JURUSAN FARMASI
OLEH :
KELAS :B
Nilai
Nama NIM Tugas Nilai Diskusi
Dokumen
PALU
2021
I. FORMULA ASLI
Menurut (Anny, et all 2020)
Ibuprofen
Avicel
Lactose
Talc
Mg Stearate
Starch
Sodium Starch Glycolate
Distilled Water
Gelatin 47,5 mg
Amprotab 38,72 mg
Laktosa 191,9 mg
Mg stearate 2,58 mg
Aquadest q.s
1. Ibuprofen merupakan bahan aktif yang memiliki titik leleh rendah yaitu
75-78°C. Selain mempunyai titik leleh yang rendah, ibuprofen juga
mempunyai sifat alir yang buruk, bulk density rendah, dan mengalami
deformasi elastis pada saat pengempaan. Sifat-sifat ibuprofen ini
sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk dicetak langsung karena tidak
memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang baik, sehingga digunakan
metode granulasi basah (Ambari, dkk. 2019).
2. Ibuprofen merupakan salah satu obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
yang merupakan antipiretik, analgesik aktif yang secara oral digunakan
dalam pengobatan osteoarthritis, nyeri akut dan kronis, rheumatoid
arthritis dan kondisi terkait. Digunakan untuk menghilangkan tanda dan
gejala serta menghilangkan rasa sakit ringan hingga sedan. Dapat
digunakan dalam kondisi nyeri dan peradangan kronis dan akut. Bisa
juga digunakan untuk menutup duktus arteriosus paten pada bayi
prematur. Dapat digunakan melalui mulut atau secara intravena.
Ibuprofeni menunjukkan aksi dalam satu jam (Anny, et all 2020).
3. Ibuprofen adalah NSAID yang paling umum digunakan dan paling sering
diresepkan. Ibuprofen adalah inhibitor non-selektif siklooksigenase-1
(COX-1) dan Siklooksigenase-2 (COX-2). Meskipun sifat anti-inflamasinya
mungkin lebih lemah daripada beberapa NSAID lainnya, ibuprofen
memiliki analgesik dan peran antipiretik yang menonjol dan ffeknya
adalah tindakan penghambatan pada siklooksigenase, yang terlibat
dalam sintesis prostaglandin (Samyuktha, et all. 2020).
IV.3 Alasan Pembuatan Tablet Ibu profen
1. Ibuprofen diberikan 300, 400, 600, atau 800 mg tiga sampai empat kali
sehari. Rentang maksimum per hari yaitu 1,2-1,3 g. untuk meredakan
nyeri nyeri yang terjadi yang terjadi karena dismenore awal, dosis
normal adalah 400 mg tiap 4 jam bila dibutuhkan. Untuk
meredakan sakit dan nyeri ringan, dan untuk menurunkan demam,
dosis standar adalah 200-400 mg tiap 4-6 jam sampai dosis
maksimum 1,2 g/hari (Zuhairiah.2020).
2. Pemberian dosis Ibuprofen peroral 200 mg dapat mempunyai efek
analgetik 4-6 jam, sehingga pada waktu 3 jam setelah sirkumsisi
ibuprofen masih bisa mengurangi intensitas nyeri ( Agussalim. A,dkk.
2019)
3. Ibuprofen [(±)-2-(p-isobutilfenil) asam propionat) merupakan obat
antiinflamasi nonsteroid yang sering digunakan. Ibuprofen memiliki
waktu paruh biologis yang pendek yaitu lebih kurang dua jam sehingga
perlu digunakan berulangkali dalam sehari. Dalam bentuk tablet, pada
umumnya digunakan dengan dosis 200 mg sampai 800 mg, tiga sampai
empat kali sehari. Hal ini yang menyebabkan ibuprofen sesuai untuk
diformulasikan dalam sediaan lepas lambat. (Hadisoewignyo, L dan
Fudholi, A. 2007)
Gelatin
1. Gelatin adalah protein yang berasal dari tulang atau kulit hewan. gelatin
dalam industri farmasi banyak digunakan sebagai bahan tambahan /
eksipien / bahan farmasetik, yang berfungsi sebagai bahan untuk
membuat cangkang kapsul, bahan penstabil, pengemulsi, dan sebagai
bahan pengikat tablet (Anna Priangani Roswiem, 2018).
2. Gelatin sebagai bahan pengikat yaitu dapat digunakan pada senyawa
yang sulit diikat. Tablet menggunakan pengikat gelatin lebih keras
dibandingkan dengan tablet yang pengikat amilum dan PVP sebab dilihat
dari sifat Gelatin yaitu bertanggung jawab atas kekompakan tablet dan
daya tahan dari tablet, sehingga tablet yang dihasilkan keras (Wida
Cahyati Ariswati, 2010).
