Anda di halaman 1dari 20

MENINGKATKAN KEIMANAN KEPADA ALLAH MELALUI

PEMAHAMAN SIFAR-SIFATNYA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akidah Akhlak

Dosen pengampu :
Nur Hakim, M.Ag

Oleh:
Ida Shofiana Luhri
Zahrotun Nikmah
Zumrotul Farichah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
KRANJI PACIRAN LAMONGAN

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat


dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu merampungkan salah
satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk
menempuh mata kuliah Akidah Akhlak.
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Meningkatkan Keimanan
Kepada Allah Melalui Pemahaman Sifar-Sifatnya . Terselesaikannya makalah ini
tidak lepas dari sumbangsih para orang-orang terdekat penulis, karena itu dengan
tulus penulis sampaikan banyak terimakasih pada :

1. Dosen pengampu mata kuliah Akidah Akhlak IAI TABAH Kranji Paciran
Lamongan yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang
telah membantu kami untuk menemukan referensi yang akurat.
3. Teman-teman sekelas semester III prodi PGMI Fakultas Tarbiyah IAI
TABAH Kranji Paciran Lamongan yang selalu mengarahkan dan
mengingatkan penulis jika penulis terdapat kesalahan.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini,


namun tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Hal itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis
semata. Saran dan kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi
yang budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
penulis, namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Kranji, 08 Oktober 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Mengidentifikasi Sifat-Sifat Wajib, Mustahil, Jaiz Bagi Allah SWT.....................3
B. Ciri-Ciri Perilaku Orang Yang Beriman Terhadap Sifat Wajib Allah..................11
C. Ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat mustahil Allah Swt:..........................13
D. Ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat Jaiz Allah Swt:.................................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Adanya alam semesta beserta isinya, termasuk manusia dengan


segala kelebihan dan kekurangannya pasti ada yang menciptakan. Siapa
Dia? Sudah tentu "Sang Pencipta" Dialah Allah SWT. Untuk mengakui
kebenaran dan keberadaan Allah SWT dibutuhkan dalam hati. mengakui
dan membenarkan tentang adanya Allah SWT. Allah SWT adalah Tuhan
pencipta dan pemelihara alam semesta dan segala isinya,
Zat Allah SWT hanya satu, tidak dua, tidak tiga, dan tidak pula
lebih. Zat Allah SWT tidak sama atau serupa dengan zat selainnya. Allah
SWT Esa dalam sifat-Nya, maksudnya sifat Allah SWT walaupun banyak,
tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah
SWT yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT
Esa dalam perbuatan-Nya, maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak
terhingga banyaknya, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak
ada zat selain Allah SWT yang dapat menandingi, apalagi melebihi
perbuatan-Nya.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi sifat-sifat wajib, mustahil, dan sifat jaiz


Allah swt?
2. Apa saja ciri-ciri perilaku orang yang beriman terhadap sifat-sifat
Allah?
3. Apa saja ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat mustahil Allah
Swt?
4. Apa saja ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat Jaiz Allah Swt?

1
2

C. Tujuan
1. Dapat mengidentifikasi sifat-sifat wajib, mustahil, dan sifat jaiz Allah
swt.
2. Mengetahui ciri-ciri perilaku orang yang beriman terhadap sifat-sifat
Allah.
3. Mengetahui ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat mustahil Allah
Swt.
4. Mengetahui ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat Jaiz Allah Swt
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Sifat-Sifat Wajib, Mustahil, Jaiz Bagi Allah SWT


Allah SWT merupakan zat yang menciptakan seluruh alam semesta
beserta dengan isinya. Hal tersebut tidak terlepas dari sifat-sifat yang di
miliki Allah SWT. Sifat-sifat Allah SWT. Yang wajib di ketahui ada tiga.
Yaitu sifat wajib, sifat mustahi, sifat jaiz. Berikut penjelasan tentang sifat-
sifat Allah SWT:1
1. Sifat wajib Allah SWT. Yaitu siifat yang hanya dimiliki oleh Allah
SWT. Sifat-sifat Wajib Allah SWT. Ini mencerminkan
kesempurnaannya. Sifat-sifat tersebut berjumlah 20 yaitu:
a. Wujud (ada)
Wujud berarti Allah SWT. Maha ada, ia menciptakan seluruh
alam semesta sesuai ke hendak-Nya sendiri. Berikut dalil yang
menunjukkan bahwa Allah SWT. Memiliki sifat wujud.
‫ان ربكم هللا الذي خلق السموت واالرض في ستة ايام ثم استوى على العرش‬
‫يغشى اليل النهار يطلبه حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرت بامره اال له‬
‫الخلق واالمر تبرك هللا رب العالمين‬
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu adalah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam pada siang
yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari,
bulan, dan bintang-bintang tunduk pada perintah-Nya. Ingatlah!
Hanya milik-Nyalah segala penciptaan dan urusan. Maha
berlimpah anugerah Allah. Tuhan semesta alam.” (Q.S. al-A’raf
[7]: 54).

1
Siti Wahyuni, Aqida Akhlaq, (TP, Al Akrom, TH), hal 15.
4

b. Qidam (Terdahulu)
Sifat qidam artinya terdahulu. Allah SWT. Adalah sang pencipta
yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Sebagaimana
pencipta, Allah SWT. Ada lebih dulu dari segala sesuatu yang
diciptakan-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. al- Hadid
[57]: 3.
‫هو االول واالخر والظا هر والباطن وهو بكل شيء قدير‬
Artiinya: “ Dialah yang awal, yang akhir, yang zahir, dan yang
batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. al-Hadid
[57].
c. Baqa’ (Kekal)
Baqa’ artinya kekal. Allah SWT. Itu maha kekal, tidak akan
punah dan tidak ada akhir bagi Allah SWT., sebagaimana
disampaikan dalam firman Allah SWT.
‫كل من عليها فان ويبقى وجه ربك ذوالجالل واالكرام‬
Artinya: “ 26. Semua yang ada di bumi akan binasa. 27. Tetapi
wajah tuhanmu memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.”
(Q.S. ar-Rahman (55): 26-27).
d. Mukhalafatul Lil Hawadisi ( Berbeda dengan Makhluk)
Mukhalafatul Lil Hawadisi artinya berbeda dengan makhluk
ciptaaannya. Allah SWT. Adalah sang pencipta, maka Allah
SWT. Sudah pasti berbeda dengan makhluknya. Tidak ada satu
pun yang mampu sebanding dengan-Nya dan mampu menyerupai
keagungan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT.
‫ولم يكن له كفوا احد‬
Artinya: “ Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan dia.” (Q.S.
ar-Rahman [55]: 26-27).
e. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri. Allah SWT. Berdiri
sendiri, tidak bergantung kepada siapapun dan tidak
5

membutuhkan bantuan siapapun. Sebagaimana di jelaskan dalam


Al-Qur’an.
‫ومن جاهد فا نما يجاهد لنفسه ان هللا لغني عن العالمين‬
Artinya: “ Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya
jihadnya itu untuk diri sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (Q.S. al-Ankabut [29]:
6).
f. Wahdaniyah ( Tunggal/Esa)
Wahdaniyah artinya Allah SWT, Maha Esa atau tunggal. Dialah
satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Sebagaimana,
dijelaskan dalam Al-Qur’an.
‫لوكان فيهما الهة اال هللا لفسدتا فسبحاناهلل رب العرش عما يصفون‬
Artinya: “ Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi)
ada Tuhan-Tuhan selain Allah SWT. Tentu keduannya telah
binasa. Maha suci Allah SWT. Yang memiliki ‘Arsy, dari apa
yang mereka sifatkan.” (Q.S. al-Anbiya [21]: 22).
g. Qudrat ( Berkuasa)
Qudrat artinya Allah SWT. Mahakuasa atas segala sesuatau dan
tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT.
... ‫ان هللا على كل شيء قدير‬
Artinya: “Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S.
al-Baqarah [2]:20)
h. Iradat (Berkehendak)
Iradat artinya Allah SWT. Maha Berkehendak atas segala sesuatu.
Sebagaimana firman Allah SWT.
‫خالدين فيها ما دامت السموت واالرض اال ما شاء ربك ان ربك فعال لما‬
‫يريد‬
Artinya: “ Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan
bumi, kecuali jika jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).
6

Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia


kehendaki.” (Q.S. Hud [11]: 107).

i. ‘Ilmun ( Mengetahui)
Ilmun artinya Allah SWT. Maha Mengetahui atas segala sesuatu
baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah SWT.
‫ولقد خلقنا االنسان ونعلم ما توسوس به نفسه ونحن اقر اليه من حبل الوريد‬
Artinya: “ Dan sungguh, kami telah mencipatakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih
dekat kepadanya urat lehernya." (Q.S. Qaf [50]: 16).
j. Hayat (Hidup)
Hayat artinya Allah SWT. Maha Hidup, tidak akan pernah amati,
binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya. Sebagaimana
dijelskan dalam Al-Qur’an.
‫وتوكل على الحي الذي ال يموت وسبح بحمده وكفى به بذ نوب عباده خبيرا‬
Artinya: “ Dan bertakwakallah kepada Allah Yang Hidup, yang
tidak mati, dan bertasbilah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah
Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (Q.S. al-Furqon
[25]: 58).
k. Sama’ (Mendengar)
Sama’ artinya Allah SWT. Maha Mendengar apa yang diucapkan
hambannya, baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan.
Sebagaimana firman Allah SWT.
... ‫وهللا هو السميع العليم‬
Artinya: “…Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”
(Q.S. al-Maidah [5]: 76).
l. Basar (Melihat)
Basar artinya melihat Allah SWT. Maha Melihat segala sesuatu.
Semua yang ada di dunia ini tidak luput dari penglihatan Allah
7

SWT. Penglihatan Allah tiada batasannya. Sebagaimana


dijelaskan dalam firmannya.
... ‫وهللا بصير بما تعملون‬
Artinya: “… Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. al-Hujurat [49]: 18)
m. Kalam (Berfirman)
Kalam artinya berfirman. Allah SWT. Berfirman melalui kitab-
kitab yang di turunkan melalui perantara nabi. Sebagaimana
firman Allah.
‫ولما جاء موسى لميقا تنا وكلمه ربه‬...
Artinya: “ Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu
yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung)
kepadanya…” (Q.S. al-A’raf [7]: 143).
n. Qadiran (Berkuasa)
Qadiran artinya berkuasa. Allah SWT. Mahakuasa atas segala
sesuatu yang ada di alam semesta. adapun salah satu ayat yang
menjelaskan sifat ini.
‫يكاد البرق يخطف ابصارهم كلما اضا ء لهم مشوا فيه واذا اظلم عليهم قاموا‬
‫ولو شاء هللا لذهب بسمعهم و ابصا رهم ان هللا على كل شيء قدير‬
Artinya: “ Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah
(sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti.
Sekirannya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 20)
o. Muridan ( Berkehendak)
Muridan yang artinya berkehendak. Allah SWT. Maha
Berkehendak atas segala sesuatu. Apabila Allah sudah
menakdirkan suatu perkara, maka tidak ada yang dapat menolak
kehendak-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah
SWT.
8

‫خالدين فيها مادمت السموت واالرض اال مشاء ربك‬


Artinya: “ Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit
dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).
Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.” (Q.S. Hud [11]: 107.
p. Aliman (Mengetahui)
Aliman artinya mengetahui, Allah SWT. Maha Mengetahui atas
segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.
... ‫وهللا بكل شيء عليم‬
Artinya: “…Allah Maha Mengetahi segala sesuatu.” (Q.S. An-
Nisa [4]: 176).
q. Hayyan (Hidup)
Hayyan artinya Allah SWT. Maha Hidup. Dia selalu mengawasi
hamba-hamba-Nya dan tidak pernah tidur. Sebagaimana firman-
Nya.
‫وتوكل على الحي الذي ال يموت وسبح بحمده وكفى به بذ نوب عبادها خبيرا‬
Artinya: “ Dan bertawakallah kepada Allah SWT. Yang Hidup,
yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan
cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamban-Nya.”
(Q.S. al-Furqan [25]: 58).
r. Sami’an (Mendengar)
Allah SWT. Memiliki sifat sami’an yang berarti mendengar.
Allah SWT. Itu Maha Mendengar. Tidak ada yang terlewatkan
bagi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT.
... ‫وهللا سميع عليم‬
Artinya: “… Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S.
al-Baqarah [2]: 256)
s. Basiran (Melihat)
Basiran juga memiliki arti melihat. Allah SWT. Selalu melihat
dan mengawasi hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah
SWT.
9

... ‫وهللا بصير بما تعملون‬


Artinya: “… Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S. al-Hujurat [49]: 18).
t. Mutakalliman (Berfirman atau berkata-kata)
Mutakalliman juga berarti berfirman atau berkata-kata. Allah
SWT. Berfirman lewat kitab-kitab suci yang di turunkan lewat
para nabi.
‫وان احد من المشركين استجارك فاجره حتى يسمع كلم هللا ثم ابلغه مأمنه ذلك‬
‫بانهم قوم ال يعملون‬
Artinya: “ Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta
perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat
mendengar firman Allah, kemudian anarkanlah dia ke tempat
yang aman baginya. (Demikian) itu karena sesungguhnya mereka
kaum yang tidak mengetahui.”(Q.S. at-Taubah [9]: 6).2
2. Pembagian sifat-sifat wajib bagi Allah.
a. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah
SWT. Semata. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud.
b. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang menolak segala sifat-siffat yang
tidak layak dan patut bagi Allah SWT. sebab Allah Maha
sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Sifat salbiyah hanya
dimiliki oleh Allah SWT. dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya.
Sifat salbiyah ada lima, yaitu qidam, Mkhalafatul lil hawadisi,
wahdaniyah, baqa’, dan qiyamuhu binafsihi.
c. Sifat Ma’ani, yaitu sifat yang sesuai dengan kesempurnaan Allah
SWT. adapun yang termasuk sifat Ma’ani yaitu, qudrat, sama’,
iradat, basar, ‘ilmu, kalam, dan hayat. Sifat ma’ani adalah sifat-
sifat yang juga dimiliki oleh makhluk. Bedanya, jika yang
memiliki sifat ma’ani ini Allah SWT. maka sifat ini tidak terbatas.
Sementara jika yang memiliki sifat ini adalah makhluk, maka sifat
ini terbatas.

2
Siti Wahyuni, Aqida Akhlaq, (TP, Al Akrom, TH), hal 18-21.
10

d. Sifat Ma’nawiyah, yaitu sifat yang selalu tetap ada pada zat Allah
SWT. dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah SWT. tidak
bersifat demikian. Jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah
sifat ma’ani. Adapun sifat ma’nawiyah antara lain, qadiran,
sami’an, muridan, basiran, aliman, mutakalliman dan hayyan.3
3. Sifat Mustahil bagi Allah SWT.
Sifat mustahil bagi Allah Swt. merupakan kebalikan dari sifat
wajib Allah Swt. Hal ini berarti bahwa sifat mustahil merupakan sifat
yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Swt. Sifat mustahil bagi Allah
Swt., di antaranya yaitu adam (tiada/mati), huduth (baharu/bisa
diperbarui), fana’ (binasa/ tidak kekal/mati), mumasalatul lil hawadisi
(menyerupai makhluknya). Qiyamuhu bighayrihi (berdiri dengan yang
lain), ta’addud (berbilang-bilang/lebih dari satu), ajzun (lemah),
karahah (terpaksa), jahlun (bodoh), mautun (mati), shamamun (tuli),
umyun (buta), bukmun (bisu), kaunuhu ‘ajizan (zat yang lemah),
kaunuhu karihan (zat yang terpaksa), kaunuhu jahilan ama (zat yang
buta), kaunuhu abkama (zat yang bisu).4
4. Sifat Jaiz bagi Allah Swt.
Sifat jaiz Allah Swt.berarti sifat kebebasab Allah Swt. adalah
kebebasan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuai dengan
kehendak-Nya yang mmutlak. Sebagaimana firman Allah Swt.
‫وهللا على كل شيء قدير‬
Artinya: “… Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S, al-
Baqarah [2]: 284)
Berikut ini kebebasan-kebebasan mutlak yang dimiliki Allah Swt.
1) Kebebasan untuk mencipta sesuatu.
2) Kebebasan untuk mengatur semua makhluk sesuai yang Dia
kehendaki.

3
Siti Wahyuni, Aqida Akhlaq, (TP, Al Akrom, TH), hal 17.
4
Siti Wahyuni, Aqida Akhlaq, (TP, Al Akrom, TH), hal 16.
.
11

B. Ciri-Ciri Perilaku Orang Yang Beriman Terhadap Sifat Wajib Allah


1. Nafsiyah dan Salbiyah:
a. Percaya dan yakin akan adanya Allah serta menjauhkan diri dari
paham-paham yang anti Tuhan (meniadakan Tuhan).
b. Mempercayai bahwa Allah maha pencipta alam dan segala isinya
adalah maha azali yaitu sudah ada sebelum adanya sesuatu apapun
selain diri dia sendiri.
c. Meyakini bahwa segala sesuatu yang bernama makhluk pasti binasa,
rusak, mati dan musnah Kecuali dzat Allah yang kekal, tidak
mengalami perubahan.
d. Percaya bahwa Allah Swt sebagai maha pencipta pasti berbeda
dengan semua makhluk yang diciptakannya.
e. Senantiasa hidup bergantung pada kekuasaan dan kehendak Allah
Swt.
f. Tidak berbuat kemusyrikan (menyekutukan Allah dengan Tuhan
yang lain).5
2. Ma’ani dan Ma’nawiyah:
a. Qudrat dan Qadiran
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Qudrat (kuasa) dan
Qadiran (Maha Kuasa): tidak bersifat sombong dan membanggakan
diri, senantiasa tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan memuji
hanya kepada Allah, karena Allah lah yang pantas untuk dipuji,
sebab dialah yang maha kuasa dan maha sempurna.
b. Iradat dan Mudiran
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Iradat dan Mudiran:
1.) Sabar dan ikhlas dalam menghadapi musibah/bencana
(kematian, banjir, dan lain-lain)
2.) Sabar dan ikhlas dalam menjalani semua ketentuan yang telah
Allah berikan
5
Chamzah, Akidah Akhlak Untuk Siswa Kelas VII-1 MTS (Tegal: FGP Press, 2016), 55.
12

3.) Tidak takut menghadapi kematian


4.) Tidak putus asa (pesimis) tetapi selalu optimis
5.) Tidak suka keluh kesah
c. Ilmu dan Aliman
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Ilmu dan Aliman:
1.) Selalu berbuat baik dimanapun dan kapanpun ia berada
2.) Selalu berkata jujur
3.) Tidak mau berdusta
4.) Takut untuk maksiat
d. Hayat dan Hayyan
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Hayat dan Hayyan:
1.) Selalu tekun beribadah
2.) Berharap (Raja’) hanya kepada Allah sebab Allah tidak akan
pernah mati dan tetap hidup selamanya
3.) Tidak akan pernah takut menghadapi apapun
e. Sama’ dan Sami’an
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Sama’ dan Sami’an:
1.) Senantiasa menjaga ucapanya
2.) Lemah lembut ( ramah)
3.) Tidak berteriak saat berdoa. Yakin setiap doanya didengar oleh
Allah
4.) Tidak suka membicarakan orang lain sebab Allah maha
mendengar
f. Bashar dan Bashiran
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Bashar dan Bashiran:
1.) Senantiasa menjauhi perbuatan maksiat
2.) Berlaku adil
3.) Tidak mau curang, meskipun tidak ada satupun manusia yang
tahu, sebab Allah maha malihat
g. Kalam dan Mutakalliman
Orang yang beriman bahwa Allah bersifat Kalam dan Mutakalliman:
13

1.) Mentaati printah Allah melalui kalamnya (Al-Qur’an) dan


menjahui segala laranganya

2.) Percaya dan yakin bahwa Al-qur’an merupakan firman Allah


3.) Mentaati perintah Rasulullah dan menjauhi larangannya karena
semua yang dibawa Rasulullah berasal dari Allah6

C. Ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat mustahil Allah Swt:


1. Berbuat segala sesuatu secara rasional
2. Menjauhkan diri dari sifat berangan-angan (Thulul Amal)
3. Percaya bahwa segalanya pasti rusak atau mati kecuali Allah yang
maha kekal
4. Percaya bahwa Allah berbeda dengan makhluknya dan juga percaya
bahwa tidak ada sesuatu pun yang sama persis, segalanya punya
perbedaan
5. Beribadah hanya kepada Allah semata sebagai satu-satunya Tuhan
yang patut disembah dan dimintai perlindungan
6. Suka memberi dan tidak mengharap balas jasa
7. Tidak berbuat syirik atau menyekutukan Allah dengan yang lain
8. Senantiasa jujur, amanah dan dapat dipercaya serta menjauhi sifat-
sifat kemunafikan
9. Takut kepada Allah dengan berusaha untuk mengerjakan apa yang
dipeintahkan dan menjauhi segala larangannya
10. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah
11. Senantiasa mengagungkan Allah, yang memiliki kemahasempurnaan
12. Bersabar atas segala musibah dan kesusahan yang dialami, karena
semua itu merupakan ujian dari Allah SWT
13. Ikhlas dalam belajar, bekerja dan beramal7

D. Ciri-ciri orang yang beriman terhadap sifat Jaiz Allah Swt:

6
Chamzah, 36.
7
Chamzah, 36.
14

1. Ikhlas menerima segala ketentuan yang telah Allah gariskan


2. Sabar atas segala musibah dan cobaan Allah
3. Senantiasa bersyukur kepada Allah
4. Optimis dalam menghadapi kehidupan
5. Tidak pesimis dalam menghadapi setiap permasalahan

6. Taat beribadah
7. Patuh dan taat kepada semua perintahnya dan menjahui semua
larangannya
8. Menghargai dan menghormati orang lain, tidak membeda-bedakan
suku, bangsa, agama, dan warna kulit. Sebab mereka yakin dimata
Allah semua adalah sama dan yang paling mulia adalah yang paling
bertaqwa
9. Tawakkal kepada Allah yaitu menyerahkan dan menyandarkan diri
kepada Allah setelah berusaha serta berpegang teguh kepadanya
setelah melakukan usaha (ikhtiar)
10. Senantiasa mengharapkan ridha Allah (Raja’)
11. Suka menolong
12. Tidak suka menghina dan meremehkan orang lain, sebab jadi mereka
yang kita hina atau kita remehkan suatu saat akan menjadi orang yang
lebih baik dari kita
13. Qana’ah (menerima apa adanya atas pemberian Allah)8

8
Chamzah, 37.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sifat wajib Allah SWT. Yaitu sifat yang hanya dimiliki oleh Allah
SWT. Sifat mustahil bagi Allah Swt. merupakan kebalikan dari sifat wajib
Allah Swt. yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Swt. Sifat
mustahil bagi Allah Swt., di antaranya yaitu adam, huduth, fana’,
mumasalatul lil hawadisi, Qiyamuhu bighayrihi, ta’addud, ajzun, karahah,
jahlun, mautun, shamamun, umyun, bukmun, kaunuhu ‘ajizan, kaunuhu
karihan, kaunuhu jahilan ama, kaunuhu abkama. Sifat jaiz Allah
Swt.berarti sifat kebebasan Allah Swt. kebebasan untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak.
Ciri-ciri perilaku orang yang beriman terhadap sifat wajib,
mustahil, dan jaiz Allah Swt. sebagian diantaranya adalah. Percaya dan
yakin akan adanya Allah serta menjauhkan diri dari paham-paham yang
anti Tuhan . Meyakini bahwa segala sesuatu yang bernama makhluk pasti
binasa, rusak, mati dan musnah Kecuali dzat Allah yang kekal, tidak
mengalami perubahan. Senantiasa hidup bergantung pada kekuasaan dan
kehendak Allah Swt. Tidak berbuat kemusyrikan

B. Saran
Demikian pembahasan tentang meningkatkan keimanan kepada
allah melalui pemahaman sifar-sifatnya pada mata kuliah sejarah akidah
akhlak, perbanyaklah membaca referensi agar kita semua dapat
mengetahui tentang bagaimana cara meningkatkan keimanan kepada allah
melalui pemahaman sifar-sifatnya, menyadari bahwa penulis juga masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan jauh lebih fokus serta
detail dalam menjelaskan makalah tersebut dengan sumber yang lebih
16

banyak. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi


pembaca, Amin ya robbal alamin
DAFTAR PUSTAKA

Chamzah. (2016). Akidah Akhlak Untuk Siswa Kelas VII-1 MTS . Tegal: FGP
Press.
Wahyuni, S. (TH). Aqida Akhlaq. TP: Al Akrom.

Anda mungkin juga menyukai