Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA DALAM KONTEKS HAM, RULE OF

LAW, DAN KEWAJIAN WARGA NEGARA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampun : Dr. Dhenny Asmarazisa, S.H., M.M.

Disusun oleh Kelompok 2 :

1. Emanuel Kevin Mea – 211020117


2. Hana Sitanggang - 211020099
3. Wirnasari Situmorang – 211020126
4. Amanat Historis Medrofa – 211020133

Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Riau Kepulauan Batam
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya lah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengantar Pancasila yang berjudul “Hak
Asasi Manusia, Rule of Law, dan Kewajiban Warga Negara.”

Makalah tentang ulasan mengenai Hak Asasi Manusia, Rule of Law, dan Kewajiban
Warga Negara ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Pancasila. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih jauh mengenai
pengertian HAM, HAM di Indonesia dan Rule Of Law serta Warga Negara Indonesia.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran baik secara tertulis ataupun secara lisan, khususnya
kepada Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pancasila Bapak Dr. Dhenny Asmarazisa,
S.H., M.M. agar kami bisa mengembangkan ilmu pengetahua kami, khususnya memahami
tentang materi ini.

Batam, 05 Oktober 2021

ii
Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Balakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1

BAB II Pembahasan

A. Pengertian HAM.................................................................................................2
B. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia..............................................9
C. Rule Of Law........................................................................................................10
D. Warga Negara Indonesia.....................................................................................13

BAB III Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki manusia sejak lahir yang
berlaku seumur hidup dan tidak dapat dibantah oleh siapapun. Hak asasi manusia didasarkan
pada kebebasan setiap orang untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, tentunya hak asasi
manusia juga tidak terlepas dari kontrol norma-norma yang ada. Hak-hak ini mencakup
kesamaan atau keselarasan, dan non-diskriminasi pada dasarnya adalah ras, kelas, keturunan,
status, agama, dll antara setiap orang ciptaan Tuhan.

Mengenai hak asasi manusia, sebagai makhluk Tuhan, sangat penting untuk saling
melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Namun kenyataannya, kita melihat
perkembangan HAM di negeri ini, dan masih sering kita jumpai berbagai bentuk pelanggaran
HAM.

Rule of law merupakan doktrin yang mulai muncul pada abad ke-19 dengan lahirnya
demokrasi konstitusional. Rule of law merupakan konsep dari common law. Seluruh lapisan
masyarakat dan negara beserta seluruh lembaganya memelihara supremasi hukum
berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan egalitarianisme. Apakah suatu negara memiliki
supremasi hokum? Tergantung pada apakah rakyat negara itu benar-benar menikmati
keadilan, yaitu memperlakukan rekan senegaranya dan pemerintah secara adil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian HAM?
2. Bagaimana Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia?
3. Apa itu Rule Of Law?
4. Bagaimana hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian HAM
2. Untuk mengetahui Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
3. Untuk mengetahui Rule Of Law
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa prsncis
droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif yang
menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah seorang
manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun, sehingga
sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga tidak dapat dibagi-bagi,
saling berhubungan dan saling bergantung. Secara konseptual, hak asasi manusia dapat
dilandaskan pada keyakinan bahwa hak tersebut “dianugerahkan secara alamiah” oleh alam
semesta, Tuhan, atau nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah
meyakini bahwa hak asasi manusia merupakan pengejawantahan nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-klaim
kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang meragukan
keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia hanya ada karena
manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari sudut pandang hukum
internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau dikurangi dengan syarat-syarat
tertentu. Pembatasan biasanya harus ditentukan oleh hukum, memiliki tujuan yang sah, dan
diperlukan dalam suatu masyarakat demokratis. Sementara itu, pengurangan hanya dapat
dilakukan dalam keadaan darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya
perang pun belum mencukupi syarat ini. Selama perang, hukum kemanusiaan internasional
berlaku sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan maupun
penyiksaan.

Hak asasi manusia sudah memiliki cabang ilmu sendiri untuk mempelajarinya. Untuk
itu ada beberapa pengertian hak asasi manusia dari para ahli yang mengemukakan cabang
ilmu tentang hak asasi manusia.

