Anda di halaman 1dari 18

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

CAD (CORONARY ARTERY DISEASE)

A. TINAJAUAN TEORI ATAU PENYAKIT


1. Definisi
Coronary Artery Disease (CAD) adalah penyakit arteri koroner yang meliputi
berbagai kondisi patilogi yang menghambat aliran darah dalam arteri yang mensuplai
jantung, biasanya disebabkan oleh arterosklerosis yang menyebab kan insufisiensi
suplay darah ke miokard (Long, 1996).
Coronary Artery Disease (CAD) dapat dikarakteristikan sebagai akumulasi dari
plaq yang semakin lama semakin membesar, menebal dan mengeras di dalam
pembuluh darah artery (Naettina, 2005).
Gangguan vaskular yang membuat sumbatan dan penyempitan pembuluh darah
coronary artery dan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan supply oksigen ke
otot jantung disebut sebagai CAD ( McCance & Huether, 2005)

2. Etiologi
Penyebab tersering adalah :
a. Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plak.
b. Perdarahan pada plak ateroma
c. Pembentukan trombus yang diawali agregrasi trombosit
d. Embolisasi trombus / fragmen plak
e. Spsme arteria koronaria

3. Patofisiologi dan Pathway


Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar
sehingga disebut ateroma/plak yang akan mengganggu absorbasi nutrien oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbulan menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang
terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut sehingga lumen menjadi
semakin sempit dan berdinding kasar menyebabkan aliran darah terhambat atau
terhenti, kecuali sejumlah kecil aliran kolateral dari pembuluh disekitarnya. Daerah otot
yang sama sekali tidak mendapat aliran atau mendapat begitu sedikitnya aliran sehingga
tidak dapat mempertahankan fungsi otot jantung, dikatakan mengalami infark. Seluruh
proses ini disebut infark miokardium.
Segera setelah mulai timbul infark, sejumlah kecil darah kolateral meresap ke
dalam daerah infark, dan hal ini bersama dengan dilatasi progresif pada pembuluh
darah lokal, menyebabkan daerah tersebut dipenuhi oleh darah yang terbendung. Secara
bersamaan, serat otot memakai sisa akhir oksigen dalam darah, sehingga hemoglobin
menjadi tereduksi secara total menjadi berwarna biru gelap. Daerah yang mengalami
infark menjadi berwarna coklat kebiru-biruan dan pembuluh darah dari daerah tersebut
tampak mengembang walaupun aliran darahnya kurang. Pada tingkat lanjut, dinding
pembuluh manjadi sangat permeabel dan membocorkan cairan, jaringan menjadi
edematosa, dan sel otot jantung mulai membengkak akibat berkurangnya metabolisme
selular. Dalam waktu beberapa jam tanpa penyediaan darah, sel-sel akan mati.
Otot jantung memerlukan kira-kira 1,3 mililiter oksigen per 100 gram jaringan
otot per menit agar tetap hidup. Nilai ini sebanding dengan kira-kira 8 mililiter oksigen
per 100 gram yang diberikan pada ventrikel kiri dalam keadaan istirahat setiap
menitnya. Karena itu, bila tetap terdapat 15 sampai 30% aliran darah koroner normal
dalam keadaan istirahat, maka otot tidak akan mati. Namun, pada bagian sentral dari
suatu daerah infark yang besar, dimana hampir tidak terdapat aliran darah kolateral,
otot akan mati.
Ateroskelosis atau Spasme Pembuluh Darah Coroner

Penyempitan pembuluh darah koroner

Iskemik pada arteri koroner

Hipoksia otot jantung

Metabolisme anaerob

Asam laktat meningkat


Reseptor saraf nyeri
Asidosis terangsang

Fungsi ventrikel terganggu : Nyeri daerah dada


 Kontraksi miokardium berkurang
 Serabut-serabut memendek Merangsang Katekolamin
 Daya dan kecepatan kontaksi berkurang
 Gerakan dinding miokardium abnormal Vasokontriksi Perifer

