Anda di halaman 1dari 6

https://veramardawati.blogspot.com/2018/08/kasus-worldcom.

html

KASUS WORLDCOM

Bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang besar mengalami kebangkrutan? Mungkin itu
adalah hal yang pertama akan ditanyakan apabila mengetahui sebuah perusahaan besar
mengalami kebangkrutan. Rata-rata masyarakat percaya perusahaan dengan skala besar tidak
akan mengkin mengalami kebangkrutan. Namun, pada kenyataannya ada beberapa perusahan
besar yang mengalami kebangkrutan seperti WorldCom yaitu perusahan terbesar kedua di
Amerika Serikat. Pada tahun 2002 WorldCom dengan terpaksa menyatakan pailit setelah
ketahuan melakukan kecurangan pada laporan keuangan.

Pada awalnya WorldCom merupakan perusahaan menyedia layanan telepon jarak jauh.
Selama tahun 90an melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain
yang kemudian meningkatakn pendapatan dari US $152 juta  pada tahun 1990 menjadi US
$392 Milyar pada tahun 2001, yang pada akhirnya menenpatkan WordlCom pada posisi ke
42 dari 500 perusahaan lainya menurut majalah Fortune.

Latar Belakang Perusahaan

Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di Hattiesburg,
Mississippi pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih
menjadi CEO nya. Perusahaan LDDS go public pada tahun 1989 melalui merger dengan
Advantage Companies Inc, sejak saat itu nama perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom
pada tahun 1995, dan kemudian diganti lagi menjadi WorldCom pada tahun 2003.

Pertumbuhan perusahaan WorldCom yang paling utama didorong oleh akuisisi terhadap
perusahaan – perusahaan telekomunikasi lainnya yang terjadi selama tahun 1990an dan
mencapai puncaknya dengan dengan mengakuisisi MCI pada tahun 1998. Diantaranya
perusahaan yang bergabung atau dibeli oleh WorldCom adalah Advanced Communications
Corp pada tahun 1992, Metromedia Communication Corp pada tahun 1993, Resurgens
Communications Group pada tahun 1993, IDB Communications Group, Inc pada tahun 1994,
Williams Technology Group, Inc pada tahun 1995, dan MFS Communications Company
pada tahun 1996. 

Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS lama
sebelum merger dengan WorldCom. Pada Februari 1998, WorldCom melakukan pembelian
online CompuServe yang merupaka pelopor dari perusahaan induk Blok H & R nya.
WorldCom kemudian mempertahankan Compuserve. Divisi Layanan Jaringan, menjual
layanan online untuk America Online dan menerima pembagian jaringan AOL & ANS. Pada
tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI Communications mengumumkan merger
senilai $37 milyar untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini menjadi merger
terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada tanggal 15 September 1998 perusahaan baru MCI WorldCom mulai dibuka untuk
bisnis. Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCom mengumumkan
perjanjian merger antara dua perusahaan sebesar $ 129 milyar. Namun pada tanggal 13 Juli
2000 dewan direksi dari kedua pihak perusahaan bertindak untuk mengakhiri merger. Hal ini
karena mendapat larang dari pemerintah Amerika Serikat, sebab perjanjian kerjasama dua
perusahaan telekomunikasi besar tersebut dianggap merupakan bagian praktik monopoli. Kini
MCI WorldCom menamai dirinya dengan WorldCom tanpa Sprint Corp yang menjadi bagian
dari perusahaan. Perusahaan dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki
sekitar hamper 80.000 pegawai yang tersebar diseluruh dunia dan sebanyak 8.300
diantaranya adalah pegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.  

Skandal WorldCom

Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami kemerosotan
yang disebabkan oleh pendapatan mengalami penurunan dan utang semakin banyak.Nilai
saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebbers sebagai
CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior memutuskan
mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua cara yang
mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘ sebagai pemasukan, padahal
pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka meningkatkan
pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang
tidak teralokasi”. Dan dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun
2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan
data WorldCom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.Dengan memindahkan
akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba.
WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun
aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. 

Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan


lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beban jaringan
adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan lain untuk jaringan
telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom. Dilaporkan
sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $
797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad
tahun 2001 disajikan sebagai biaya.

Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih
rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai
beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih
yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut
akan didepresiasikan. Secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan
perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin
antara 10 tahun bahkan lebih. 

Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC
meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan  Laporan
Keuangan. Termasuk didalamnya :

1. Komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah 


2. Sanksi administrsi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan dalam
skala besar 
3. Kebijakan akuntansi untuk merger 
4. Pinjaman kepada CEO 
5. Integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI 
6. Analisis ekspektasi pendapatan saham WC
Pada tanggal 1 Juli 2002 Worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga
diinvestigasi atau diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-
kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan.
Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan. Pada 8 Agustus,
Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun cadangan secara tidak benar.
Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus adalah bahwa akun cadangan dikurangi
untuk menutupi biaya jaringan yang telah dikapitalisasi.

Skandal CEO Bernard Ebbers

CEO Bernard Ebbers menjadi sangat kaya dari kenaikan harga sahamnya di saham
WorldCom umum. Namun, pada tahun 2000, industri telekomunikasi memasuki masa krisis
yang menyebabkan WorldCom mengalami kemunduran serius, menyebabkan pemerintah AS
melalui Departemen Kehakiman memaksa perusahaan ini untuk membatalkan rencana
merger dengan Sprint pada pertengahan 2000. Pada saat itu, saham WorldCom menurun dan
Ebbers berada di bawah tekanan tinggi dari bank untuk menutupi kewajiban kekurangan
margin pada saham WorldCom-nya yang digunakan untuk membiayai jenis usaha yang
lainnya, seperti kayu, kapal pesiar. 

Oleh karena itu selama tahun 2001, Ebbers membujuk para dewan direksi WorldCom untuk
memberinya kredit korporasi dan jaminan lebih dari AS $ 400 juta untuk menutupi kewajiban
margin tersebut. Permohonan ini dikabulkan karena para dewan direksi berharap bahwa
pinjaman yang diminta CEP Ebbers tersebut akan mencegah Ebbers untuk menjual sejumlah
besar saham WorldCom pada akhirnya akibat tekanan di harga pasar saham yang kian anjlok.
Namun, akhirnya strategi ini gagal dan Ebbers digulingkan sebagai CEO pada bulan April
2002 dan digantikan oleh John Sidgmore, mantan CEO UUNET Technologies, Inc.

Skandal akuntansi didalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai sejak pertengahan tahun
1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002. Dibawah Bernard Ebbers (CEO), Scott Sullivan
(CFO), David Myers (Pengawas) dan Buford "Buddy" Yates (Direktur Jenderal Akuntansi)
memanipulasi laporan akuntansi perusahaan, membuat laporan akuntansi palsu untuk
menutupi pendapatan WorldCom yang hakikatnya mengalami penurunan dengan membuat
gambar pertumbuhan keuangan dan profitabilitas palsu untuk menopang harga saham
WorldCom di pasar saham. Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara : 

1. Underreporting 'line cost` (biaya interkoneksi dengan perusahaan telekomunikasi


lainnya) dengan memanfaatkan biaya-biaya pada neraca daripada fakta pengeluaran
mereka. 
2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu dari
"alokasi dana perusahaan yang belum diisi". 

Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia, menyelidiki
dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8 milyar. Hingga pada
akhirnya, mereka menemukan jawabannya bahwa dana perusahaan tersebut telah
diselewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk memperkaya diri mereka sendiri
diluar standar pendapatan seharusnya. Segera kemudian komite audit perusahaan dan dewan
direksi diberitahu oleh para audit mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama
kemudian, mereka segera memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers
segera mengundurkan diri. Kemudian pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities
and Exchange Commission (SEC) meluncurkan sebuah investigasi masalah ini pada tanggal
26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003, diperkirakan bahwa total aset perusahaan ini
ternyata telah diselewengkan oleh CEO mereka sekitar $ 11 miliar. 

Akibat masalah besar yang diakibatkannya, pada 15 Maret 2005 Bernard Ebbers dinyatakan
bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan kecurangan, konspirasi dan
pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua terkait dengan skandal akuntansi AS $ 11
miliar di perusahaan telekomunikasi yang dia dirikan. Dia dijatuhi hukuman 25 tahun
penjara. Pejabat WorldCom lainnya seperti mantan CFO Scott Sullivan dituntut dengan
hukuman pidana dalam kaitannya pada tanggal 2 Maret 2004 untuk tuduhan penipuan
sekuritas, konspirasi dan mengajukan laporan palsu. Sedangkan mantan pengawas keuangan
David Myers juga telah mengaku bersalah atas penipuan sekuritas, konspirasi untuk
melakukan penipuan sekuritas, dan mengajukan laporan palsu pada tanggal 27 September,
2002. Mantan direktur akuntansi Buford Yates juga telah mengaku bersalah atas konspirasi
dan tuduhan penipuan pada 7 Oktober , 2002). Mantan-mantan manajer akuntansi Betty
Vinson dan Troy Normand juga mengaku bersalah atas konspirasi dan penipuan sekuritas
pada tanggal 10 Oktober 2002.

Pada 13 Juli 2005 Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia dipenjara
selama 25 tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63 tahun.Pada tanggal 26
September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara Federal penjara di Oakdale,
Louisiana, Federal Lembaga Pemasyarakatan Oakdale untuk mulai menjalani hukuman.  

Pihak yang Terkait Skandal WorldCom

A. Bernard Ebbers
Sebagai CEO WorldCom, Bernard Ebbers meminjam uang kepada perusahaannya
untuk membeli saham WorldCom. Namun, kenyataannya uang perusahaan
tersebut digunkan untuk kepentingannya sendiri bukan untuk membeli kembali saham
WorldCom.

B. Cynthia Cooper
Salah satu auditor internal World Com dan menjabat sebagai vice presiden yang
mengetahui adanya sesuatu yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom.
Cynthia Cooper menjadi whistleblower pada kasus ini.

C. Athur Endersen
Sebagai Auditor Eksternal Independen merupakan pihak yang seharusnya
menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan pelanggaran
kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat
dengan tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi oleh WorldCom. Arthur
Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia menyetujui tindakan manipulasi
karena : 

1. Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan
yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
2. Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang
merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan WorldCom. 
Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya operasional rutin
yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama menjadi biaya investasi, sehingga
bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang disulap oleh WorldCom per kuartalnya
sebesar US$ 500-800 juta. 

Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih US$ 1,4 miliar
pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal, kalau manajemen
WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal rapornya akan merah. Inilah
informasi yang menyesatkan para investor dan kreditor.

D. Scott D. Sullivan

Sebagai CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari total
biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos yang tak
seharusnya.

E. Dewan Direksi 

Menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada Ketua dan Mencegah
manipulasi yang dilakukan manajemen.

F. Staff Akuntan WorldCom

Dalam hal ini akuntan WorldCom sangat berperan aktif dalam skandal yang terjadi.Berikut
adalah beberapa alasan akuntan Worldcom mau diajak bekerja sama dalam memanipulasi
laporan keuangan yaitu :

1. Money : Adanya iming-iming uang dan bonus yang besar bagi para akuntan jika
mereka mau bekerja sama dengan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan
keuangan.
2. Pressure : Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan kaunagan.
Yangmana jika tidak dituruti akan mengakibatkan para akuntan dipecat.
3. Culture : Budaya perusahaan, yang menghalalkan segala cara untuk dapat
memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan harga
saham perusahaan tidak turun drastis. 
4. Internal Controll : Lemahnya pengendalian internal perusahaan, sehingga tindakan
manipulasi dan kecurangan dapat terjadi dalam perusahaan. 
5. Chance : Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam hal
ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak bekerja
sama untuk memanipulasi LK perusahaan.
6. Etika : Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom
tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga mereka
bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik profesi
akuntansi.

G. Mr. Cooper 

Ketua komite audit mempertanyakan mengenai beban operasi sebagai biaya modal. Bukan
hanya biaya akan tetapi pengakuan belanja modal digunakan untuk meningkatkan laba. 
H. Mr Buford "Buddy" Yates Memasuki pengakuan bersalah untuk penipuan sekuritas dan
konspirasi dan setuju untuk bekerja sama dalam pemalsuan laporan keuangan WorldCom.

I. David F. Myers

Memasuki pengakuan bersalah dengan tiga tuduhan kejahatan penipuan di September 26,
2002.

J. Wistle Blower

Whistle Blower berani maju untuk memberitahukan tentang kegiatan yang terjadi pada
skandal worldom tersebut, yaitu Whistle Blower membocorkan kejahatan pihak internal
perusahaan.

K. Manajemen WorldCom

Manajemen WorldCom dalam skandal WorldCom berperan dalam menggelembungkan


angka pada periode berjalan dengan cara:

1. Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang seharusnya
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening modal.
Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari laba yang
sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom mampu
meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M 
2. Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan. Dana
cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh
perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada
periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil memanipulasi
keuntungannya sebesar $ 2 M

Anda mungkin juga menyukai