Mawardi1), Besperi2)
1),2)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas BengkuluJl. W. R. Supratman,
Kandang Limun, Bengkulu 38371, Telp (0736)344087, Ext. 337
E-mail : mawardi001@gmail.com
Abstact
The aim of this research was to find out the influence of surface cruduity value of coarse
aggregater to pressure strength of concrete. The water ratio that aplicated was 0,5. The
percentation of surface cruduity value were 100%, 50%, and 0% of the specimen. 9 cylinders
of 150 x 300 mm specimens had been tested. It was showed the surface cruduity value to the
concrete cause the strengths gettinglower as the percentation getting smaller (average 12 %).
diantaranya nilai banding campuran dan lebih ekonomis. Bentuk-bentuk agregat ini
mutu bahan susun, metode pelaksanaan lebih banyak berpengaruh terhadap sifat
pengecoran, pelaksanaan finishing, pengerjaan pada beton secara (fresh
temperatur dan kondisi perawatan concrete). Test standar yang dapat
pengerasannya. Agregat menempati 70% dipergunakan dalam menentukan bentuk
sampai dengan 75% dari volume beton, agregat ini adalah ASTM D-3398.
sehingga karakteristik dan sifat dari agregat
Kuat Tekan Beton
memiliki pengaruh langsung terhadap
kualitas dan sifat-sifat beton (Nugraha, Dipohusodo (1999) menyebutkan bahwa ada
2007). beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kuat tekan beton seperti: ukuran dan bentuk
Sifat yang paling penting dari suatu agregat
agregat, jumlah pemakaian semen, jumlah
(batu-batuan, kerikil, pasir, dan lain
pemakaian air, proporsi campuran beton,
sebagainya) ialah kekuatan hancur dan
perawatan beton (curing), usia beton, ukuran
ketahanan terhadap benturan, yang dapat
dan bentuk sampel. Penghitungan kuat tekan
mempengaruhi ikatannya dengan pasta
beton menurut ASTM C 293-02. kekuatan
semen, porositas dan karekteristik
tekan benda uji beton dihitung dengan
penyerapan air yang mempengaruhi daya
formula :
tahan terhadap agresi kimia, serta ketahanan
fc’ = P/A .(1)
terhadap penyusutan. dimana :
Jenis Agregat fc’ : kekuatan tekan (kg/cm2)
P : beban tekan (kg)
Hampir semua faktor yang berkenaan A : luas permukaan benda uji (cm2)
dengan kelayakan suatu agregat endapan
Pola retak balok beton
(quarry) berhubungan dengan sejarah Menurut Ujianto (2008), retak-retak struktur
geologi dari daerah sekitarnya. Proses pada balok memiliki pola vertikal atau
geologis yang membentuk suatu quarry atau diagonal, selain itu terdapat juga pola retak-
modifikasi yang berurutan, menentukan retak rambut. Keretakan balok beton dapat
ukuran, bentuk, lokasi, jenis, keadaan dari dikategorikan menjadi retak struktur yang
batuan, serta gradasi, dan sejumlah faktor terdiri dari : retak lentur, retak geser dan
lainnya. Agregat dapat dibedakan atas dua retak rambut. Jenis retak dapat diketahui dari
jenis yaitu: agregat alam dan agregat buatan pola retaknya sebagai berikut
(pecahan). Agregat alam dan buatan inipun a. Retak lentur adalah retak yang memiliki
dapat dibedakan berdasarkan beratnya, pola vertikal/tegak yang disebabkan
asalnya, diameter butirnya (gradasi) dan karena tidak kuat menahan momen
tekstur permukaannya. lentur
Jenis Agregat Berdasarkan Bentuk. Secara b. Retak geser adalah retak yang memiliki
alamiah bentuk agregat dipengaruhi oleh pola diagonal/miring yang disebabkan
proses geologi batuan. Setelah dilakukan karena tidak kuat menahan gaya geser.
penambangan, bentuk agregat dipengaruhi c. Retak rambut/retak-retak kecil, banyak
oleh teknik penambangan yang dilakukan, disebabkan oleh pengaruh lingkungan.
dapat berupa dengan cara peledakan ataupun Umumnya terjadi karena balok
dengan mesin pemecah batu. Jika mengalami pengeringan yang cepat,
dikonsolidasikan butiran yang berat akan (balok terkena sinar matahari dan
menghasilkan campuran beton yang lebih hujan).