Perubahan hemodynamic
Gangguan rasa nyaman
(TD & Nadi meningkat ringan) nyeri

Cardiak output menurun Penurunan curah


jantung

Tekanan jantung menningkat

Tekanan pada paru-paru


Intoleransi aktifitas

MRS
Sesak napas

Kurang pengetahuan

ANSIETAS
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri
Nyeri dada yang tiba-tiba dan berlangsung terus menerus, terletak dibagian
bawah sternum dan perut atas, adalah gejala utama yang biasanya muncul. Nyeri
akan terasa semakin berat sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri yang tajam dan
berat, biasa menyebar kebahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri
angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah kerja berat atau gangguan
emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan
hilang dengan istirahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa
menjalar ke dagu dan leher.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila
menderita infark miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes
mempengaruhi neuroseptor, sehingga menumpulkan nyeri yang dialaminya.
b. Mual dan Muntah
1) Nyeri yang hebat merangsang pusat muntah
2) Area infark merangsang refleks vasofagal
c. Diaporesis
Pada fase awal infark miokard terjadi pelepasan katekolamin yang meningkatkan
stimulasi simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah perifer sehingga kulit
akan menjadi lembab, dingin, dan berkeringat.
d. Demam
Temperatur mungkin saja meningkat pada 24 jam pertama dan berlangsung paling
selama satu minggu. Hal ini disebabkan karena ada sel yang nekrotik yang menyebabkan
respon infamasi.
e. Perubahan pola EKG
1) Normal pada saat istirahat, tetapi bisa depresi pada segmen ST. Gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
2) Distrimia dan Blok Jantung
Disebabkan kondisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls saraf
seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulus sarat simpatis dapat
berupa bradikardi, takikardi, premature ventrikel, contraction (ventrikel ekstra
systole), ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi
f. Perubahan Enzim Jantung, Isoenzim dan Troponin T
1) CKMB, isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam dan kembali normal dalam 48-72 jam.
2) LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan kembali
normal dalam 7-14 hari.
3) Troponin T, merupakan pertanda baru untuk Acute miocard Infarction, meningkat
sampai hari ke7.
g. Pemeriksaan Jantung
Biasanya tidak memperlihatkan kelainan, kecuali bunyi jantung dapat terdengar
redup. Bunyi jantung S4 sering terdengar pada penderita dengan irama sinus, biasanya
terdengar pada daerah apeks dan parastenal kiri. bunyi jantung S3 dapat timbul bila terjadi
kerusakan miokard yang luas. Kelainan paru bergantung pada beratnya AMI, yang
diklasifikasikan menurut Killip I-IV:
1) Killip I : Penderita AMI tanpa S3 dan ronkhi basah
2) Killip II : Ditemukan ronkhi pada kurang dari setengah lapang paru, dengan
atau tanpa S3
3) Kllip III : Ronkhi pada lebih dari setengah lapang paru, biasanya dengan
oedema paru
4) Kllip IV : Penderita dengan syok kardiogenetik

5. Penatalaksanaan Klinik
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan EKG
a) Normal pada saat istirahat tetapi bisa depresi pada segmen ST, gelombang T
inverted menunjukkan iskemia, gelombang Q menunjukkan nekrosis
b) Disritmia dan Blok Jantung
Disebabkan konsisi yang mempengaruhi sensitivitas sel miokard ke impuls
saraf seperti iskemia, ketidakseimbangan elektrolit dan stimulasi saraf simpatis
dan berupa bradikardi, takikardi dan ventrikel fibrilarilasi.
Tabel 1. lokasi infark berdasarkan lokasi
Lokasi Lead Perubahan EKG
Anterior V1-V4 ST elevasi, gelombang Q
Anteroseptal V1-V3 ST elevasi, gelombang Q
Anterior eksterisif V1-V6 ST elevasi, gelombang Q
Posterior V1-V2 ST depresi, gelombang R tinggi
Lateral I, aVL, V5-v6 ST elevasi, gelombang Q
Inferior I, II, aVF ST elevasi, gelombang Q
Ventrikel kanan V4R, V5R ST elevasi, gelombang Q

