BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
lanjut, terlebih dahulu akan dijelaskan istilah dalam skripsi ini untuk menghindari
kekeliruan bagi pembaca yang tertuang dalam penegasan judul. Oleh karena itu
diperlukan pembatasan arti kalimat dalam skripsi ini, dengan harapan memperoleh
gambaran yang jelas dari makna yang di maksud. Judul skripsi ini adalah sebagai
(Studi Pada Kab. OKU Selatan Tahun 2006-2016). Adapun istilah yang dipakai
adalah :
1. Pengaruh adalah kekuatan yang ada dan timbul dari sesuatu (orang,
seseorang.1
solusi terbaik, tidak selalu keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai
1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan
VII, Edisi IV, Penerbit Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014), h. 1053
2
Tim prima pena, Kamus Besar Bahasa Indonesa (Gita Media Press. 2015),h. 562
2
selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan jika tujuan pengoptimalan
pembangunan.4
obyek wisata merupakan pendapatan yang bersumber dari hal-hal yang ada
perjalanan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami maksud dari judul ini
1. Secara Objektif
OKU Selatan di dominasi oleh Pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah Sebesar
57% Lalu Penerimaan Pajak Sebesar 17% Dan Penerimaan Retribusi Sebesar
18% Dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisah Hanya 7%.
7
Halim, Abdul. Manajemen Keuangan Daerah (Edisi Revisi). (Yogyakarta :UPP AMP
YKPN Bunga Rampal),h.103.
8
Ditulis Oleh Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta Atas Kerja Sama Dengan Bank Indonesia. (Jakarta : PT Rajagrafindo,
2008),h.19
4
daerah, namun dalam realisasi hasil penerimaan sektor pariwisata OKU selatan
belum memberikan kontribusi yang cukup besar untuk penerimaan daerah hal
pengamatan yang penulis lakukan bahwa banyak nya sektor pariwisata OKU
2. Secara Subjektif
5
Alasan subjektif dari judul ini adalah karena pokok bahasan skripsi ini
pembuatan skripsi ini yaitu data yang diperoleh secara sekunder yang dapat
penelitian.
wisata.
6
dari sektor pajak yaitu pajak hiburan dan pajak hotel dan pajak yang mempunyai
pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata menjadi hal yang sangat
penting. Pendapatan asli daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah.11 Pendapatan asli daerah (PAD)
merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari dalam daerah sendiri, yang
9
Herry sucipto danfitria andayani, wisata syariah :karakter, potensi, prospek dan
tantangannya, (jakarta: grafindo books mediadan wisata syariah cobnsulting, 2014),h.33-34.
10
Merpaung, Happy pengetahuan kepariwisataan (Bandung : Alfabeta, 2002)h. 14
1111
A Djaenuri, Aries Hubungan Keuangan Pusat-Daerah, Elemen-Elemen Penting
Hubungan Keuangan Pusat Dan Daerah. (Bogor : Ghalia Indonesia.2012).h 88
7
sumber pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain– lain PAD yang sah.12
Dengan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh daerah tersebut,
yang bersangkutan. Kemampuan suatu daerah dapat dilihat dari besar kecilnya
pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh suatu daerah. Pada prinsipnya,
12
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Indonesia
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 44.
