Anda di halaman 1dari 18

MODUL III

ENCODER-DECODER & MULTIPLEXER-


DEMULTIPLEXER
Denia Aldi Saputra (120130001)
Asisten : M. Suhendy Martondi Nasution (119130167)
Tanggal Percobaan : 20/11/2021
EL2104_B-7_Praktikum_Sistem_Digital
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Praktikum modul ketiga ini berjudul Decoder-Encoder dan Multiplexer-Demultiplexer. Decoder adalah
salah satu rangkaian kombinasi yang memiliki fungsi mengkode ulang atau menafsirkan kode-kode biner yang ada
pada suatu masukan menjadi data asli keluaran. Sedangkan encoder adalah suatu rangkaian kombinasi yang
memiliki fungsi kebalikan dengan decoder yaitu mengubah data asli keluaran menjadi kode kode biner masukan.
Kemudian Multiplexer adalah suatu rangkaian kombinasi yang memiliki fungsi sebagai suatu pemilihan data
masukan untuk dikeluarkan dengan bantuan sinyal control, seperti jalur pada rel kereta api, kereta api merupakan
masukan, rel merupakan jalur yang akan dipilih menjadi keluarannya, dan ada manusia yang mengontrol kereta
api jalur berapa yang bisa keluar. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karateristrik decoder-encoder dan
multiplexer-demultiplexer, dan dapat menganalisis serta merancang rangkaian dengan menggunakan suatu
software. Pada praktikum ini kami menggunakan software proteus. Pada praktikum ini kami melakukan
percobaan, pada percobaan pertama yaitu mengenai decoder 2 ke 4 dan decoder 3 ke 8. Kemudian pada percobaan
kedua kami melakukan percobaan mengenai encoder 8 ke 3. Dan pada percobaan terakhir kami melakukan
percobaan mengenai multiplexer 2 ke 1. Sedangkan untuk percobaan tentang demultiplexer, tidak ada pada
percobaan pada modul 3 ini. Setelah melakukan percobaan ini kami dapat memahami tentang bagaimana
karakteristik dari decoder-encoder, multiplexer, dan kami dapat menganalisis serta merancang rangkaian tersebut
menggunakan software proteus.

Kata Kunci— Decoder, rangkaian kombinasi, Multiplexer

I. PENDAHULUAN

Sistem digital sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan banyak sekali rangkaian digital serta perangkat-
perangkatnya yang mempermudah kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang kecil hingga besar. Tak banyak orang
mengetahui dan mendengar tentang rangkaian decoder-encoder dan rangkaian multiplexer, padahal dalam kehidupan sehari-

hari kita banyak menggunakan rangkaian logika tersebut dan kita tidak menyadarinya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
kita sering menggunakan dan melihat kalkulator, lampu lalu lintas, decoder tv digital, jam tangan digital, dan lain-lain. Pada
mata kuliah system digital kita sudah mempelajari mengenai teori dari encoder-decoder, multiplexer-demultiplexer, namun
kita belum mempraktekannya. Oleh karena itu, sebelum kita mengaplikasikannya kita perlu memahami bagaimana
karakteristik dari masing-masing rangkaian tersebut.

Adapun tujuan dari percobaan modul 1 ini ialah :


1. Mempelajari karakteristik Decoder-Encoder
2. Mempelajari karakteristik Multiplexer-Demultiplexer
3. Menganalisis dan merancang rangkaian
II. LANDASAN TEORI

A. Decoder

Decoder merupakan sebuah alat yang dimanfaatkan untuk mengembalikan sebuah proses decoding sehingga membuat kita
bisa menerima informasi yang asli. Decoder juga bisa didefinisikan sebagai serangkaian logika yang berguna untuk
menerima masukan atau input biner dan kemudian mengaktifkan salah satu output dengan berdasarkan ukuran pada biner
tersebut[ CITATION Zak20 \l 1033 ]. Beberapa rangkaian yang menggunakan decoder yang mungkin seringkali Anda
temui yakni decoder dengan rangkaian 3 x 8 atau 3 bit 8 output line, 4 x 16 atau 4 input 16 output line, decoder yang
berjenis BCD to 7 segmen dengan 4 bit input dan 8 output line, dan juga decoder berjenis BCD to Decimal yang memiliki 4
bit input dan juga 10 output line. Dan salah satu IC yang serinng digunakan untuk decoder biasanya adalah IC 74LS138
yang mana IC ini dilengkapi dengan 3 input bit dan 8 output line. Fungsi utama dari decoder adalah mengkodekan ulang
atau menafsirkan kode-kode biner yang ada pada N masukaanya menjadi data asli pada M keluarannya. Setiap N masukan
dapat berisi 0 atau 1, ada 2N kemungkinan kombinasi dari masukan atau kode-kode[ CITATION AKA18 \l 1033 ]. Berikut
adalah salah satu contoh gambar rangkaian decoder 2 ke 4 atau decoder 2 x 4.

