Anda di halaman 1dari 6

Biocelebes, 2020, Vol. 14. No. 1. Doi: 10.22487/bioceb.v14i1.

15084

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI DANKETERSEDIAAN AIR


TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT
(Capsicum frutescens L.)

The Effect Of Sun Light Intensity And Water On Growth Of Cayenne Pepper
(Capsicum frutescens L.)

Ajis* dan Wahyu Harso

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Tondo
Palu, Sulawesi Tengah 94118

ABSTRACT
Keywords:
Light intensity is one the most important factor to the growth of
Cayenne pepper, sunlight
Capsicum frutescens L, however high light intensity can cause high
intensity and grond water
evaporation which causes plant suffering from drought. The aim of this
content.
study was to determine the effect of different sunlight intensities and
soilwater availabity to C. frutescens growth. The study was conducted
by a completely randomized design method with two factors. The first
factor was light entensity which consisted of 100 and 50% sunlight
intensity (4287 and 2587 lux). The second factor was soil water
avaibility which consisted of 75, 50 and 25% fied capacity. The results
showed that plants grown at 100% light intensity had higher growth
than plants grown at 50% light intensity on every soil water availability
treatments. Soil water availability was not significantly affecting plant
growth. It might be caused by plant received short period of sunlight.

ABSTRAK
Kata Kunci:
Intensitas cahaya adalah salah satu faktor terpenting untuk
Cabai rawit, intensitas
pertumbuhan Capsicum frutescens L, namun intensitas cahaya yang
sinar matahari dan kadar
tinggi dapat menyebabkan penguapan yang tinggi yang menyebabkan
air.
tanaman menderita kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh intensitas sinar matahari yang berbeda dan
ketersediaan air tanah terhadap pertumbuhan C. frutescens. Penelitian
ini dilakukan dengan metode desain acak lengkap dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah entensitas cahaya yang terdiri dari intensitas
cahaya matahari 100 dan 50% (4287 dan 2587 lux). Faktor kedua
adalah ketersediaan air tanah yang terdiri dari 75, 50 dan 25%
kapasitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman yang tumbuh
pada intensitas cahaya 100% memiliki pertumbuhan lebih tinggi
daripada tanaman yang tumbuh pada intensitas cahaya 50% pada
setiap perlakuan ketersediaan air tanah. Ketersediaan air tanah tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman. Ini mungkin
disebabkan oleh tanaman menerima sinar matahari periode pendek.
*
Corresponding Author : ajisajis@gmail.com

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 31


Ajis dan Harso. Biocelebes. April. 2020. Vol. 14 No. 1, 31-36

PENDAHULUAN evapotranspirasi (Mathius et., 2001).


Cabai rawit merupakan jenis sayuran Dengan tingginya evapotranspirasi akibat
yang bisa dikonsumsi dallam rumah tangga intensitas cahaya yang tinggi akan
atau untuk peneyedap saus dan produk- menghambat pertumbuhan bila kondisi
produk makanan kaleng (Simanungkalit, tanah tidak cukup air (Setiawan, 2015).
2008). Cabai rawit biasa di budidayakan di Kekurangan air pada tanaman akan
daerah tropis di dataran rendah maupun menyebabkan kelayuan daun, tanaman
dataran tinggi baik pada musim hujan menjadi kerdil dan hasil panen yang
maupun musim kemarau (Rosid dan menurun (Arif, 2011). Kekurangan air juga
Syahuri, 2015). akan menyebabkan tanaman mudah
Dalam proses budidaya, intensitas diserang oleh penyakit (Herawati, 2007).
cahaya matahari sangat berpengaruh Untuk itu perlu dilakukan penelitian
terhadap pertumbuhan tanaman (Rawi, mengenai interaksi intensitas cahaya
2012). Intensitas cahaya matahari yang matahari dan ketersediaan air di dalam
tinggi di daerah tropis disisi lain akan tanah terhadap pertumbuhan tanamn cabai.

BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan dengan


Penelitian dilakukan pada bulan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Desember sampai Januari 2019 di Jurusan dengan dua perlakuan yaitu perlakuan
Biologi FMIPA Universitas Tadulako. pertama berupa intensitas cahaya matahari
Rancanagan Penelitian yang terdiri dari 100% inttensitas cahaya
Penelitian dilakukan dengan matahari (4287 lux) dan 50% intensitas
menggunakan Rancangan Acak Lengkap cahaya matahari (2858 lux). Untuk
dengan dua perlakuan yaitu perlakuan perlakuan kedua berupa kadar air dalam
pertama berupa intensitas cahaya matahari tanah sebagai media tanam yang terdiri
yang terdiri dari 100% intensitas cahaya dari 75%, 50% dan 25% kapasitas lapang
matahari (4287 lux) dan 50% intensitas masing-masing kombinasi perlakuan
cahaya matahari (2858 lux). Untuk diulang sebanyak empat kali. Tanah
perlakuan kedua berupa kadar air dalam diambil dari lingkungan disekitar Jurusan
tanah sebagai media tanam yang terdiri dari Biologi FMIPA Universitas Tadulako dengan
75%, 50% dan 25% kapasitas lapang cara menggali tanah sampai kedalaman 20
masing-masing kombinasi perlakuan cm, kemudian tanah diaduk secara merata
diulang sebanyak empat kali. dan dikering anginkan selama 3 hari.
Prosedur Penelitian Sebelum digunakan sebagai media tanam,

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 32


Ajis dan Harso. Biocelebes. April. 2020. Vol. 14 No. 1, 31-36

kadar air dalam tanah dan kapasitas lapang panjang dari pangkal batang sampai daun
tanah diukur. Sebanyak 4 kg tanah teratas. Berat kering tanaman diukur
dimasukkan ke dalam polybag ukuran 25 x setelah tajuk dan akar tanaman dioven
30 cm kemudian tiga biji cabai rawit yang selama 48 jam pada suhu 80 ºC. Luas daun
sudah diseleksi dimasukkan ke dalam diukur dengan menggambar seluruh daun
polybag dengan kedalaman 3 cm. Setelah pada masing-masing tanaman dengan
itu tanah diberi air sampai 100% kapasitas menggunakan kertas HVS A4 70 g. Gambar
lapang sampai tanaman berumur 14 hari yang terbentuk kemudian digunting lalu
setelah tanam. Setelah berumur 14 hari ditimbang. Untuk mengukur luas daun maka
setelah tanam, tanaman cabai disisakan berat masing-masing kertas dari hasil
menjadi satu pada masing-masing polybag guntingan tadi dibagi dengan berat kertas
dengan melihat tingkat keseragaman yang HVS 70 g dengan ukuran 1 x 1 cm.
tinggi dengan cara memotong pada bagian Analisis Data
pangkal batangnya. Perlakuan kadar air Data yang diperoleh dari hasil
dalam tanah diberikan setelah tanaman pengamatan untuk setiap parameter
berumur 14 hari setelah tanam. dianalisis menggunakan Anova dua Arah
Pengamatan parameter pertumbuhan (Two Way Anova) yang kemudian diuji
berupa tinggi tanaman, berat kering lanjut dengan DMRT (Duncan Multiple
tanaman dan luas daun. Pengukuran tinggi Range Test) pada taraf uji 5%.
tanaman dilakukan dengan mengukur

memerlukan tingkat intensitas cahaya


HASIL DAN PEMBAHASAN tertentu untuk melakukan fotosintesisnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara optimum.
intensitas cahaya sangat mempengaruhi Cahaya merupakan faktor penting
pertumbuhan tanaman. Tanaman yang terhadap berlangsungnya fotosintesis,
diberi perlakuan intensitas cahaya sebesar sementara fotosintesis merupakan proses
100% atau 4287 lux memiliki parameter yang menjadi kunci dapat berlangsungnya
pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, proses metabolism yang lain di dalam
berat kering tanaman dan luas daun) yang tanaman (Kramer dan Kozlowski, 1979).
lebih tinggi dibandingkan tanaman yang Fotosintesis dilakukan untuk membentuk
diberi intensitas cahaya 50% atau 2528 lux karbohidrat dengan menyatukan CO2 dan
pada setiap kadar air yang diberikan (Gb. 1, H2O.
2 dan 3). Meskipun setiap jenis tanaman

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 33


Ajis dan Harso. Biocelebes. April. 2020. Vol. 14 No. 1, 31-36

40 c 40,00
b
35 bc 35,00
b
30 ab
Tinggi Tanaman (Cm)

30,00

Luas Daun (cm 2)


ab
25 25,00
20 a 20,00
a
15 a
15,00
10 10,00
5 a
5,00 a a
0
0,00
75% 50% 25%
75% 50% 25%

Gambar 3. Berat kering tanaman umur 28 hari


Gambar 1. Tinggi tanaman umur 28 hari setelah setelah tanam dengan kandungan air
tanam dengan kandungan air tanah tanah yang diberikan yaitu 75 %, 50
yang diberikan yaitu 75%, 50% dan % dan 25 % kapasitas lapang.
25% kapasitas lapang. Batang grafik Keterangan gambar dapat merujuk
berwarna biru adalah tanaman yang pada Gb. 1.
terpapar cahaya matahari 100%,
sedangkan batang grafik yang berwarna
merah adalah tanaman yang terpapar Menurut Arsyad dkk., (1997)
cahaya matahari 50%. Nilai yang
ditunjukan pada grafik adalah nilai rata-
Karbohidrat atau senyawa heksosa yang
rata ± standar deviasi. Grafik yang terbentuk akan digunakan sebagai substrat
diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata. respirasi untuk diubah menjadi bahan-

3
bahan struktural, cadangan makanan, dan
b b metabolit lain yang dibutuhkan untuk
Berat Kering Tanaman (g)

3 ab
pertumbuhan dan perkembangan (Gardner
2
dkk., 1991). Hal ini sejalan dengan
2
penelitian yang dilakukan oleh Parman
1 (2010) bahwa tanaman lobak yang diberi
1 a intensitas cahaya tinggi memiliki luas daun
a a
0 yang lebih tinggi dibandingkan dengan
75% 50% 25% tanaman lobak yang diberi intensitas
cahaya sedang maupun rendah. Lebih
Gambar 2. Berat kering tanaman umur 28 hari
setelah tanam dengan kandungan air tingginya luas daun akan menyebabkan
tanah yang diberikan yaitu 75 %, 50 %
dan 25 % kapasitas lapang. semakin tingginya berat kering umbi yang
Keterangan gambar dapat merujuk
pada Gb. 1. dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan yang lebih tinggi untuk
melakukan fotosintesis pada daun yang
lebih luas.

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 34


Ajis dan Harso. Biocelebes. April. 2020. Vol. 14 No. 1, 31-36

Air berperan sebagai pelarut, media perlakuan 25% air tersedia juga akan
terjadinya reaksi, penyusun utama sel, serta menyebabkan tinggi tanaman Crotalaria
menjaga turgiditas dalam sel dan mucronata lebih rendah dibandingkan
pembukaan stomata. Kekurangan air akan dengan tanaman diuji yang diberi 50% dan
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan 75% air tersedia.
perkembangannya menjadi abnormal. Pada penelitian ini, kadar air yang
Kekurangan air yang terus menerus selama diberikan yaitu 75%, 50% dan 25% air
pertumbuhannya akan menyebabkan kapasitas lapang tidak berpengaruh
tanaman tersebut menderita dan kemudian terhadap parameter pertumbuhan tanaman
mati (Kurniawan dkk., 2014). Dengan yang diamati. Meskipun tanaman cabai
demikian ketersediaan air akan menentukan sensitif dengan kekurangan air karena
keberhasilan produksi tanaman baik secara sistem perakaran yang dangkal (Supriadi
vegetative maupun generative karena air dkk., 2018). Hal ini mungkin disebabkan
merupakan kebutuhan dasar dari bagi oleh kurang lamanya tanaman terkena
tanaman. Efisiensi pemakaian air tertinggi cahaya matahari. Tanaman terkena cahaya
pada kadar air tanah antara 55-70% matahari mungkin hanya sekitar 4-5 jam
kapasitas lapang sehingga kekurangan atau karena rumah plastik terhalang oleh
kelebihan air akan mempengaruhi bangunan di pagi hari dan pohon-pohon
pertumbuhan dan produksi dari tanaman pada saat menjelang sore hari. Kurangnya
(Supriadi dkk., 2018). lama pencahayaan matahari pada rumah
Penelitian yang dilakukan oleh Marsah kaca akan menyebabkan kurangnya
dkk. (2014) menyebutkan bahwa kadar air evapotranspirasi yang terjadi pada
50% dan 25% tersedia menurunkan jumlah penelitian ini yang menyebabkan kadar air
daun yang terbentuk dibandingkan dengan dalam pollybag tidak berpengaruh terhadap
pemberian 75% air tersedia. Pada parameter pertumbuhan yang diamati.

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, M., Asadi, D., Darmijati, dan Zahra,


H. (1997). Pemuliaan kedelai untuk
Toleran Naungan dan Tumpangsari.
Arif, U., Sri Darmanti, dan Sri Haryanti.
Jurnal Agrobio Balai Penelitian
(2011). Pertumbuhan produktivitas
Bioteknologi Tanaman Pangan Bogor.
bawang merah (Allium ascalonicum
1(2),15-20.
L.Var.Tiron) dengan perlakuan
Glacilaria verrucosa sebagai
Gardner, F. P., Pearce, R. B., dan Mitchell.
penyerap air pada tanah pasir. Bioma.
R. L. (1991). Fisiologi tanaman
13(2), 60-66.
budidaya. Penerjemah: Susilo, H. dan

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 35


Ajis dan Harso. Biocelebes. April. 2020. Vol. 14 No. 1, 31-36

Subiyanto. Jakarta: Universitas biologi struktur dan fungsi tumbuhan


Indonesia Press. jurusan biologi Fakultas MIPA
Universitas Diponegoro. Yogyakarta.
Herawati, A. (2007). Pengaruh kekurangan
air (Water Defisit) terhadap Rawi, (2012). Adaptasi Jagung (Zea mays
pertumbuhan dan perkembangan L.) Kultivar Lokal Merah Sigi dan
tanaman tembakau. Jurnal Inovasi Varietas Lamuru Terhadap
Pertanian. 6(1), 44-51. Kekeringan. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Kurniawan, B, A., Arifin, dan Fajriani, S. Tadulako. Palu.
(2014). Pengaruh Jumlah Pemberian
Air Terhadap Respon Pertumbuhan Sahuri, dan Rosid, M., J. (2015). Farming
dan Hasil Tanaman Tembakau Analysis and Optimization of Land
(Nikotiana tabaccum L.). Jurnal between Rubber Rows Using
Produksi Tanaman. 2(1), 59-64. Cayenne Pepper as Intercrops.Warta
Perkaretan. 34(2), 77-88.
Kramer, P, J., dan Kozlowski, T., T. (1979).
Physiology Of Woody Plants. Florida: Setiawan, R. (2015). Pengaruh cekaman
Academic Press. kekeringan terhadap pertumbuhan
dan karakter protein pada hasil
Marsah, N, D., Aini, N, dan Susan, T. produksi tanaman sorgum (Sorgum
(2014). Pengaruh frekuensi dan bicolor L. Moench). Skripsi.
volume pemberian air pada Universitas Jember.
pertumbuhan tanaman (Crotalaria
mucronata Desv). Jurnal Produksi Simanungkalit, R. D. M. (2008).”Pupuk
Tanaman. 2(8), 673-678. organik dan pupuk hayati”. Balai
besar litbang sumber daya lahan
Mathius, N, T., Guharja, E., and Wijana, G. pertanian badan penelitian
(2001). Respon tanaman kelapa sawit pembangunan pertanian. Bogor.
(Elaeis guineensis Jacd.) terhadap
cekaman kekeringan. Menara Supriadi, R, D., Susila, D, A., dan
perkebunan. 69(2), 29-45. Sulistyono, E., (2018). Penetapan
Kebutuhan Air Tanaman Cabai
Parman, S. (2010). Pengaruh intensitas Merah. (Capsicum L.) dan Cabai
cahaya terhadap produksi umbi Rawit (Capsicum frutescens L.).
tanaman lobak (Raphanus Sativus L). Jurnal Hort Indonesia. 9(1), 38-46.
Buletin 18(2), 8-9 . Laboratorium

ISSN-P : 1978-6417; ISSN-E : 2580-5991 36

Anda mungkin juga menyukai