1) HAM menurut Jhon Locke Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan
Tuhan kepada manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di
dunia ini yang bisa mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.

2
2) HAM Menurut Jan Materson Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB.
Menurutnya HAM adalah hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya
manusia mustahil hidup sebagai manusia.
3) HAM menurut miriam budiarjo HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak
lahir didunia. Hak itu sifatnya universal,karna hak dimiliki tanpa adanya perbedaan.
Baik itu ras, jenis kelamin, suku dan agama.
4) HAM menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto HAM adalah suatu hak yang bersipat
mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai dengan kodratnya yang pada dasarnya
tidak bisa dipisahkan.
5) HAM menurut undang-undang nomer 39 tahun 1999 HAM adalah seperangkat hak
yang melekat pada diri manusia sebagai ciptaan tuhan yang maha esa. Hak tersebut
merupakan anugrah yang wajib dilindungi dan dihargai oleh setiap manusia.

1. Sejarah dan Perkembangan HAM di Dunia

Bangsa barat (Eropa) paling dahulu menyuarakan HAM, dimana berdasarkan sejarah
Hak Asasi Manusia, Inggris yang paling utama menyerukan. Tecatat di Inggris terdapat
seorang filsuf yang mengungkapkan gagasan atau merumuskan adanya hak alamiah (natural
rights), yaitu Jhon Locke pada abad 17. Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia di dunia
barat ditandai dengan tiga hal penting, yaitu Magna Charta, terjadinya revolusi Amerika dan
revolusi Prancis.

a. Maghna Charta Liberium Inggris (1215)


Sejarah telah mencatat bahwa inggris memberikan jaminan pada para
bangsawan serta keturunannya yang tidak memenjarakan mereka sebelum melelui
proses pengadilan. Jaminan tersebut diberikan bukan tanpa alasan, tapi
dikarenakan para bangsawan telah berjasa dalam membiayai kerajaan, sebagai
bentuk balas budi, pihak kerajaan memberikan jaminan, yang dinamakan magnha
charta liberium. Jaminan atau perjanjian tersebut dibuat pada masa raja Jhon tahun
1215 Masehi. Pada masa itu bangsawan meminta jaminan sebab kebanyakkan raja
jaman dahulu bertindak sesuka hati, membuat hukum sendiri sedangkan raja kebal
terhadap hukum. Hampir semua aturan yang dibuat menguntungkan raja.
Meskipun Maghna Charta tidak berlaku untuk semua, atau dalam artian hanya

3
untuk para bangsawan, akan tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa Maghna
Charta merupakan tonggak awal perkembangan HAM di dunia.
b. Revolusi Amerika (Bagian Sejarah HAM 1776)

Revolusi Amerika pada tahun 1776 merupakan peperangan rakyat Amerika


melawan penjajah Inggris. Hasil revolusi ini adalah kemerdekaan Amerika pada
tahun 1776 dari Inggris. Pada tahun yang sama amerika membuat sejarah dengan
menegakan Hak Asasi Manusia, yaitu memasukannya aturan HAM kedalam
perundangan negara. Hak Asasi Manusia di Amerika dalam perkembangannya
lebih komplek dari pada HAM di Inggris. Bahkan HAM terus disuakan sampai saat
ini baik oleh pemerintah maupun rakyat.

c. Revolusi Prancis (1789)


Revolusi Prancis lebih populer dari pada revolusi Amerika, jika Amerika
memerangi penjajah Inggris untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan, supaya bisa
berdiri sendiri dan memiliki hak. Beda halnya dengan revolusi Prancis yang
dilakukan rakyat memerangi rajanya sendiri, yaitu raja Louis XVI.Rakyat Prancis
melakukan hal tersebut dengan alasan, bahwa sang raja bertndak sewenang –
wenang terhadap rakyat dan memiliki sifat absolute.Revolusi Prancis setidaknya
menghasilkan aturan tentang hak, yaitu hak atas kebebasan, hak atas kesamaan dan
hak atas persaudaraan.

