Dosen Pengampu :
Drs. Abdul Manan, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Intan Nabila Maziyan 09030121044
2. Alivia Putriana 09040121050
3. Emilda Zahrotul Firdau 09040121053
4. Haidar Rafli Putra 09040121055
5. Rozidatul Ulum Miah 09040121060
6. Yusriyyah Dwika Rachmayani 09040121064
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
BAB II
A. Pengertian Modernitas...................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modernitas
Modernitas adalah paham modernisasi diartikan sebagai fase terkini sejarah dunia
yang ditandai dengan percaya kepada sains, perencanaan, sekularisme, dan kemajuan.
Modernitas dapat juga ditandai oleh keyakinan terhadap masa depan, bahwa ada sebuah
tata dunia natural yang mungkin terjadi perubahan yang dihadapi masyarakat yang
berbeda sebelumnya. membicarakan modernitas dalam konteks pemikiran Islam, dapat
difahami bahwa modernitas adalah merupakan istilah yang dimunculkan oleh
masyarakat Barat terhadap masyarakat Islam, Terlepas dari asal usul tersebut,
modernisme dianggap sebagai satu aliran atau paham yang muncul sebagai respon
terhadap modernisasi dan westernisasi yang terjadi di dunia Islam, karena dunia Islam
sudah lebih dahulu melaksanakan modernisasi dalam kehidupan sesuai dengan perinsip
yang dianutnya: Laadina Liman Aqlalahu (tidak berlaku Islam kecuali bagi mereka
yang berakal) artinya, bahwa ajaran Islam itu hanya ditujukan bagi mereka yang berakal
dan seluruh ajaran Islam itu pasti rasional, tentu bagi mereka yang berpikirlah yang
dapat memahami dan mendalami ajaran Islam.
4
Pembaharuan pun bisa terjadi pada tempat yang dianggap sangat mustahil.
Dalam hal ini bisa diambil contoh dunia pesantren.
Sementara tantangan pendidikan Islam adalah sesuatu hal atau kondisi yang
menantang, yang harus diantisipasi oleh pendidikan Islam agar mampu melaksanakan
dan mengimplementasikan misi dan tujuan. Jika suatu tantangan mampu diantisipasi
5
atau dihadapi dengan baik, seringkali tantangan itu menjadi peluang yang berdaya guna.
Sebaliknya jika tidak mampu menghadapinya dengan baik, seringkali menjadi kendala
yang sangat menggangu upaya pelaksanaan dan implementasi visi misi pendidikan
islam tantangan yang harus diantisipasi oleh pendidikan Islam antara lain :
C. Dampak Modernitas
a) Dampak Positif
Dalam kehidupan modernitas memiliki dampak positif dan negatif. Seperti yang
dijelaskan pada pengertian modernisasi memiliki banyak dampak positif pada
masyarakat. Diantaranya :
1. adanya perubahan sikap dan pola pikir masyarakat, yang awalnya
memiliki pemikiran irasional, dengan berkembangnya zaman manusia
mulai merubah pola pikir menjadi rasional.
2. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti yang kita ketahui
pada saat ini perkembangan teknologi sangat pesat. Dari perkembangan
tersebut kita dengan mudah mencari ilmu. Sehingga mempermudah
masyarakat untuk melakukan segala hal. Serta mendorong masyarakat
untuk berpikir lebih maju.
3. modernisasi juga membuat manusia meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Mengolah waktu menjadi lebih cepat. Dengan demikian
memberikan dampak untuk proses produksi dan membuat perekonomian
meningkat.
6
4. masyarakat juga menjadi lebih terbuka untuk berinovasi menjadi lebih
maju, untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
b) Dampak Negatif
1. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan sosial ekonomi adalah kondisi sosial masyarakat yang
sebagian berada pada tingkat kemakmuran dan kesejahteraan yang
rendah sementara sebagian berada pada tingkat yang tinggi. Tingkat
kehidupan ekonomi seseorang ditentukan oleh kesempatan memenuhi
kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan serta kesempatan
berpartisipasi dalam pembangunan. Adanya kesenjangan sosial ekonomi
memperlihatkan perbedaan rendah tingginya kesejahteraan masyarakat.
2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran ialah pengotoran yang berupa limbah atau zat sisa kimia
yang memiliki pengaruh negatif terhadap kehidupan sekitar. Pencemaran
terjadi apabila didalam lingkungan terdapat suatu bahan yang merugikan
ekosistem dalam konsentrasi tinggi. Masalah pencemaran lingkungan
alam dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu pencemaran tanah,
pencemaran air dan pencemaran udara. Pencemaran linkungan alam bisa
berupa pencemaran fisik, pencemaran biologis, dan pencemaran kimiawi.
Gangguan terhadap ekosistem bisa terjadi sebab desakan kebutuhan
manusia, dapat jua karena kurangnya kesadaran memelihara lingkungan
alam. Apabila keseimbangan lingkungan alam terus terganggu, kualitas
lingkungan semakin hari akan semakin menurun.
