Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PREVENTIVE DENTISTRY
“FISSURE SEALANT DAN TOPICAL APLIKASI FLUOR”

Disusun Oleh :

Maharani Aisha Hadara

P1337425119088

Dosen Pembimbing :

Sukini, S.ST., M.HKes.

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PROGRAM STUDI D III KESEHATAN GIGI

TAHUN 2020
Fissure Sealant adalah tindakan pencegahan non-invasif pada permukaan pit dan
fissure agar gigi tidak mudah terserang karies. Fissure sealant adalah metode yang paling
efektif untuk mencegah karies pada permukaan oklusal. Fissure sealant biasa dilakukan pada
pasien dengan risiko karies gigi tinggi, gigi baru erupsi, pasien yang memiliki celah pit dan
fissure dan secara klinis bebas karies, dan pasien dengan disabilitas. Dalam perawatan fissure
sealant dapat menggunakan bahan resin maupun glass ionomer cement.

Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:

a. Dalam, pit dan fisura retentif


b. Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal
c. Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya
d. Tidak adanya karies interproximal
e. Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva
f. Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.

Kontra indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah

a. Self cleansing yang baik pada pit dan fisure


b. Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies interproximal yang
memerlukan perawatan
c. Banyaknya karies interproximal dan restorasi
d. Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari kontaminasi saliva
e. Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.

Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan fissure sealant antara lain:

1. OD Set (Kaca mulut, sonde, ekscavator, pinset)


2. Plastis Instrument
3. Agate Spatel
4. Paper Pad
5. Tongue Holder
6. Articulating paper
7. Cotton Roll
8. Cotton Pellet
9. Dentin Conditioner
10. Bahan GIC untuk Fissure Sealant
11. Cocoa Butter

Lalu, langkah dalam melakukan fissure selant yakni:

1. Siapkan dental chair dan gunakan alat pelindung diri.


2. Persilahkan pasien duduk serta atur posisinya pada dental chair dan pasangkan
celemek.
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Bersihkan gigi pasien sebelum melakukan fissure sealant agar gigi pasien bersih dari
sisa makanan yang tertinggal pada gigi.
5. Isolasi daerah gigi yang akan dilakukan fissure sealant dengan meletakkan cotton roll
di sekitar giginya yaitu bagian buccal/labial serta pada bagian gigi rahang bawah
dapat juga menggunakan tongue holder.
6. Oleskan dentin conditioner pada gigi yang akan dilakukan perawatan fissure sealant.
7. Siapkan bahan fissure sealant. Letakkan 1 sendok powder GIC fissure sealant dan 1
tetes liquid diatas paper pad.
8. Bagi powder menjadi 2 bagian sama besar lalu campurkan 1 bagian powder dengan
liquid dengan agate spatel hingga konsistensinya dempul. Apabila dirasa kurang bisa
tambahkan bagian powder yang belum dicanpur tadi.
9. Apabila sudah didapatkan konsistensi yang diinginkan, ambil bahan tersebut dengan
plastis instrument dan letakkan di dalam kavitas.
10. Bentuk bahan fissure sealant sesuai bentuk anatomis gigi.
11. Cek ketinggian tumpatan dengan articulating paper.
12. Apabila masih ada bahan yang berlebih bisa dikurangi sedikit demi sedikit
13. Setelah selesai melakukan perawatan, berikan instruksi pasca perawatan kepada
pasien yaitu agar pasien tidak makan selama 1 jam setelah perawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006


Tentang Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Topical Aplikasi Fluor adalah pengolesan bahan fluor untuk melindungi gigi dari
karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat
memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor
apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Enamel yang lebih tahan
asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi.

Perawatan topical aplikasi fluor dianjurkan pada usia 3, 7, 11 dan 13 tahun,


bersamaan dengan erupsi gigi baru. Tujuan dari pengulangan aplikasi fluor ini adalah sebagai
berikut:

a. Pada umur 3 tahun untuk melindungi gigi susu


b. Pada umur 7 tahun untuk melindungi gigi incisivus dan molar
c. Pada umur 10 tahun untuk melindungi gigi caninus dan premolar
d. Pada umur 13 tahun untuk melindungi molar kedua

Indikasi pemberian Topical Aplikasi Fluor:

a. Pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi
b. Gigi dengan permukaan akar yang terbuka
c. Gigi yang sensitive
d. Anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi
(contoh: Down Syndrome)
e. Pasien yang sedang dalam perawatan orthodontic

Kontraindikasi pemberian Topical Aplikasi Fluor:

a. Pasien anak dengan resiko karies rendah


b. Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor
c. Ada kavitas besar yang terbuka

Alat dan Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan Topical Aplikasi Fluor yaitu:

1. OD Set (Kaca Mulut, sonde, ekscavator, pinset)


2. Tongue Holder
3. Handpiece
4. Brush
5. Aplicator tip
6. Cotton Roll
7. Cotton Pellet
8. Pumice
9. Fluor Naf 0,2%

Kemudian, langkah-langkah untuk melakukan topical aplikasi fluor antara lain:

1. Siapkan dental chair dan gunakan alat pelindung diri.


2. Persilahkan pasien duduk serta atur posisinya pada dental chair dan pasangkan
celemek.
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
4. Bersihkan permukaan gigi pasien yang akan di aplikasikan fluor dengan melakukan
brushing menggunakan campuran pumice dan pasta gigi.
5. Isolasi permukaan gigi yang telah dibersihkan dengan cotton roll
6. Keringkan gigi dengan menggunakan air syringe hingga benar-benar kering.
7. Oleskan larutan NaF 2% pada permukaan gigi menggunakan applicator tip fluor atau
cotton pellet yang dipegang menggunakan pinset
8. Biarkan fluor pada gigi selama 3-4 menit
9. Setelah 4 menit, instruksikan pasien untuk meludahkan fluor dan berkumur-kumur
10. Berikan instruksi paska perawatan kepada pasien yaitu pasien tidak diperbolehkan
makan dan minum selama 30 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 284/Menkes/SK/IV/2006 Tentang


Standar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.

Sirat, Ni Made. 2014. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan NaF dan SnF2 Dalam
Pencegahan Karien Gigi. Jurnal Kesehatan Gigi. 2(2):222-232

Anda mungkin juga menyukai