Gambar 2-1. Skematik Decoder 2 x 4

Atau bisa juga dilihat seperti rangkaian kombinasi berikut ini:

Gambar 2-2. Rankaian kombinasi Decoder 2 x 4

B. Encoder

Encoder merupakan suatu rangkaian logika yang digunakan untuk mengubah kode dari yang bisa dipahami oleh manusia ke
kode yang tidak dipahami atau bahkan tidak dikenal oleh manusia. Encoder memiliki fungsi mengubah data sebenarnya
menjadi kode kode biner. Encoder memiliki jumlah masukan yang lebih banyak dari pada dari pada jumlah keluarannya.
Encoder akan mengkade ulang tiap tiap masukan menjadi bilangan biner. Dalam encoder istilah seperti “Desimal to BCD
Encoder”. Dalam penulisannya encoder dapat ditulis seperti encoder 8 ke 3 atau encoder 8 x 3[ CITATION Lab21 \l 1033 ].
Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah menentukan tabel kebenaran encoder
kemudian membuat persamaan logika kemudian mengimplementasikan dalam gerbang logika digita. Berikut adalah contoh
encoder yang dapat dilihat seperti pada gambar.
Gambar 2-3. Skematik Encoder

Dan berikut adalah rangkaian kombinasi yang dapat diaplikasikan ke dalam encoder.
Gambar 2-4. Rangkaian kombinasi dari Encoder

C.Multiplexer

Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasional yang dirancang khusus untuk mengalihkan salah satu dari beberapa
jalur INPUT (masukan) ke satu jalur OUTPUT (keluaran). Jalur Input yang terpilih menentukan input mana yang akan
terhubung ke output. Multiplexer yang juga sering disingkat menjadi MUX atau MPX ini pada dasarnya berupa rangkaian
digital yang dibuat dari gerbang logika berkecepatan tinggi yang digunakan untuk beralih data digital atau biner atau dapat
berupa tipe analog yang menggunakan komponen transistor, MOSFET atau relay untuk mengalihkan salah satu input ke
output[ CITATION Dic21 \l 1033 ]. Multiplexer adalah rangkaian logika kombinasi yang memiliki fungsi sebagai
pemilihan data yang ada pada masukannya untuk disalurkan ke keluarannya dengan bantuan sinyal control atau sinyal
clock. Multiplexer memiliki jumlah masukan yang lebih banyak dari pada dari pada jumlah keluarannya. Salah satu contoh
pengaplikasian multiplexer adalah audio mixer atau dimana penguat sinyal analog akan dikendalikan dengan cara digital.
Jadi yang membedakan multiplexer dengan encoder adalah adanya selector pada multiplexer. Dalam penulisannya
multiplexer dapat ditulis dengan MUX 2 ke 1 atau MPX 2 ke 1 atau MUX 2 x 1 atau MPX 2 x 1. Berikut penggambaran
skematiknya
Gambar 2-5. Skematik Multiplexer

Dan berikut adalah salah satu contoh dari multi plekser gerbang NAND.

Gambar 2-6. Multiplexer Gerbang logika NAND

D.Demultiplexer

Demulplixer adalah rangkaian logika kombinasi yang masukannya akan didistribusikan oleh selector line kepada beberapa
keluaran yang telah disediakan atau yang telah ada. Perbedaannya dengan multiplexer ada pada jumlah masukan dan
keluarannya. Pada demultiplexer jumlah masukan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah keluarannya. Dapat ditulis
dengan DEMUX 1 ke 2 atau DEMUX 1 x 2. Berikut penggambaran skematiknya[ CITATION Lab21 \l 1033 ].
Gambar 2-7. Skematik Demultiplexer

Dapat juga skematiknya digambarkan sebagai rangkaian logika kombinasi sebagai berikut.
Gambar 2-7. Skematik Rangkaian Logika Kombinasi Demultiplexer

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Software ISIS-Proteus.

B. Langkah Kerja

1. Percobaan 1 Decoder
a. Pengujian Decoder 2 x 4

Buatlah rangkaian pada work area seperti gambar 3-


1 pada software proteus

Lakukan Debugging/Start simulasi pada software


proteus dan atur switch input sesuai dengan tabel
kebenaran

Catat dan tuliskan hasil output LED (Y0,Y1,Y2,Y3)


pada tabel kebenaran

Gambar 3-1. Decoder 2 to 4

b. Pengujian Decoder 3 x 8

Buatlah rangkaian pada work area seperti gambar 3-


2 pada software proteus
Lakukan Debugging/Start simulasi pada software
proteus dan atur switch input sesuai dengan tabel
kebenaran

Catat dan tuliskan hasil output LED (A, B, C) pada


tabel kebenaran

Gambar 3-2. Decoder 3 to 8

2. Percobaan 2. Pengujian Encoder

Buatlah rangkaian pada work area seperti gambar 3-


3 pada software proteus

Lakukan Debuggin/Start simulasi pada software


proteus dan atur switch input sesuai dengan tabel
kebenaran.

Catat dan tuliskan hasil output LED (A, B, C) pada


tabel kebenaran

Gambar 3-3. Encoder 8 to 3

3. Percobaan 3. Pengujian Multiplexer

Buatlah rangkaian pada work area seperti gambar 3-


3 pada software proteus
Lakukan Debuggin/Start simulasi pada software
proteus dan atur switch input sesuai dengan tabel
kebenaran.

Catat dan tuliskan hasil output LED (A, B, C) pada


tabel kebenaran

Gambar 3-4. Multiplexer

IV. HASIL DAN ANALISIS

A. Percobaan 1. Pengujian Decoder

a. Percobaan Decoder 2 x 4

Tabel 1. Pengujian Decoder 2 x 4


INPUT OUTPUT
A B Y0 Y1 Y2 Y3
0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1

Berikut adalah gambar dari percobaan:


Gambar 4-1. Gambar percobaan Decoder 2 x 4
Analisis:
Pada percobaan ini pengujian Decoder 2 x 4 dimana dalam percobaan ini terdapat 2 masukan input dan terdapat 4 keluaran
output. Dapat dilihat dalam percobaan tersebut bahwa decoder terbentuk dari gerbang logika NOT dan gerbang logika AND
yang dirangkai menjadi rangkaian kombinasi dan bisa juga disubut decoder 2 x 4. Rangkaian ini kami rangkai pada software
proteus. Didapatkan hasil percobaan jika inputnya 00 maka LED Y0 menyala, jika inputnya dimasukkan 01 maka LED Y1
menyala, jika inputnya dimasukkan 10 maka LED Y2 menyala, dan jika 11 maka LED Y3 menyala dan LED lain nya mati.

b. Pengujian Decoder 3 x 8

Tabel 2. Pengujian Decoder 3 x 8


INPUT OUTPUT
A B C Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7

0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0

Berikut adalah gambar hasil dari percobaan:


Gambar 4-2. Gambar percobaan Decoder 3 x 8

Analisis:
Pada percobaan ini kita akan mencoba pengujian Decoder
3 x 8 dimana didalamnya terdapat 3 inputan dan 8 keluaran
atau output serta switch enable dengan E1 High, E2 Low,
E3 Low atau 1 0 0. Percobaan ini menggunakan IC
74LS138 pada software proteus. Berdasarkan ada
praktikum dapat dilihat bahwa jika masukan 000 maka
hanya LED Y0 yang mati, jika masukan 001 maka hanya
LED Y1 yang mati, jika masukan 010 maka hanya LED
Y2 yang mati, jika masukan 011 maka hanya LED Y3
yang mati, jika masukan 100 maka hanya LED Y4 yang
mati, jika masukan 101 maka hanya LED Y5 yang mati,
jika masukan 110 maka hanya LED Y6 yang mati, dan jika masukan 111 maka hanya LED Y7 yang mati.
B. Pengujian Encoder 8 ke 3
Tabel 3. Pengujian Encoder 8 x 3
INPUT OUTPUT
A B C Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1

Berikut adalah hasil gambar dari percobaan :

Gambar 4-3. Gambar percobaan Encoder 8 x 3

Analisis:
Pada percobaan pengujian encoder 8 x 3 dimana terdapat 8 buah masukan atau inout dan 3 buah keluaran atau outputt yaitu
A, B, dan C. Rangkaian ini terbentuk dari tiga buah gerbang OR yang memiliki 4 masukan terlihat seperti pada gambar.
Berdasarkan percobaan jika nilai masukan Y0 bernilai 1 dan yang lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 000, jika masukan
Y1 bernilai 1 dan masukan lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 001, jika masukan Y2 bernilai 1 dan masukan lain bernilai
0 maka keluaran bernilai 010, jika masukan Y3 bernilai 1 dan masukan lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 011, jika
masukan Y4 bernilai 1 dan masukan lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 100, jika masukan Y5 bernilai 1 dan masukan
lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 001, jika masukan Y6 bernilai 1 dan masukan lain bernilai 0 maka keluaran bernilai
001, jika masukan Y7 bernilai 1 dan masukan lain bernilai 0 maka keluaran bernilai 111. Pengujian ini hanya mengubah
salah satu input dari Y dan tidak semuanya diganti. Lalu output nya sudah diketahui dalam modul yang ada dalam
praktikum. Percobaan ini adalah kebalikan dari decoder.

C.Pengujian Multiplexer
Tabel 4. Pengujian Multiplexer
INPUT OUTPUT
D0 D1 Clk F
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1
Berikut adalah gambar dari percobaan:
Gambar 4-4. Gambar percobaan Multiplexer

Analisis :
Pada percobaan ketiga yaitu pengujian multiplexer 2 x 1
dimana terdapat 2 masukan dan 1 keluaran serta satu
selector. Multiplexer ini terbuat dari gerbang NOT yang
berfungsi sebagai Clknya, gerbang AND, dan gerbang OR
yang dirangkai seperti pada gambar. Pertama kita set
selector menjadi 0, lalu didapatkan jika masukan 00 maka
keluaran bernilai 0, jika masukan 01 maka keluaran bernilai
0, jika masukan 10 maka keluaran bernilai 0, jika masukan
11 maka keluaran bernilai 1. Setelah itu set selector atau
Clknya diubah menjadi 1, lalu didapatkan jika masukan 00
maka keluaran bernilai 0, jika masukan 01 maka keluaran
bernilai 1, jika masukan 10 maka keluaran bernilai 0, dan
jika masukan 11 maka keluaran bernilai 1.

V. SIMPULAN

1. Dalam percobaan ini decoder memiliki jumlah input yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah outputnya,
sedangkan encoder memiliki jumlah input yang lebih banyak dibandingkan decoder
2. Menurut fungsinya encoder merupakan kebalikan dari decoder
3. Perbedaan antara multiplexer dan demultiplexer adalah jumlah input dan outputnya, sedangkan garis seleksinya
sama
4. Dalam percobaan multiplexer terdapat Clk yang fugsinya sebagai tambahan input pada multiplexer
5. Hasil yang diperoleh sudah pasti sesuai dengan teori

VI. REFERENCES

[1] Zakaria, "Nesabemedia," Nesaemedia, 1 Agustus 2020. [Online].


Available:https://www.nesabamedia.com/pengertian-decoder/. [Accessed 21 November 2021].
[2] AKAKOM, "Decoder," eprints.akakom.ac.id, Yogyakarta, 2018.
[3] L. D. T. E. ITERA, "Decoder-Encoder dan Multiplexer-Demultiplexer," Laboratorium Dasar Teknik Elektro
ITERA, Lampung Selatan, 2021.
[4] D. Kho, "Teknik Elektronika," Teknik Elektronika, [Online].
Available:https://teknikelektronika.com/pengertian-multiplexer-multiplekser-cara-kerja-multiplexer/. [Accessed 21
November 2021].
Lampiran

LEMBAR PEMBAGIAN TUGAS


MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL
MODUL 3 DECODE – ENCODER & MULTIPLEXER-DEMULTIPLEXER

I. Identitas Kelompok
Kelompok-Shift : B-7
Anggota : 1. Denia Aldi Saputra (120130001)
2. Gintar Baharlian Budiono (119130164)
3. Muhammad Yusran (120130179)

II. Pembagian Tugas Kelompok

Nama Rincian Tugas


Denia Aldi Saputra Percobaan 1
Denia Aldi Saputra Percobaan 2
Denia Aldi Saputra Percobaan 3

III. Tugas
A. Percobaan 1 - Decoder

No. Percobaan Link video


1. Pengujian Decoder 2 https://youtu.be/jDqmn5ni0r0
x4
2. Pengujian Decoder 3 https://youtu.be/jDqmn5ni0r0
x8

B. Percobaan 2 - Encoder

No. Percobaan Link video


1 Pengujian Encoder 8 x https://youtu.be/kaOvFieDnI0
3

C. Percobaan 3 - Multiplexer

No. Percobaan Link video


1 Pengujian Multiplexer https://youtu.be/kaOvFieDnI0
Tugas Awal ( Pretest):
BCP Akhir (Data Percobaan)

Anda mungkin juga menyukai