Kelompok 7 :
Tadris Biologi II
Semester V
MEDAN
2021
I.Replikasi DNA
Seperti telah dijelaskan di atas, replikasi DNA terjadi baik pada untai
pengarah maupun pada untai tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks
yang disebut primosom akan menyintesis sejumlah RNA primer dengan
interval 1.000 hingga 2.000 basa. Primosom terdiri atas helikase DnaB dan
DNA primase.
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III.
Kompleks multisubunit ini merupakan dimer, separuh akan bekerja pada untai
pengarah dan separuh lainnya bekerja pada untai tertinggal. Dengan demikian,
sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan kecepatan yang sama.
Beberapa DNA helikase dan Ssb yang disebut dengan protein replikasi
A atau replication protein A (RP-A) diperlukan untuk memisahkan kedua
untai DNA. Selanjutnya, tiga DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam
elongasi. Untai pengarah dan masing-masing fragmen untai tertinggal
diinisiasi oleh RNA primer dengan bantuan aktivitas primase yang merupakan
bagian integral enzim DNA polimerase a. Enzim ini akan meneruskan
elongasi replikasi tetapi kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase d
pada untai pengarah dan DNA polimerase e pada untai tertinggal. Baik DNA
polimerase d maupun e mempunyai fungsi penyuntingan. Kemampuan DNA
polimerase d untuk menyintesis DNA yang panjang disebabkan oleh adanya
antigen perbanyakan nuklear sel atau proliferating cell nuclear antigen
(PCNA), yang fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA polimerase
III pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di dalam
sel juga mengalami penggandaan selama fases.
Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang
berkaitan dengan garpu replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks nuklear.
Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan mikroskop dengan
melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan menggunakan
analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA yang
dilabeli tersebut dilakukan dengan imunofloresensi menggunakan antibodi
yang mengenali BUdR.
II.Replikasi DNA Pada Plasmid Bakteri
Plasmid adalah DNA berserat ganda yang berbentuk lingkaran dan mempunyai
kemampuan untuk bereplikasi sendiri tanpa tergantung dari replikasi kromosom.
Gen yang dibawa oleh plasmid tidak mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup
bakteri, sehingga biasanya bakteri dapat hidup tanpa plasmid. Plasmid merupakan
molekul DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi (memperbanyak diri)
secara mandiri dan ditemukan dalam sel prokariot dan eukariot. Secara alami
plasmid terdapat pada bakteri dan beberapa organisme eukariot seperti
Saccharomyces ceriviseae. Ukuran plasmid bervariasi antara 1 kb sampai 200 kb.
Dalam penelitian rekayasa genetika, plasmid digunakan sebagai kendaraan
molekuler untuk memasukkan gen dari luar ke dalam sel inang (Palomares et al.
2004; Yadav et al. 2011). Plasmid mempunyai 3 komponen penting yaitu: 1)
Origin of replication (ORI), sehingga plasmid dapat bereplikasi secara mandiri, 2)
mempunyai daerah unik sebagai situs pemotongan enzim endonuclease, yang
biasa disebut multiple cloning site (MCS), 3) membawa penanda seleksi
(biasanya resistensi terhadap antibiotika) untuk membedakan antara sel inang
yang mengandung plasmid atau tidak.
Plasmid yang pertama kali dikonstruksi adalah plasmid pBR322 (pada tahun
1974) dan merupakan salah satu plasmid yang pertama kali digunakan dalam
rekayasa genetika. Sistem penamaan plasmid menggunakan huruf dan angka.
Sebagai contoh pBR322, p berarti pasmid, BR merupakan nama orang yang
pertama kali mengkonstruksi plasmid (Bolivar dan
Rodriquez), dan 322 merupakan nomor identitas spesifik dari plasmid. Pada
penelitian ini digunakan plasmid pICZ A sebagai model untuk optimasi isolasi
plasmid dengan metode lisis alkali. Plasmid pICZ A berukuran 3329 bp
mempunyai pUC sebagai ORI yang berasal dari Escherichia coli (E. coli)
sehingga dapat bereplikasi di sel E. coli, mempunyai daerah MCS dengan 10 situs
enzim restriksi, dan membawa penanda seleksi resitensi terhadap antibiotika
zeocin (gen Sh ble). Perbedaan antara plasmid pICZ A, pICZ B, dan pICZ C
adalah pada salah satu dari 10 situs enzim restriksi, untuk pICZ A terdapat Apa I,
pICZ B Xba I, sedangkan pICZ C Snab I. Kelebihan plasmid pICZ A selain dapat
bereplikasi dalam E. coli juga dapat terintegrasi ke dalam genom Pichia pastoris.
Dari metode-metode isolasi di atas, metode lisis alkali merupakan metode isolasi
plasmid yang banyak digunakan karena simpel, relatif murah, dan
reprodusibilitas. Biasanya plasmid diisolasi dari hasil kultivasi E. coli dalam
media LB cair yang mengandung antibiotika tetapi E. coli dalam LB padat dapat
juga digunakan untuk isolasi plasmid. Penggunaan E. coli dalam LB padat lebih
menghemat waktu karena tidak memerlukan tahap sentrifugasi untuk
mendapatkan sel E. coli dari media cair
Jawaban : Sebuah kombinasi dari peresepan obat yang berlebihan dan sebuah budaya
ketergantungan terhadap antibiotik telah membuat kita menjadi seperti saat ini.
Bakteri dapat menjadi resisten terhadap anibiotik dikarenakan bakteri tersebut
memiliki gen-gen pengkode enzim yang secara spesifik menghancurkan beberapa
antibiotik tertentu. Pada bakteri E.Coli, gen-gen ini dibawa oleh plasmid R. Apabila
antibiotik yang seharusnya dapat membunuh bakteri diberikan dengan tidak benar
atau tidak sesuai aturan, maka bakteri dapat bermutasi menjadi tidak sensitif terhadap
antibiotik tertentu dan tidak mati. Mutasi tersebut dapat terjadi pada gen yang
membawa sifat resisten di dalam plasmid. Kebanyakan dari plasmid R merupakan
plasmid konjugatif sehingga dapat berpindah dari sel bakteri satu ke sel bakteri
lainnya sehingga bisa jadi bakteri E-Coli yang awalnya tidak memiliki plasmid R
tidak resisten melakukan konjugasi dengan bakteri patogen lainnya yang memiliki
plasmid R yang resisten terhadap antibiotik tertentu, sehingga plasmid R tersebut di
transfer ke sel bakteri E-Coli dan akibatnya bakteri E-Coli tersebut menjadi resisten
terhadap antibiotik.
Jawaban : Di dalam rantai DNA, titik awal dimulainya replikasi DNA disebut sebagai
ori (‘origin of replication”). Pada bakteri Escherichia coli, replikasi dimulai dari
oriC, suatu urutan DNA spesifik yang terikat pada membran sel bakteri. Replikasi
DNA berlangsung ke dua arah. Helikase merupakan enzim yang memisahkan kedua
untai DNA pada proses replikasi DNA in vitro. Dalam molekul DNA rantai
panjang, replikasi terjadi pada potongan-potongan rantai pendek dan kedua rantai
DNA induk
terpisah hanya pada titik awal replikasi membentuk molekul seperti huruf Y yang
biasa disebut ’fork’ replikasi.
Rantai DNA baru tumbuh dalam arah 5’→3’ dengan penambahan molekul
deoksiribonukleotida pada gugus 3’-OH. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim DNA
polimerase. Karena kedua rantai DNA adalah antiparalel, rantai yang berperan
sebagai templat dibaca dari ujung 3’ kearah 5’. Jika sintesis selalu berlangsung
dengan arah
5’→3’ bagaimana kedua rantai bisa disintesis secara serentak? Jika kedua rantai
disintesis secara kontinu selama fork replikasi bergerak, salah satu rantai akan
mengalami sintesis dengan arah 3’→5’. Masalah ini dijelaskan oleh Reiji Okazaki
pada tahun 1960. Okazaki menemukan bahwa satu rantai DNA baru disintesis dalam
bentuk potongan-potongan pendek yang disebut ”fragmen Okazaki”. Jadi satu rantai
DNA baru disintesis secara kontinu, dan rantai lain secara diskontinu. Rantai yang
disintesis secara kontinu atau ’leading strand’ adalah rantai yang sintesis
5’→3’nya berlangsung dengan arah yang sama dengan pergerakan fork replikasi,
sedang rantai diskontinu atau
’lagging strand’ adalah rantai yang sintesis 5’→3’-nya berlangsung berlawanan
dengan arah pergerakan fork replikasi (Gambar 4.3). Panjang fragmen Okazaki
berkisar antara ratusan sampai ribuan nukleotida, tergantung pada tipe sel. Fragmen
Okazaki kemudian disambungkan oleh enzim DNA ligase.
IV.DAFTAR RUJUKAN
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/diktat_biotekmol.pdf