Anda di halaman 1dari 6

ULTRASONOGRAFI ( USG )

I PUTU ANDIKA PRATAMA WISESA


1708521020

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Pengertian
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik,
yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang kemudian
hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat USG diawal i dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekitar tahun
1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan
terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang
ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas.
Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang
ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser.
Kemudian gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk
tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG
berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal
sampai saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencitrakan
bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka
(non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil
interaksi itu sendiri untuk diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar
bekerjanya peralatan MI.

2. Tujuan Persiapan USG


Tujuan USG adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap
trimester. Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan olehnya, pada
kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah meyakinkan adanya kehamilan, menduga usia
kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi bayi jika ada kemungki na n
kelainan bawaan, menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda
(misalnya kehamilan ektopik), menentukan lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim,
menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis
adanya janin kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban, menentuka n
kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan
aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat
kemungkinan adanya tumor.

3. Persiapan Alat dan Bahan


Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik. Hidupkan
peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut.
Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG, hal ini sangat
penting untuk mencegah kerusakan alat akibat ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun akan
membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan listrik dan
UPS.
Setiap kali selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-
hati, terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser dengan
memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak merusak transduser
(informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat mesin USG).
Selanjutnya taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel -
kabelnya, jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG dengan
plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia
lainnya. Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab
pemeliharaan alat tersebut.

4. Persiapan Pemeriksaan Lingkungan


Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan
darah atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat mencegah
penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian
utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi.
Kemungkinan penularan infeksi lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan
tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran
mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan
autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak dengan
mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal memerlukan
sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan alkohol 70%
(sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak, fungisidal, dan
tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air

5. Persiapan Pasien
Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang
cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui
pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi pasien) dan
berapa biaya pemeriksaan.
Caranya dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan
secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan pemeriksaan USG,
pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan
pemeriksaan USG atas dirinya.
Bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia seorang
nova atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru pada setiap
pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini
penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat
seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari
pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui
adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu
diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar
diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.

6. Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa
indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan
kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau nona, terutama bila akan
melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada;
kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik yang akan
dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat
persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau
amniosintesis.
Dimasa mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari
pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit berbahaya seperti
HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian
narkoba. Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti
pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai
kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh
pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya
DAFTAR PUSTAKA

Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat, 2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan,
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai