Anda di halaman 1dari 18

ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA

(Sumber: Garnham, 1985) 1

ALAMI
I. SISTEM ALAMI
I.1. Topografi Kota Malang.
Kabupaten Malang Raya adalah sebuah kawasan yang terletak pada bagian tengah selatan
wilayah Propinsi Jawa Timur. Berbatasan dengan enam kabupaten dan Samudera Indonesia.
Sebelah Utara-Timur, berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo. Sebelah
Timur, berbatasan dengan Kabupaten Lumajang. Sebelah Selatan, berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat-
Utara, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Mojokerto. Letak geografis sedemikian itu
menyebabkan Kabupaten Malang memiliki posisi yang cukup strategis. Hal ini ditandai
dengan semakin ramainya jalur transportasi utara maupun selatan yang melalui Kabupaten
Malang dari waktu ke waktu. Posisi koordinat Kabupaten Malang terletak antara
112o17’,10,90” Bujur Timur dan 122o57’ ,00,00” Bujur Timur dan antara 7o44’,55,11”
Lintang Selatan dan 8o26’ ,35,45” Lintang Selatan.
Dengan luas wilayah sekitar 3.238,26 Km2 (sumber; Balai Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai Brantas), Kabupaten Malang terletak pada urutan luas terbesar kedua setelah
Kabupaten Banyuwangi dari 38 kabupaten/kota di wilayah Propinsi Jawa Timur. Kondisi
topografi Kabupaten Malang merupakan daerah dataran tinggi yang dikelilingi oleh beberapa
gunung dan dataran rendah atau daerah lembah pada ketinggian 250-500 meter diatas
permukaan laut (dpl) yang terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah
dataran tinggi merupakan daerah perbukitan kapur (Pegunungan Kendeng) di bagian selatan
pada ketinggian 0-650 meter dpl, daerah lereng Tengger-Semeru di bagian timur membujur
dari utara ke selatan pada ketinggian 500-3600 meter dpl dan daerah lereng Kawi-Arjuno di
bagian barat pada ketinggian 500-3.300 meter dpl.
Terdapat sembilan gunung dan satu penggunungan yang menyebar merata di sebelah
Utara, Timur, Selatan dan Barat wilayah Kabupaten Malang. Beberapa gunung telah dikenal
secara nasional yaitu Gunung Semeru (3.676 meter) gunung tertingi di Pulau Jawa, Gunung
Bromo (2.329 meter), Gunung Kawi (2.651 meter), Gunung Kelud (1.731 meter), Gunung
Welirang (2.156 meter) dan Gunung Arjuno (3.339 meter).
Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah Kabupaten Malang
sebagai daerah sejuk dan banyak diminati sebagai tempat tinggal dan tempat peristirahatan
Tnggi pusat pemerintahan kecamatan (Kantor Camat) dari permukaan laut berkisar antara
240-1.299 meter dpl. Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos pemantauan Stasiun
Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2008 suhu udara rata-rata relatif rendah,
berkisar antara 19,1 oC hingga 26,6 oC. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71,0%
hingga 89,0% dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780,0 mm. Curah hujan
rata-rata terendah terjadi pada Bulan Juni, hasil pemantauan Pos Karangploso. Sedangkan
rata-rata curah hujan tertinggi terjadi juga pada Bulan Desember, hasil pemantauan Pos
Karangploso.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 2

I.2. Aspek Tumbuhan,

Sepertii terlihat dari peta bumi kota MMalang menandakan


dakan potensi hutan yang besar, maka
disepanjang kawah sungai dari 18 sungai yang besar tentu banyak tumbu-tumbuhan
tumbu guna
melindungi ke-18 18 sungai yang besar tersebut. Aspek tumbuhan disini
ni di bagi menjadi
menja 2 bagian
tumbuhan antara lain: tumbuhan buatan dan tumbuhan alami.

Tumbuhan alami: tumbuhan yang tumbuh sendiri


sendiri dan dilindungi sebagi hutan/tumbuhan
hutan
kota, dan juga sebagai pelindun
pelindung air tanah/sungai disepanjang Sungai
ungai Brantas, tumbuhan
pohon beringin di alun-alun
alun kota M
Malang dan masih ada ditempat-tempat
tempat lain yang ada dikota
Malang.

Tumbuhan Buatan: pepohonan, semak-


semak yang ditanam dengan ditata sedemikian
rupa hingga seperti yang alami, dan hadirnya
tumbuhan ini dijadikan
adikan sebagai taman
kota/hutan kota ataupun kawasan seperti
sepe
terlihat di alun-alun
alun kota Malang,
M sepanjang
jalan Ijen dan lainnya yang ada di kota Malang.

I.3. Aspek Air


Kondisi topografi yang demikian mengindikasikan potensi hutan yang besar. Hutan yang
merupakan sumber air yang cukup, yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya
sungai
mengairi lahan pertanian. Dari 18 sungai besar dan bernama di wilayah Kabupaten Malang,
diantaranya, terdapat Sungai Brantas, sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur. Hulu
Sungai Brantas bagian atas terdapat di wilayah Kota Batu dan hulu bawah berada di wilayah
Kabupaten Malang.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 3

SISTEM KEBUDAYAAN
II. SISTIM KEBUDAYAAN
II.1. Kawasan Umum
Menurut Carr (dalam Salim & Pratiwi, 2006), yang dimaksudkan dengan ruang publik adalah ruang
umum tempat masyarakat dapat melakukan aktivitas publik fungsional maupun kegiatan sampingan
lainnya, yang dapat mengikat suatu komunitas, baik dalam kegiata
kegiatan n sehari-hari
sehari ataupun berkala.
ruang
uang publik kota bersifat multiguna, untuk semua kelompok sosial, tetapi dapat ditata secara
fleksibel dengan karakter kegiatan tertentu. Namun dalam hal penggunaan ruang
rua kota, terjadi banyak
permasalahn. Permasalahan itu dapat berupa ketidakadilan dalam penggunaannya, ketidaksediaan
hunian layak bagi warga miskin, kelangkaan ruang publik, anarki ruang kota, serta masih terjadinya
privatisasi ruang publik.
Menurut Rudy (2007), ruang publik ditandai oleh tiga hal, yaitu responsif, demokratis dan
bermakna. Responsif dalam arti ruang publik harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan
kepentingan luas. Sementara demokratis berarti ruang publik seharusnya dapat digunaka digunakan oleh
masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta aksesibel bagi
berbagai kondisi fisik manusia. Bermakna berarti bahwa ruang publik harus memiliki tautan antara
manusia, ruang, dunia luas, dan konteks sosial. Dengan karakteristik
karakteristik ruang publik sebagai tempat
interaksi warga masyarakat, tidak diragukan lagi arti pentingnya dalam menjaga dan meningkatkan
kualitas kapital sosial. Namun sayangnya arti penting keberadaan ruangruang-ruang
ruang publik tersebut di
Indonesia lama kelamaan semakin
makin berkurang. Ruang publik tersebut yang selama ini menjadi tempat
warga melakukan interaksi, baik sosial, politik maupun kebudayaan tanpa dipungut biaya, seperti
lapangan olah raga, taman kota, area wisata, arena kesenian, dan lain sebagainya, lama kelamaan
kel
menghilang digantikan oleh mall, pusat
pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko
ruko dan ruang-ruang
ruang bersifat
privat lainnya. Mall atau pusat-pusat
pusat pusat perbelanjaan tidak akan pernah dapat benarbenar-benar menjadi
ruang publik meski dewasa ini tempat
tempat-tempat tersebut sering dijadikan
ijadikan sebagai lokasi bertemu,
bertukar informasi, atau sekedar tempat rekreasi melepas kepenatan seusai menghadapi berbagai
rutinitas pekerjaan. Karena meskpun terbuka untuk umum, mall tetap menampilkan wajah yang
privat dimana di dalamnya orang yang adaada disana cenderung berasal dari kalangan ekonomi tertentu.
Tidak adanya kontak dan interaksi sosial sebagai prasarat bagi penguatan kapital sosial merupakan
alasan utama mengapa ruang publik tidak dapat tergantikan oleh mall atau pusat perbelanjaan.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 4

Sebagai
gai wahana interaksi sosial, ruang publik diharapkan dapat mempertautkan seluruh
anggota masyarakat tanpa membedakan latar belakang ekonomi, dan budaya. Aktivitas di ruang
publik dapat bercerita secara gamblang seberapa pesat dinamika kehidupan sosial suatu
suat masyarakat.
Menurut Krier (dalam Kurniantoro, 2007) ruang publik hanya dapat terbentuk dari street (jalan
(jalan-jalan)
dan square (ruang terbuka, plaza, atau alun-alun/lapangan).
alun alun/lapangan). Tetapi plaza yang dimaksud disini tentu
bukanlah gedung serupa malll-mall megah. Plaza dimaksud adalah sebuah ruang terbuka yang
memungkinkan masyarakat beraktivitas, berolahraga dan berekreasi, serta berinteraksi secara sosial
yang lain.

Seperti kita lihat alun-alun


alun kota Malang sebagai kawasn publik
publik dimana, di kawasan
tersebut banyak aktivitas seperti: perdagangan, pemerintahan dan di situ pula taman
tam kota dan
sebagai pusat kota Malang.

II.2. Ruang Terbuka,


Berbicara tentang ruang terbuka ((open space)) selalu menyangkut lansekap. Elemen
lansekap terdiri dari elemen keras (hardscape seperti : jalan, trotoar, patun, bebatuan
dan sebagainya) serta elemen lunak (softscape)
( e) berupa tanaman dan air. Ruang
terbuka biasa berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, green belt, belt taman dan
sebagainya.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 5

Dalam perencanan open space akan an senantiasa terkait dengan perabot taman / jalan
(street furniture). Street furniture ini bisa berupa lampu, tempat sampah, papan nama,
bangku taman dan sebagainya.

ang terbuka seperti: alun-alun


Ruang alun kota Malang, sepanjang jalan Ijen

Bagian yang solid dari suatu kota adalah susunan masa atau bangunan kota. Dalam arsitektur
kota elemennya tidak terbatas kepada bagian yang solid, tapi juga ruang – ruang yang terbentuk oleh
bagian yang solid tersebut, baik berupa jalan, taman atau lebih luas kepada seluruh ruang yang ada
padanya. Jenis yang formal,, yang dibentuk oleh façade bangunan dan pelataran kota di sebut urbanspace
(ruang kota),
), sedang yang natural (informal)
( yang menyajikan alam (nature) di dalam atau di sekeliling
kota disebut open space (ruang terbuka).
terbuka Pada dasarnya suatu ruang kota adalah karakter yang dominan
pada kota, baik segi kualitas ruangnya maupun aktifitas yang terjadi didalamnya. Pengertian ruang kota
diperluas tidak hanya yang terbentuk oleh bangunan (massa)) melainkan juga yang terbentuk oleh alam
(pohon,, tebing, sungai dan sebagainya),
sebagainya pembicaraan mengenai ruang di kota akan mencakup keduanya
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kota. Bentuknya bisa merupakan suatu koridor atau pulau
persinggahan (taman,plaza, a, persimpangan dan sebagainya
sebagainya). Ruang – ruang terbuka (informal
( / open
space)) dapat memberi ciri lain kepada karakter yang alami dari kota, misalnya yang membentuk vista
alami kearah pandangan bangunan, pendestarian, alam dan sebagainya. Pengertian ruang terbuka di kota
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 6

adalah sebagai sistem tanah umum ((system of public land)) didalamnya termasuk jalan, sekolah, taman,
ruang – ruang untuk bangunan umum yang tersusun dalam suatu jaringan kota.

II.3. Taman Kota atau Garden


G City

RTH Taman lebih banyak memiliki fungsi sosial dan estetika, dan ekologi. RTH taman ini dapat
bersifat aktif, maupun pasif, RTH taman yang bersifat aktif ini dapat berskala kota mupun dapat
berskala lingkungan. Contoh taman kota yang sudah ada dan berskala
berskala kota antara lain taman wisata
wi
rakyat berada di belakang Balai K
Kota,
ota, taman Senaputa, pasar burung dan tanaman hias, dan lain lain-
lain, sedangkan taman yang berskala lingkungan yang sudah ada antara lain: taman-taman
taman yang
berada di lingkungan pemukiman atau perumahan yang sering dipakai untuk kegiatan sosial
maupun olah raga, misalkan RTH taman di perumahan Blimbing Indah, dan lain-lain.
lain

Pusat kota sebagai pusat pertumbuhan, banyak taman/ruang terbuka hijau yang memiliki nilai
historis. Pemeliharaan dan pengembangan
pengembangan lokasi ini penting untuk mendukung RTH sebagai ikon
kota.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 7

II.4. Aktivitas Pertanian,

Aktivitas Pertanian di
kota Malang terdapat
dipingi-pingir kota
Malang, yaitu
persawahan dan
tanaman lainnya
,dimana dilihat dari
letak kota Malang
sangat potensial
untuk pertanian
namun semakin hari
semakin menipis
KEC.SUKUN karena pengunaan
lahan tanah untuk
perumahan dan
gedung-gedung maka
lama kelamaan
bertambah dalam
pengunaan tanah
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 8

untuk bangunan bertambah


bah dan untuk Pertanian akan berkurang,
berkurang terutama
erutama di kota Malang
M
sendiri.

II.5. Tata Guna Lahan,

Pada prinsipnya land use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan
yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga secara umum dapat memberikan
gambaran keseluruhan bagaimana
bagaimana daerah pada suatu kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
Land use bermanfaat untuk pengembangan sekaligus pengendalian investasi pembangunan. Pada
skala makro, land use lebih bersifat multifungsi / mixed use.

Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007, kawasan strategis kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan.Sesuai dengan jenis kawasan strategis yang tercantum dalam UU No 26
tahun 2007, kebijakan dan strategi penetapan kawasan strategis di Kota Malang diarahkan dengan
mengacu pada Undang-Undang
Undang tersebut serta pola perkembangan Kota Malang.Adapun kebijakan dan
strategi penetapan kawasan strategis Kota Malang meliputi:
• Penetapan kawasan strategis di Kota Malang meliputi kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertahanan dan keamanan (kawasan militer), pertumbuhan ekonomi (kawasan perdagangan dan jasa,
pendidikan tinggi, pariwisata, industri), dan sosial budaya (kawasan cagar buda
budaya dan bangunan
bersejarah). Penetapan kawasan strategis ini bertujuan untuk mempermudah dalam meningkatkan
pertumbuhan di masing-masing
masing kawasan khususnya sektor ekonomi yang berdampak juga pada
peningkatan pendapatan daerah. Penetapan kawasan strategis di Kota Malang dibentuk berdasarkan
persamaan karakter dan kedekatan lokasi antar masing
masing-masing unit
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 9

.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 10

II.6. Sistem Infrastruktur,

1) Pusat Kota Malang diarahkan di Kawasan alun-alun dan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena
aktifitas berpusat di kawasan alun-alun dan sekitarnya, seperti; pemerintahan, perdagangan serta
fasilitas sosial yang berskala regional.
2) Pembagian Kota Malang hingga tahun 2029 diarahkan menjadi 6 (enam) BWK dengan adanya
pemekaran wilayah kecamatan menjadi 10 kecamatan.
3) Masing-masing BWK yang dikelompokkan berdasarkan pada kedekatan dan persamaan fungsi
kegiatan. Memiliki Pusat dan SubPusat yang saling berhubungan dimana antara pusat yang satu
dengan pusat yang lain dihubungkan dengan jaringan jalan dengan pola pergerakan yang bersifat
Concentric Linier, yaitu semua kegiatan berpusat pada satu titik yaitu kawasan alun-alun dan
sekitarnya.
4) Menetapkan rencana jalan lingkar barat dan jalan lingkar timur untuk menunjang aksesibilitas
menuju pusat dan sub pusat dari masing-masing BWK serta menuju pusat kota. Sesuai dengan
kebijakan di atas, struktur ruang Kota Malang dapat digambarkan pada gambar berikut:
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 11

II.7. Tempat-Tempat Yang Bersejarah

Kawasan lindung untuk cagar budaya merupakan tempat serta ruang disekitar bangunan yang bernilai
budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat
tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kota sejarah sebagai kota yang menyimpan misteri
embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar, seperti Singosari, Kediri, Mojopahit, Demak dan Mataram.
Di kota Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan kota Malang tercatat masuk nominasi
akan dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia.
Di kota Malang daerah yang teridentifikasi memiliki Benda Cagar Budaya (BCB) yang perlu
dilindungi dan dilestarikan keberadaanya antara lain terdapat pada : kawasan kayu tangan dan Gunung-
gunung. Terkait dengan BCB ini untuk pengembangan lebih lanjut mengenai keberadaan BCB di kota
Malang perlu adanya studi tersendiri dan kelayakan mengenai perlindungan dan pelestariaanya terutama
pada 3 tahapan (1). eksporasi atau penelitian, (2). Preservasi, konservasi, dan restorasi, (3). pemanfaatan
BCB atau situs yang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa lepas. Kawasan sosio cultural di kota
Malang meliputi kawasan Kayutangan, kawasan Alun-alun Tugu, dan koridor Jl. Semeru-Jl. Ijen.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 12

II.8. Landmark

Dengan adanya landmark orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam
suatu kota atau kawasan. Landmark dalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural
seperti gunung atau bukit dan berupa fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture,
kubah dan lain-lain. Kota Malang mempunyai beberapa Landmark kota, antar lain :

Beberapa Landmark (tetenger kota) yang berada di seantero kota Malang.


Logo Malang berada tepat diatas Jembatan Kali Mewek, Arjosari.
Tugu Adipura di taman segitiga Jl. Semeru depan
Bank Bukopin.

Patung Chairil Anwar Berdiri di Alun-


alun contong di Kayutangan.

Patung Kenarok Jl. Mayjend. Sungkono.


ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 13

Patung Hamid Rusdi pada taman bundar Simpang Balapan.


Monumen perjuangan depan Stasiun Jl. Kartanegara.
Kotak POS Antiq ada 2, Depan Kantor pos
besar Jl. Merdeka Selatan.

Patung TRIP, di Jl. Ijen Depan Gereja Ijen.

Gereja di samping alun-alun kota

Mejid disamping alun-alun kota Malang

Interior dalam Toko “OEN” pun bernuasa tempo doeloe… tempatnya cukup nyaman
untuk yang ingin mengenang masa kejayaan Belanda dulu. Tidak heran pengunjung Toko Oen
adalah para “bule” atau orang asing yang menikmati makan bersama keluarga. Salah satu
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 14

landmark
andmark budaya di kota Malang Jawa Timur yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara
dan domestik adalah Toko “Oen
Oen” yang telah berdiri di Malang sejak tahun 1930 M. Bangunan
dengan gaya kolonial lengkap dengan furniture yang masih dijaga keasliannya menambah
mena
keunikan Toko “Oen” yang juga sangat terkenal dengan produk ice creamnya.
nya.
Keunikan Toko “Oen”” sudah bisa di lihat dari eksterior bangunan yang masih asli dan
lokasi yang terletak di jantung kota Malang sehingga mudah untuk dijumpai. Bangunan yang
masihh terawat baik dari sisi luar maupun dalam, memberikan sebuah suasana yang unik dalam
menyantap makanan dan juga minuman yang disediakan di Toko “Oen”.

