Anda di halaman 1dari 14

Gregor Johann Mendel (lahir di Hynčice (Heinzendorf bei Odrau), Kekaisaran

Austria (sekarang masuk Republik Ceko), 20 Juli 1822 – meninggal di Brno, Kekaisaran


Austria-Hungaria (sekarang Ceko), 6 Januari 1884 pada umur 61 tahun) disepakati
sebagai Bapak Pendiri Genetika. Tinggal di Brno (Jerman: Brunn), Austria (sekarang
bagian dari Republik Ceko), ia adalah seorang rahib Katolik yang juga mengajar di
sekolah. Rasa ingin tahunya yang tinggi menuntun dia melakukan pekerjaan
persilangan dan pemurnian tanaman ercis. Melalui percobaannya ini ia menyimpulkan
sejumlah aturan ('hukum') mengenai pewarisan sifat yang dikenal dengan nama Hukum
Pewarisan Mendel.

Gen dominan dan resesif pada orang tua (P), anak (F1) dan cucu (F2) menurut Mendel
Perjalanan Hidup
Mendel dilahirkan tahun 1822 di kota Heinzendorf di daerah daulat kerajaan Austria
yang kini masuk bagian wilayah Cekosiowakia. Tahun 1843 dia masuk biara
Augustinian, di kota Brunn, Austria (kini bernama Brno, Ceko). Dia menjadi pendeta
tahun 1847. Tahun 1850 dia ikut ujian peroleh ijasah guru, tetapi gagal dan dapat angka
terburuk dalam biologi! Meski begitu, kepada pendeta di biaranya mengirim Mendel ke
Universitas Wina, dari tahun 1851-1853 dia belajar matematika dan ilmu pengetahuan
lainnya. Mendel tak pernah berhasil mengantongi ijasah guru resmi, tetapi dari tahun
1854-1868 dia menjadi guru cadangan ilmu alam di sekolah modern kota Brunn.
Sementara itu, mulai tahun 1856 dia memperlihatkan pengalaman-pengalamannya
yang masyhur di bidang pembiakan tumbuh-tumbuhan. Menjelang tahun 1865 dia
sudah menemukan hukum keturunannya yang kesohor dan mempersembahkan kertas
kerjanya di depan perkumpulan peminat sejarah alam kota Brunn. Tahun 1866 hasil
penyelidikannya diterbitkan oleh majalah Transactions milik perkumpulan itu di bawah
judul "Experiments with Plant Hybrids." Kertas kerja keduanya diterbitkan oleh
majalah itu juga tiga tahun kemudian. Kendati majalah itu bukanlah majalah besar,
tetapi banyak terdapat di pelbagai perpustakaan besar. Di samping itu Mendel
mengirim satu salinan kepada Karl Nageli, seorang tokoh disegani di bidang ilmu
keturunan. Nageli membaca salinan itu dan kirim balasan kepada Mendel tetapi dia
tidak paham apa yang teramat penting dalam salinan kertas kerja Mendel itu. Sesudah
itu umumnya kertas kerja Mendel diabaikan dan nyaris dilupakan orang hampir tiga
puluh tahun lamanya.
Tahun 1866 Mendel naik pangkat ditunjuk jadi pendeta kepala di biaranya. Kesibukan
administrasi rutin membuatnya kehabisan tempo melanjutkan penyelidikannya dalam
bidang tanam-tanaman. Ketika dia meninggal tahun 1884 dalam usia enam puluh satu,
penyelidikan briliannya nyaris dilupakan orang dan dia tak peroleh pengakuan apa pun
untuk penyelidikan itu.
Jerih payah Mendel baru diketemukan kembali tahun 1900 oleh tiga ilmuwan dari tiga
bangsa yang berbeda-beda: Hugo de Vries dari Negeri Belanda, Carl Correns dari
Jerman dan Erich von Tschermak dari Austria. Mereka bekerja secara terpisah tatkala
menemukan artikel Mendel. Masing-masing mereka sudah punya pengalaman sendiri
di bidang botani. Masing-masing secara tersendiri menemukan hukum Mendel. Dan
masing-masing (sebelum menerbitkan buku) secara seksama mempelajari hasil kerja
Mendel dan masing-masing pula menjelaskan bahwa penyelidikannya memperkuat
pendapat Mendel. Satu kebetulan segitiga yang aneh! Lebih dari itu, di tahun itu juga,
William Bateson, ilmuwan berkebangsaan Inggris, menemukan pula kertas kerja
Mendel yang asli dan segera mengedepankan kepada kalangan dunia ilmu. Di
penghujung tahun itu Mendel dapat sambutan meriah dan penghargaan atas begitu
hebat karya-karya yang dilakukannya selama masa hidupnya.
Bukti-bukti apakah perihal keturunan yang sudah ditemui Mendel? Pertama, Mendel
mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut
gene yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Dalam dunia
tumbuh-tumbuhan yang diselidiki Mendel, tiap ciri pribadi, misalnya warna benih,
bentuk daun, ditentukan oleh pasangan gene. Suatu tumbuhan mewariskan satu gene
tiap pasang dari tiap "induk"-nya. Mendel menemukan, apabila dua gene mewariskan
satu kualitas tertentu yang berbeda (misalnya, satu gene untuk benih hijau dan lain
gene untuk benih kuning) akan menunjukkan dengan sendirinya dalam tumbuhan
tertentu itu. Tetapi, gene yang berciri lemah tidaklah terhancurkan dan mungkin
diteruskan kepada tumbuhan keturunannya. Mendel menyadari, tiap kegiatan sel atau
gamete (serupa dengan sperma atau telur pada manusia) berisi cuma satu gene untuk
satu pasang. Dia juga menegaskan, adalah sepenuhnya suatu kebetulan bilamana gene
dari satu pasang terjadi pada satu gamete dan diteruskan kepada keturunan tertentu.
Hukum Mendel, meski sudah dilakukan perubahan kecil, tetap merupakan titik tolak
dari ilmu genetika modern. Bagaimana Mendel selaku seorang amatir mampu
menemukan prinsip yang begitu penting yang menyisihkan begitu banyak biolog
profesional yang masyhur yang ada sebelumnya? Untungnya, dia memilih untuk bidang
penyelidikannya jenis tumbuhan yang ciri-ciri khasnya ditentukan oleh seperangkat
gene. Kalau saja ciri-ciri pokok yang diselidikinya masing-masing sudah ditentukan oleh
pelbagai perangkat gene, penyelidikannya akan menghadapi kesulitan yang luar biasa.
Tetapi, keberuntungan ini tidak akan menolong Mendel kalau saja dia tidak punya sifat
kecermatan yang dahsyat dan kesabaran seorang pencoba, dan juga tidak akan
menolongnya apabila dia tidak menyadari bahwa perlu membuat analisa statistik dari
pengamatannya. Karena faktor contoh-contoh di atas, umumnya mungkin tidak bisa
diduga jenis kualitas mana sesuatu keturunan akan mewariskan. Hanya lewat sejumlah
besar percobaan (Mendel sudah mencatat hasil lebili dari 21.000 tumbuh-tumbuhan!),
dan lewat analisa hasil-hasilnya, Mendel dapat menarik kesimpulan terhadap hukum-
hukumnya.
Jelaslah, hukum keturunan merupakan penambah penting buat pengetahuan manusia,
dan pengetahuan kita tentang genetika mungkin akan lebih dapat dipraktekkan di masa
depan daripada sebelumnya. Ada pula faktor yang tak boleh diabaikan kalau kita
memutuskan dimana Mendel mesti ditempatkan dalam urutan daftar buku ini. Karena
penemuannya diremehkan di saat hidupnya, dan kesimpulan-kesimpulannya
diketemukan oleh ilmuwan yang datang belakangan, penyelidikan Mendel dianggap
tidak berdiri sendiri. Apabila alasan ini dipaksakan, orang bisa berkesimpulan bahwa
Mendel mungkin bisa tersisihkan sepenuhnya dari daftar, seperti halnya Leif Ericson,
Aristarchus, Ignaz Semmelweiss telah disisihkan guna memberikan tempat buat
Colombus, Copernicus dan Joseph Lister.
Tetapi, ada beda antara kasus Mendel dengan lainnya. Pekerjaan Mendel terlupakan
hanya sebentar, dan begitu diketemukan kembali, segera melangit. Lebih jauh dari itu,
de Vries, Correns, dan Tschermak, meskipun mereka menemukan kembali prinsip-
prinsipnya secara independen, toh dia baca karya Mendel dan mengutip hasil-hasilnya.
Akhirnya, orang tidak bisa bilang karya Mendel tak berpengaruh kendati de Vries,
Correns dan Tschermak tak pernah hidup di dunia. Artikel-artikel Mendel sudah
tersebar luas riwayat-riwayatnya (oleh W.O. Focke) sekitar masalah keturunan. Tulisan
itu cepat atau lambat sudah dapat dipastikan akan diketemukan juga oleh mahasiswa-
mahasiswa yang serius di bidang itu. Juga layak dicatat, tak satu pun dari ketiga
ilmuwan itu yang menuntut bahwa merekalah penemu ilmu genetika. Juga, secara
umum dunia ilmu sudah menyebutnya sebagai "Hukum Mendel."