3. Penambahan bahan pengikat dalam pembuatan tablet sangat
berpengaruh yaitu meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan
dalam pembentukan granul yang dalam pengempaan membentuk masa
kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Salah satu bahan
pengikat yang sering digunakan yaitu gelatin. Pemilihan gelatin
dikarenakan gelatin merupakan merupakan pengikat yang baik dan dapat
digunakan untuk senyawa yang sulit diikat (Rani Dewi Pratiwi et.all, 2017)
Amprotab
Laktosa
Magnesium stearat
Dosis : Dewasa : 3x2 tab 200 mg, atau 3x1 tab 400 mg
Anak : 20 mg/kgBB/hari dibagi dalam beberapa
pemberian
Untuk anak di bawah 30 kg maksimum
500mg/hari
Farmakokinetik : Diabsorpsi dari saluran gastrointestinal dan
plasma, konsentrasi dicapai 1-2 jam. Waktu
paruh dalam plasma sekitar 2 jam
Sinonim : Ibuprofen
Rumus struktur :
(Pubchem, 2021)
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : -
Inkompabilitas : -
Sinonim : Gelatin
RM/BM : -/-
Rumus struktur : -
RM/BM : -/-
Rumus struktur : -
Metode sterilisasi : -
Rumus struktur :
(Pubchem, 2021)
Metode sterilisasi : -
Inkompabilitas : -
Rumus struktur :
(Pubchem, 2021)
Metode sterilisasi : -
IBUKUDASI
PT.BKK PHARMA 200 mg
No. Reg : GKL2178932110A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
IBUKUDASI
PT.BKK PHARMA 200 mg
No. Reg : GKL2178932110A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
IBUKUDASI
PT.BKK PHARMA 200 mg
No. Reg : GKL2178932110A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
2. Rancangan leaflet
IBUKUDASI
200 mg
RANCANGAN FORMULA :
Ibu profen...............................................................................................200 mg
Gelatin..................................................................................................47,5 mg
Amprotab..............................................................................................38,7mg
Laktosa..............................................................................................191,9 mg
Mg stearate...........................................................................................2,58 mg
Aquadest........................................................................................................q.s
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau
pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid,
gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid, menurunkan demam pada
anak.
Efek samping : Pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri
abdomen, konstipasi, hematemesis, melena, perdarahan lambung, ruam.
Dosis : • Dewasa : 3x2 tab 200 mg, atau 3x1 tab 400 mg
Indikasi :Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala
Dosisosteoartritis,
: - Dewasa : 3x2
gejala
tabjuvenile
200 mg,artritis
atau 3x1reumatoid,
tab menurunkan demam pada anak.
400 mg
Anak : 20 mg/kgBB/hari dibagi dalam
beberapa pemberian
Untuk anak di bawah 30 kg maksimum 500mg/hari
10 strip @ 10 tablet
IBUKUDASI
200 mg
PT.BKK PHARMA
10 strip @ 10 tablet
IBUKUDASI
200 mg
PT.BKK PHARMA
VII. Dasar pemilihan Metode sterilisasi Produk
-
VIII. PERHITUNGAN
1) Perhitungan Dosis
Perhitungan Dosis
- DL : 200-400 mg
- DM : 3200 mg
Dosis dewasa
𝐧
𝐱 𝐃𝐌/𝐃𝐋
𝟐𝟎
18
DL = 𝑋 200 − 400 𝑚𝑔
20
= 180 – 360 mg/hari
18
DM = 𝑋 3200 𝑚𝑔
20
= 2880 mg
Dosis Anak
10
DL = 𝑋 200 − 400 𝑚𝑔
20
= 100-200 mg
10
DM = 𝑋 3200 𝑚𝑔
20
= 1600 mg
Disiapkan
Kemasan Prime
Disiapkan
Larutan Pengikat
Pengisian
Dicampurkan sisa
amprotab + mg stearate
Dimasukkan kedalam
mesin kempah
labeling
Dimasukkan
Ditempel
Pengemasan
X. Rancangan Detail Proses Manufaktur
X.1 Penyiapan Kemasan Primer
a. Disiapkan kemasan yang telah didesain untuk digunakan
b. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses
X.3 Pencampuran
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditimbang bahan dengan menggunakan neraca analitik
c. Digerus ibu profen hingga halus
d. Dicampur Sebagian amoprotap dan laktosa hingga homogen
e. Ditambahkan larutan pengikat
f. Dicampurkan hingga terbentuk masa lembab
X.4 Pengayakan
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diayak menggunakan ayakan no mesh 6-12 hingga terbentuk pellet/granula
c. Dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 40-60 oC
d. Diayak lagi dengan menggunakan ayakan no mesh 10-21
X.5 Pengisian
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Ditambahkan amprotab dan mg stearat
c. Diaduk hingga homogen
d. Dimasukkan campuran kedalam mesian kempa yang telah diatur keakuratan
pengempaan
e. Dimasukkan tablet yang telah dikempa ke dalam kemasan primer yang telah
dibuat
X.6 Labeling
a. Ditutup kemasan primer yang telah diisi tablet ibu profen
b. Ditempel label yang telah didesain pada kemasan primer
XII. PERALATAN
1) Lumpang
2) Alu
3) Lap kasar
4) Lap halus
5) Neraca analitik
6) Mesin pencetak tablet single punch (Ateliers)
7) Disintegration Tester
8) Gelas kimia
9) Gelas ukur
10) Hot plate
11) Batang pengaduk
12) Oven
13) Ayakan
14) Sendok tanduk
DAFTAR PUSTAKA
Ambari, dkk. (2019). Optimasi Formulasi Tablet Ibuprofen Dengan Kombinasi Cmc – Na
& Sorbitol Sebagai Pengikat Dan Amilum Solani Sebagai Disintegran Terhadap
Waktu Hancur Tablet. Journal of Pharmaceutical-Care Anwar Medika. Vol 2 No 2.
