Disusun Oleh :
Dita Ariyanti
3101417032
6A
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Batasan Masalah ..........................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian .........................................................................................4
1.5. Kegunaan Penelitian ....................................................................................4
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
materi. sikap kurang aktif siswa ini ditunjukan dengan sediktinya siswa
yang bertanya, berpendapat maupun mencatat point point yang disampaikan
oleh guru, kebanyakan siswa tidak bersemangat dalam menerima
pembelajaran sejarah dan bahkan mereka tidak tahu materi apa yang akan
disampaikan oleh pengajar. sikap siswa yang pasif ini menunjukan bahwa
daya serap siswa dalam menerima materi sejarah sangat rendah. hal tesebut
yang menyebabkab suasana belajar yang tidak efektif dan efesien karna
siswa mempunyai pengetahuan dan motivasi belajar yang kurang. sehingga
tujuan pendidik sebagai fasilitator sulit tercapai dan tujuan pendidikan
nasional tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Peneliti menanggapi masalah masalah sangat penting dan perlu
mencari jalan pemecahannya. keberhasilan dalam pemecahan masalah ini
akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar sejarah siswa. agar
proses belajar mengajar menjadi efektif dperlukan metode pembelajaran
yang mendukung pembelajaran dikelas yang dapat mengaktifkan siswa.
model pembelajaran ini perlu melibatkan siswa secara langsung atau sering
disebut pembelajaran sosial. pembelajaran sosial ini menekankanpada usaha
mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk
berhubungan dengan orang lain seperti usaha membangun sikap menghargai
dalam realitas sosial.
Metode pembelajaran bermain peran/role playing bertujuan untuk
membantu siswa menemukan jati dirinya di dunia sosial dan memecahkan
masalah dengan bentuk kelompok. sehingga dengan metode bermain
peran/role playing diharapkan bisa mengaktfkan belajar siswa pada materi
yang diberikan. berdasarkan uraian diatas, makan penerapan model bermain
peran/role playing untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik perlu
dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. dari uraian latar belakang diatas
peneliti pemilih judul tentang “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1
DUKUHTURI TAHUN PELAJARAN 2020/2021”
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Kemampuan siswa
Berbagai kemampuan dibutuhkan siswa dalam kegiatan belajar.
Kemampuan belajar yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda-beda, ada
siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit (nyata) dan nada
pula siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak atau
operasional. Kemampuan berfikir ini sering dijadikan sebagai tolak
ukur kemampuan belajar siswa.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa baik kondisi jasmani maupun rohani juga menjadi
salah satu faktor yang memengaruhi motivasi belajar siswa. Kondisi
jasmani seperti kesehatan siswa dan kondisi rohani seperti perasaan
siswa yang tidak tentu, dapat menyebabkan naik-turunnya motivasi
belajar siswa.
d. Kondisi lingkungan sekolah
Lingkungan merupakan faktor ekstrinsik atau faktor yang berasal
dari luar diri siswa. Lingkungan yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa dibedakan menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa mempunyai perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan
fikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan
perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam,
lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan film semakin menjangkau siswa.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud adalah usaha guru dalam menyajikan
kegiatan pembelajaran mulai dari penguasaan materi oleh guru, cara
penyampaian materi kepada siswa, serta cara-cara yang digunakan
untuk dapat menarik perhatian siswa.
14
II. nilai rata rata siswa meningkat dari 55.05 menjadi 81.40. penelitian ini
berbeda dengan penelitian peneliti, peneltian ini lebih terfokus untuk
meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar dalam proses pembelajaran
sejarah sedangkan peneliti lebih terfokus untuk meningkatkan motivasi
belajar sejarah dengan menerapkan model pembelajaran bermain peran/role
playing.
