Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003

TENTANG

PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN


UNTUK TERMINAL PENUMPANG TIPE A DI SELURUH INDONESIA

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 195


tentang Terminal Transportasi Jalan, telah ditetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.76/AJ.102/DRJD/2000 tanggal 15
Pebruari 2000 tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi Jalan untuk
Terminal Penumpang Tipe A di seluruh Indonesia.

b. bahwa dengan dilaksanakannya otonomi daerah telah mendorong pertumbuhan


dan perkembangan serta perubahan daerah-daerah di Indonesia, sehingga
mengharuskan adanya dukungan terhadap hal tersebut terutama berkaitan
dengan kebutuhan jasa angkutan yang harus dilayani oleh terminal penumpang
tipe A;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut sudah kurang terakomodasikan lagi


dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :
SK.76/AJ.102/DRJD/2000 tanggal 15 Pebruari 2000 tentang Penetapan Simpul
Jaringan Transportasi Jalan untuk Terminal Penumpang Tipe A di seluruh
Indonesia.

d. bahwa sehubungan dengan huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan


Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Penetapan Simpul
Jaringan Transportasi Jalan untuk Terminal Penumpang Tipe A di seluruh
Indonesia.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun
1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3480);

3. Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran


Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);

4. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran


Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara


Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian
Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada
Daerah Tingkat I dan Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3410);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran


Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3529);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3721);

10. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi


Departemen;

11. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002;

12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 1995 tentang Terminal


Transportasi Jalan;

13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 1997 tentang Sistem


Transportasi Naisonal;

14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 83 Tahun 1997 tentang Pedoman


dan proses Perencanaan di lingkungan Departemen Perhubungan;

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 45 Tahun 2002;

Memperhatikan : Surat-surat usulan/rekomendasi revisi lokasi simpul jaringan transportasi jalan untuk
terminal penumpang tipe A dari Gubernur/Bupati/Walikota.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG


PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN UNTUK TERMINAL
PENUMPANG TIPE A DI SELURUH INDONESIA

Pasal 1

(1) Simpul jaringan transportasi jalan berupa terminal penumpang tipe A pada
jaringan transportasi jalan, berfungsi terutama untuk pelayanan angkutan antar
kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara serta dapat juga
sekaligus melayani angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan
angkutan perdesaan.
(2) Penentuan simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang tipe A,
dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang
merupakan bagian dari Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan.

Pasal 2

(1) Penentuan simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang tipe A
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, dilakukan dengan memperhatikan
Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Umum Tata Ruang,
keterpaduan moda transportasi, jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau
lintas batas negara, jarak antar terminal dan kelas jalan.

(2) Simpul jaringan transportasi jalan berupa terminal penumpang tipe A untuk
seluruh Indonesia yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) harus berdaya guna dan berhasil guna secara nasional,
sehingga tidak setiap kabupaten/kota dapat memiliki simpul jaringan transportasi
jalan terminal penumpang tipe A.

Pasal 3

(1) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan hasil


evaluasi secara menyeluruh, ditetapkan simpul jaringan transportasi jalan berupa
terminal penumpang tipe A di lokasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.

(2) Simpul jaringan tranportasi jalan berupa terminal penumpang tipe A sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan peninjauan sekurang-kurangnya dalam
waktu 5 (lima) tahun sekali dan/atau dalam hal diperlukan penyesuaian berkaitan
dengan adanya potensi pertumbuhan daerah serta kebutuhan angkutan yang
harus dilayani oleh terminal penumpang tipe A.

Pasal 4

Berdasarkan penetapan simpul jaringan transportasi jalan terminal penumpang tipe A


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bupati/Walikota mengusulkan lokasi tapak
terminal penumpang tipe A sesuai rencana kebutuhan lokasi simpul, dengan
memperhatikan :

a. rencana umum tata ruang;

b. kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;

c. keterpaduan intra dan antar moda transportasi jalan;

d. kondisi topografi lokasi terminal;

e. kelestarian lingkungan.

Pasal 5

Lokasi tapak terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas
batas negara;
b. terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III A;

c. mempunyai akses jalan masuk dan/atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya,
dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.

Pasal 6

Lokasi tapak terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,


ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat atas usulan Bupati atau
Walikota setelah mendengar pendapat dari Gubernur Kepala Daerah Propinsi
setempat.

Pasal 7

Pengoperasian angkutan umum untuk jaringan trayek lintas batas negara, angkutan
antar kota antar propinsi dan angkutan kota dalam propinsi, dilakukan dengan
berpedoman pada simpul jaringan transportasi jalan untuk terminal penumpang tipe A
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan ini.

Pasal 8

Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal


Perhubungan Darat Nomor : SK.76/AJ.102/DRJD/2000 tanggal 15 Pebruari 2000
tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi Jalan untuk Terminal Penumpang
Tipe A di seluruh Indonesia dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 9

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 11 AGUSTUS 2003

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

TTD

Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc.