Latar belakang sejarah hak asasi manusia pada hakikatnya muncul karenaadanya
keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat dan martabat kemanusiaansebagai akibat
tindakan sewenang-wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan
kezaliman yang hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan hak asasi
manusia sebagai berikut :

1) Tahun 2500 SM-1000 SM Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja


Namruds. Nabi Musa memerdekan bangsa Yahudi dari perbudakan raja Fir’un agar
bebas dari kesewenangan hukum hamurabi pada masyarakat Babilonia yang
menentapkan ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warga negaranya.
2) Tahun 600 SM di Athena (Yunani) Solon yang telah menyusun Undang- undang yang
menjamin keadilan bagi setiap warganya untuk itu ia membentuk hekiaea, yaitu

4
mehkamah keadilan untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau
eklesia.
3) Tahun 527 SM-322 SMKaisar Romawi Flanvius Anacius, justianu, melakukan
peraturan hukum modernyang termodifikasi yaitu Corpus Iuris sebagai jaminan
kedilan dan hak asasimanusia.
4) Socrates (469-399 SM), Plato (429-374 SM), dan Aristoteles (384-322 SM)sebagai
filsuf Yunani peletak dasar diakuinya hak asasi manuisa. Mereka mengajarkan untuk
mengkritik pemerintah yang tidak berdasarkan keadilan, cita-cita, dan kebijaksanaan.
5) Tahun 30 SMKitab injil di bawa Nabi Isa Al Masih sebagai peletak dasar tingkah laku
manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama
manusia.
6) Tahun 600Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk membebaskan para bayi wanita
dari penindasan bangsa Quraisy. Kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada
NabiMuhammad SAW banyak mengajarkan tentang toleransi,berbuat adil, tidak
boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang dan sebagainya.
7) Tahun 1215 abad 17-19Gerakan rasionalisme dan humanisme di Eropa bergolak
secara revolusioner dibidang hukum, hak asasi dan ketatanegaraan ditandai lahirnya
Magna Charta diInggris yang berisi pembatsan kekuasaan raja dan hak asasi manusia,
pelopornyaJohn Locke dan Thomas Aquino.
8) Tahun 1679Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas corpus Act yang isinya jaminan
kebebasan warga negara dan mencegah penjarahan sewenang-wenang terhadap
rakyat.
9) Tahun 1689Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi tetntang
undang- undangtentang hak-hak asasi kebebasan warga negara. Adapun pengaturan
HAM yangterdapat dalam piagam tersebut yaitu :
 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen
 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan perndapat
 Pajak, undang-undang, dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen
 Hak warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan masing- masing
 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja10.
10) Tahun 1776Declaration on Independence di Amerika, yaitu deklarsi kemerdekaan
yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 Negara bagian lainnya. Deklarasi ini

5
merupakan piagam hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa semua
bangsa di ciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”. 
11) Tahun 1789 Lahir piagam Declarasi des droid de L’homme et du Citoyem yaitu
piagam
pernyataan hak asasi manusia dan warga negara hasil revolusi Prancis di bawah
kepemimpinan Jendral Laffayette dengan semboyan Liberte (kemerdekaan), Egalite
(Persamaan), Fraternite (persaudaraan). Diprakarsai oleh JJ. Rousseau, Voltaire.
Montesque.
12) Tahun 1941 Atlantik Charter yang lahir pada saat berkobarnya perang dunia II dengan
pelopor FD. Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms)
sebagai penyangga hak asasi manusia yang pling pokok dan mendasar yang isinya :
Kebebasan untuk berbicara dan mengemukanan pendapat, Kebebasan
untuk beragama, Kebebasan dari rasa takut, Kebebasan dari kekurangan dan
kelaparan.
13) Tahun 1948 Lahirnya piagam hak asasi manusia sedunia atau Universal Declaration
of Human Right.

2. Sejarah Hak Asasi Manusia (HAM) di indonesia

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa, serta
sangat sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Indonesia telah ikut bersama
negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa kemanusian dalam perundangan,
sebab hal tersebut merupakan fundamental.Pancasila sebgai dasar negara Indonesia
sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal
kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad Hatta merupakan orang yang paling
vocal dalam menyuarakan HAM. Indonesia dalam memperjuangkan haknya sebagai bangsa
harus melewati beberapa fase, seperti halnya pembentukan organisasi. Organisasi yang
didirikan tersebut mewadahi banyak orang dimana untuk merasa sadar bersama – sama
memiliki hak – hak yang harus diperjuangkan dan dicapai. Organisasi – oraganisasi yang
dibangun memperjuangkan hak – hak masyarakat dengan cara berbeda, namum pada
hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk menghapuskan kolonialisme di tanah Indonesia.
Sehingga dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang seutuhnya
karena hak kemanusiaannya terpenuhi.Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak
masyarakat dan kemanusian lewat petisi – petisi dan surat yang disampaikan kepada kolonial

6
belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat Islam yang berusa memperjuangkan hak – hak
kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi secara rasial.

3. Sejarah Penegakan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan

1945 – 1950 merupakan pasca lepasnya Indonesia dari Belanda serta secara sah telah
merdeka. Pada masa ini Indonesia memperjuangkan HAM, yang berkutan dengan masalah –
masalah kemerdekaan serta mengatur menyampaikan dan mengemukakan pendapat di muka
umum.

1950 -1959, masa dimana HAM mulai berhasil tegak, ditandai banyaknya partai
politik dengan ideologi masing – masing, serta pers memiliki kebebasan dalam
menyampaikan fakta yang terjadi.

1966 – 1998, Masa dimana Presiden Soeharto menjabat 30 tahun lamanya, pada masa
pemerintahan ini lebih bersifat defensif serta pers tidak diberikan ruang untuk bergerak. Di
masa ini juga banyak tejadi pelangaran – pelanggaran HAM.

1998 – Sekarang, Masa dimana pasca revormasi, jatuhnya kekuasaan rezim Soeharto.
Beruha mengkaji tindakan – tindakan yang telah dilakukan pada masa Orba, jangan sampaii
terjadi lagi.

Sejarah panjang penegakan Hak Asasi Manusia tidak akan pernah berakhir, meski
penjajahan secara fisik sudahlah hilang dari muka bumi, namun bagaimana dengan
penjajahan – penjajahan jenis lain? tentu hal tersebut harus kita lawan demi tegaknya hak
asasi, supaya manusia bisa benar – benar hidup seutuhnya.Sejarah HAM telah mengajari
banyak kepada kita, bahwa rasa kemanusian, kesamaan dan keadilan adalah sesuatu yang
harus diperjungkan. Dari sejarah Hak Asasi Manusia ini kita tentu dapat belajar banyak,
semoga kita bisa menjadi manusia yang utuh.

4. Macam- Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


a. Hak Asai Pribadi (Personal Human Rights)
Hak ini merupakan hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap orang.
Contoh dari personal human rights ini adalah kebebasan untuk menyampaikan
pendapat ,kebebasan untuk berpergian, bergerak , berpindah keberbagai tempat dan
lain sebagainya.

7
b. Hak Asasi Politik (Politic Rights)
Ini merupkan hak asasi dalam kehidupan politik seseorang . contohnya hak dipilih dan
memilih ,hak dalam keikutsertaan kegiatan pemerintah, hak dalam membuat petisi dan
sebagainya.
c. Hak Asasi Ekonomi (property rights)
Hak ini menyangkut hak individu dalam hal perekonomian. Contohnya kebebasan
dalam hal jual-beli,perjanjian kontrak,penyelenggaraan sewa-menyewa,memiliki
sesuatu dan memiliki pekerjaan yang pantas.
d. Hak Asasi Peradialan (procedural rights)
Hak dalam memperoleh perlakuan sama dalam tata cara pengadilan. Contonya adalah
hak untuk mendapatkan pembelaan hukum,hak untuk mendapatkan perlakuan
pemeriksaan,penyidikan,penangkapan,penggeledahan dan penyidikan antar muka.
e. Hak Asasi Sosial Budaya
Hak terkait dalam kehidupan masyarakat. Contonya adalah hak untuk
menentukan,memilih,dan melakukan pendidikan.hak untuk pengajaran untuk
mendapatkan budaya sesuai dengan bakat dan minat.
f. Hak Asasi Hukum (legal equality rights)
Hak untuk mendapatkan kependudukan yang sama dalam hal hukum dan
pemerintahan. Contohnya adalah mendapatkan perlakuan yang sama dalam bidang
hukum dan pemerintahan, menjadi pegawai sipil, perlindungan dan pelayaan hukum.

5. Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia


 Ham tidak diberikan kepada seseorang, melainkan merupakan hak semua orang,
baik itu hak sipl, politik, ekonomi, soasial dan hak budaya.
 Hak tidak dapat dicabut, dihilangkan, atau diserahkan.
 Ham bersifat hakiki yaitu hak yang sudah da sejak manusia dalam kandungan.
 Ham sifatnya universal sehingga berlaku bagi semua manusia tanpa memandang
status, suku, gender, dan perbedaan lainya.

8
B. Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuann yang tidak dapat di
pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. 
Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan 
HAM harus dilakukan melalui suatu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada
prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar Negara serta hukum
internasional yang berlaku.Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan
korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.
Olehsebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif
dan konsisten.Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional.
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun
lembagayang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia.
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara didepan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten sertakonsekuen.
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasimanusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamikamasyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorismedan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negaraserta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakanhukum
dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangkamewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
9
C. Rule Of Law

Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19,
bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Doktrin tersebut lahir sejalan
dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatknya peran parlemen dalam
penyelenggaraan Negara, serta sebagai reaksi terhadap Negara absolute yang berkembang
sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law tempat segenap lapisan
masyarakat dan Negara beserta seleruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum
yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan
bukan rule by the man. Konsep ini lahir untuk mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum
gereja, ningrat, dan kerajaan, serta menggeser Negara kerajaan dan memunculkan Negara
konstitusi dimana doktrin rule of law ini lahir. Ada tidaknya rule of law dalam suatu Negara
ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam arti
perlakuan yang adil, baik sesama warganegara, maupun dari pemerintah ? oleh karena itu,
pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu Negara merupakan hukum yang
adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.

Untuk membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya rule by the law, not rule
by the man, maka dipandang perlu memasukkan materi instruksional rule by the law sebagai
salah satu materi di dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan (PKn). PKn sendiri
merupakan desain baru bagi kurikulum unti di PTU yang menunjang pencapaian Visi
Indonesia 2020 (Tap. MPR No.VII/MPR/2001) dan visi pendidikan tinggi 2010 (HELTS
2003-2010-EDGE), serta merupakan salah satu bentuk penjabaran UU No. 20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional yang tidak lagi menyinggung masalah pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) atau di Perguruan Tinggi disebut Pendidikan Kewiraan,
serta ditiadakannya Pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah tersendiri dari kurikulum
Perguruan Tinggi disebut Pendidikakan kewiraan, serta ditiadakannya Pancasila sebagai mata
kuliah tersendiri dari kurikulum Perguruan Tinggi.

1. Sejarah Berdirinya Rule Of Law

Latar belakang kelahiran rule of law:

a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan


pemerintahanNegara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.

10
c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara
hukum.Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring
degan negara konstitusidan demokrasi. Rule of law adalah konsep tentang common
law

Unsur-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari:

 Supremasi aturan-aturan hukum.


 Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.
 Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan – keputusan
pengadilan.

Paham rule of law di Inggris diletakan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di
Amerika diletakan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda paham rule of law lahir dari
pahamkedaulatan Negara, melalui paham kedaulatan hokum untuk mengawasi pelaksanaan
tugaskekuatan pemerintah. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan
bagiseluruh masyarakatnya, khususnya keadilan social.

Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut


rule of law adalah:

1.) Adanya perlindungan konstitusional.


2.) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3.) Pemilihan umum yang bebas.
4.) Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5.) Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6.) Pendidikan kewarganegaraan.

2. Prinsip – Prinsip Rule Of Law

Secara Formal di Indonesia Di Indonesia, prinsip-prinsip rule of law secara formal


tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan

a) bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa, ....karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan “peri keadilan”;
b) ....kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, “adil” dan makmur;
c) ....untuk memajukan “kesejahteraan umum”, ....dan “keadilan sosial”;
d) disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu “Undang-undang
Dasar Negara Indonesia”;
11
e) “...kemanusiaan yang adil dan beradab”; serta
f) .....serta dengan mewujudkan suatu “keadilan sosial” bagi seluruh rakyat Indonesia.

Prinsip-prinsip tersebut pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap


“rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia, juga “keadilan sosial” sehingga pembukaan UUD 1945
bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan Negara. Dengan demikian, inti dari
rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan sosial.
Prinsip-prinsip diatas merupakan dasar hukum pengambilan kebijakan bagi penyelenggaraan
Negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan
jaminan atas rasa keadilan terutama keadilan sosial.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal


UUD 1945, yaitu :

a. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 Ayat (3))


b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 Ayat 1)
c. Segala warga Negara bersamaan kedudukannnya di dalam hukum dan
pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya (pasal 27 ayat 1)
d. Dalam Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 Pasal, antara lain
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil, serta perlakuan yang di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1).
e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakua yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D Ayat 2).

Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Hakiki dalam Penyelenggaraan Pemerintah


Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya dengan “the
enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaran pemerintahan, terutama dalam
hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman
berbagai Negara dan hasil kajian, menunjukkan bahwa keberhsilan “the enforcement of
the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (sunarjati Hartono:
1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi sosial yang
memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang khas pula.

Rule of law ini juga merupakan legalisme; suatu aliran pemikiran hukum yang
didalamnya terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan gagasan tentang

12
hubungan antarmanusia, masyarakat dan Negara yang dengan demikian memuat nilai-
nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologis sendiri. Legalisme tersebut mengandung
gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur
yang senga ja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of law


telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang
optimal sehingga rasa keadilan bisa secara optimal dilaksanakan.

D. Warga Negara Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia, kedudukan, hak, kewajiban, dan peran penyandang
cacat adalah sama dengan warga negara lainnya. Hal ini sesuai dengan UUD1945, dalam
Pasal 27 : Setiap warga negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Kemudian ada penegasan lagi pada amandemen UUD 1945 yang
mengatur tentang Hak Azasi Manusia, ini menandakan bahwa negara kita telah memberikan
perhatian yang sungguh-sungguh kepada harkat dan martabat manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Oleh karena itu, peningkatan peran para penyandang cacat dalam
pembangunan nasional sangat penting untuk mendapat perhatian dan didayagunakan
sebagaimana mestinya.

Hingga saat ini sarana dan upaya untuk memberikan perlindungan hukum terhadap
kedudukan, hak, kewajiban, dan peran para penyandang cacat telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, dan berbagai peraturan
perundangundangan yang mengatur masalah ketenagakerjaan, pendidikan nasional,
kesehatan, kesejahteraan sosial, lalu lintas dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran,
penerbangan, dan kepabeanan. Namun demikian, upaya perlindungan saja belumlah
memadai; dengan pertimbangan bahwa jumlah penyandang cacat terus meningkat dari waktu
kewaktu, dan hal ini memerlukan sarana dan upaya lain terutama dengan penyediaan sarana
untuk memperoleh kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupan, khususnya dalam memperoleh pendidikan dan pekerjaan dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan sosialnya.

Berdasarkan data di Pusdatin Kementerian Sosial RI pada tahun 2009 jumlah


penyandang cacat sebanyak 1.541.942 jiwa, besarnya jumlah penyandang cacat ni menjadi
perhatian serius bagi pemerintah. Kementerian Sosial RI c.q Direktorat Jenderal Pelayanan

13
dan Rehabilitasi Sosial terus berupaya agar para penyandang cacat atau ODK dapat diterima
bekerja baik diinstansi pemerintah maupun swasta yang lebih mengedepankan kredibilitas
dan kemampuan dalam menjalankan pekerjaan tanpa memandang faktor fisik. Secara
normatif, sebenarnya sudah ada beberapa instrumen hukum yang dilahirkan untuk
melindungi hak penyandang cacat untuk bekerja. Sebut saja UU No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakarjaan yang ‘mengharamkan’ diskriminasi kepada para penyandang cacat. Bahkan
UU No 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat makin menegaskan hak itu. Pasal 14 UU No
4/1997 mewajibkan perusahaan negara dan swasta untuk menjamin kesempatan bekerja
kepada para penyandang cacat. Bahkan dalam Penjelasan Pasal itu makin ditegaskan bahwa
perusahaan yang mempekerjakan 100 orang wajib mempekerjakan satu orang penyandang
cacat. Tak main-main. Pasal 28 UU 4/1997 itu bahkan mengatur sanksi pidana berupa
kurungan maksimal enam bulan dan atau denda paling besar Rp200 juta bagi pelanggar Pasal
14. Bahkan, menurut Humas Yayasan Mitra Netra –yayasan yang peduli pada pendidikan
tuna netra- Arya Indrawati menyatakan ‘kuota satu persen’ bagi penyandang cacat seakan
masih menjadi mitos. Menurutnya, banyak perusahaan yang meski mempekerjakan lebih dari
100 orang, ternyata tak mempekerjakan satu orang pun penyandang cacat.