Pembelajaran Sejarah
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan
Perencanaan
Siklus I Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan peneliti mulai merancang perencanaan tindakan
yang akan dilakukan. Dimulai dari identifikasi masalah yang terjad dikelas
bersama guru mata pelajaran sejarah kelas XI Akuntansi 1, kemudian mencari
jalan keluar melalui penelitian tindakan kelas. Setelah menemukan masalah
kemudian peneliti mencari metode yang sesuai untuk menjawab
permasalahan yang ada di lapangan. Setelah mencari metode yang sesuai
peneliti menyusun perencanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode bermaian peran /role playing yang berkaitan dengan materi dan
mencocokan indicator penilaian
20
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini peneliti memberikan rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP), sebagai pedoman sebelum memulai proses belajar
mengajar. Tahap ini peneliti melaksanakan tindakan bersama guru sejarah.
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat dalam
RPP.
3. Observasi
Observasi ini dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Pada
proses ini peneliti mencatat proses pembelajaran dari awal hingga selesai
sesusai dengan rancangan proses pembelajaran. Sasaran yang perlu diamati
dalam tindakan ini adalah peristiwa yang menjadi indicator keberhasilan.
4. Evaluasi
Tahap ini peneliti melaksanakan evaluasi terhadap apa yang
dilakukannya. Hasil evaluasi ini kemudian ini kemudian dianalisis dan
dipergunakan untuk evaluasi terhadap proseder, proses serta hasil tindakan.
Dari hasil evalusi ini kemudian peneliti melakukan refleksi untuk
mengetahui apakah sesuai dengan rancangan atau tidak apakah ada terjadi
penyimpangan atau tidak. Jika ternyata tidak sesuai dengan rancangan maka
peneliti perlu melakukan perbaikan, modifikasi dan perencanaan ulang.
3.3. Prosedur Penelitian
Langkah langakh penelitian ini menggunakan tahapan penelitian
tindakan kelas. penelitan tindakan kelas dapat di definisikan sebagai suatu
peneltian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus
sebagai peneli dikelasnya atau bersama sama dengan orang lain dengan
merancang, melaksanakan dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dkelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu
dalam suatu siklus. penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, siklus I
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II juga dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan. tahap tahap yang dilakukan pada tindakan ini adalah pra
tindakan dan tahap pelaksanaan kegiatan penelitian. tahapan ini dapat
diuraikan sebagai berikut.
21
1. Siklus I
1. Tahap pra tindakan
kegiatan penelitian yang dlakukan pada tahap pra tindakan
adalah mengamati pelaksanaan pembelajaran sejarah Indonesia
dengan metode yang biasa dilakukan oleh guru sejarah Indonesia
kelas XI akuntansi 1 SMK Negeri 1 Dukuhturi Metode yang sering
digunakan guru adalah ceramah dan tanya jawab.
kegiatan pembelajaran diawali dengan salam kemudian guru
memjelaskan sedikit materi yang sebelumnya kepada siswa yang
bertujuan untuk membuat siswa mengingat kembali. kemudian
pelajaran dimulai diawali dengan guru memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan diajarkan, sebelum memulai pelajaran
guru memberi sebuah pertanyaan yang berguna untuk mengembalikan
konsentrasi setelahnya guru menjelaskan materi selama 20 menit dan
diakhir guru kembali memberi pertanyaan sebagai penguat daya ingat
terhadap materi yang baru disampaikan.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
tahap perencanaan adalah tahap dimana mentutukan
langkah langkah yang akan di lakukan oleh peneliti untuk
memecahkan masalah. hal yang dilakukan dalam tahap
perencanaan ini adalah menyiapkan rancangan pelaksanaan
pembelajaran, menyiapkan mater sesuai silabus, melaksanakan
peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksaan role playing dan
menyusun evaluasi
b. Pelaksanaan
pelaksanaan tindakan merupakan proses pelaksanaan tindakan
dari rancangan yang sudah disusun diatas. adapun tahap
peneltian ini peneliti bertndak sebagai pelaksana kegiatan yang
sekaligus sebagai pengamat pelaksanaan tindakan.
22
1. Pengamatan/Observasi
a. Peneliti melakukan observasi selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Guru membagikan angket kepada siswa untuk
mengetahui motivasi belajar siswa setelah kegiatan
pembelajaran selesai.
c. Guru membagikan lembar evaluasi kepada siswa untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan metode bermain peran/role playing
2. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis dari proses
pelaksanaan pembelajaran dan mencari pemasalahan
yang muncul saat pembelajaran dan apa yang perlu
diperbaiki untuk tindakan selanjutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
tahap perencanaan sikluas kedua adalah merencanakan ulang
kegiatan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kemudian
menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan pokok
bahasna role playing , menyiapkan mater sesuai silabus,
melaksanakan peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksaan role
playing dan menyusun evaluasi
b. Pelaksanaan
pelaksanaan tindakan merupakan proses pelaksanaan tindakan
dari rancangan yang sudah disusun diatas namun sifatnya menjadi
fleksibel yang memungkinkan untuk dapat dirubah. selama
pembelajaran berlangsung guru mengajarkan materi kepada siswa
dengan menggunakan RPP yang telah dibuat kemudian peneliti
mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
1. Pengamatan/Observasi
a. Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran.
b. Guru membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui
23
sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan dan mencatat semua peristiwa yang terjadi selama
proses pembelajaran, baik yang terjadi pada guru maupun siswa.
lembar observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa. lembar observasi guru
digunakan untuk mencatat kesesuian pelaksanaan metode bermain
peran/role playing oleh guru dan lembar observasi siswa digunakan
untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan metode bermain peran/role playing. lembar observasi
siswwa ini berupa isin uraian sedangkan lembar observasi guru berupa
isian uraian sedangkan lembar observasi guru berupa isian uraian.
pemberian uraian dan skor pada observasi siswa dikelas dimaksudkan
agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas mengenai kegiatan
yang dilaksanakan siswa ddalam kelas dan peningkatan motivasi
belajar. sedangkan pemberian jawaban uraian pada observasi guru
dimaksudkan agar peneliti mengetaui apakah guru benar benar
melaksanakan pembelajaran metode bermain peran/role playing atau
tidak.
lembar observasi disusun berdasarkan pedoman observasi. kisi
kisi pedoman observasi motivasi belajar siswa menurut Sadirman
(2007:83) sebagai berikut.
No. Indikator Jumlah
butir
1. Tekun menghadapi tugas 2
2. Ulet menghadapi kesulitan 3
3. Lebih senang bekerja mandiri. 2
4. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 2
5. Dapat mempertahankan pendapatnya 3
6. Senang mencari dan memecaahkan masalah 2
soal-soal
kisi kisi pedoman observasi aktivitas guru dan kesesuaian
penggunaan metode bermain peran / role playing dalam kegiatan
26
No T
Indikator motivasi No. Soal Jumlah item
a
1. Tekun menghadapi tugas 1,2,3,4 3
b
2. Ulet menghadapi
e kesulitan 5,6,7,8 3
3. Lebihl senang bekerja mandiri. 9,10 2
4. Cepat bosan pada tugas-tugas 11,12,13 3
yang .
Rutin.
5. Dapat. mempertahankan 14,15,16 3
Pendapatnya
K mencari dan
6. Senang 17,18,19,20 4
i
memecaahkan
s soal-soal
masalah
3. Tes
tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasl belajar
siswa.tes ini dibagi menjadi dua yaitu pre test dan post tes. pretes
diberikan sebelum tindakan, sedangkan post tes dberikan setelah
diterapkannya tindakan.
tes diberikan dalam bentuk soal yang berhubungan dengan
materi ajar.pemberian tes ini diharapkan dapat memberikan data yang
akurat tentang pencapaian hasil belajar siswa khususnya motivasi
belajar. semakin baik hasil tes ini semakin besar pula motivasi siswa
dalam belajar sejarah Indonesia.
3.5. Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan
a. Teknik analisis data
.penelitian ini menggunakan analiss kuantitatif dengan teknik presentase
dan deskriiptf untuk kualitatif. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis secara kualitaif dan kuantitaif. Teknik analisis kualitatif ini
28
45-60 Kurang
61-69 Cukup
70-85 Baik
Dari hasil angket akan dianalisis secara statstik deskriptif untuk melihat
jumlah skor kriteria (skor tertinggi stiap butir item adalah 4) x jumlah item
(20) x jumlah responden (23 siswa) yaitu 1840. Dengan demikian, motivasi
data : 1840 x 100 %. Secara kontinum, dapat dibuat kategori sebagai berikut
DAFTAR PUSTAKA