8
semakin besar sumbangan pendapatan asli daerah pada APBN, maka semakin
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU Selatan) adalah salah satu
Ogan Komering Ulu yang diresmikan dengan UU NO.37 Tahun 2003 Tanggal 18
Desember 2003. Kabupaten ini diresmikan pada 16 januari 2004 di Muara Dua,
Ibu Kota Kabupaten Oku Selatan.13 Dengan adanya otonomi daerah, maka suatu
sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa. Potensi di bidang sektor pariwisata yang
berbagai objek wisata, baik wisata alam maupun wisata buatan. Danau Ranau
merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten OKU Selatan dan
telah membuat Kabupaten ini terkenal di Sumatera Selatan. Selain itu terdapat
Danau Rakihan, Danau Halim, dan Danau Umpungan yang potensial untuk
sektor pariwisata yang ada pada Kabupaten OKU Selatan, pada penerimaan pajak
dan retribusi pajak yang berkaitan langsung dengan kegiatan wisata. Sektor
pariwisata OKU Selatan dilihat dari penerimaan pajak seperti pajak hotel, pajak
13
Profil oku selatan dalam angka tahun 2017
9
restoran, pajak hiburan serta retribusi rekreasi dan olah raga yang terealisasi
setiap tahunnya. Menurut Kaho bahwa Sumber Pendapatan Asli Daerah sampai
saat ini memegang peranan dominan yaitu sektor pajak dan retribusi daerah.14
OKU Selatan di dominasi oleh pendapatan lain-lain PAD yang sah sebesar 57%
lalu penerimaan pajak sebesar 17% dan penerimaan retribusi sebesar 18% dan
daerah, hal ini diketahui dengan berkembangnya dan banyaknya objek pariwisata
namun dalam realisasi hasil penerimaan sektor pariwisata OKU selatan belum
memberikan kontribusi yang cukup besar untuk penerimaan daerah hal ini
retribusi 11% pada pajak dan retribusi.16 Hal ini di dukung dengan persentase
14
Kaho josep Riwu, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia : identifikasi
beberapa faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),h.
15
Laporan ketua BPPRD OKU Selatan tahun 2017 dalam pengoptimalan pajak dan retrtibusi
OKU Selatan.
16
Laporan ketua BPPRD OKU Selatan tahun 2017 Dalam Pengoptimalan Pajak Dan
Retrtibusi OKU Selatan.
10
pertumbuhan pajak dan retribusi sektor pariwisata pada tiap tahunnya memiliki
Gambar 1
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 2
RETRIBUSI
27 28
24
21 19 21
17
14 14 12
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
asli daerah. Dari data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi
pada tahun 2009 namun pada tahun selanjutnya persentase mengalami penurunan.
Besar kecilnya pendapatan pada pajak dan retribusi ini berdampak pada besarnya
pariwisata OKU Selatan belum dapat menjadi sektor Primer Mover dalam
kehidupan masa depan dari daerah atau negara. Dari uraian latar belakang diatas
D. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Tujuan
asli daerah Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2006-2016 di tinjau dari
2. Manfaat
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
kesejahteraan masyarakat.
dengan objek penelitian yang sama yaitu pajak dan retribusi sektor
pariwisata.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan
penulis.
4) Bagi Pembaca
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pajak
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung,
17
Hikmah, Analisis Kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kota Batam, Jurnal Of Government – JOG (Kajian Manajemen Pemerintahan &
Otonomi Daerah), Volume 2 Nomor 2 Januari – Juni 2017, h 162.
18
Soemitro, H. Rachmat, Azas dan Dasar Perpajakan. Erosco, (Bandung : 2008), h. 1
19
Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus, (Jakarta: Salemba Empat, 2016), h.1
16
Dari definisi pajak diatas maka dapat disimpulkan bahwa pajak adalah
iuran yang dibayarkan oleh masyarakat atau warga Negara atas sebagian harta
2. Fungsi Pajak
pada sektor public dan pajak disini merupakan suatu alat yang dapat
daerah.21
20
Diana Sari, Konsep Dasar Perpajakan, (Bandung : PT Refika Adimata, 2013), h.4
21
Abdul Halim Op.Cit, h. 143
17
sektor swasta.23
berikut:24
22
Diana Sari, Log..Cit
23
Abdul Halim, Log. Cit, h.143
24
Indra Mahardika, Perpajakan : Edisi Tax Amnesty, (Yogyakarta: Quadrant, 2017) h.16
18
Yuridis)
menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
masyarakat.
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The Wealth of
Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18 mengajarkan tentang
19
asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan nama four cannons atau the
a. Equality
sama, Wajib Pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda,
b. Certainty
Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak mengenal
kompromi kompromis (not arbitrary). Dalam asas ini, kepastian hukum yang
diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan
c. Convenience of payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib
d. Economic of collection
jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu
25
Erly Suandy, Hukum Pajak Edisi 7, (Jakarta:Salemba Empat, 2017) h. 25
20
sendiri. Tidak akan ada artinya pemungutan pajak kalau biaya yang
perubahan, sampai dengan tahun 1967, ada beberapa sistem pemungutan paja
fiskus.
fiskus.
26
Supramono dan Theresia Woro Damayanti, Perpajakan Indonesia, (Yogyakarta: ANDI
OFFSET, 2005), h.10
21
sendiri.
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
pajak yang terutang pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib
pajak.
secara individu.
1. Pajak Hotel
a. Pengertian
Daerah dan Retribusi Daerah, pengertian pajak hotel adalah: pajak atas
pembayaran, termasuk:
27
Randy J.R.Walakandou, Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
(Pad) Di Kota Manado, Jurnal EMBA, Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 722-729.
23
hotel.
pertemuan di hotel.
dengan hotel.
24
pembayaran.
Subjek pajak dari pajak hotel dimana menurut Peraturan daerah ini, yang
menjadi subjek pajak dari pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran kepada pihak hotel. Maka dapat dikatakan bahwa Subjek
Pajak Hotel adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang
diberikan oleh pengusaha hotel. Wajib pajak atas pajak hotel adalah orang pribadi
dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel yang termasuk dalam objek
Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 35 menyatakan bahwa tarif pajak hotel
Tahun 2009 pada pasal 6 mengenai tarif pajak hotel menyatakan bahwa tarif
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5”. Dengan kata lain perhitungan pajak hotel
ini dilakukan dengan mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak yaitu
jumlah pembayaran yang dilakukan kepada hotel. Secara sederhana dapat ditulis
sebagai berikut :
2. Pajak Restoran
fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran, yang
28
Edward W. Memah, Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel Dan Restoran
Terhadap Pad Kota Manado, Jurnal EMBA 873 Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 871-881.
26
mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya
adalah :
usahanya tidak melebihi Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) per bulan.
adalah pelayanan yang diberikan oleh restoran yang dipungut bayaran dimana
pelayanan yang diberikan bukan merupakan jasa boga atau cetering dan bukan
restoran dengan jumlah peredaran usaha dibawah Rp. 2.000.000 (dua juta
rupiah)
Subjek pajak dari pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang
sejenisnya. Maka dapat dikatakan bahwa subjek pajak dari pajak hotel adalah
29
Siahaan, Marihot. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. (Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada. 2009), h.327-328
27
pengusaha restoran. Adapun yang menjadi Wajib Pajak atas Pajak Restoran
kepada restoran”. Dengan kata lain dasar pengenaan dari pajak restoran ini
3. Pajak Hiburan
demikian pajak hiburan itu sendiri dapat di artikan secara singkat adalah pajak
hiburan tersebut. Pengenaan pajak hiburan tidak mutlak ada pada seluruh
suatu jenis pajak Kabupaten atau Kota. Pembangunan Kabupaten atau Kota
hiburan, oleh karena itu untuk dapat menerapkan pada suatu daerah
tentang pajak hiburan yang nantinya akan menjadi landasan atau pedoman
2) Penyelenggara hiburan adalah orang pribadi atau badan yang bertindak baik
atas nama sendiri atau untuk atas nama orang lain yang menjadi
3) Penonton atau penunjang adalah setiap orang yang menghadiri suatu hiburan
karyawan, artis (para pemain), dan petugas yang menyadari untuk melakukan
tugas pengawasan.
29
4) Pembayaran adalah jumlah nilai uang yang dapat disamakan dengan itu yang
diterima atau yang seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan jasa
5) Tanda masuk adalah tanda atau alat atau cara yang sah dengan nama dan
6) Harga tanda masuk yang disingkat HTM , adalah nilai jual yang tercantum
7) Bon penjualan atau Bill , faktur atau invoice adalah dokumen bukti
pembayaran yang sekaligus sebagai bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh
wajib pajak hiburan pada saat pengajuan pembayaran kepada subjek pajak.
dengan dipungut bayaran, objek pajak hiburan terdiri dari: tontonan film,
Namun ada juga beberapa objek pajak hiburan yang tidak dikenakan
pernikahan.
hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton atau menikmati
hiburan. Sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
Adapun dasar hukum pemungutan pajak hiburan telah diatur pada Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
yang berhubungan dengan sektor pariwisata. Dalam istilah bahasa Arab, pajak
beban karena merupakan kewajiban tambahan atas harta setelah zakat, sehingga
namun para ulama memakai ungkapan dharibah untuk menyebut harta yang
30
Gazi Inayah, al-Iqtishad al-Islami az-Zakah wa ad-dharibah, Dirasah Muqaranah, , Edisi
terjemah oleh Zainuddin Adnan dan Nailul Falah, Teori Komprehensif tentang Zakat dan
Pajak. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), hal. 2
31
dipungut sebagai kewajiban dan menjadi salah satu sumber pendapatan Negara
atau daerah.
Hal ini tampak jelas dalam ungkapan bahwa jizyah dan kharaj dipungut
secara dharibah, Yakni secara wajib. Bahkan sebagian ulama menyebut kharaj
historis. Hanya saja di zaman nabi Muhammad Saw tidak dilaksanakan sistem
perpajakan karena masyarakat Islam pada masa itu sudah merasa cukup dengan
sumber pendanaan yang ada seperti zakat, sedekah, ghanimah, dan lain-lain.
Pada era berikutnya negara Islam semakin berkembang dan pada masa
pembiayaan negara bisa ditutupi dengan sumber dana yang ada akan tetapi
dibutuhkan sumber dana yang lain seperti pajak. Dimasa pemerintahan khalifah
amirul mukminin. Pada masa pemerintahan Umar atas inisiatif atau ijtihad beliau
mulailah diterapkan adanya kharaj (pajak bumi) dan ‘usyr (pajak perdagangan
baik ekspor maupun impor). Dan pada masa itu lah baitul mal atau kas negara
berikut:31
31
Ibid, h.30
32
1. Ghanimah
terbesar adalah Ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh dari kaum
kafir, melalui peperangan, yang kemudian harta itu dibagi sesuai dengan
perintah Allah SWT pada QS. Al-Anfaal ayat 1 dan 41, yaitu 4/5 adalah hak
pasukan, dan 1/5 dibagi untuk Allah SWT, Rasul dan kerabat beliau, Yatim,
Miskin dan Ibnu Sabil. Dari harta Ghanimah inilah dibayar gaji tentara, biaya
perang, biaya hidup Nabi dan keluarga beliau, dan alat-alat perang, serta
2. Fa’i
Yaitu harta rampasan yang diperoleh kaum Muslim dari musuh tanpa
Kerabat Rasul, Anak Yatim, Orang Miskin dan Ibnu Sabil. Fa’i dibagi lagi
Yaitu kewajiban kaum Muslim atas harta tertentu yang mencapai nishab
tertentu dan dibayar pada waktu tertentu, sesuai perintah Allah dalam QS At-
Taubah (9):103;
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
ada pula pendapatan sekunder yang diperoleh tidak tetap, yaitu: ghulul,
32
Abu Ubaid dalam Kitab Al Amwal, Abu Yusuf dalam Kitab Al Kharaj, Ibnu Taimiyah
dalam Kitab Majmu’atul Fatawa dan Imam Al Mawardi dalam Kitab Al Ahkam Al Shulthaniyah
33
Zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta
benda
34
Zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan
harta benda mereka.
35
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid & Terjemah (Bandung :Diponegoro, 2014), h
191.
34
bersumber dari orang kafir (Ghanimah, Fa’i, Kharaj, Jizyah, ‘Usyr) dan juga
dari kaum Muslimin yaitu Zakat.36 Namun seiring dengan ekspansi wilayah
Islam, sehingga dari mereka (orang kafir) tidak dapat lagi diperoleh
Ghanimah, Fa’i, Kharaj, Jizyah dan ‘Ushr. Padahal dari sumber-sumber inilah
contohkan oleh Rasulullah SAW dan para Shahabat berupa Ghanimah, Fa’i,
Kharaj, Jizyah dan ‘Ushr di zaman sekarang, maka muncul pemikiran baru
(Ijtihad) dari para ulama yang kemudian di sahkan oleh Ulil Amri sebagai
sumber pendapatan baru. Salah satu hasil Ijtihad itu adalah Pajak (Dharibah).
sebagai berikut:37
37
Ibid,h.32
35
jalan Allah (fisabilillah) dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui
Bahkan Rasulullah SAW yang juga adalah kepala negara selain Nabi,
Sayyid Sabiq). Zakat juga ada batasan waktu ( haul ) yaitu setahun dan kadar
jatuh tempo. Tujuan penggunaan Zakat telah ditetapkan langsung oleh Allah
boleh berijtihad dalam tata cara Shalat, Puasa, Haji, dan ibadah Mahdhah
ekonomi negara yang cukup stabil, maka pemerintah bisa saja tidak
memungut pajak kecuali seperlunya saja. Namun lain halnya jika kondisi
maka wajib bagi negara itu untuk menerapkan pajak demi kemaslahatan
Oleh karena itu pajak tidak boleh dipungut dengan cara paksa dan
pegawai, hakim, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pajak memang
39
pajak.
menekankan bahwa yang mereka maksud adalah system perpajakan yang adil,
yang selaras dengan spirit Islam. Menurut mereka, system perpajakan yang
3. Dana pajak yang terkumpul dibelanjakan secara jujur bagi tujuan yang
38
Ibid, hal. 169-181.
39
Umer Chapra, Islam and The Economic challenge. (Herndon: IIIT, 1995). Diterjemahkan
oleh Ikhwan Abidin Basri, Islam dan Tantangan Ekonomi. (Jakarta: GIP, 2000), hal. 299.
40
yaitu sesuatu yang diwajibkan atas obyeknya harta serta subyeknya kaum
1. Pengertian Retribusi
dipaksakan atas jasa balik secara langsung dapat ditunjuk, paksaan disini
bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa dari
yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontra prestasi yang
peraturan yang berlaku atas jasa dan pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan dengan timbal balik
secara langsung dimana iuran ini dapat dipaksakan diteliti lebih dalam
Dari ketiga retribusi diatas penerimaan retribusi sektor usaha masuk kedala kategori
kepada wajib retribusi atas pemanfaatan suatu jasa tertentu yang disediakan
oleh pemerintah. Jadi dalam hal ini terdapat kontraprestasi langsung yang
retriribusi Menurut Quen sebagai mana telah dikutip Ni Luh Sili Antari,
dapat dipenuhi oleh pengelola tempat wisata masyarakat akan dengan senang
Ditinjau dari segi hukum islam maka, retribusi adalah salah satu
bersifat umum dan khusus, salah satunya firman Allah untuk menaati ulil amri
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
44
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
daerah tersebut.45
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retrebusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah, yang bertujuan untuk memberikan kelulusan pada daetah dalam menggali
disentralisasi.46
karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat
44
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Indonesia
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013),h.44.
45
Audie O Niode,Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap DAK,Dan Pertumbuhan
Ekonomi Di Sulawesi Selatan,Skripsi, Ekonomi Pembangunan,Universitas Sam Ratulangi,
(Manado,2013), h. 247 – 248
46
Rudy Badrudin, Ekonomi Otonomi Daerah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,2011), h.99
47
Halim, Abdul.Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan
Daerah, (Yogyakarta : STIM YKPN), h.113.
45
pengukuran kemandirian daerah diukur dari PAD. Sumber PAD berasal dari
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil
asli daerah adalah pendapatan atau penerimaan yang dihasilkan oleh daerah
pemerintah pusat. Agar menjadi dearah yang mandiri maka suatu daerah
a. Pajak Daerah
48
Sasana, Hadi.. Analisis Determinan Belanja Daerah Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Barat Dalam Era Otonomi Dan Desentralisasi Fiskal. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi Vol. 18 No.1,
(Maret 2011), h. 46-58.
46
oleh orang pribadi atau badan kepada daerah, tanpa imbalan langsung
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Jakarta,2014,h.393
47
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air. objek
a) pajak Hotel objek pajak hotel adalah layanan yang disediakan hotel
reklame.
Golongan
luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
memungut bayaran.
b. Retribusi Daerah
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
52
Mardiasmo, perpajakan, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2011), h. 15
53
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Indonesia
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013) , h. 63.