II.9.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 15

II.10. Batas Teritorial Kota


ota Malang.
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 16

II.11. SISTEM TRANSPORTASI

Sistem transportasi merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan kota. Rencana sistem
transportasi di kota
ota Malang meliputi rencana jaringan jal
jalan
an dan sarana transportasi. Di kota
k Malang
direncanakan pembangunan jalan lingkar yang akan mempengaruhi
mempengaruhi struktur tata ruang kota dimana
aksesibilitas yang tinggi akan memacu perkembangan wilayah di sepanjang jalan lingkar sehingga
muncul pusat-pusat
pusat pertumbuhan baru yang akan mengurangi bangkitan dan tarikan pergerakan menuju
pusat kota. Rencana pengembangan
pengembangan sistem jaringan transportasi, anatara lain pengembangan Jalan
Lingkar Barat dan Jalan Lingkar Timur. Hal ini didukung pula dengan pengembangan Terminal Arjosari
menjadi terminal modern.
Sedangkan peningkatan fungsi jalan diarahkan dengan rencana pengadaan
pengada bus pemadu moda,
untuk rute terminal
erminal Arjosari, Stasiun Kota Baru, dan Terminal Tlogowaru yang direncanakan akan
menggantikan fungsi Terminal Gadang dan Bandara Abulrahman Saleh yang dapat mengakomodir
kebutuhan masyarakat, rencana pengadaan Bus Kota dengan dengan wilayah pelayanan di sepanjang Jalan
Lingkar Barat dan Timur, rencana pengadaan angkutan umum Semi Busway sebagai angkutan umum
massal untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang melayani
wilayah sekitar Malang Raya, rencana pembangunan jalur kereta api double track untuk lintasan Malang-
Malang
Surabaya sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kinerja perkeretaapian, dan rencana
pengembangan dan pengadaan kereta api dan kereta api komuter beserta prasarana pelengkapnya
(stasiun/shelter).
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber:
Sumber Garnham, 1985) 17

SISTEM VISUAL
III. SISTEM VISUAL
III.1.Titik pandan dan kualitas pandang.
pandang

ng sebagai penunjuk akses arah Malang –Surabaya dan sebaliknya, dan juga di
Dimana keduan gunung
kota Malang Raya
aya masih ada panorama
panoram – panorama lain yang indah maka, Malang
alang dikatakan
orang/wisatawan bahwa, Malang adalah kota Wisata,
W kota Bunga dan lainnya.

III.2. Kawasan Unik yang Mempunyai Genius Loci


L
ELEMEN YANG MEMBENTUK KARAKTERISTIK FISIK KOTA
(Sumber: Garnham, 1985) 18

Ketiga bangunan ini mempunyai keunikan pada tampilan baik itu tampilan masjid dan gereja,
namun fungsinya sama, semuanya tempat beribadah, dan kawasan yang sedikit unik yaitu
Taman Ijen bila kita memandang ditepi paling ujung sepertinya satu titik garis yang hilang/dan
bolovard dengan di kiri kanan ada bangunan Kolonial dan didepan bangunan ada pohon palem
yang tertata rapi di kiri dan kanan di tengah ada taman yang sejuk indah menimbulkan keunikan
dan local Genius.

DAFTAR PUSTAKA

1) DK Ching, Fransis, Architecture, Form, Space and Order, Erlangga, 1931


2) Lynch, Kevin, The image of The City, the M.I.T. Press, USSA, 1960
3) Neufert, Erns, Syamsu Amril. Data Arsitek,Erlangga, 1997Pearce, Douglas, Topics in Applied
Geography Tourist Developr-rient,
4) Powell, Robert, Ken Yeang: Rethinking the Environmental Filter, Ldnmark Book,
5) Sirvani, Hamid, The Urban Design Process,
6) Van Nostrand Reinhold Company, New York, 1985.
7) Soemarwoto, Otto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta. 1989.
8) Trancik, Roger, Finding Lost Space, Van Nostrand Reinhold Company, New York, 1986.
9) Callender, John Hancocok, Time Saver Standards, Mc. Graw Hill Book Company, 1996
10) Fairweather, Leslie, AJ, Metric Handbook, Londan: The Architecture Press. 1969.

ARSITEKTUR KOTA MALANG


Teori Garnham (1985)
Oleh: Isolino, 0822901
Pembimbing : Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


FAKULTAS TEKNIL SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2011

Anda mungkin juga menyukai