Sebagai upaya perlindungan hukum hak-hak warga negara penyandang cacat maka
diperlukan sebuah penataan regulasi yang mampu melindungi warga penyandang cacat,
untuk itu kami mengadakan Penelitian Hukum tentang Perlindungan hukum bagi penyandang
cacat dan penelitian ini mendukung Agenda Nasional 2010-2014, dalam rangka peningkatan
Efektivitas Peraturan Perundangundangan; dan Penghormatan, Pemajuan, dan Penegakan
Hak Asasi Manusia dan dari hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dalam
mendukung RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat yang saaat ini sudah termasuk daftar Prolegnas 2010 – 2014.

1. Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945


 Pengertian Warganegara dan Penduduk
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu
dalamhubungannya dengan negara. Dalam hubungan internasional di setiap wilayah
negara selalu ada warga negara dan orangasing yang semuanya disebut penduduk.
penduduk belum tentu warganegara, karena mungkin seorang asing.
 Asas-asas Kewarganegaraan.
 Asas Ius-Sanguinis dan Asas Ius-Soli

14
 Asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status
Kewarganegaraan seseorangditentukan oleh tempat kelahirannya di
negara A tersebut.
 Asas ius-sanguinis adalah sasa keturunan atau hubungan darah, artinya
bahwaKewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya.
seseorang adalah warga negara Bkarena orangtuanya adalah warga
negara B.
 Bipatride dan Apatride
 Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan
dari dua negara terkaitseseorang dianggap sebagai warganegaranya.
 Apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan
Kewarganegaraan,seseorang tidak diakui sebagai warganegara dari
negara manapun.

Hak dan Kewajiban Warganegara Menurut UUD 1945

Pasal- pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga Negara
menccakuppasal-pasal 27, 28,29,30,31,33 dan 34.

a. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga Negara yang sama dalam hukum
danpemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan. 
b. Pasal 27 ayat (2) menetapkn hak warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan yangl
ayak bagi kemanusiaan.
c. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945 menetapkan hak dan
kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga Negara untuk berserikat dan
berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.
e. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk
agamanyamasing-masing dan beribadat menurut agamanya.
f. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945 menyebutkan hak dan
kewajiban warga Negara untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
Negara.
g. Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat
pengajaran.

15
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. HAM setiap individu
dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh
perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum
acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Agar terciptanya kedamaian dalam suatu Negara. perlu adanya suatu konsekuensi dalam
menjalani sebuah peraturan hukum yang ada dalam suatu Negara, yang berdasarkan
padaprinsip Rule Of Law. sehingga system hukum kita bisa mencapai suatu tujuan yaitu
keadilansocial bagi masyarakatnya.

Sebagai warga negara indonesia kita diwajibkan untuk mengetahui prinsip-prinsip


hukum yang ada dinegara kita, mempunyai jiwa bela negara yang kuat, mematuhi peraturan
hukum yang berlaku karena negara indonesia merupakan negara hokum, sebagai makhluk
tuhan kita mempunya hak asasi yang melekat dalam diri kita sejak lahir maka dariitu hormati
hak asasi yang dimiliki oleh orang lain juga.

16
DAFTAR PUSTAKA

Herdiawan, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, dan Aktif


Berwargannegara. Jakarta: Erlangga.

Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jogjakarta: Paradigma.

Raika, Tika.2012.Pengertian-hak-asasi-manusia.        (diakses lewat internet)


inforingankita.blogspot.com/.../

Chieva,C.”Perkembangan dan pemikiran ham di Indonesia”.2012. (diakses lewat internet)

chieva-chiezchua.blogspot.com

Asri Wijayanti 2008 Sejarah perkembangan, Hak Asasi Manusia

Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

17

Anda mungkin juga menyukai