Anda di halaman 1dari 4

Kafalah

Berikut ini mekanisme pengajuan Kafalah (bank garansi) pada Bank Syari'ah
adalah sebagai berikut 1:

1. Akad dilakukan pihak kontraktor sebagai nasabah dan bank sebagai kafil atas
permintaan juga persetujuan pemilik proyek (nasabah).
2. Kontraktor (nasabah) adalah nasabah Bank Syariah yang mempunyai tabungan
giro wadiah.
3. Pihak kontraktor (nasabah) mengajukan bank garansi ke bank maksudnya agar
pihak kontraktor ingin melaksanakan pekerjaan pihak pemilik proyek (nasabah).
4. Pihak kontraktor (nasabah) mengajukan surat permohonan ke bank dan banklah
yang nantinya menerbitkan garansi bank kalau kontraktor memenuhi syarat
seperti yang telah dipersyaratkan, termasuk telah menyetor jaminan.
5. Sertifikat bank garansi yang sudah diterbitkan selanjtnya diberikan kepada
kontraktor dan yang aslinya diserahkan oleh kontraktor kepada pemilik proyek.
6. Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau yang dapat merugikan pihak
pemilik proyek, pemilik proyek dapat langsung membawa garansi asli yang
dipegangnya di bank untuk dicairkan.
7. Pihak bank akan memberikan ganti rugi dengan cara mencairkan jaminan yang
diserahkan oleh kontraktor sebelumnya. Penggantian ini akan dilakukan jika
setelah penelitian terbukti bahwa benar si nasabah telah ingkar janji.
8. Bila dalam pelaksanaan proyek tersebut tidak ada masalah dalam pekerjaannya,
selanjutnya pihak pemilik proyek akan segera mengembalikan garansi asli ke
kontraktor, sehingga kontraktor bisa mengembalikannya ke bank dan
mencairkan jaminan.

Dalam proses ini (kafalah), nasabah dalam pelunasan proyek tersebut harus
dilunasi sesuai penerimaan diawal proyek dari pemilik proyek (nasabah), jadi pemilik
proyek (nasabah)ingin melakukan pembayaran harus melalui rekening Giro kontraktor
di Bank Syariah yang sebelumnya telah dibekukan. Isi surat Kafalah (Bank Garansi)
terdiri dari subyek “Bank Garansi” atau “Bank Garansi”, nama dan alamat bank
pemberi garansi bank, tanggal penerbitan bank garansi, dan transaksi antara penerima
1
Slamet Agus Seroji, ‘APLIKASI KAFALAH DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SURABAYA Agus Slamet
Seroji’, Maliyah, 03.01 (2013), 579–98.
Para Pihak. menjamin. Penerima jaminan, jumlah jaminan bank, masa berlaku dan masa
berlaku Kapal (bank garansi). Periksa periode pengumpulan klaim.

Wakalah

Dalam aplikasi perbankan, Wakalah terjadi ketika nasabah memberi kuasa


kepada bank untuk mewakili bank untuk melakukan layanan tertentu seperti pembukuan
L/C (Letter Of Credit Import Syariah & Letter Of Credit Eksport Syariah),Inkaso dan
Transfer uang, Penitipan, Anjak Piutang (Factoring), Wali Amanat, Investasi Reksadana
Syariah, Pembiayaan Rekening Koran Syariah, Asuransi Syariah. Bank dan nasabah
yang disebutkan dalam surat kuasa harus memiliki pengetahuan hukum. Ketika
diterapkan di perbankan syariah, akad wakala memiliki banyak bentuk dalam layanan
perbankan yaitu berupa :

1. Transfer

Suatu layanan yang diberikan oleh bank untuk mewakili kepentingan


nasabahnya ketika mentransfer dana dari satu rekening ke rekening lainnya. Proses
pengiriman uang ini merupakan proses yang menggunakan konsep akad Wakalah
dimana nasabah mengajukan permintaan dengan Al-Wakil kepada pihak bank untuk
mentransfer uang ke rekening orang lain dengan cara melakukan
pemesanan/permintaan kepada pihak bank untuk mentransfer uang ke rekening orang
lain, kemudian bank menarik dari rekening nasabah (dalam hal transfer dari rekening ke
rekening), dan pada proses terakhir, bank menyetor sejumlah dana ke rekening target.
Berikut adalah beberapa contoh proses pengiriman uang ini2 :

a) Wesel Pos, untuk wesel, uang tunai ditarik langsung dari Al-Muwakkil kepada
Al-Wakil, dan Al-Wakil ke nasabah yang maksudkan .
b) Transfer uang melalui cabang suatu bank, selama proses ini, Al-Muwakkil
mentransfer uang ke bank Al-Wakil secara tunai, tetapi bank tidak mengirim
uang langsung ke pelanggan penerima. Tapi bank mengirimkannya ke rekening
calon pelanggan tersebut.

2
Riztika Nazmi and others, ‘PRAKTIK AKAD WAKALAH DI PERBANKAN SYARI ’ AH ( ANALISIS FATWA DSN
MUI NO : 10 / DSN-MUI / IV / 2000 )’, 10, 2000.
c) Transfer melalui ATM, transfer uang titipan dalam proses ini tidak langsung
ditransfer dari Al-Muwakkil ke Al-Wakil ke bank. Dalam model ini, nasabah
Al-Muwakkil meminta bank untuk menarik uang dari rekening tabungannya dan
kemudian meminta bank untuk menambahkan jumlah yang ditarik dari
rekeningnya ke rekening calon nasabah. Proses ketiga sering terjadi akhir-akhir
ini, di mana nasabah dapat mentransfer uang secara mandiri melalui ATM.

2. Collection (Inkaso)

Inkaso adalah tindakan bank yang memberikan jasa berupa menagih sejumlah
uang kepada seseorang atau badan hukum tertentu di kota lain yang ditunjuk oleh pihak
ketiga untuk pelaksanaan perintah pihak ketiga. memesan. Di sini, bank sebagai sarana
untuk penerimaan dan pembayaran tagihan untuk pelanggan.

3. Penitipan

Dalam akad wadia merupakan akad pendelegasian pembelian produk yang


terjadi ketika seseorang menunjuk orang lain atas nama seseorang untuk membeli
sejumlah produk tertentu dengan cara mentransfer uang dengan harga penuh sesuai
dengan harga produk yang akan dibeli. Agen (perwakilan) lilin membayar titpan
muwakkil kepada pihak ketiga untuk pembelian barang. Bank mengalokasikan jumlah
tertentu untuk penitipan harta pribadi, yang pengelolaannya dilakukan oleh Bank untuk
kepentingan Nasabah sesuai dengan kontrak. Misalnya bank pada prinsipnya mewakili
nasabah (wakalah) yang membeli barang dengan akad wakala dan murabahah, dengan
ketentuan barang yang dibeli melalui wakala tersebut menjadi aset bank.

4. Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit (L/C) adalah surat pernyataan yang pembayarannya dilakukan


secara letter of credit yang diterbitkan oleh bank kepada importir/eksportir dengan
persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip Syariah. Letter of Credit Syariah dapat
digunakan untuk melaksanakan kontrak Wakala bil Ujra, Kard, Murabahah,
Salam/Istishna, Mudharaba, Musyarakah dan Hawala, Ijara. Dalam hal letter of credit
menggunakan akad Wacala, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas
sesuai dengan keinginan nasabah bank. Setiap operasi harus dilakukan atas nama
nasabah dan harus dilakukan oleh bank. Bank akan mendapat ganti rugi atas
pelaksanaan kewajiban-kewajiban ini dengan kesepakatan bersama. Surat kuasa diakhiri
setelah pekerjaan selesai dan disepakati antara nasabah dan bank3.

Rahn

Mekanisme gadai syariah (Rahn) Agunan Emas merupakan instrumen keuangan


berbasis agunan sebagai alternatif untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat. Hal ini
didasarkan pada tiga kontrak, antaralain yaitu :

a) Qardh, yaitu pinjaman yang tidak melebihi jumlah pinjaman.


b) Rahn , yaitu menahan properti milik peminjam sebagai jaminan atas pinjaman
yang diterima.
c) Ijarah, yaitu perjanjian untuk mengalihkan hak guna barang atau jasa dengan
membayar sewa tanpa mengalihkan kepemilikan barang itu sendiri.

Emas Minimal Rp. 2.000.000 atau 4g emas 16K. Nasabah kemudian


melampirkan ID berupa KTP. Dan buka rekening bank Mandiri Syariah dengan saldo
minimal Rp. 500.000,. Hal ini diperlukan agar nasabah terlebih dahulu membuka
rekening di Bank Mandiri Syariah. Setelah nasabah memenuhi syarat tersebut, penilai
mengevaluasi barang jaminan, emas atau permata yang dibawa nasabah melalui uji
coba. Artinya, tes jarum emas dan metode berat jenis digunakan. Penilai kemudian
memberikan perkiraan nilai emas. Pelanggan dapat meminjam hingga 80% (untuk
perhiasan) dan 95% (untuk logam mulia) dari objek emas yang dinilai. Pelanggan hanya
perlu membayar biaya administrasi sebesar Rp. 18.000, maks. Rp. 120.000,
management fee hanya dibebankan pada saat awal transaksi atau pada saat pelunasan
dana pinjaman dan penyimpanan/penyewaan ujra di Bank Mandiri Syariah sebesar Rs.
71.250/15 hari (1 periode) atau Rs 570.000/4 bulan4.

3
Indah Nuhyatia, ‘PENERAPAN DAN APLIKASI AKAD WAKALAH PADA PRODUK JASA BANK SYARIAH’,
Economic: Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, 3.2 (2013), 94–116.
4
Iskandar and Mega Andari, ‘MEKANISME GADAI SYARIAH (RAHN) PADA BANK MANDIRI SYARIAH
CABANG TANGERANG DAN BANK BNI SYARIAH CABANG TANGERANG’.

Anda mungkin juga menyukai