Biografi dan Profil Charles Darwin - Penemu


Teori evolusi

- Tokoh ini lahirnya bersamaan benar dengan Abraham


Lincoln, pada tanggal 12 Februari 1809 di Shrewsbury, Inggris.
Charles Darwin terkenal sebagai penemu teori evolusi organik dalam arti seleksi alamiah. Pada
umur enam belas tahun masuk Universitas Edinburg belajar kedokteran, tetapi baik kedokteran
maupun anatomi dianggapnya ilmu yang bikin jenuh.

Tak lama kemudian dia pindah ke Cambridge belajar unsur administrasi perkantoran. Walau
begitu, berburu dan naik kuda di Cambridge jauh lebih digemarinya ketimbang belajar ilmu itu.

Dan walaupun begitu, dia toh masih bisa memikat perhatian salah satu mahagurunya yang
mendorongnya supaya ikut dalam pelayaran penyelidikan di atas kapal H.M.S. Beagle sebagai
seorang naturalis.

Mula-mula ayahnya keberatan dengan penunjukan ini. Pikirnya, perjalanan macam itu hanyalah
dalih saja buat Darwin yang enggan dengan pekerjaan serius. Untungnya, belakangan sang ayah
bisa dibujuk dan merestui perjalanan itu yang akhirnya ternyata merupakan perjalanan yang
paling berharga dalam sejarah ilmu pengetahuan Eropa.

Charles Darwin mulai berangkat berlayar di atas kapal Beagle tahun 1831. Waktu itu umurnya
baru dua puluh dua tahun. Dalam masa pelayaran lima tahun, kapal Beagle mengarungi dunia,
menyelusuri pantai Amerika Selatan dalam kecepatan yang mengasyikkan, menyelidiki
kepulauan Galapagos yang sunyi terpencil, mengambah pulau-pulau di Pacifik, di Samudera
Indonesia dan di selatan Samudera Atlantik.

Dalam perkelanaan itu, Darwin menyaksikan banyak keajaiban-keajaiban alam, mengunjungi


suku-suku primitif, menemukan jumlah besar fosil-fosil, meneliti pelbagai macam tetumbuhan
dan jenis binatang. Lebih jauh dari itu, dia membuat banyak catatan tentang apa saja yang lewat
di depan matanya.

Catatan-catatan ini merupakan bahan dasar bagi hampir seluruh karyanya di kemudian hari. Dari
catatan-catatan inilah berasal ide-ide pokoknya, dan kejadian-kejadian serta pengalamannya jadi
penunjang teori-teorinya.

Perjalanan dengan Kapal Beagle


Survei Beagle berlangsung lima tahun. Darwin menghabiskan dua pertiga dari waktunya ini
untuk menjelajani daratan. Ia menyelidiki beraneka ragam penampilan geologis, fosil dan
organisme hidup, dan menjumpai beraneka ragam manusia, baik masyarakat pribumi maupun
kolonial.

Secara metodik ia mengumpulkan sejumlah besar spesimen, banyak di antaranya baru bagi ilmu
pengetahuan. Hal ini mengukuhkan reputasinya sebagai seorang naturalis dan menjadikannya
salah seorang perintis dalam bidang ekologi, khususnya pemahaman tentang biokoenosis.

Catatan-catatan terincinya yang panjang lebar memperlihatkan karunianya untuk membangun


teori dan membentuk dasar bagi pekerjaannya di kemudian hari, serta memberikan pemahaman
antropologis sosial, politik yang mendalam tentang daerah-daerah yang dikunjunginya.
Dalam pelayaran itu, Darwin membaca buku Charles Lyell, Principles of Geology (Prinsip-
prinsip Geologi), yang menjelaskan penampilan geologis sebagai akibat dari proses bertahap
selama berbagai periode yang panjang, dan menulis surat kepada keluarganya bahwa ia
menyaksikan bentuk-bentuk tanah "seolah-olah ia mempunyai mata Lyell": ia melihat dataran-
dataran dari lapisan tipis (shingle) yang terjal dan kerang-kerang di Patagonia sebagai pantai-
pantai yang menaik.

