Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI MAKRO

PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA SESUAI DENGAN

LINGKUNGAN DAN KESEMPATAN

DOSEN PEMBIMBING:

Dra. Salliyanti, M.Hum

DISUSUN OLEH:

Siti Malikasnah Lubis (200907054)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

KATA PENGANTAR
Medan, September 2021

Penulis
DAFTAR
ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Gugus Masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan.......................................................................................................1
1.4. Manfaat.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1. Defenisi ..................................................................................................3


2.2. .................................................................................................................3
2.3. .................................................................................................................5
2.4. .................................................................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

3.1. Kesimpulan..............................................................................................9
3.2. Saran........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak krisis dunia pada awal tahun 1980an, masalah utang luar negeri banyak
terjadi di negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Utang luar negeri digunakan
pemerintah untuk menutupi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
karena jumlah pendapatan pemerintah masih lebih rendah dari pengeluaran
pemerintah. Utang menjadi alternatif pembiayaan yang paling sering dipilih oleh
negara sedang berkembang karena lebih mudah dan praktis.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi utang luar negeri Indonesia. Faktor yang
mempengaruhi jumlah utang luar negeri di Indonesia di antaranya adalah ekspor, Produk
Domestik Bruto (PDB), dan nilai tukar rupiah (Kurs). Saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia
utang luar negeri menjadi pemicu krisis tersebut. Sehingga nilai mata uang rupiah menjadi
lemah dan akhirnya menimbulkan banyak permasalahan terutama utang luar negeri yang
sangat tinggi. Jumlah utang luar negeri yang semakin meningkat dan juga pergerakan nilai
tukar rupiah yang berfluktuasi dapat menjadi beban bagi perkembangan ekonomi Indonesia.
Depresiasi rupiah akan menyebabkan jumlah utang luar negeri meningkat karena Indonesia
membayar utang luar negeri dalam valuta asing (Widharma, 2013).

Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun dalam
bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima
dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tetentu (Goeltom, 1998) atau hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan
negara yang berasal dari negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar
uang internasional yang berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang
mengakibatkan pembayaran di masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai
kesepakatan bersama (Rusniar, 2009).Utang luar negeri yang tinggi akan menyebabkan
naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak
uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default
(gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Utang luar negeri yang tinggi jelas akan
cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

Nilai tukar merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu negara.
Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif akan memengaruhi perilaku masyarakat dalam
memegang uang dan juga memengaruhi suatu negara dalam menstabilkan perekonomian
negaranya. Indonesia sebagai penganut sistem nilai tukar mengambang juga mengalami
pergerakan nilai tukar yang tidak stabil. Ketidakstabilan nilai tukar Rupiah akan berpengaruh
juga terhadap perekonomian domestik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi utang luar negeri dan nilai tukar uang?
2. Apakah pengaruh utang luar negeri terhadap nilai tukar rupiah?
3. Apakah studi kasus
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui definisi utang luar negeri dan nilai tukar uang
2. Untuk dapat mengetahui pengaruh utang luar negeri terhadap nilai tukar rupiah
3.
1.4. Manfaat
1. Agar dapat memahami defenisi utang luar negeri dan nilai tukar uang
2. Agar dapat memahami pengaruh utang luar negeri dan nilai tukar uang
3. .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Utang Luar Negeri dan Nilai Tukar Rupiah

2.1.1. Definisi Utang Luar Negeri

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2 Tahun 2006 tentang tata cara
Pengadaan pinjaman dan atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan atau Hibah
Luar Negeri, yang dimaksud dengan utang atau pinjaman adalah setiap penerimaan negara
baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan, Rupiah, maupun dalam bentuk
barang dan jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu.

Menurut Yustika (2009:122) Efektifitas pemanfaatan utang luar negeri didesain untuk
menjembatani kesenjangan tabungan atau investasi dan ketimpangan neraca pembayaran
(balance of payment) di negara berkembang dan meletakan sebagai jalur untuk membantu
negara berkembang dalam melaksanakan pembangunan yang mandiri (self-sustaining
development).

1) Jenis dan Bentuk Utang Luar Negeri

Menurut Kementrian Keuangan dan Bank Indonesia dalam buku statistik utang negara edisi
Maret 2014, disimpulkan bahwa jenis utang luar negeri dapat dikategorikan dalam tiga jenis,
yaitu:

 Pinjaman dengan syarat pengembalian, terdiri atas; hadiah atau grant, pinjaman lunak,
pinjaman atau kredit ekspor, dan kredit komersial.
 Dari segi bentuk pinjaman yang diterima, terdiri atas; bantuan proyek, bantuan teknik
dan bantuan program.
 Berdasarkan kelompok peminjam, terdiri atas utang luar negeri pemerintah, utang luar
negeri Bank Indonesia, dan utang luar negeri Swasta.
Menurut Yustika (2007:145) utang luar negeri dibedakan juga berdasarkan sumber pinjaman
yakni utang luar negeri bilateral dan multilateral. Utang luar negeri bilateral adalah bantuan
yang langsung berasal dari hubungan G to G (Government to Government) atau antar negara.
Utang luar negeri multilateral merupakan bantuan yang berasal dari lembaga-lembaga
keuangan internasional, seperti World Bank dan IMF ataupun negara yang mengikatkan diri
dalam sebuah konsorsium, seperti CGI (Consultative Group on Indonesia).
BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://online-journal.unja.ac.id/pim/article/download/4448/8679

https://online-journal.unja.ac.id/pim/article/download/4448/8679

Anda mungkin juga menyukai