Anny, dkk. (2020). Formulation And Development Of Ibuprofen Tablet: An In Vitro Study
For Bioequivalence Of New Formulation. World Journal of Pharmaceutical
Research. Volume 9, Issue 3
Anna Priangani Roswiem. (2018). Identifikasi Gelatin Dalam Obat Bentuk Sediaa Tablet
Menggunakan Metode Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. Indonesia
Journal Of Halal. ISSN :2623-162x
Hadisoewignyo, L dan Fudholi, A. (2007). Studi on the in vitro release of ibuprofen from
xanthan gum matrix combined with a crosslinking agent. Majalah Farmasi
Indonesia, 18(3), 133 – 140, 2007
Jayan, et all. (2014). Formulation and Evaluation of Ibuprofen Tablets Using Gum of
Anacardium occidentale as Binding Agent. American Journal of Phytomedicine
and Clinical Therapeutics Vol 2, Issue 1.
Kokafrinsia dan Saryanti, 2021). Optimasi Campuran Avice Ph 101 dan Laktosa Sebagai
Bahan Pengisi Pada Tablet Ekstrak Bunga Rossela (Hibiscus sabdariffa L) dengan
Metode Granulasi Basah. Vol. 3 No. 2. Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Khalafalla. (2021). Formulation and Evaluation of Ibuprofen (100 mg) Chewable Tablet
by Direct Compression. Journal of Womens Health and Safety Research. Vol 5,
Issue 1
Khana, et all. (2018). Effect Of Primary Packaging On Microbiological Status Of Oral Solid
Dosage Form. Journal of Applied Pharmaceutical Research Volume 6, Issue 1.
Lyashenko, et all. (2018). Features of Packaging from Polymers in Pharmaceutics. Saudi
Journal of Medical and Pharmaceutical Sciences. Dubai, United Arab Emirates.
Okprastowo R ddk. (2011). Optimasi Penggunaan Spray Dried Lactose dan Avicel PH 102
Sebagai Fillers-Binders tablet Aspirin. Journal Pharmacy. 8(3). ISSN 1693-3591.
Rani Dewi Pratiwi et.all. (2017). Pengaruh Gelatin Sebagai Bahan Pengikat Terhadap
Sifat Fisik Tablet Kunyah Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Dengan
Granulasi Basa. Pharmacy, Vol.14 No. 01 2017 p-ISSN 1693-3591
Rondonuwu, dkk. (2017). Formulasi Tablet Hisap Serbuk Buah Mangga Dodol
(Mangifera Indica L) Dengan Menggunakan Metode Granulasi Basah. Jurnal Ilmiah
Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.
Syukri dkk. (2017).Pemilihan Bahan Pengisi untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah
Mahkota Dewa (Ohaleria macrocarpa Boerl). Jurnal Sains Farmasi & Klinik. 5(1). e-
ISSN: 2442-5485.
Samyuktha, et all. (2020). Formulation and Evaluation of Ibuprofen Tablets by using Melt
Granulation Technique. Research & Review: Drugs and Drugs Development
Volume 2, Issue 1.
Sharma, et all. (2017). Formulation And Evaluation Of Tablets Containing Poorly Water
Soluble Drug By Madg Method. World Journal of Pharmaceutical Research.
Volume 6, Issues 3.
Wida Cahyati Ariswati. (2010). Pengaruh Gelatin, Amilum dan PVP Sebagai Bahan
Pengikat Terhadap Sifat Fisika Tablet Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza,
Rxob). Pharmacy, Vol. 07 No. 02 Agustus 2010.ISSN 1693-3591