49
dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau
badan”.54
1) Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa pelayanan yang disediakan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
54
Saragih, desentralisasi fiskal dan keuangan daerah dalam otonomi ,(Jakarta : Ghallia
Indonesia, 2003),h. 65.
50
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dana yang terpisah dari pengelolaan APBD. "Jika ini merupakan sumber
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Bagian Laba Atas Penyertaan Modal
Sumber Pendapatan Asli Daerah. skripsi, Ekonomi Dan Bisnis Islam (Lampung, IAIN raden intan,
2015), h. 34-35.
51
masyarakat.57
tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan
keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi,
56
Ahmad, Yani, Op. Cit, h. 73-74.
57
Undang- Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, tersedia di www.djpk.kemenkeu.go.id di akses 4 januari
2018.
58
Undang-Undang Republik Indonesia No. 34 tahun 2000 Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah. Pasal 1 ayat 7 pasl 1 ayat 26. Tersedia di www.djpk.kemenkeu.go.id. Diakses 4 januari 2018.
52
potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau
sosial.60
aturan Islam yaitu Islam menempatkan pada tempat yang tinggi akan
2. Hanya golongan kaya yang menanggung beban. Sistem zakat dan pajak
harus menjamin bahwa hanya golongan kaya dan makmur yang mempunyai
62
Ibid, h.191
63
Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam. Edisi Ke-3, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015), h.
264
54
kesejahteraan masyarakat.
yakni pajak hotel dan restoran, pajak hiburan. Penerimaan sektor pariwisata
inilah yang nantinya menjadi salah satu penambah pendapatan asli daerah
(PAD).
Sebagai salah satu unsur PAD yang utama, Pajak Daerah memegang
peranan penting yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah sendiri. Hal ini
(PAD) mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi Mentari dan Sri
pajak hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah dan hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini adalah secara simultan terdapat pengaruh pajak
hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah dan secara parsial
analisis kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah (pad) kota batam dengan hasil penelitian pajak dan retribusi daerah
bersumber dari retribusi pariwisata yang ada di suatu daerah. Apabila semakin
Asli Daerah.
64
Dewi Mentari dan Sri Rahayu. penelitian efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak
hotel dan pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah, jurnal e-Proceeding of Management : Vol.2,
No.2 Agustus 2015 h 1770
65
Hikmah, analisis kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli
daerah (pad) kota batam. Jurnal Of Government – JOG (Kajian Manajemen Pemerintahan & Otonomi
Daerah) Volume 2 Nomor 2 Januari – Juni 2017, h. 159
56
Selain itu menurut penelitian Karisma (2012) dengan judul analisis peran
Wonosobo.67
Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah (2016) dengan judul
(PAD).68
66
Dina Anggraeni. Analisis Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.(Studi Empiris Pada Provinsi Bengkulu).
Http://Repository.Uinjkt.Ac.Id di akses 20 November 2017.
67
Widya, Karisma, Analisis Peran Retribusi Objek Wisata Terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Wonosobo, tersedia di http://joernal.umsb.ac.id di akses Februari 2018.
68
Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah, Pengaruh Penerimaan Retribusi Dan
Penetapan Tarif Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gunung Kidul Tahun
2013-2015, Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2 Desember 2016, h. 91.
57
J. PENELITIAN TERDAHULU
Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka
karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Sili Antari (2013) dengan judul
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Kurnia Sari, dengan judul
Daerah Kabupaten Gresik (Studi Kasus Pada Wisata Religi Makam Sunan
Rp500 pada tahun 2009-2010 menjadi Rp1000 on 2011, hal ini juga
dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (pad) kota batam
5. Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah (2016) dengan judul penelitian
K. KERANGKA BERPIKIR
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi masalah yang
74
Sunarto dan Reni Dyah Ayu Nur Fatimah, Log. Cit
75
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta,
2015),h.60
60
Gambar : 3
Kerangka pemikiran
L. HIPOTESIS
atau dugaan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan.Ada dua
macam hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan penelitian yaitu hipotesis nol
dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara variabel X dan Variabel Y.
76
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan Kombinasi (Bandung: Alfabeta,
2014),h.99
61
dan kerangka konseptual, yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 112
62