baik jika dibandingkan dengan butiran yang
pipih. Penggunaan pasata semennya akan METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini membuat model dan meneliti dalam SNI 03-1969-1990. Pengujian ini
model kuat tekan beton. Model beton dimaksudkan untuk mengetahui layak atau
sebagai berikut : beton menggunakan split tidaknya material tersebut digunakan
dengan bidang pecah penuh (full bidang sebagai bahan pembuat beton. Bahan yang
pecah), beton dengan agragat kasar satu digunakan pada penelitian ini dapat dilihat
bidang pecah, beton dengan menggunakan pada Gambar 1.
aregat kasar berupa kerikil bulat. Split
dengan bidang pecah seluruh permukaaanya
Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
diasumsikan kekasaran agregat 100%, Split
Benda uji dibuat sejumlah 9 buah untuk
dengan satu bidang pecah diasumsikan
masing-masing pengujian. Sebaran benda uji
kekasaran 50%, dan kerikil bulat
dan jenis benda uji yang digunakan disajikan
diasumsikan kekasarannya 0%.
dalam Tabel 1.
Perencanaan campuran adukan beton
Tabel 1 Tabel benda uji
dilakukan mengikuti standar SK SNI-T-15- Nilai
1990-03 dengan faktor air semen (FAS) 0,5 kekasaran
Jenis
berdasarkan SNI-03-2847-2002 dan nilai agregat kasar Jumlah
Pengujian
slump 30-60 mm. Pengujian dan (%) sampel
(Benda Uji)
penghitungan kuat tekan beton disesuaikan 100 50 0
dengan ASTM C 293-02. Kuat tekan
(silinder 3 3 3 9
Benda uji yang digunakan untuk uji kuat
150x300 mm)
lentur adalah 9 buah silinder berukuran
tinggi 150x300 mm. Penelitian dilakukan di Perencanaan campuran beton dilakukan
Laboratorium Bahan Bangunan Program menurut standar SK SNI-T-15-1990-03
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dengan faktor air semen (FAS) 0,5 dan nilai
Universitas Bengkulu. slump 30-60 mm. Slump test dilakukan
Material penelitian menggunakan kerucut Abrams.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan Benda uji tersebut dicetak dengan cara
benda uji: menuang adukan beton segar ke dalam
1. Agregat kasar 3 macam : kerikil pecah cetakan silinder. Benda uji silinder dibagi
(split) full bidang pecah, kerikil pecah dalam 3 lapisan. Setiap lapisan dipadatkan
dengan satu bidang pecah, dan kerikil dengan cara ditusuk sebanyak 25 kali. Benda
bulat langsung dari sungai tanpa proses uji yang sudah dicetak didiamkan selama 24
pemecahan, asal material ini dari daerah jam dan diletakkan di tempat yang
Bengkulu Utara. terlindung. Setelah 24 jam benda uji dilepas
2. Agregat halus (pasir) dari daerah dari cetakan, diberi identitas dengan spidol
Curup Bengkulu. kemudian direndam dalam air sampai sehari
3. Air bersih dan layak minum dari sebelum dilakukan pengujian.
Laboratorium Bahan Bangunan Program
Studi Teknik Sipil Universitas
Bengkulu.
4. Semen tipe I, merk Semen Padang.
Tabel 4.2 memperlihatkan terjadi penurunan agregat kasar dari beton dengan kekasaran
nilai kuat tekan beton seiring penggantian agragatnya 100%, ke-beton dengan
kekasaran agragatnya 50%, dan ke-beton Hubungan kuat tekan dengan kekasaran
dengan kekasaran agragatnya 0%. permukaan agregat kasar, disajikan dalam
Penurunan kuat tekan beton terhadap beton bentuk grafik pada Gambar 3. Trend dari
dengan kekasaran agragatnya 100%, rata- Hubungan kuat tekan dengan kekasaran
rata penurunan mencapai 12,37%. permukaan agregat kasar pada Gambar 4
35
30
Kuat tekan (Mpa)
25
20
15 kekasaran 100%
10 kekasaran 50%
5 Kekasaran 0%
0
1 2 3
Kelompok sampel
35
30
kuat Tekan Mpa
25
20 y = -3,085x + 33,76
15 R² = 0,996
10
5
0
0 1 2 3 4
kelompok sampel