Di Chile, ia mengalami gempa bumi dan mencatat dasar-dasar laut dengan kerang yang
terdampar di atas pasang yang tinggi yang memperlihatkan bahwa tanah itu telah menaik; dan
bahkan pada tempat-tempat yang tinggi di Andes, ia dapat mengumpulkan kerang-kerang laut.

Ia membuat teori bahwa atol-atol karang membentuk pada gunung-gunung vulkanik yang
tenggelam, sebuah gagasan yang ia lihat dikukuhkan ketika Beagle menyelidiki Kepulauan
Cocos (Keeling). Di Amerika Selatan ia menemukan fosil-fosil mamalia raksasa yang telah
punah, teermasuk megatheria dan gliptodon dalam lapisan-lapisan yang tidak memperlihatkan
tanda-tanda katastrofi ataupun perubahan iklim.

Sesekali ia mengangggap mereka serupa dengan spesies-spesies di Afrika, tetapi setelah


pelayaran Richard Owen memperlihatkan bahwa sisa-sisa itu berasal dari binatang-binatang yang
terkait dengan makhluk-makhluk hidup di tempat yang sama. Di Argentina dua spesies dari rhea
mempunyai wilayah-wilayah yang terpisah namun bertumpang tindih.

Di Kepulauan Galápagos Darwin menemukan bahwa mockingbird berbeda dari satu pulau ke
pulau lainnya, dan ketika kembali ke Britania kepadnya diperlihatkan bahwa kura-kura
Galápagos tortoise dan burung-burung finch juga berbeda-beda spesiesnya tergantung pada
masing-masing pulau yang mereka huni.

Binatang berkantung Australia kanguru tikus dan platipus adalah binatang-binatang yang sangat
aneh sehingga ia berpikir "Orang yang tidak percaya ... mungkin akan berkata 'Pastilah dua
Pencipta yang berbeda telah bekerja'."

Ia dibingungkan oleh apa yang dilihatnya, dan ssementara dalam edisi pertama dari The Voyage
of the Beagle (Pelayaran di Beagle) ia menjelaskan distribusi spesies berdasarkan gagasan
Charles Lyell tentang "pusat-pusat ciptaan", dalam edisi-edisi yang belakangan dari Jurnal ini, ia
mulai membayangkan penggunaan fauna Kepulauan Galápagos sebagai bukti untuk evolusi.

Tiga orang misionaris pribumi dikembalikan oleh Beagle ke Tierra del Fuego. Mereka telah
diberadabkan di Inggris selama dua tahun, namun sanak keluarga mereka di mata Darwin tampak
"liar", sedikit di atas binatang.

Dalam waktu setahun, para misionaris itu telah kembali ke kehidupan mereka yang keras dan
primitif, namun mereka lebih menyukainya dan tidak ingin kembali ke dunia yang beradab.
Pengalaman dan penolakan Darwin terhadap perbudakan dan berbagai perlakuan yang tidak
manusiawi lainnya yang dilihatnya di tempat-tempat lain.

Seperti misalnya perlakuan buruk terhadap kaum pribumi oleh para kolonis Inggris di Tasmania
meyakinkannya bahwa tidak ada pembenaran moral apapun untuk memperlakukan orang lain
dengan buruk berdasarkan konsep ras. Kini ia berpendapat bahwa umat manusia tidaklah terlalu
jauh dari binatang, berbeda dengan apa yang diyakini oleh teman-temannya kaum agamawan.

Sementara di kapal, Darwin mengalami mabuk laut. Pada Oktober 1833 ia mendapat demam di
Argentina, dan pada Juli 1834, ketika kembali dari pegunungan Andes ke Valparaíso, ia jatuh
sakit dan terpaksa tinggal di tempat tidur selama sebulan. Sejak 1837 Darwin berulang-ulang
menderita sakit perut, muntah-muntah, bisul yang parah, jantung berdebar-debar, gemetaran dan
berbagai gejala lainnya.

Semua gejala ini khususnya mempengaruhinya pada saat-saat ia merasa tertekan, seperti
misalnya ketika menghadiri pertemuan-pertemuan atau berhadapan dengan pertikaian mengenai
teorinya. Penyebab penyakit Darwin tidak diketahui pada masa hidupnya, dan berbagai upaya
untuk merawatnya tidak banyak berhasil.

Spekulasi baru-baru ini menyebutkan bahwa di Amerika Selatan ia terkena penyakit Chagas
karena gigitan serangga, yang menyebabkan berbagai masalah belakangan. Penyebab lainnya
yang mungkin antara lain adalah masalah-masalah psiko-biologis dan penyakit Ménière.