2) Pemeriksaan Foto data


Biasanya normal, namun infiltrasi mungkin ada yang menunjukkan gagal jantung
kongestif/aneurisma ventrikel.
3) Pemeriksaan laboratorium
a) Perubahan enzim jantung, isoenzim, dan Troponin T
1) CK-MB isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 48-72 jam.
2) LDH meningkat dalam 14-24 jam, memuncak dalam 48-72 jam dan
kembali normal dalam 7-14 hari
3) Troponin-T, merupakan pertanda baru untuk infark miokard akut,
meningkat sampai hari ke 7.
b) Kolesterol/trigliserida serum, mungkin meningkat (faktor resiko CAD)
1) Analisa gas darah dan laktat miokard, mungkin meningkat selama serangan
angina.
2) Elektrolit : kalium, kalsium, magnesium, natrium, mungkin berubah selama
serangan.
4) Karakteristik jantung dengan angiografi
Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri dada
tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga yang
mengalami nyeri dada, pasien dengan EKG istirahat normal, prosedur ini akan
menggambarkan penyempitan sumbatan arteri koroner.
5) Echokardiografi
Digunakan untuk mengkaji fraksi ejeksi, gerakan segmen dinding, volume
sistolik dan diastolik ventrikel, regurgitasi katup mitral karena disfungsi otot
papiler dan untuk mendeteksi adanya thrombus mural, vegetasi katup, atau cairan
pericardial.

b. Therapy Medis
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling
umum diantaranya:
1) Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan gumpalan
darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu mengurangi
resiko serangan jantung.
2) Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah,
sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3) Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan
aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat
bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan berupa tablet atau semprot
di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada secara cepat.
4) Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and
Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan, Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah, dan juga
membantu menurunkan tekanan darah.
5) Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin,
Rosuvastatin).
6) Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-
Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk penyakit jantung
koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut merupakan andalan terapi penyakit
jantung koroner.

B. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Awal
a. Aktivitas dan istirahat
b. Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan
Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
c. Sirkulasi
1) Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi,
diabetes melitus.
2) Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau
terlambatnya capilary refill time, disritmia.
3) Suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan
akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
4) Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia). Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
5) Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul
dengan gagal jantung.
6) Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
d. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
e. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah
dan perubahan berat badan.
f. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.
g. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
h. Kenyamanan
1) Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin.
2) Lokasi nyeri dada bagian depan substernal yang mungkin menyebar sampai ke
lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri
yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di
dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh, menangis, penurunan
kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna
kulit serta tingkat kesadaran.
2. Anlisis Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Aterosklerosis Nyeri
- Klien mengatakan ↓
Konstriksi arteri koronaria
nyeri di area dada

DO : Aliran darah ke jantung menurun
- Skala nyeri ↓
Oksigen dan nutrisi turun
meningkat (0-10)

- Klien tampak Jaringan Miocard Iskemik
gelisah ↓
Nekrose lebih dari 30 menit
- TTV meningkat

Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Nyeri
2 DS: Aterosklerosis Gangguan
- Klien mengeluh ↓ difusi gas
Konstriksi arteri koronaria
sesak nafas

DO : Aliran darah ke jantung menurun
- RR meningkat ↓
Oksigen dan nutrisi turun
- Batuk (+)

- Rhonkhi +/+ Jaringan miocard iskemik pada
- Saturasi O2 turun ventrikel kiri

Kemampuan pompa ventrikel kiri
menurun

Tekanan dinding ventrikel kiri

Resistensi vaskuler sistemik

Aliran darah balik ke atrium kiri

Tekanan intratrium meningkat

Transudasi ke paru

Edema paru

Gangguan difusi gas
3 DS : Aterosklerosis Intoleransi
- Klien mengeluh ↓ aktivitas
Konstriksi arteri koronaria
lemas