3. Kriminalitas
Bentuk kriminalitas atau tindak kejahatan ini bisa berupa pencurian,
penculikan, pembunuhan, pemerkosaan, prostitusi, penganiayaan,
korupsi, dan pemerasan. Proses modernisasi berberdampak pada
kriminalitas atau kejahatan. Dampak ini timbul dari disintegrasi sosial
seperti anomie atau kekosongan nilai dan norma. Kondisi ini memberi
peluang kearah timbulnya masalah sosial. Faktor penyebab kriminalitas
diantaranya krisis ekonomi, tekanan mental, keinginan yang tidak
tersalur, dan dendam.
7
4. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja menjadi salah satu pengaruh dari faktor lingkungan.
Umumnya yang bertanggung jawab atas masalah kenakalan remaja ialah
keluarga karena setiap keluarga bertanggung jawab umtuk mendidik
anggota keluarganya agar menjadi manusia dewasa yang baik. Jelasnya
modernisasi akan membawa dampak negatif bagi beberapa anggota
masyarakat, mulai dari anak muda hingga dewasa. Apabila tidak
dilakukan penyaringan terhadap budaya – budaya asing yang masuk ke
Indonesia maka kehidupan sosial masyarakat dapat dipengaruhi.
Agama dipaksa untuk bisa hidup secara eksistensi pada masa yang
modernini. Agama pun dapat diharapkan memiliki nilai signifikansi moral dan
kemanusiaan bagi keberlangsungan hidup umat manusia saat ini. Secara
realistis,tugas semacam itu masih dibenturkan dengan adanya kehadiran bentuk
modernitas yang terusmenerus berubah di atas pusaran dunia sehingga
menimbulkan gesekan bagi agama dan kehidupan dunia. Tarik-menarik antara
tradisi (agama) dan juga nilai modernitas menjadi wacana yang masih hangat
untuk selalu diperdebatkan. Ada kesan bahwasanya agama yang ada itu bertolak
belakang dengan modernitas yang ada pada kehidupan manusia. Islam dipahami
secara rasional tidak sekedar dogma. Islam sebagai agama rasional adalah agama
masa depan, yaitu agama yang membawa perubahan untuk kemajuan seiring
dengan kemajuan kehidupan modern. Sebaliknya, Islam yang dipahami secara
tekstual dan dogmatis akan sulit eksis dan sulit beradaptasi dengan lingkungan
kemajuan yang semakin cepat perubahannya. Islam kontekstual akan menjadi
solusi dan pemandu dalam memecahkan berbagai problem kehidupan umat
manusia. Islam yang dipahami secara tekstual akan menjadi penghambat
kemajuan,padahal Islam merupakan ajaran yang berkarakter rasional, fleksibel,
adaptasi, dan berwawasan ke masa depan.Menurut Kuntowijoyo, ada lima
program reinterpretasi untuk memerankan kembali misi rasional dan empiris
Islam yang bisa dilaksanakan saat ini dalam rangka menghadapi modernisasi.
8
1. Program Pertama adalah perlunya dikembangkan penafsiran sosial
struktural lebih dari pada penafsiran individual ketika memahami
ketentuan-ketentuan tertentu di dalam Al-Qur’an.
2. Program Kedua adalah mengubah cara berpikir subjektif ke cara berpikir
objektif. Tujuan dilakukannya reorientasi berpikir secara objektif ini
adalah untuk menyuguhkan Islam pada cita-cita objektif. contoh untuk
ketentuan zakat. Secara subjektif, tujuan zakat diarahkan untuk
pembersihan jiwa kita. Akan tetapi, sisi objektif tujuan zakat adalah
tercapainya kesejahteraan sosial.
3. Program Ketiga adalah mengubah Islam yang normatif menjadi teoretis.
Selama ini, kita juga cenderung lebih menafsirkan ayat-ayat Al-Quran
pada level normatif dan kurang memperhatikan adanya kemungkinan
untuk mengembangkan norma-norma itu menjadi kerangka teori ilmu.
4. Program Keempat adalah mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi
historis. Selama ini pemahaman kita mengenai kisah-kisah yang ditulis
dalam AlQuran cenderung sangat bersifat ahistoris,padahal maksud
AlQuran menceritakan kisah-kisah itu adalah justru agar kita berpikir
historis.
5. Program Kelima adalah merumuskan formulasiformulasi wahyu yang
bersifat umum menjadi formulasiformulasi yang spesifik dan empiris.
modernisasi bukanlah sesuatu hal yang substansial untuk ditentang kalau masih
mengacu pada ajaran Islam. Sebab Islam adalah agama universal yang tidak akan
membelenggu manusia untuk bersikap maju, akan tetapi harus berpedoman kepada
Islam.
9
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal 589.
10