Karier Charles Darwin dalam ilmu pengetahuan, Terbentuknya Teori Evolusi


Ketika masih dalam pelayaran, Henslow dengan hati-hati memperkuat reputasi bekas muridnya
dengan memberikan kepada sejumlah naturalis terpilh akses kepada contoh-contoh fosil dan
salinan-salinan tercetak tulisan-tulisan geologis Darwin. Ketika Beagle kembali pada 2 Oktober
1836, Darwin telah menjadi terkenal di
Advertisement

kalangan ilmiah.

Darwin mengunjungi keluarganya di Shrewsbury dan ayahnya mengembangkan tabungan agar


Darwin dapat menjadi seorang ilmuwan yang didukung dengan dananya sendiri. Kemudian
Darwin pergi ke Cambridge dan membujuk Henslow agar mengerjakan deskripsi botanis tentang
tanaman-tanaman modern yang telah dikumpulkannya.

Setelah itu Darwin berkeliling ke lembaga-lembaga di London untuk mencari naturalis terbaik
yang ada untuk menggambarkan koleksi-koleksinya yang lain untuk penerbitan pada waktu yang
tepat. Charles Lyell yang sangat bersemangat menemui Darwin pada 29 Oktober dan
memperkenalkannya kepada Richard Owen seorang ahli anatomi yang sedang naik daun.

Setelah mengerjakan koleksi tulang-tulang fosil Darwin pada Perhimpunan Ahli Bedah
Kerajaan-nya, Owen menimbulkan kejutan besar dengan mengungkapkan bahwa sebagian
daripadanya berasal dari tikus-tikus dan sejenis binatang merayap raksasa yang telah musnah.
Hal ini meningkatkan reputasi Darwin.

Dengan dukungan Lyell yang antusias, Darwin menyampaikan makalahnya yang pertama
kepada Perhimpunan Geologis London pada 4 Januari 1837, dan mengatakan bahwa tanah
Amerika Selatan pelan-pelan sedang menaik. Pada hari yang sama Darwin menyajikan contoh-
contoh mamalia dan burungnya kepada Perhimpunan Zoologis London.
Binatang-binatang mamalia itu diambil oleh George R. Waterhouse. Meskipun burung-burung
itu kelihatannya seperti pemikiran yang baru muncul belakangan, John Gould, seorang ahli
burung mengungkapkan bahwa apa yang disangka Darwin sebagai "wren", burung-burung
hitam, dan finch yang agak berbeda-beda dari Galápagos semuanya adalah finch, tetapi masing-
masing merupakan spesies yang berbeda.

Yang lainnya di Beagle termasuk FitzRoy juga telah mengumpulkan burung-burung ini dan lebih
cermat dengan catatan-catatan mereka, hingga memungkinkan Darwin menemukan dari pulau
mana masing-masing spesies itu berasal.

Di London Charles tinggal dengan saudaranya, Erasmus, seorang pemikir bebas. Pada pesta-
pesta jamuan makan ia berjumpa dengan sejumlah savant yang berpendapat bahwa Tuhan telah
menetapkan kehidupan sebelumnya dengan hukum-hukum alam, ketimbang dengan ciptaan-
ciptaan yang ajaib untuk sementara.

Sahabat saudaranya, Nn. Harriet Martineau adalah seorang penulis yang cerita-ceritanya
mempromosikan pembaruan-pembaruan Hukum orang miskin Whig Malthusian. Kalangan
ilmiah heboh dengan gagasan-gagasan tentang transmutasi spesies yang secara kontroversial
dikaitkan dengan kehebohan Radikal. Darwin lebih suka akan teman-temannya yang terhormat,
para profesor Cambridge, meskipun gagasan-gagasannya melampaui keyakinan mereka bahwa
sejarah alam harus membenarkan agama dan tatanan sosial.

Pada 17 Februari 1837, Lyell menggunakan pidato kepresidenannya di Perhimpunan Geografis


untuk menyajikan temuan-temuan Owen untuk menentukan tanggal fosil-fosil Darwin, dan
menunjukkan inferensi bahwa spesies-spesies dari binatang-binatang yang telah pu nah itu
terkait dengan spesies-spesies dari yang ada sekarang di tempat yang sama.

Pada pertemuan yang sama Darwin terpilih menjadi anggota Dewan Perhimpunan itu. Ia sudah
diundang oleh FitzRoy untuk menyumbangkan tulisan dalam Journal berdasarkan catatan-catatan
lapangannya sebagai bagian sejarah alam tentang laporan kapten dari pelayaran Beagle.

Kini ia tenggelam dalam penulisan buku mengenai geologi Amerika Selatan. Pada saat yang
sama ia berspekulasi tentang transmutasi dalam Buku Catatan Merah-nya yang dimulainya di
atas Beagle.

Sebuah proyek lain yang dimulainya mendapatkan laporan-laporan para ahli tentang koleksinya
yang diterbitkan sebagai rangkaian terbitan Zoology of the Voyage of H.M.S. Beagle (Zoologi
dari Pelayaran H.M.S. Beagle), dan Henslow menggunakan kontak-kontaknya untuk mengatur
pemberian sebesar £1,000 dari Perbendaharaan untuk mensponsorinya.

Darwin menyelesaikan penulisan Journal-nya sekitar 20 Juni ketika Raja William IV meninggal
dunia dan zaman Victoria dimulai. Pada pertengahan Juli ia memulai buku catatan "B"-nya yang
rahasia tentang transmutasi, dan mengembangkan hipotesis bahwa di mana setiap pulau dari
Kepulauan Galápagos mempunyai jenis kura-kuranya sendiri, semuanya itu berasal dari satu
spesies kura-kura dan telah menyesuaikan diri dengan pulau-pulau yang berlainan dalam cara
yang berbeda-beda.

Layak dicatat, teori Darwin dirumuskan tanpa sandaran teori genetik apa pun atau bahkan dia tak
tahu-menahu mengenai pengetahuan itu. Di masa Darwin, tak seorang pun faham ihwal khusus
bagaimana suatu generasi berikutnya.

Meskipun Gregor Mendel sedang merampungkan hukum-hukum keturunan pada tahun-tahun


berbarengan dengan saat Darwin menulis dan menerbitkan bukunya yang membikin sejarah.

Hasil karya Mendel yang menunjang teori Darwin begitu sempurnanya, Mendel nyaris
sepenuhnya tak diacuhkan orang sampai tahun 1900, saat teori Darwin sudah begitu mapan dan
mantap.  Jadi, pengertian modern kita perihal evolusi --yang merupakan gabungan antara ilmu
genetik keturunan dengan hukum seleksi alamiah-- lebih lengkap ketimbang teori yang
disodorkan Darwin.

Pengaruh Darwin terhadap pemikiran manusia dalam sekah. Dalam kaitan dengan ilmu
pengetahuan murni, tentu saja, dia sudah melakukan tindak revolusioner semua aspek bidang
biologi. Seleksi alamiah betul-betul punya prinsip yang teramat luas serta mendasar, dan
pelbagai percobaan sudah dilakukan penerapannya di pelbagai bidang-seperti antropologi,
sosiologi, ilmu politik dan ekonomi.

Bahkan barangkali pengaruh Darwin lebih penting terhadap pemikiran agama ketimbang
terhadap segi ilmu pengetahuan atau sosiologi. Pada masa Darwin dan bertahun-tahun
sesudahnya, banyak penganut setia Nasrani percaya bahwa menerima teori Darwin berarti
menurunkan derajat kepercayaan terhadap agama. Kekhawatiran mereka ini barangkali ada
dasarnya biarpun jelas banyak sebab faktor lain yang jadi lantaran lunturnya kepercayaan
beragama. (Darwin sendiri menjadi seorang sekuler).

Bahkan atas dasar sekuler, teori Darwin mengakibatkan perubahan besar pada cara manusia
dalam hal mereka memikirkan ihwal dunia mereka (bangsa manusia itu tampaknya) secara
keseluruhan tidak lagi menduduki posisi sentral dalam skema alamiah alam makhluk
sebagaimana tadinya mereka akukan.

Kini kita harus memandang diri kita sebagai salah satu bagian saja dari sekian banyak makhluk
dan kita mengakui adanya kemungkinan bahwa sekali tempo akan tergeser. Akibat dari hasil
penyelidikan Darwin, pandangan Heraclitus yang berkata, "Tak ada yang permanen kecuali
perubahan" menjadi diterima secara lebih luas.

Sukses teori evolusi sebagai penjelasan umum mengenai asal-usul manusia telah lebih
mengokohkan kepercayaan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan menjawab segala pertanyaan
dunia fisik (walaupun tidak semua persoalan manusia dan kemanusiaan). Istilah Darwin, "Yang
kuat mengalahkan yang lemah" dan "Pergulatan untuk hidup" telah masuk menjadi bagian kamus
kita.

Memang teori Darwin akan terjelaskan juga walau misalnya Darwin tak pernah hidup di dunia.
Apalagi diukur dari apa yang sudah dihasilkan Wallace, hal ini amat mengandung kebenaran,
lebih dari ihwal siapa pun yang tertera di dalam daftar buku ini. Namun, adalah tulisan-tulisan
Darwin yang telah merevolusionerkan biologi dan antropolgi dan dialah yang telah mengubah
pandangan kita tentang kedudukan manusia di dunia.
Biografi Gregor Mendel (Ilmuwan)
Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice

wilayah Republik Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya adalah seorang petani. Minatnya dalam

bidang hortikultura ternyata dimulai sejak dia masih kecil.

Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas Augustini di Brunn, Moravia (sekarang Brno di

Republik Ceko), dengan nama Gregor. Di sini ia mempelajari berbagai ilmu selain hortikultura yang telah diminatinya sejak

kanak-kanak di pertanian ayahnya. Biara ini sendiri memiliki kebun raya yang bagus, kebun sayur, kebun buah,

peternakan tawon, dan perusahaan susu untuk memenuhi kebutuhan biara. Perpustakaan biara kaya akan buku dan

tulisan-tulisan ilmiah mutakhir. Mendel memperoleh kesempatan emas untuk melanjutkan minatnya dalam hortikultura.

Selanjutnya, dia memulai kariernya sebagai guru dan terus menekuni ilmu alam di Universitas Vienna dengan melakukan

eksperimen untuk menguji gagasan dalam ilmu.

EKSPERIMEN MENDEL

Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan

diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang

lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel

sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah

keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu;

tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.

Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka

meneliti tumbuhan langka. Dia mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti:

 bentuk benih (bundar atau keriput),

 warna benih (kuning atau hijau),

 warna selaput luar (berwarna atau putih),

 bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),

 warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),

 letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan

 panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).

Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga

pohon yang pendek, demikian sebaliknya. (Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis pohon induk tersebut dengan

memastikan bahwa nenek moyang tumbuhan itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel mengharapkan bahwa

semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan

separuh pendek. Namun ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran tinggi. Rupanya sifat pendek telah hilang

sama sekali. Lalu Mendel membiarkan keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan

generasi kedua. Kali ini, tiga perempat berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya

hilang muncul kembali.


Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang

dalam keturunan generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi kedua. (Hasil ini juga

diperoleh dari penelitian terhadap ratusan tumbuhan.)

HUKUM MENDEL PERTAMA

Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua

macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua

informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada

keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan.

Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam.

Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen

dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam

(aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama

menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini

berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat

mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA,

Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir

menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.

HUKUM MENDEL KEDUA

Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau

hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan

tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan

generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi

kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan

keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi

dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi.

Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri

bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam

Bebas.

Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua

kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi.

Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen

yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.

KARYANYA DIAKUI

Mendel meninggal di Brunn pada tanggal 6 Januari 1884 dalam usia 61 tahun. Karya Mendel masih terabaikan selama 35

tahun. Jerih lelahnya itu baru diakui oleh tiga orang ahli botani yang menemukan kesimpulan yang sama dengan Mendel
pada tahun 1900. Salah satu peneliti tersebut di antaranya adalah Hugo de Vries, seorang naturalis Belanda. Meskipun

karyanya banyak ditemukan dalam literatur ilmiah, baru setelah penyelidikan verifikasi independen ini, karyanya

dipublikasikan secara luas dan diterima. Karya Mendel memberikan sumbangan besar terhadap studi ilmu genetika,

khususnya studi mengenai fungsi gen dalam keturunan.

PENTINGNYA KARYA MENDEL

Temuan Mendel memunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya percampuran dalam keturunan, yaitu

pemikiran bahwa ciri-ciri orang tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diturunkan ke generasi berikut

dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; zat genetika yang diwarisi

dari orangtua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam generasi berikutnya zat genetik pecah

menjadi satuan-satuan yang ada dalam induk aslinya. Dengan kata lain, zat genetika itu sendiri tidak berubah.

Ketika karya Mendel ditemukan kembali awal tahun 1900-an, reaksi awal para ilmuwan adalah menentang Darwinisme.

Dalam bukunya, "Processes of Organic Evolution", G.L. Stebbins membahas "pertentangan keras mengenai hakikat

keragaman keturunan dan proses-proses evolusi antara penganut Mendel awal, terutama de Vries dan para naturalis

Darwin kontemporer." Baru pada tahun 1920-an, setelah ada modifikasi yang cukup berarti tentang mekanisme evolusi,

para ilmuwan mulai menyatakan bahwa evolusi cocok dengan temuan Mendel.

Penelitian Mendel menunjukkan secara gamblang tentang stabilitas dasar dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang

diciptakan, sedangkan kaum evolusionis selama puluhan tahun berupaya untuk memasukkan hal ini ke dalam kerangka

Darwin. Karya Mendel tidak mendukung gagasan evolusioner yang mengatakan bahwa satu spesies dapat berevolusi

menjadi spesies lain. Dalam hal ini, banyak ilmuwan seperti Isaac Asimov mengatakan bahwa "kelemahan terbesar dalam

teori Darwin telah dilengkapi dengan temuan Mendel."

Diringkas dan disesuaikan dari:

Judul buku : Para Ilmuwan Mempercayai Allah

Judul bab : Gregor Mendel

Penulis : Ann Lamont

Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 2001

Halaman : 194 -- 210


- Charles Robert Darwin
Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 –
meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis
Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip
garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai
mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
Darwin merupakan tokoh yang mengemukakan teori evolosi dan dapat diterima oleh dunia ilmu
pengetahuan. Pendapatnya tentang evolusi tertuang dalam bukunya yang berjudul On the Origin
of Species by Means of Natural Selection. Pendapat Darwin dapat diterima dalam dunia ilmu
pengetahuan karena Darwin menyertakan bukti-bukti atau fakta yang mendukung teorinya.
Pandangan Darwin tentang evolusi didasarkan pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
· Tidak ada individu yang sama. Sifat-sifat yang diwariskan selalu bervariasi, dan akan tampak
dari keturunan yang seayah dan seibu yang selalu terdapat perbedaan, meskipun keduanya
kembar identik.
· Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak. Sebab setiap makhluk hidup
mempunyai kemampuan untuk berkembangbiak.
· Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruangan yang cukup.
· Kenyataan menunjukan bahwa bertambahnya populsi tidak berjalan terus menerus. Oleh karena
itu kenaikan populasi tidak tak terbatas.
Darwin juga mengemukakan masalah-masalah sebagai berikut :
· mengapa banyak organisme yang mati sebelum dewasa ?
· mengapa suatu individu dapat berumur pendek, sedangkan individu yang lain berumur
panjang ?
Maka Darwin berpendapat bahwa setiap individu harus berjuang untuk menjaga kelangsungan
hidup. Setiap individu harus berusaha mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan untuk
kelangsungan hidupnya seperti cahaya, makanan, air, dan tempat hidup. Di mana kebutuhan ini
di dapatkan dengan persaingan, baik antar species maupun dengan species lain yang berbeda.
Pernyataan Darwin tersebut terkenal dengan seleksi alam (natural selection), yaitu alam
mengadakan seleksi terhadap individu-individu yang hidup di dalamnya. Hanya individu-
individu yang dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya yang akan terus hidup,
sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya akan semakin
berkurang, mati atau pindah tempat. Hal inilah yang dimaksud seleksi alam dalam teori Darwin.
Penjelasan teori evolusi Darwin berpijak pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
· adanya variasi dalam satu keturunan
· adanya kecenderungan bertambah besarnya jumlah populasi
· adanya perjuangan species utuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
· adanya kenyataan bahwa individu yang berbeda akan melahirkan keturunan yang berbeda, dan
hanya individu-individu yang mempunyai sifat yang sesuai dengan lingkungan yang akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dengan adanya penyesuaian atau adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan yang secara
perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit sifat-sifat yang dimiliki akan mengalami perubahan ke
arah yang lebih maju atau sesuai dengan habitatnya. Perubahan ini berlangsung dari generasi ke
generasi dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga akan munculah sifat yang sangat
berbeda dan menghasilkan species baru.
- Alferd Russel Wallace (1823 – 1913)
A. R. Wallace mempunyai pendapat mengenai evolusi yang hampir sama dengan gagasan yang
dikemukakan oleh Darwin. Wallace banyak mengamati keadaan folra dan fauna beserta
penyebarannya di semenanjung Melayu termasuk Indonesia. Dari pengamatannya ternyata jenis
hewan yang ada di wilayah oriental (Sumatra, kalimantan, jawa dan Sulawesi) mempunyai
kesamaan , demikian juga hewan yang ada di wilayah australian (Irian, Maluku). Dari kedua
wilayah itu, jika dibandingkan, hanya Sulawesi yang merupakan daerah transisi, sehingga selat
antara pulau Sulawesi dengan Irian disebut daerah Wallace.

Anda mungkin juga menyukai