DO : Aliran darah ke jantung menurun
- Kondisi umum ↓
Oksigen dan nutrisi turun
klien tampak

lemah Jaringan Miocard Iskemik
- Klien beraktivitas ↓
Nekrose lebih dari 30 menit
minimal

- Kekuatan otot Supply dan kebutuhan oksigen ke
turun jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Metabolisme anaerob

Penurunan fosforilasi energi tinggi

ATP dan asam laktat meningkat

Diassosiasi asam laktat menjadi ion H+
dan laktat

Penurunan pH cairan ekstra dan
intraseluler

2
Ikatan O oleh Hb di paru terhambat

Sintesis ATP terhambat

fatigue

Intoleransi aktivitas
4 DS: Aterosklerosis Cemas
- Klien mengatakan ↓
Aliran darah ke jantung menurun
kurang paham ↓
perawatan di rumah Jaringan miocard iskemik

DO:
Supply dan kebutuhan oksigen ke
- Klien menanyakan jantung tidak seimbang
tentang pantangan ↓
Gagal jantung kiri
yang harus

dihindari Timbul gejala: sesak, nyeri dada
- Klien menanyakan ↓
Perawatan di rumah sakit
kegunaan obat-obat

yang diminum Klien dipulangkan
- Klien tampak ↓
Kurang informasi tentang perawatan
bingung
klien

Cemas
5 DS : - Aterosklerosis Risiko
DO : ↓ gangguan
Konstriksi arteri koronaria
- Urine kuning perfusi

pekat Aliran darah ke jantung menurun jaringan
- Gambaran EKG ↓
Oksigen dan nutrisi turun
tidak normal ↓
- TTV tidak stabil Jaringan miocard iskemik

Supply dan kebutuhan oksigen ke
jantung tidak seimbang

Supply Oksigen ke miocard turun

Hipoksia seluler

Integritas membrane sel berubah

Kontraktilitas turun

After load meningkat

Penurunan curah jantung

Suplai darah ke jaringan berkurang

Resiko gangguan perfusi jaringan

3. Rumusan Diagnosa
a. Nyeri Akut berhubungan dengan menurunnya suplai oksigen miokardial.
b. Gangguan difusi gas berhubungan dengan oedem paru
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen.
d. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
e. Resiko terjadinya penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload, frekuensi jantung dan perubahan irama jantung.
4. Penyusunan Intervensi Keperawatan
N SDKI SLKI SIKI
O
1 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
menurunnya suplai oksigen miokardial selama 1 x 24 jam klien tidak mengalami - Identifikasi factor pencetus dan Pereda
(D.0077) nyeri (L.08063) dengan kriteria : nyeri
- Klien tidak mengeluh nyeri dada - Monitor kulitas nyeri
- Klien tampak tenang dan dapat beristirahat - Monitor lokasi dan dan penyebaran
- TTV dalam batas normal: nyeri
TD : 110-120/60-80 mmHg - Monitor intensitas nyeri dengan
RR : 16-20 x/mnt menggunakan skala.
HR : 60-100 x/mnt - Monitor durasi dan frekuensi nyeri.
T : 36,5 –37,5 0C Terapeutik
- Keluaran urine baik yaitu 1-2 cc/kg - atur interval waktu pemantauan sesuai
BB/jam dengan kondisi pasien
- dokumentasi hasil pemantauan
- Ajarkan Teknik relaksasai nafas
dalam.
- Atur posisi pasien.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeberian Obat anti
nyeri.
2 Gangguan pertukaran gas berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
dengan ketidak seimbangan ventilasi- selama 1 x 24 jam tingakat kesadaran - Monitor frekuensi, irama, kedalaman
ferfusi dan perubahan memberan alveolus- meningkat, gelisah menurun, tidak adanya dan upaya nafas.
kapiler (D.003) bunyi nafas tambahan, dan pusing menurun. - Monitor kemapuan batuk efektif
( L.01003) - Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbata jalan nafas
- Auskultasi bunyi nafas
Terapeutik
- Atur interval pamantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
ketidakseimbangan anatara suplai dan selama 1 x 24 jam diharapkan saturasi - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
kebutuhan oksigen ( D.0056 ) oksigen dalam batas normal, kemudahan yang mengakibatkan kelelahan.
dalam melakukan aktivitas sehari-hari - Monitor klelahan fisik dan emosional
( L.05047 ) - Monitor pola dan jam tidur
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus
- Lakukan rentang gerak pasif/aktif
- berikan aktivitas distraki yang
menenangkan.
- Fasilitasi tempat duduk di sisi tempat
tidur
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara
berthahap.
4 Gangguan rasa nyaman berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
dengan gejala penyakit, kurang selama 1x24 jam gangguan rasanya nyaman - Identifikasi penurunan tingkat energi,
pengendalian situasional/lingkungan, teratasi dengan kriteria hasil : kejahteraan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
kurangnya privasi dan ketidakadekuatan fisik, kesejahteraan psikologis, perawatan gejala lain yang mengganggu
sumber daya. (D0074) sesuai kebutuhan dan rileks ( L.080064 ) kemampuan kognitif
- Identifikasi Teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan.
- Monotor respon terhadap terapi
relaksasi.
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan
tanpa gangguan dengan pencahayaan
dan suhu ruang nyaman
- Berikan informasi tertulis tentang
persiapan Teknik relaksasi.
Edukasi
- Jelaskan scara rinci intervensi relaksasi
yang diplih.
- anjurkan mengambil posisi nyaman.
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksasi.
5 Resiko penurunan curah jantung Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
berhbungan dengan perubahan afterload, selama 1x24 jam diharapkan resiko - Observasi tanda dan gejala primer dan
perubahan frekuensi jantung dan irama penuruanan curah jantung teratasi dengan skunder penurunan curah jantung
jantung.(D.0011) kriteria hasil : kekuatan nadi perifer - Monitor tekanan darah
meningkat, cardiac index, left ventricular - Mnotor intake dan output cairan
strook work index dan stroke volume teratasi. - Monitor saturasi O2
(L.02008). - Monitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
- Posisikan pasien semo fowler
- Berikan diet jantung yang sesuai.
- Berikan terapi relaksasi
Edukasi
- Anjurkan aktivitas sesuai dengan
toleransi
- Anjurkan berhenti merokok.
Kolaborasi
- Kolaaborasi pemberian antiartmia jika
perlu
5. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai
data yang baru (Rohmah&Walid, 2012)
Implementasi menurut teori adalah mengidentifikasi bidang bantuan situasi yang
membutuhkan tambahan beragam mengimplementasikan intervensi keperawatan
dengan praktik terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal dan psikomotor
(tekhnis). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien CAD, pada prinsipnya
adalah, mengajarkan Teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri.
Mendokumentasikan semua tindakan keperawatan yang dilakukan ke dalam
catatann keperawatan secara lengkap yaitu: jam, tanggal, jenis tindakan, respon pasien
dan nama lengkap perawat yang melakukan tindakan keperawatan.
6. EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan
(Rohmah&Walid,2012)
Menurut teori evaluasi adalah tujuan asuhan keperawatan yang menentukan
apakah tujuan ini telah terlaksana, setelah menerapkan suatu rencana tindakan untuk
meningkatkan kualitas keperawatan, perawat harus mengevaluasi keberhasilan rencana
penilaian atau evaluasi diperoleh dari ungkapan secara subjektif oleh klien dan objektif
didapatkan langsung dari hasil pengamatan
Daftar Pustaka
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II. Jakarta :
EGC.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medical Bedah. Bandung : Pajajaran.
Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Volume 2. Jakarta : EGC.
Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai