KEPRIBADIAN
Kata “kepribadian” (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin : PERSONA. Pada
mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain
sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona
(personality) berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial
tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu
tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial
yang diterimanya.
Pengertian Kepribadian
GORDON. W. ALLPORT :
Artinya :
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam diri individu atas sistem-sistem psikofisis
yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.
Pengertiannya :
Khas/unik, menjelaskan bahwa setiap individu adalah khas, berbeda satu sama
lain.
Gordon Allport :
Trait umum : Dimiliki oleh banyak orang mempunyai trait yang sama. Contoh:
Masyarakat Amerika yang bersifat terbuka dan asetif (terusterang)
dibandingkan dengan masyarakat asia.
Trait individual : Manifestasi dari trait umum tetapi bersifat spesifik dan unik
bagi orang tersebut yang akan memberikan gambaran yang tepat dari struktur
kepribadiannya.
Menurut Allport, trait individual tersebut terdiri dari tingkatan dalam mempengaruhi
dalam tingkah laku :
Diposisi kardinal : Sifat luar biasa yang khas dan dimiliki oleh sebagian orang
(bahwa orang mungkin memiliki satu disposisi dominan yang mempengaruhi
hampir semua aspek perilaku mereka).
Diposisi sentral: sifat yang menjadi ciri seseorang dan menjadi titik pusat
perilakunya. Biasanya individu memiliki ± 5 s/d 10 sifat utama yang
mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita.
Trait yang tidak nampak menyolok, kurang penting untuk menggambarkan kepribadian
hanya muncul saat khusus/tertentu saja.
INTEGRATIF><SPLIT PERSONALITY
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
b. Faktor lingkungan
1. Umum ( nilai2,prisip2 moral, tatacara, adat istiadat) diperoleh secara sama untuk
semua orang (sekelompok orang)
Pola asuh.. Orang tua memilki cara yang sangat berbeda satu samalainnya dalam hal
bagaimana mereka mendekati tugas pengasuhan anak.
Interaksi proaktif yaitu, proses melalui mana individu menjadi perilaku aktif
didalam kepribadiannya sendiri.
PENDAPAT MASLOW
2. Menerima diri, orang lain dan dunia (acceptance of self, others, and the world)
3. Spontanitas (Spontaneity)
4. Berorientasi pada masalah, bukan pada diri pribadi (problem centerness, not self-
centeradness)
5. Pemencilan (detachment)
11. Memiliki sifat dan nilai-nilai demokrasi (democratic values and attitudes).
Fokusnya ialah ke arah apa seseorang dapat menjadi, bukan ke arah apa yang telah
terjadi atau yang ada pada saat ini.
Optimis
Penuh harapan
Memperluas
Memperkaya
Mengembangkan
Memenuhi diri
Kesadaran
Motivasi
DINGIN VS RAMAH
MENGALAH VS DOMINAN
CEROBOH VS CERMAT
PENAKUT VS PEMBERANI
PERCAYA VS CURIGA
PRAKTIS VS IMAJINATIF
SPONTAN VS RAGU
SANTAI VS TEGANG
Stabilitas emosi : tenang, percaya diri, tentram (+), gugup, tertekan dan tidak tentram
(-)
Untuk berhasil dalam hidup orang harus menerima tanggung jawab pribadi untuk diri
mereka sendiri. Bertanggung jawab berarti kita akan melakukan hal yang benar
meskipun kita sendirian. Seseorang yang bertanggungjawab melaksanakan apa yang
dijanjikannya. Dengan demikian, ia dapat dipercaya. Tanggung jawab, akan membantu
seseorang belajar mengenal konsekwensi dari segala perbuatan dan tingkah laku yang
dilakukannya. Itu juga berarti bertanggungjawab terhadap diri sendiri, akan
mengajarkan pada seseorang untuk memikirkan pilihan-pilihan dan mengambil
keputusan-keputusan yang baik tentang cara-cara bersikap dan hal-hal yang harus
diperbuat.
Ciri-ciri orang yang mulai belajar bertanggung jawab adalah, ketika seseorang mulai
menyadari dan berdamai dengan kesadaran, bahwa segala keputusan yang dilakukan
memiliki suatu konsekwensi yang harus kita tanggung. Dimana gagal atau suksesnya
kehidupan seseorang, tergantung pada pilihan yang kita buat. Jika tidak menyadari
pentingnya tanggung jawab pribadi bagaimana seseorang akan mencapai tujuan
hidupnya? Karena kita harus mengambil tanggung jawab sendiri.
Untuk mengukur sejauhmana rasa tanggung jawab pribadi itu ada pada diri kita, dapat
ditunjukkan dengan beberapa ciri, antara lain : Tuntas dalam menyelesaikan tugas,
Selalu berusaha untuk menghasilkan yang terbaik, Bertanggung jawab terhadap hasil
kerja dan memiliki kemampuan untuk melakukan introspeksi diri.
1. Memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, yaitu kesadaran setiap orang
untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian
sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab pribadi.
2. Tanggung jawab dalam keluarga, setiap anggota keluarga wajib bertanggung
jawab dalam memerankan tugasnya masing-masing, sesuai posisinya dalam
keluarga. Misalnya, sebagai ayah, ibu atau pun sebagai anak.
3. Tanggung jawab dalam bermasyarakat, sebagai mahluk sosial seseorang tidak
dapat hidup sendirian. Kita senantiasa membutuhkan orang lain. Dengan kata
lain, setiap diri mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan
sosialnya. Dimana kewajiban ini sangat erat kaitannya dengan eksistensi
seseorang sebagai bagian dari masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa. Setiap orang adalah merupakan warga dari
suatu negara. Apalagi, di tangan generasi muda lah, maju dan mundurnya suatu
bangsa. Untuk itu, dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku setiap
individu terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh
negara. Seseorang tidak dapat berbuat semaunya sendiri.
5. Tanggung jawab kepada Allah, yaitu Tuhan yang menciptakan manusia di bumi
ini. Semua perbuatan kita sebagai manusia, akan dipertanggungjawabkan kelak,
sesuai dengan aturan-aturan hidup yang telah ditetapkan melalui kitab suci
yang dibekalkan sebagai panduan hidup setiap manusia.
Salah satu faktor stres terbesar yang kita hadapi, baik di tempat kerja maupun di
rumah, adalah ketidakmampuan mengelola waktu. Manajemen waktu—atau
ketiadaannya— menciptakan stres karena tanpa waktu kita kehilangan kemerdekaan
untuk melakukan apa yang perlu dilakukan, untuk menjadi seseorang yang kita
inginkan, dan untuk menikmati hal-hal yang ingin dilakukan. Kita hanya menyelesaikan
hal-hal “yang sesuai jadwal”. Dan, kita dapat merasa tertekan karena kehidupan dan
pekerjaan kita selalu didikte oleh waktu.
Oleh karena itu, manajemen waktu memungkinkan kita untuk mengatur hidup secara
lebih produktif dan mendatangkan kebahagiaan. Manajemen waktu memampukan kita
menjadwalkan diri dalam rutinitas harian sehingga kita mempunyai waktu bagi diri
sendiri dan keluarga. Cara ini dapat mencegah stres kronis, dengan menghilangkan
pembatas yang kita tempatkan atas diri sendiri sebagai hasil keterampilan organisasi
yang tidak mencukupi atau kurang.
Kuis waktu berikut ini seyogianya dapat membantu kita mengidentifikasi letak
permasalahan dan membimbing kita menuju tujuan bersama, yaitu menjadi manajer
waktu yang berhasil. Bacalah setiap pernyataan secara saksama dan lingkari nomor
yang sesuai dan yang “mendekati” kenyataan sebagai jawaban (1 = Selalu;
2 = Biasanya; 3 = Kadang-kadang; 4 = Jarang). Pada bagian akhir kuis, terdapat kunci
penilaian yang menunjukkan tingkat keterampilan Anda dalani mengelola waktu.
Kunci penilaian :
25 - 40 manajer waktu yang unggul
41 - 55 manajer waktu yang baik
56 - 100 manajer waktu yang buruk
Setelah menyelesaikan kuis ini, kita perlu kembali dan mengidentifikasi area
yang paling konsisten menjadi sumber stres terkait waktu. Dengan mengenali pola
perilaku dan sikap tertentu yang menganggu kemampuan kita dalam mengatur,
mengelola, dan menjadwalkan waktu, kita dapat mulai membalikkan masalah
manajemen waktu dengan segera dan efektif. Hal-hal paling umum untuk diamati
adalah :
Hal-hal di atas merupakan area manajemen waktu buruk yang paling umum. Kita
semua memiliki kelemahan pribadi dan, oleh karenanya, kita perlu mengenali dan
menghilangkan kelemahan itu dengan menuliskannya dalam catatan harian
manajemen waktu. Ada empat hal yang harus dimasukkan ke dalam catatan harian
kita, yakni :
2 = kurang penting
3 = hampir tidak penting
4 = tidak penting sama sekali
3. Tindakan yang kita ambil
4. Strategi untuk memperbaiki cara kita dalam menangani peristiwa atau kegiatan
sehingga kita dapat meningkatkan keterampilan dalam manajemen waktu.