Anda di halaman 1dari 3

Nama: Azzahra Sabita Afkar

NPM: 066118042

Kelas: B

INTERPRETASI JURNAL FITOKIMIA I

Judul jurnal: Ekstraksi, Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Euphorbia neriifolia.

Tanaman: Euphorbia antiquorum (Euphorbia neriifolia).

Klasifikasi Tanaman:

Kingdom : Plantae.

Divisi : Tracheophyta.

Kelas : Magnoliopsida.

Ordo : Malpighiales.

Famili : Euphorbiaceae.

Genus : Euphorbia L.

Spesies : Euphorbia neriifolia L.

Metode:

Dari penelitian jurnal tersebut terdapat dua metode ekstraksi yang digunakan yakni sokletasi
caranya daun yang dikeringkan dibuat bubuk sebanyak 250 g kemudian diekstraksi metode sokletasi
dengan etanol 70% (v/v) lalu vakum dipekatkan sampai kering di bawah tekanan tereduksi pada suhu
60 ± 1°C. setelah itu dilakukan pengeringan dalam oven (40 - 45°C) dan hasilnya disimpan dalam
wadah kedap udara di lemari es pada suhu 5°C. Residunya yang diperoleh ditetapkan sebagai ekstrak
hidroetanol dari E. Neriifolia.

Lalu kemudian daun kering E. neriifolia sebanyak 250 g diekstraksi berturut-turut dengan pet-
eter, benzena, kloroform, etil asetat, dan etanol dan akhirnya dimaserasi dengan air suling (non-polar
ke polar) untuk mendapatkan ekstrak masing-masing. Kandungan flavonoid dan keberadaannya
ditentukan dengan metode Harborne, menggunakan quercetin sebagai standar. Kemudian ekstrak
dianalisis dengan KLT.
Bagan Alur

Daun yang dikeringkan dibuat Daun kering E. neriifolia


serbuk sebanyak 250gr sebanyak 250 g

Di ekstraksi menggunakan Di ekstraksi berturut-turut


metode sokletasi dengan dengan pet-eter, benzena,
etanol 70% kloroform, etil asetat, dan
etanol

Di vakum lalu dikeringkan

Di maserasi dengan air suling

Di oven dengan suhu 40 -


45°C
Diperoleh ekstrak masing-
masing

Disimpan dalam wadah kedap


udara di lemari es pada suhu
5°C

Diperoleh masing- Dilakukan


masing hasil Pemisahan
pemisahan kromatografi

N-butanol : Asam
asetat : Air (2 : 2 :
6)
Di identifikasi: IR,
HPTLC, NMR &
LC-MS
Metode Pemisahan:

Dari jurnal penelitian pemisahan dilihat dengan analisis pada KLT yakni Sejumlah kecil
sampel (2 mg/ml) dilarutkan dalam pelarutnya masing-masing. Quercetin (1 mg) standar dilarutkan
dalam metanol. Fase gerak yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda digunakan dalam program
skrining dan memilih salah satu yang pemisahan flavonoidnya jelas n-butanol : asam asetat : air (2 : 2
: 6). Kemudian pita coklat yang terbentuk setelah menyimpan pelat di ruang yodium digores dan
ditangguhkan dalam fase gerak secara terpisah selama 3 - 4 hari. Setelah fase gerak dihilangkan,
vakum di uapkan dan residu yang tersisa dikumpulkan sampai jumlah yang mencukupi untuk dosis
dan analisis spektrofotometri diperoleh.

Pemurnian:

Untuk melihat hasil isolasi yang sudah dilakukan tadi digubnakan metode TLC dan HPTLC
caranya yakni Sekitar 10 mg ekstrak EN diambil dan dilarutkan dalam pelarut masing-masing dan
volumenya dibuat hingga 10 ml dalam standar pada labu ukur (1000 ug/ml). Standar (10 mg) diambil
dan dilarutkan dalam metanol. Lalu dipindahkan ke dalam standar labu tadi dan volumenya dibuat
hingga 100 ml untuk membuat 100 μg/ml. Silica gel 60 F254 dan lembaran aluminium HPTLC
digunakan sebagai adsorben (fase diam). Ekstrak diterapkan secara point dari 1000 μg/ml larutan
sampel, 10 μl sampel diaplikasikan pada lembaran aluminium HPTLC sebagai trek berbeda dalam
bentuk pita lebar 6 mm dengan menggunakan spotter Linomat 5 semi-otomatis Camag pada jarak 12
mm. Gas nitrogen juga dipasok untuk pengeringan pita secara bersamaan dan kemudian
menggunakan pengering untuk mengeringkan pita sepenuhnya. HPTLC ekstrak yang berbeda
dilakukan dengan menggunakan fase gerak n-butanol : asam asetat : air (2 : 2 : 6). Untuk
menjenuhkan ruangan, 10 ml fase gerak ditempatkan di setiap ruang kembar Camag dasar TLC, 30
menit sebelum pengembangan pelat PTLC. Ruangan itu ditutup dengan parafilm dan ditutup dengan
tutup baja. Pelat yang dikembangkan kemudian dikeringkan dan dipindai menggunakan pemindai
TLC dengan 3 pemindai software perangkat lunak Wincats di bawah sinar 364 nm.

Anda mungkin juga menyukai