Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Berdasarkan gambaran kompetensi di atas. Maka kurikulum berbasis kompetensi adalah suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan kompetensi tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tersebut.
Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, maka kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan
sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Jadi Kurikulum berbasis Kompetensi ialah kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen
kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi
pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan. Yang dimaksud
dengan method inquary diantaranya adalah suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan hasrat
besar untuk ingin tahu, meningkatkan kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna
menentukan pilihan jalan kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat
(learning to learn dan learning throughout life). Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang
menitik beratkan pada pencapaian kompetensi lulusan. Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri dari
Kognitif meliputi pengetahuan, Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan Psikomotorik yang mencakup
ketrampilan. Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara terminologi.
Sedangkan prinsip dasar kegiatan belajar mengajar yang dikembangkan dalam KBK
adalah mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, bersikap dan bertanggung
jawab pada kebiasaan dan prilaku sehari-hari melalui pembelajaran secara aktif yaitu :
1. Berpusat pada siswa
2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
3. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi perlu dilatih untuk terbiasa bekerja
mandiri, kerjasama dan berkompetensi
4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
6. Karakteristik mata pelajaran (Depdiknas,2003:10)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23
Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum sebelumnya
adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan dalam
kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam KTSP
sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan oleh
pihak di daerah atau sekolah.
3. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi
pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap system yang
sedang berjalan salama ini. Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah
dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber
belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat
tanggungjawab untuk mengembangakan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu
sekolah dan satuan pendidikan juga diberkan kewenangan untuk mengali dan engelola sumber
dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
2. Partisipasi Masyarakat dan Orangtua yang Tunggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orangtua peserta
didik yang tinggi, bukan hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui
komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program
yagn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam KTSP, pengembangan danpelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan
sekolah yang demokratis dan professional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga
pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas
professional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan professional yang direkrut komite
sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
4. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pemelajaran didukung oleh kinerja
team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam
dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara
harmonis sesuaidengan posisinya masing-masing utnuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat
dibanggakan” oleh semua pihak.
Kedua kurikulum tersebut sama-sama mempunyai tujuan yang baik untuk memajukan
pendidikan Indonesia. Akan tetapi dari sisi sistem dan proses pelaksanannya di lapanagan
menganggap dan berpendapat bahwa Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan lebih baik untuk di
terapkan di Indonesia. Sistem dan proses yang digunakan oleh KTSP adalah sistem desentralisasi
atau otonomi pendidikan dimana setiap sekolah-sekolah di seluruh indonesia diberi kebebasan
untuk mengembangkan dan menyusun sendiri muatan-muatan mata pelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing setiap sekolah.
Dengan demikian KTSP menekankan pada proses kontekstual dalam pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan lingkungan serta dunia kerja. Bila dibandingkan dengan KBK
dimana sistem yang diterapkan oleh KBK adalah sistem sentralisasi yang semua perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran disusun dan dilaksanakan semuanya berdasarkan
ketentuan dari pusat, tanpa mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan sekolah serta siswa di
lapangan.