B. Ciri khusus pembelajaran berdasarkan masalah menurut Arends model PBL memiliki
karakteristik sebagai barikut ini:
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3. Penyelidikan autentik
4. Menghasilkan produk dan memamerkannya
5. Kolaborasi
3
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Apikasi,(Jogyakarta: Ar Ruzz Media, 2014), cet. 2
hal.215-216.
4
Richard Arends, LEARNING TO TEACH(terjemah oleh Helly prajitno).edisi 7.(PUSTAKA PELAJAR : Yogyakarta,
2008).Hal.45.
Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan pebelajar bekerja
pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima orang dengan bantuan
asisten sebagai tutor. Masalah disiapkan sebagai konteks pembelajaran baru.Analisis
dan penyelesaian terhadap masalah itu menghasilkan perolehan pengetahuan dan
keterampilan pemecahan masalah.Permasalahan dihadapkan sebelum semua
pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks atau mendengar
ceramah tentang materi subjek yang melatar belakangi masalah tersebut.Hal inilah
yang membedakan antara PBL dan metode yang berorientasi masalah lainnya. Tutor
berfungsi sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi
pebelajar menjadi produktif dan membantu pebelajar mengidentifikasi pengetahuan
yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Hasil dari proses pemecahan masalah
itu adalah, pebelajar membangun pertanyaan-pertanyaan (isu pembelajaran) tentang
jenis pengatahuan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah? Setelah itu,
pebelajar melakukan penelitian pada isu-isu pembelajaran yang telah diidentifikasi
dengan menggunakan berbagai sumber.Untuk itu pebelajar disediakan waktu yang
cukup untuk belajar mandiri. Proses PBL akan menjadi lengkap bila pebelajar
melaporkan hasil penelitiannnya (apa yang dipelajari) pada pertemuan berikutnya.
Tujuan pertama dari paparan ini adalah untuk menunjukkan hubungan antara
pengetahuan baru yang diperoleh dengan masalah yang ada ditangan pebelajar.
Fokus yang kedua adalah untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih
umum, membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru. Setelah melengkapi siklus
pemecahan masalah ini, pebelajar akan memulai menganalisis masalah baru,
kemudian diikuti lagi oleh prosedur: analisis- penelitian- laporan.
5
Jumanta Hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,(Bogor: Ghalia Indonesia,
2014).hal 212.
8. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
10. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
Kelemahan
Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan, diantaranya :
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajara apa yang mereka
ingin pelajari.6
6
Warsono, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen,(Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2013) hal.147