Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL

Disusun Oleh:
ZINNURAIN HASAN
( 2183001 )

Dosen Pengampu:
Drs. Ahmad Farijan, M.M.Pd

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “IDENTITAS
NASIONAL” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pada mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang identitas nasional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs, Ahmad Farijan, M.M.Pd selaku
dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian Identitas Nasional......................................................................

B. Fungsi-fungsi Identitas Nasional.................................................................

C. Jenis-jenis Identitas Nasional.......................................................................

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Identitas Nasional.........

E. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional.................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan
memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara,
Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah
di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
Seharusnya Hal - Hal yang seperti ini, Siapapun orang mengerti serta paham Aturan
-Aturan yang ada di suatu Negaranya, Tetapi tidak sedikit orang yang acuh dan tidak
perduli seolah - olah tidak mempermasalahkan kekeliruan yang terjadi di Negaranya,
Dan yang paling memprihatinkan seolah - olah masyarakat membiarkan dan bisa
dikatakan mendukung. Pernyataan tersebut dapat dibenarkan dan dilihat dari sikap
dan tanggapan masyarakat dari kekeliruan di bidang hukum di dalam Negara tercinta
ini. Maka dari itu Identitas Nasional sangatlah penting untuk dipelajari hingga
diterapkan pada kehidupan sehari - hari. Agar Masyarakat di Negara tercinta ini dapat
mengubah dan memperbaiki segala kekeliruan yang terjadi, menjadikan Negara
tercinta ini lebih baik lagi dari sebelumnya. Bukanlah orang lain tetapi kita sendiri
sebagai masyarakat yang ada di Negara dan Bangsa ini yang dapat mengubah segala
kekeliruan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana yang dimaksud dengan identitas nasional ?

2. Apa saja fungsi-fungsi identitas nasional ?

3. Apa saja jenis-jenis identitas nasional ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional ?

5. Apa sajakah unsur-unsur pemebentuk identitas nasional ?


C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari identitas nasional

2. Mengetahui fungsi-fungsi identitas nasional

3. Mengetahui jenis-jenis identitas nasional

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi identitas nasional

5. Mengetahui unsur-unsur pembentuk identitas nasional


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Dilihat dari segi bahasa bahwa identitas itu berasal dari bahasa inggris yaitu
“identity” yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri itu
adalah suatu yang menandai suatu benda atau orang. Ada ciri-ciri fisik dan ada ciri-
ciri nonfisik. Identity sering diindonesiakan menjadi identitas atau jati diri. Jadi,
identy atau identitas atau jati diri, dapat memiliki dua arti pertama, identitas atau jati
diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau sebuah
benda, dan yang kedua, identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang
dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang. Di samping itu,
identitas atau jati diri dapat juga digunakan untuk menggambarkan pengertian diri
sendiri yang menyangkut siapa dia (baik laki-laki maupun perempuan). Ada dua
sumber utama dari identitas atau jati diri seorang: pertama, aturan-aturan sosial yang
menjelaskan definisi dari tingkah laku tertentu dan sejarah hidup seseorang. Dua
orang, yaitu orang yang satu dengan orang-orang yang lainnya yang mendasarkan
konsepsi mereka dari identitas mereka masing-masing pada dua sumber tadi (Arnold
Dashefsky, 5).
Identitas yang akan dikembangkan dalam tulisan ini adalah idetitas dalam
pengertian pertama di atas yaitu identitas dalam pengertian jati diri. Identitas atau jati
diri adalah “pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam
suatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-cirinya yang
merupakan suatu satu kesatuan bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga ia
dapat dimasukkan dalam golongan tersebut” (Parsudi Suparlan: 1999).
Identitas bangsa yang belum demokratis selama ini jelas merupakan hasil dari
praktik monopolistik kekuasaan. Dalam hal ini, identitas tidak muncul dari bawah
berdasarkan energi-energi lokal, atau dari kesadaran dan pengetahuan masyarakat
sendiri.
Pada dasarnya konsep “identitas” jelas bermakna ideal, sebuah harapan untuk
eksis dan berprinsip, lalu sayangnya ia membusuk oleh praktik kekuasaan yang korup.
Istilah identitas itu pun diperkuat oleh istilah metafisik lainnya seperti “stabilitas” dan
“kesatuan”, yang sama-sama telah mengalami pembusukan. Istilah-istilah metafisis ini
membusuk karena terlalu sarat dimaknai oleh selera tunggal. Identitas-bangsa lalu
menjadi sebuah “nasionalisme-naif” yang mengklaim bahwa identitas bangsa
merupakan cerminan Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan
humanistik, mengabdi dan loyal pada Negara yang berpaham bukan liberlisme dan
bukan sosialisme. Bahkan kita suka arogan memandang ideologi atau filsafat Negara-
negara asing, sepertinya mereka kuranng atau tidak religius, sekularisme, tidak
manusiawi.
Kebudayaan yang muncul dari hantu-hantu metafisika tersebut kini menjadi
sangat khas sebagai teror-teror  kekerasan yang memberikan identitas kultural bagi
bangsa dan Negara Indonesia. Tegasna, identitas budaya kita merupakan representasi
atau “simbol kekerasan” (Symbolic violence). Jika dikatakan bahwa istilah “identitas”
tak lain mengacu pada eksistensi atau “prinsip diri” maka perjalanan untuk pencarian
prinsip diri itu kita lakukan dengan sikap pelenyap dan peniadaan terhadap orang atau
kelompok atau komunitas yang berbeda. Sebab menyangkal kehadiran pihak lain
hanya karena sekedar berbeda sebenarnya identic dengan menyangkal keberadaan diri
sendiri pula.
Identitas budaya yang menekankan “kesatuan dan “stabilitas” itu telah
melenyapkan sensitivitas itu lebih dalam lagi sehingga menciptakan kekerasan dan
kekejaman di mana nyawa manusia menjadi tidak berharga lagi (kreativitas destruksi).
Dan hingga kini kondisi ini masih saja berlangsung.
Kultural adalah sebuh karakter, pola piker dan perilaku. Sebuah karakter
merupakan hasil dari proses pembiasaan yang mengkristal yang bisa kita sebut juga
sebagai mentalitas. Kebudayaan merupakan pertemuan antara pengetahuan dan
kehendak. Jika kita masih punya sedikit rasa sensitive terhadap perbedaan, rasa
toleran, saling menghargai, sebenarnya kita tidak perlu lagi konsep-konsep yang
kelihatannya demikian agung tetapi arogan seperti itu.

B. Fungsi Identitas Nasional

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan
memiliki identitas sendiri - sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta
karakter dari bangsa tersebut. Dengan memahami identitas nasional bangsa sendiri,
akan menumbuhkan sifat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi, dengan
pemahaman itu pula kita dapat menggali potensi-potensi dari bangsa kita sendiri yang
dimana potensi tersebut tidak terdapat di negara lain dan merupakan keunikan lokal
yang tidak ada tandingannya. Maka dari itu sudah seharusnya identitas nasional ini
dipahami secara dalam dan mutlak sejak usia dini.
Berikut fungsi pengenalan identitas nasional secara umum, yakni Sebagai
pemersatu bangsa, identitas nasional dapat menjadikan ribuan perbedaan yang ada di
Indonesia menjadi dalam satu kesatuan kita dapat mengumpamakan identitas itu
adalah bendera merah putih dan Pancasila tentu ini menjadi identitas sekaligus alat
pemersatu bagi bangsa Indonesia. Kedua, Sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
bangsa dari bangsa yang lain. Suatu bangsa harus memiliki keunikan/ciri khas jika
ingin dikenal oleh bangsa lain, sebab dengan ciri khas inilah suatu bangsa dapat
dikenal, contoh “Ayo kita pergi ke Negeri Batik”, tentu itu sudah merupaka icon yang
menjadikan identitas nasional bagi suatu negara, yakni Negara Indonesia. Sebagai
pegangan atau landasan bagi sebuah negara untuk berkembang atau mewujudkan
potensi yang dimiliki. Dengan adanya identitas ini, suatu negara dapat
mengembangkan potensi/keunikan yang hanya dimiliki oleh negara. Misalnya dalam
hal kebudayaan , para turis tidak akan menemukan Tari Kecak, Tari Jaipong, dan
Batik Solo kecuali jika mereka datang langsung ke Indonesia. Dengan begini tentu
ada potensi yang dapat dikembangkan dan hanya dimiliki oleh Negara Indonesia. Itu
belum lagi mengena tentang bidang Ekonomi, mulai dari kuliner, hasil Sumber Daya
Alam, dll.
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:

1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.

2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu


dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa

3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan,


terutama melalui simbol-simbol dan upacara.
C. Jenis-jenis Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia memiliki beberapa jernis. Berikut adalah jenis-jenis


Identitas Nasional antara lain :

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia
yang digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera


Negara, adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau
kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang
serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali


diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28
Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan
kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung
ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi
beberapa koloni.
4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda
tetapi tetap satu”. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan
kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan  Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan
umat Buddha.
6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945

Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie
secara harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang
dasar. Ditinjau dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai
lembaga atau kumpulan asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi
anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep trias politika, kekuasaan
dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat

Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan
demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan
yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat. Sumber ajaran kedaulatan
rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon.
Istilah demokrasi berasal dari kata Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah)
atau kratos (pemerintah). Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan
rakyat, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat
merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu melalui perjanjian
masyarakat. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan haknya
kepada untuk kepentingan bersama. Penguasa dipilih dan ditentukan atas dasar
kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam pemerintahan atau melalui
pemilihan umum.Pemerintah yang berkuasa harus mengembalikan hak-hak sipil
kepada warganya.
8. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas
nasional bangsa Indonesia meliputi:
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
2. Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses
pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal
abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The
Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting,
yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya.
Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama
wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika.
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan
oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan
negaranya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa,
serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur
bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula
menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor keempat, meliputi
penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat.  Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain
sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat
Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan
kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa dan Negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan
identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya
seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan
dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.
E. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Suku Bangsa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif atau ada sejak lahir, dimana sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia khususnya, terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang tiga ratus dialek
bahasa.
2. Agama merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Bangsa
Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai agama).
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara yaitu agama islam,
katholik, kristen, hindu, budha dan kong hu cu.
3. Kebudayaan merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional.
Pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat
atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukung utntuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan salah satu dari unsur pembentuk identitas nasional. Dalam hal ini,
bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.
Dari unsur unsur identitas nasional di atas, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi
tiga bagian yaitu :
1. Identitas Fundamental, yaitu pancasila sebagai falsafat bangsa, dasar negara
dan ideologi negara.
2. Identitas Instrumental, yaitu berisi UUD 1945 dan tata perundang-
undangannya. Dalam hal ini, bahasa yang digunakan bahasa Indonesia,
bendera negara Indonesia, lambang negara Indonesia, lagu kebangsaan
Indonesia yaitu Indonesia Raya.
3. Identitas Alamiah, yaitu meliputi negara kepulauan dan pluralisme dalam suku,
budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh warga negara atau suku-
bangsa dari suatu negara (Indonesia). Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari
Identitas Nasional, yaitu: (1) Identitas Nasional memberikan jawaban yang
memuaskan terhadap rasa takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi ter-
hadap bangsa, (2) Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan mar-tabat
bagi individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3)
Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan persaudaraan,
terutama melalui simbol-simbol dan upacara. Adapun jenis-jenis Identitas Nasional
yaitu: (1) Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia; (2) Bendera
Negara yaitu Sang Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya; (4)
Lambang Negara dan Dasar Fal-safah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan Negara
yaitu Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945;
(7) Bentuk Negara Ke-satuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8)
Konsepsi Wawasan Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi: primordial, sakral, tokoh,
bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Dan
unsur-unsur terbentuknya indentitas nasional, meliputi: sukubangsa, agama,
kebudayaan, bahasa dan; kasta dan kelas. Tidak lupus dari hal itu bangsa Indonesia
juga sering mengalami gangguan yang mengakibatkan lunturnya Identitas bangsa
Indonesia. Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu :
semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi
di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong dan
semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat
kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh
kekayaan. Hal ini bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak
dipersoalkan lagi. Apabila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah
dikesampingkan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Ubaidillah, dkk. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi, HAM &
Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press
Kohn, Prof.Hans. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: ERLANGGA
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi), Cetakan
II.  Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai