Anda di halaman 1dari 9

IPA

(PENGERTIAN VIRUS CORONA)

NAMA: SUTAN RADITYA PARASKEVI


KELAS: VII-7
ABSEN: 33

1.Pengertian Virus Corona


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem
pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan,
pneumonia akut, sampai kematian.

Virus Corona (Covid-19) telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia


(WHO) sebagai pandemi globVal.
Penyakit ini telah menyebar di lebih dari 120 negara dalam kurun waktu
kurang dari tiga bulan.
Hingga 13 Maret 2020 pukul 08.30 WIB, data menunjukkan sudah ada
127 negara yang warganya positif virus corona.
2. Penyebab Infeksi Coronavirus  
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri.
Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya,
seperti: 

 Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).


 Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
 Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang
yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. 
 Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk, novel coronavirus atau 2019-nCoV, masa inkubasi belum


diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14
hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu,
metode transmisi 2019-nCoV juga belum diketahui dengan
pasti. Awalnya, virus corona jenis 2019-nCoV diduga bersumber dari
hewan. Virus corona 2019-nCoV merupakan virus yang beredar pada
beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. 
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia
dan menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini
menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke
manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia. 

3. Gejala Infeksi Coronavirus


Corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala
yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang,
dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus
corona yang terbilang ringan:

 Hidung beringus.
 Sakit kepala.
 Batuk.
 Sakit tenggorokan.
 Demam.
 Merasa tidak enak badan.

Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan


gejala yang parah. Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan
pneumonia (disebabkan oleh 2019-nCoV) , yang menyebabkan gejala
seperti:

 Demam yang mungkin cukup tinggi bila pasien mengidap


pneumonia.
 Batuk dengan lendir.
 Sesak napas.
 Nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu.


Contohnya orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang
dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 
Diagnosis infeksi Coronavirus
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali
dengan anamnesis atau wawancara medis. Di sini dokter akan
menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien.Selainitu,dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan darah untuk membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel
dari tenggorokan, atau spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang
diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan melakukan swab
tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.

5.Komplikasi Infeksi Coronavirus


Virus Corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan
komplikasi pneumonia, dan masalah pernapasan parah lainnya bila tak
ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS juga bisa
menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan
kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan
komplikasi yang serius. Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. 
 

6.Pengobatan Infeksi Coronavirus  


Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona.
Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala
infeksi Virus Corona. Contohnya:

 Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit,


demam, dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-
anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah
empat tahun.
 Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk
membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
 Perbanyak istirahat.
 Perbanyak asupan cairan tubuh.
 Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia
layanan kesehatan terdekat.

Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti


SARS, MERS, atau infeksi novel coronavirus, penanganannya akan
disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan kondisi pasien. 
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke
RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan)
setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan
melakukan:

 Isolasi
 Serial foto toraks sesuai indikasi.
 Terapi simptomatik.
 Terapi cairan.
 Ventilator mekanik (bila gagal napas)
 Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan Pencegahan
Infeksi Coronavirus 

7. Pencegahan infeksi Coronavirus


Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona.
Namun, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya yang bisa
dilakukan: 

 Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20


detik hingga bersih.
 Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam
keadaan kotor atau belum dicuci.
 Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang
sakit.
 Hindari menyentuh hewan atau unggas liar. 
 Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering
digunakan. 
 Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu.
Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih. 
 Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
 Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas. 
 

 Bagaaimana COVID-19 menyebar?


Ketika seseorangyang mengidap COVID-19 batuk atau menghembuskan
napas, mereka melepaskan tetesan cairan yang terinfeksi. Kebanyakan
tetesan ini jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya, seperti meja
atau telepon. Orang lain terkena COVID-19 dengan menyentuh
permukaan atau benda yang terkontaminasi, kemudian menyentuh
mata, hidung, ataupun mulut.
Jika mereka berdiri dalam jarak 1 atau 2 meter dari seseorang yang
terkena COVID-19, maka dapat terkena virus melalui batuk atau
hembusan napas pengidap. Dengan kata lain, COVID-19 menyebar
serupa dengan cara penyebaran flu. Sebagian besar orang yang
terinfeksi COVID-19 mengalami gejala ringan dan sembuh. Namun,
beberapa berlanjut ke penyakit yang lebih serius dan mungkin
memerlukan perawatan di rumah sakit. Risiko penyakit serius
meningkat sesuai dengan usia: orang di atas 40 tahun tampaknya lebih
rentan daripada mereka yang di bawah 40. Orang dengan yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lemah dan orang-orang dengan kondisi,
seperti diabetes, penyakit jantung, dan paru-paru juga lebih rentan
terular menjadi penyakit serius.
 
