Anda di halaman 1dari 3

TEORI ASAM DAN BASA

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin
acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa
digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah
jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam.

A. SIFAT ASAM DAN BASA


a. Asam
- Rasanya asam
- Dapat mengubah warna indikator kertas lakmus (dapat memerahkan kertas lakmus )
Jika suatu senyawa memiliki sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi merah,
sedangkan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
- Dapat menetralkan basa
- Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin
baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik).
- Larutan asam memiliki pH < 7

b. Basa
- Mempunyai rasa pahit
- Basa terasa licin
- Menghantarkan arus listrik ( bersifat elektrolit )
- Menetralkan sifat asam
- Bersifat Korosif sehingga jika disentuh dapat menyebabkan iritasi atau terbakar.
- Basa memiliki pH > 7
- Dapat Merubah Warna Indikator Kertas Lakmus Merah Menjadi Biru.
Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus
biru akan tetap berwarna biru.

Contoh :

Larutan Lakmus Lakmus Sifat


merah biru Larutan
1 Merah Merah Asam
2 Biru Biru Basa
3 Merah Merah Asam
4 Biru Biru Basa
5 Merah Biru Netral
B. TEORI ASAM BASA

1. Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius :
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ .
Contoh:
CH3COOH (aq) → CH3COO– (aq) + H+ (aq)
H2(SO4) (aq) → 2 H+ (aq) + SO4 2– (aq)

Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH–.
Contoh:
NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)
NH4OH (aq) → NH4+ (aq) + OH– (aq)
Mg(OH)2 (aq) → Mg2+ + 2 OH– 

2. Teori Bronsted – Lowry


Menurut konsep Bronsted dan Lowry:
Asam adalah zat yang dapat menyumbangkan ion H+ zat lain ( donor proton ).
Basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (akseptor proton ).

Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam sekaligus basa Bronsted-Lowry disebut
amfoter.

Perhatikan reaksi berikut ini !

HCl (aq) + NH3 (aq)   →        NH4+ (aq)        +          Cl– (aq)


asam 1        basa 2                   asam 2          basa 1

Pada reaksi tersebut, HCl menyumbangkan proton (H+) pada NH3 dan membentuk ion
NH4+ dan ion CI–.
Sehingga : HCl merupakan asam
NH3 merupakan basa (karena menerima proton).

Pasangan asam basa konjugasi:



HCl dengan Cl-
HCl adalah asam
Cl- adalah basa konjugasi dari HCl

NH4+ dengan NH3
NH3 adalah basa
NH4+ adalah asam konjugasi dari NH3
3. Teori Asam Basa Lewis

Menurut teori Lewis :


Asam adalah suatu zat yang mempunyai kecenderungan menerima pasangan elektron
dari basa ( Akseptor elektron ). Contoh beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3,
maupun AlF3.

Basa adalah zat yang dapat memberikan pasangan elektron ( Donor elektron ).
Basa lewis memiliki pasangan electron bebas, contohnya adalah NH 3, Cl–, maupun
ROH.

Lewis menjelaskan lebih lanjut bahwa reaksi asam basa merupakan reaksi serah
terima pasangan elektron, sehingga terbentuk suatu ikatan kovalen koordinasi.

Contoh:
Reaksi antara BF3 dan NH3 merupakan reaksi asam–basa,
BF3 : sebagai asam Lewis
NH3 : sebagai basa Lewis
NH3 memberikan pasangan elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen
koordinasi antara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai