr. IRJ Gred (Elementa Philosphiae) : Ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
yang diketahui dengan kekuatan kodrati dengan mencari sebab musababnya yang terdalam

Descartes “cogito ergo sum” yang artinya “AKU BERFIKIR, AKU ADA”

Sistem filsafat mengajarkan tentang sumber dan hakikat, realitas, filsafat hidup, dan tata nilai
(etika). Sebaliknya filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral,
fragmentaris) tak dapat disebut filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat.
Epistimologi adalah bidang atau cabang
filsafat yang menyelidik asal, syarat, susunan, Aksiologi berasal dari istilah Yunani, aksios
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. yang berarti nilai, manfaat, pikiran atau ilmu/
Kajian epistimologi filsafat pancasila teori (Runes). Kajian aksiologi filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari Pancasila pada hakikatnya membahas tentang
hakekat Pancasila sebagai suatu sistem nilai praksis atau manfaat suatu pengetahuan
pengetahuannya (Runes ) tentang Pancasila.

UNTUK APA?
BAGAIMANA?

Epistimologi Aksiologi
Ontologi

APA?

Ontologi menurut Runes adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi. Sedangkan menurut
Aristoteles, sebagai filsafat pertama, ontologi adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan
disamakan. Jadi, ontologi adalah bidang yang menyelidiki makna yang ada (eksistensi dan
keberadaannya), sumber ada, jenis ada dan hakikat ada, termasuk ada alam, manusia, metafisika, dan
kesemestaan dan kosmologi.
Mengajarkan = hakikat realitas kesemestaan, termasuk
mahluk hidup, manusia, ialah materi.

Materialisme

Idealisme/
Realisme
Spritualisme

Aliran ini mengajarkan Aliran ini mengajarkan


bahwa ide atau spirit bahwa aliran matrealisme
manusia yang dan idealisme yang
menentukan hidup dan bertentangan itu, tidak
pengertian manusia. sesuai dengan kenyataan.
PANCASILA

Suatu sistem filsafat


dikembangkan dan
dilaksanakan oleh IDIOLOGI adalah perangkat
suatu idiologi. prinsip pengarahan yang
Berdasarkan arus
teoritis, tidak
dijadikan dasar serta
mungkin suatu memberikan arah dan
bangsa menganut tujuan untuk dicapai dalam
dan melaksanakan melangsungkan dan
suatu sistem idiologi mengembangkan hidup dan
yang tidak bersumber kehidupan nasional suatu
pada filsafat hidup bangsa dan negara (Definisi
atau filsafat negara menurut Lemhanas)
mereka sendiri.
FUNGSI IDIOLOGI

MEMBERIKAN PEGANGAN DAN


SEMANGAT UNTUK MELANGKAH DENGAN
PASTI MENUJU KETUJUAN YANG
DIINGINKAN.

-
NEGARA YANG TIDAK MEMPUNYAI IDIOLOGI
YANG TELAH DIPASTIKAN SECARA MANTAP TIDAK
MEMPUNYAI PEGANGAN MAUPUN PEDOMAN
YANG DAPAT MENYATUKAN LANGKAH HIDUPNYA
DENGAN PASTI DAN DAPAT DIPERTANGGUNG
JAWABKAN.
IDIOLOGI dapat bersumber dari
proses pertumbuhan suatu bangsa dan
kebudayaan.

Pada beberapa bangsa


kedudukan dan fungsi
idiologi sampai
menggeser dan
menggantikan peran
agama dalam
kehidupan mereka.
PANDANGAN
HUBUNGAN
HIDUP &
PANCASILA FILSAFAT

IDIOLOGI PANDANGAN HIDUP


MEMBERIKAN ORIENTASI LEBIH
EKSPLISIT, LEBIH TERARAH
PADA KESELURUHAN SISTEM
MASYARAKAT DALAM
BERBAGAI ASPEKNYA, DAN
DILAKUKAN DENGAN CARA
DAN PENJELASAN YANG LEBIH
LOGIS DAN SISTEMATIS
PANCASILA SEBAGAI
IDIOLOGI TERBUKA
???
PANCASILA SEBAGAI
IDIOLOGI TERBUKA

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM IDIOLOGI


TERBUKA TERDIRI DARI 3 TATANAN NILAI YAITU:

1. NILAI DASAR YANG TIDAK BERUBAH


2. NILAI INSTRUMENTAL YANG MERUPAKAN ARAH KINERJA
UNTUK KURUN WAKTU TERTENTU DAN UNTUK KONDISI
TERTENTU.
3. NILAI PRAKSIS YANG MERUPAKAN INTERAKSI ANTARA
NILAI INSTRUMENTAL DENGAN SITUASI KONGKRIT,
SIFATNYA DINAMIS.

Pancasila sebagai idiologi negara tidak boleh berubah. Yang dapat


berubah adalah nilai-nilai instrumental yang merupakan pengalaman
pengembangan dan pengayaan nilai-nilai dasar. Perwujudan dan
pelaksanaan nilai instrumental dan nilai praksis harus mengandung
jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya.
BATASAN YANG TIDAK
BOLEH DILANGGAR

1. Stabilitas sosial yang dinamis


2. Larangan terhadap idiologi markisme,
leninisme, komunisme.
3. Mencegah berkembangnya paham
liberal.
4. Larangan terhadap paham ekstrim
yang menggelisahkan kehidupan
masyarakat
5. Penciptaan norma baru harus melalui
konsensus.
TERIMA KASIH
TOPIK DISKUSI

1. Eksistensi Pancasila Kekinian


2. Implementasi Sila Ketiga : Problem
dan Prospek
3. Strategi Pembudayaan Nilai-Nilai
Pancasila melalui Teknologi
4. Teknologi dan Demokrasi

Anda mungkin juga menyukai