Seberapa bahayakah COVID-19 bagi manusia?
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan
gejala ringan akan menderita sakit yang parah seperti disertai
pneumonia atau kesulitan bernapas. Walaupun fatalitas penyakit ini
masih jarang, tetap bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang
dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes
dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi
sakit parah.

Bisakah manusia terinfeksi COVID-19 dari


hewan?
Saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, WHO terus
menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya. Sangat
dimungkinkan hewan dari pasar hewan hidup di Tiongkok
bertanggungjawab atas terinfeksinya manusia yang dilaporkan pertama
kali. Untuk itu disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup,
hindari kontak langsung dengan hewan dan permukaan yang
bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung diri. Hindari juga
konsumsi produk hewani mentah atau setengah matang. Penanganan
daging mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk
menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah yang lain,
lakukanlah dengan memperhatikan keamanan pangan yang baik. .

Berapa lama SAR-COV-2 dapat bertahan di


permukaan benda?
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama SAR-COV-2 bertahan di
permukaan suatu benda, meskipun ada informasi awal yang
menunjukkan dapat bertahan hingga beberapa jam. Namun disinfektan
sederhana dapat membunuh virus tersebut, sehingga tidak mungkin
menginfeksi orang lagi.
 

Apakah ada vaksin untuk COVID-19?


Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk COVID-19. Namun,
gejala yang ditimbulkan dapat diobati. Oleh karena itu, pengobatan
harus didasarkan pada kondisi klinis pasien dan perawatan suportif
dapat sangat efektif. 

Siapa saja yang berisiko terinfeksi COVID-19?


Orang yang tinggal atau bepergian di daerah di COVID-19 bersirkulasi
sangat mungkin berisiko terinfeksi. Saat ini, Tiongkok merupakan
negara terjangkit COVID-19 dengan sebagian besar kasus telah
dilaporkan. Mereka yang terinfeksi di negara lain adalah orang-orang
yang belum lama ini bepergian dari Tiongkok atau yang telah tinggal
atau bekerja secara dekat dengan para wisatawan, seperti anggota
keluarga, rekan kerja, ataupun tenaga medis yang merawat pasien
sebelum mereka tahu bahwa pasien tersebut mengalami COVID-19.
Oleh karena itu, petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19
berisiko lebih tinggi dan harus konsisten melindungi dirinya sendiri
dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
 

Apa bedanya sakit akibat influenza biasa


dengan COVID-19?
Orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza akan mengalami gejala
infeksi saluran pernapasan yang sama, seperti demam, batuk, dan pilek.
Walaupun gejalanya sama, tetapi penyebab virusnya berbeda-beda.
Namun, kesamaan gejala tersebut membuat kita sulit mengidentifikasi
masing-masing penyakit tersebut, sehingga pemeriksaan laboratorium
sangat diperlukan untuk mengonfirmasi apakah seseorang terinfeksi
COVID-19. Untuk itulah, WHO merekomendasikan setiap orang yang
menderita demam, batuk, dan sulit bernapas harus mencari
pengobatan sejak dini, dan memberitahukan petugas kesehatan jika
mereka telah melakukan perjalanan dalam 14 hari sebelum muncul
gejala, atau jika mereka telah melakukan kontak erat dengan seseorang
yang sedang menderita gejala infeksi saluran pernapasan.

Bisakah COVID-19 terdeteksi dari orang yang


tidak menunjukkan gejala terinfeksi?
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat
menyebarkan virus ke orang lain untuk upaya pengendalian. Informasi
medis terperinci dari orang yang terinfeksi diperlukan untuk
menentukan periode infeksi COVID-19. Menurut laporan terbaru, ada
kemungkinan orang yang terinfeksi COVID-19 dapat menular sebelum
menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang
tersedia saat ini, sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah
orang-orang yang memiliki gejala.

Kesimpulan : Dengan adanya Coronavirus,kita harus


menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan
rajin untuk mencuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai