Anda di halaman 1dari 2

1.

Rumoh Aceh

Rumah Aceh atau Rumoh Aceh berbentuk rumah panggung dengan denah berupa persegi
panjang dan diposisikan dari timur ke barat agar tidak sulit menentukan arah kiblat. Salah satu
ciri khas rumoh Aceh ini ialah tiang-tiang penopang rumah yang sangat tinggi. Kehebatan
rumoh aceh ini adalah pembangunannya yang hanya menggunakan tali ijuk, pasak serta baji
dengan material utamanya kayu, papan dan daun rumbia untuk atapnya. Pembagian ruangan
di rumah aceh terdiri dari tiga bagian utama yaitu Ruang depan atau serambi muka (seuramoe
keue) atau (seuramoe reunyeun), Ruang tengah (tungai) dan Ruang belakang (seramoe likoet).

2. Rumah Tongkonan

Rumah Tongkonan adalah rumah adat bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Secara


umum, rumah tongkonan memiliki struktur panggung dengan tiang-tiang penyangga bulat yang
berjajar menyokong tegaknya bangunan. Tiang-tiang yang menopang lantai, dinding, dan
rangka atap tersebut tidak di tanam di dalam tanah, melainkan langsung ditumpangkan pada
batu berukuran besar yang dipahat hingga berbentuk persegi. Atap rumah tongkonan berbentuk
seperti perahu terbaling lengkap dengan buritannya. Ada juga yang menganggap bentuk atap
ini seperti tanduk kerbau. Atap rumah tongkonan  dibuat dari bahan ijuk atau daun rumbia.
Selain itu, rumah ini memiliki ukiran di bagian dinding dengan 4 warna dasar, yaitu merah,
putih, kuning dan hitam serta di bagian depan rumah terdapat susunan tanduk kerbau yang
digunakan sebagai hiasan sekaligus ciri tingkat strata sosial si pemilik rumah.

3. Rumah Balai Batak Toba

Rumah Balai Batak Toba terdiri atas 2 bangunan utama yaitu ruma (tempat tinggal) dan sopo
(lumbung padi). Letak keduanya saling berhadapan dipisahkan pelataran luas yang berfungsi
sebagai ruang kegiatan warganya. Rumah adat ini berbentuk empat persegi panjang dengan
denah dalamnya merupakan ruangan terbuka tanpa kamar atau pun sekat pemisah. Bagian
luar dan depan rumah memuat ukiran yang dicat tiga warna yaitu merah-hitam-putih. Di sebelah
kiri dan kanan tiang rumah ada ukiran yang menggambarkan payudara sebagai lambang
kesuburan (odap-odap). Ada juga ukiran cicak sebagai lambang penjaga dan
pelindung rumah (boraspati).

4. Rumah Baileo

Rumah Baileo memiliki struktur panggung. Tegaknya bangunan rumah ini ditopang tiang-tiang


kayu pendek yang berjajar ditanam ke dalam tanah. Tiang yang umumnya dibuat dari kayu
kelapa ini hanya menopang lantai rumah. Sementara atap ditopang oleh tiang sambungan yang
ukurannya lebih kecil. Kerangka atap menopang atap yang terbuat dari daun sagu atau daun
kelapa. Atap tersebut disusun sehingga berbentuk seperti prisma dengan selasar di bagian
depan dan belakangnya. Rumah ini memiliki ornamen berupa ukiran, seperti ukiran 2 ekor
ayam berhadapan yang diapit 2 ekor anjing di mulut jalan masuk rumah bagian depan dan
ukiran matahari, bulan, dan bintang di atap rumah. Ukiran ini menyimbolkan keutuhan hukum
adat Maluku
5. Rumah Adat Bangka Belitung

Rumah adat Bangka Belitung secara keseluruhan terbuat dari bahan alam. Tiang dan lantainya
terbuat dari kayu, dindingnya terbuat dari bambu atau kulit kayu, sementara atapnya terbuat
dari daun rumbia dan ijuk. Tegaknya rumah adat ini ditopang oleh 9 tiang dengan 1 tiang utama
berukuran besar berada di tengahnya. Dalam adat Melayu Bangka, pemilik tidak diperkenankan
untuk memberi warna atau mengecat dinding dan bagian rumah lainnya. Aturan ini
membuat rumah adat Bangka Belitung ini tampak begitu lusuh dan tidak enak dilihat. Kendati
begitu, justru karena hal inilah ia dianggap memiliki daya tarik tersendiri. Selain itu, terdapat
tangga dibagian depan rumah sebagai jalan untuk naik dan memasuki rumah.

Anda mungkin juga menyukai