BOTANI LAUT
MANGROVE
OLEH
MUHAMMAD HAFIZH
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT.karena berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Botani Lautini yang bertema tentang
”Mangrove”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Efriyeldi,
M.Si.selaku Dosen Pengampu mata kuliah Botani Laut, dan rekan-rekan yang telah membantu
Penulis menyadari dalam penulisan laporan praktikum initidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
laporan praktikumini dapat berguna bagi penulis dalam melaksanakannya juga dapat berguna
Muhammad Hafizh
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL............................................................................................................................4
I. PENDAHULUAN....................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................5
1.2. Tujuan Praktikum...............................................................................................................5
1.3. Manfaat Praktikum.............................................................................................................6
II. TINJUAN PUSTAKA..............................................................................................................7
2.1. Definisi Mangrove..............................................................................................................7
2.2. Jenis Jenis Mangrove..........................................................................................................7
2.3. Kerapatan Jenis dan Realtif Mangrove...............................................................................9
2.4. Fungsi Ekosistem Mangrove............................................................................................10
III. METODE PRAKTIKUM.....................................................................................................11
3.1. Waktu dan Lokasi.............................................................................................................11
3.2. Alat dan Bahan.................................................................................................................11
3.3. Metode Praktikum............................................................................................................11
3.4. Prosedur Praktikum..........................................................................................................11
IV. HASIL.....................................................................................................................................13
4.1. Hasil..................................................................................................................................13
V. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................15
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................................15
5.2. Saran.................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Martajasah........................................................................................ 13
Martajasah........................................................................................ 13
Hutan merupakan salah satu kekayaan sumber alam di Indonesia yang tidak ternilai
harganya, termasuk didalamnya kawasan hutan mangrove dengan ekosistem yang khas dan unik
(Purnobasuki, 2005). Sebagai salah satu ekosistem pesisir, ekosisitem mangrove merupakan
ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi
ekologis ekosisitem mangrove antara lain: pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut,
habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran
(nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai
pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain: penghasil keperluan rumah
tangga (kayunya sebagai bahan bangunan, hiasan dan meubel) dan penghasil keperluan industri
(bahan tekstil, bahan pembuatan kertas). Sebagian manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya
dengan mengintervensi ekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya alih fungsi lahan
(mangrove) menjadi tambak, pemukiman, industry dan penebangan oleh masyarakat untuk
Ekosistem mangrove merupakan mata rantai utama yang berperan sebagai produsen dalam
jaring makanan ekosistem pantai. Ekosistem ini memiliki produktivitas yang tinggi dengan
menyediakan makanan berlimpahbagi berbagai jenis hewan laut dan menyediakan tempat
berkembang biak, memijah, dan membesarkan anak bagi beberapa jenis ikan, kerang, kepiting,
dan udang. Berbagai jenis ikan baik yang bersifat herbivora, omnivora maupun karnivora hidup
mencari makan di sekitar mangrove terutama pada waktu air pasang (Gunarto 2004).
Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari komunitas vegetasi
pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
Adapun tujuan praktikum ini yaitu dapat mengetahui beberapa jenis buah mangrove dalam
beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan adanya pasang surutlaut, Mengetahui
beberapa, jenis perakaran mangrove untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur dan
oksigen yang rendah serta adanya pasang surut laut dan Mengetahui Bagaimana cara menghitung
kerapatan vegetasi mangrove dalam rangka menentukan kondisinya atau tingkat kerusakannya.
Manfaat yang didapat dari praktikum ini yaitu praktikan dapat mengetahui beberapa jenis
buah mangrovedalam beradaptasi dengan lingkungan yang berlumpur, Kemudian praktikan dapat
mengetahui beberapa mengenai perakaran mangrove dan praktikan dapat mengetahui bagaimana
Asal kata “mangrove” tidak diketahui secara jelas dan terdapat berbagai pendapat mengenai
asal-usul katanya. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di
daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang
pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya
Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh
di sepanjang garis pantai tropis sampai subtropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu
lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah
anaerob. Hutan mangrove adalah tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang
dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang
Mangrove sejati utama (mayor) adalah tumbuhan yang tumbuh pada wilayah pasang surut
dan membentuk tegakan murni. Mangrove jenis ini jarang bergabung dengan tanaman darat.
Berikut merupakan pengenalan jenis buah mangrove yang biasa ditemukan di Indonesia:
a. Avicennia
sebagai akar nafas. Akar nafas yang dimiliki oleh mangrove jenis ini merupakan
akar yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas. Akar
b. Bruguiera
bagian barat; mulai dari pantai Afrika Timur dan Madagaskar, menyusuri pesisir
India, Sri Lanka dan wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara, Melanesia
dan Polinesia. Beberapa jenisnya dikenal dengan nama-nama lokal seperti berus,
Bruguiera atau biasa disebut Lindur dapat diolah menjadi tepung roti yang
selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan baku kue, cake, untuk campuran nasi
c. Ceriops
permukaan atas licin, warna hijau muda sampai tua, ujung membulat, bentuk elip
ketiak daun, kelopak 5, warna hijau , daun mahkota 5, warna putih kecoklatan.
Buah bulat, warna merah kecoklatan, hipokotil mirip pensil, panjang 9-15cm,
halus, beralur, dan sedikit berbintil pada bagian ujungnya. Akar sedikit tampak
adanya akar papan. Habitat: tanah agak kering dan sedikit berpasir (Ashton,
1988).
d. Rhizopora
kulit batang kasar, berwarna abu-abu kehitaman. Daun: bentuk elip sampai bulat
permukaan bawah tulang daun berwarna kehijauan, berbintik bintik hitam tidak
merata. Karangan bunga: tersusun atas 4-8 bunga tunggal, kelopak 4, warna
kuning gading, mahkota 4, berambut pada bagian pinggir dan belakang, benang
sari 8. tangkai putik panjang 1–2mm dengan ujung berbelah dua. Buah: bentuk
mirip jambu air, ukuran 2- 2,3cm, warna hijau kekuningan, hipokotil silindris
banyak sekali akar berbentuk serupa pensil yang mencuat ke atas. Bentuk
udara, karena kondisi tanah mangrove yang anoksik. Secara langsung bisa
dikatakan kondisi anoksik adalah kondisi beracun, tapi arti sebenarnya dari
anoksik adalah kurang oksigen atau tidak ada oksigen. Hal ini disebabkan
ketidakberadaan oksigen di satu tempat bisa membuat satu pohon (dalam hal
ini mangrove) bisa mati, oleh karena itu sonneratia "membuat" mekanisme
akar nafas.
1. Kerapatan jenis (Di) adalah jumlah tegakan jenis ke-i dalam suatu unit area. Untuk
1994) :
Keterangan :
Kerapatan Relatif (RDi) adalah perbandingan antara jumlah tegakan jenis ke-i (Ni) dan
Fungsi ekosistem mangrove adalah sebagai perangkap dan pengumpul sedimen yang
terbawa arus pasang surut dari daratan lewat aliran sungai. Hutan mangrove selain
melindungi pantai dari gelombang dan angin merupakan tempat yang dipenuhi pula oleh
kehidupan lain seperti mamalia, ambifi, reftile, burung, kepiting, ikan, primate, serangga, dan
juga sebagai plasma nutfah (genetic pool) dan menunjang keseluruhan system kehidupan
disekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi
tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung yang aman bagi
berbagai juvenile dan larva ikan serta kerang (shellfish) dan predator (Irwanto, 2006)
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah GPS (Global Positioning System) untuk
menentukan titik koordinat pengamatan, roll meter untuk menentukan jarak, tali rafia sebagai
pembatas area transek, refraktometer untuk mengukur salinitas air, DO meter untuk
mengukur suhu air, kertas lakmus untuk mengukur pH tanah, tabung erlenmeyer sebagai
wadah untuk sampel tanah, pH meter untuk mengukur pH air, dan buku identifikasi sebagai
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu mangrove sebagai komponen yang
diteliti, sampel air digunakan sebagai komponen parameter pendukung, aquades sebagai
Metode yang digunakan dalam pratikum botani laut adalah metode pengukuran Transek
Garis Berpetak (Line Transect Plot), yang tetap berpegang pada buku panduan pratikum dan
Prosedur pengambilan data penelitian dilakukan pada 3 (tiga) stasiun sampel secara
purposive sampling methode dengan metoda pengukuran Transek Garis Berpetak (Kusmana,
1997; Ardhana, 2012). Jarak petak di jalur disesuaikan dengan keadaan luasan mangrove di
setiap stasiun yaitu pada stasiun I ketebalan mangrove mencapai 150 meter dibuat 5 petak
contoh dengan jarak 30 m, stasiun II ketebalan mangrove mencapai 200 m dibuat 4 petak
contoh dengan jarak 50 m, sedangkan stasiun III ketebalan mangrove mencapai 300 m dibuat
4 petak contoh dengan jarak contoh dengan jarak 75 m untuk mencapai 14 intensitas
sampling yang dikehendaki pada ketelitian sampel yang memadai (Kementerian Lingkungan
Hidup, 2004).
IV. HASIL
IV.1. Hasil
1209761 Pancang (sapling) 455224 Semai (seedling) 645413 Kerapatan pada tingkat pohon
pada tiga stasiun pengamatan antara 61 –120 (ind/ha), pada tingkat pancang antara 24 -52
(ind/ha), sedangkan pada tingkat semai antara 13 -54 (ind/ha). Lebih lanjut, berdasarkan
tingkat pertumbuhan yang memiliki kerapatan tertinggi terdapat pada tingkat pohon,
sedangkan kerapatan terendah terdapat pada tingkat pancang.Adapun jenis mangrove yang
jenis ke-i dalam suatu unitarea. Adapun kerapatan jenis mangrove di tiap stasiun seperti
Tabel 3.
Tabel 3.Nilai Kerapatan Jenis Mangrove (Di) dan Nilai Kerapatan Relatif (RDi)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
vegetasi mangrove tertinggi (INP =1,245) dibandingkan jenis mangrove lainnya yang ada di
Desa Martajasah.
V.2. Saran
ekosistem berada dalam kondisi kurang stabil. Ekosistem mangrove pada Stasiun 2 tekanan
ekologinya tinggidan berada dalam kondisi stabil. Sedangkan pada Stasiun 3 tekanan
Arisandi, P. (2001). Mangrove Jawa Timur, hutan pantai yang terlupakan. Ecological
Observation and Wetlands Conservation (ECOTON). Gresik.