NIP 120 092 088
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Menteri Perhubungan;
2. Menteri Dalam Negeri;
3. Menteri Keuangan;
4. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah;
5. Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Para Gubernur di seluruh Indonesia;
7. Para Bupati/Walikota di seluruh Indonesia;
8. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan;
9. Para Kepala Dinas Perhubungan/LLAJ Propinsi di seluruh Indonesia;
10. Para Kepala Dinas/Kantor Perhubungan/LLAJ kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003
TANGGAL : 11 AGUSTUS 2003

PENETAPAN SIMPUL JARINGAN TRANSPORTASI JALAN


UNTUK TERMINAL PENUMPANG TIPE A DISELURUH INDONESIA

NO PROPINSI KABUPATEN/KOTA

1 NANGROE ACEH DARUSSALAM 1. KOTA BANDA ACEH


2. KOTA LHOKSEUMAWE
3. KOTA LANGSA
4. KAB. ACEH TENGGARA
5. KAB. ACEH TENGAH
6. KAB. ACEH BARAT
7. KAB. BIREUN
2 SUMATERA UTARA 1. KOTA MEDAN
2. KOTA PEMATANG SIANTAR
3. KOTA SIBOLGA
4. KOTA PADANG SIDEMPUAN
5. KAB. KARO
6. KAB. ASAHAN
7. KAB. LABUHAN BATU
3 SUMATERA BARAT 1. KOTA PADANG
2. KOTA SOLOK
3. KOTA SAWAHLUNTO
4. KOTA BUKIT TINGGI
5. KOTA PAYAKUMBUH
6. KAB. PESISIR SELATAN
7. KAB. TANAH DATAR
8. KAB. PADANG PARIAMAN
9. KAB. AGAM
10. KAB. PASAMAN
4 RIAU 1. KOTA PEKANBARU
2. KOTA DUMAI
3. KAB. BENGKALIS
4. KAB. KAMPAR
5. KAB. INDRAGIRI HILIR
6. KAB. INDRAGIRIHULU
5 JAMBI 1. KOTA JAMBI
2. KAB. BATANGHARI
3. KAB. MERANGIN
4. KAB. SAROLANGUN
5. KAB. BUNGO
6. KAB. KERINCI
6 BENGKULU 1. KOTA BENGKULU
2. KAB. REJANG LEBONG
3. KAB. BENGKULU SELATAN
7 SUMATERA SELATAN 1. KOTA PALEMBANG
2. KOTA LUBUKLINGGAU
3. KOTA PAGAR ALAM
4. KAB. OGAN KOMERING ULU
5. KAB. OGAN KOMERING ILIR
6. KAB. MUARA ENIM
7. KAB. LAHAT
8. KAB. MUSI BANYUASIN
8 LAMPUNG 1. KOTA BANDAR LAMPUNG
2. KOTA METRO
3. KAB. LAMPUNG BARAT
4. KAB. LAMPUNG UTARA
5. KAB. LAMPUNG TENGAH
6. KAB. LAMPUNG SELATAN
9 BANTEN 1. KOTA TANGERANG
2. KOTA CILEGON
3. KAB. PANDEGLANG
4. KAB. LEBAK
5. KAB. TANGERANG
6. KAB. SERANG
10 DKI JAKARTA 1. KOTA JAKARTA BARAT
2. KOTA JAKARTA SELATAN
3. KOTA JAKARTA TIMUR
11 JAWA BARAT 1. KOTA BANDUNG
2. KOTA CIREBON
3. KOTA BOGOR
4. KOTA SUKABUMI
5. KOTA BEKASI
6. KOTA DEPOK
7. KOTA TASIKMALAYA
8. KOTA BANJAR
9. KAB. BOGOR
10. KAB. SUKABUMI
11. KAB. CIANJUR
12. KAB. GARUT
13. KAB. CIAMIS
14. KAB. KUNINGAN
15. KAB. MAJALENGKA
16. KAB. SUMEDANG
17. KAB. INDRAMAYU
18. KAB. SUBANG
19. KAB. PURWAKARTA
20. KAB. BEKASI
21. KAB. KARAWANG
12 JAWA TENGAH 1. KOTA SEMARANG
2. KOTA MAGELANG
3. KOTA SURAKARTA
4. KOTA SALATIGA
5. KOTA PEKALONGAN
6. KOTA TEGAL
7. KAB. CILACAP
8. KAB. BANYUMAS
9. KAB. PURBALINGGA
10. KAB. BANJARNEGARA
11. KAB. KEBUMEN
12. KAB. PURWOREJO
13. KAB. WONOSOBO
14. KAB. BOYOLALI
15. KAB. KLATEN
16. KAB. WONOGIRI
17. KAB. SRAGEN
18. KAB. GROBOGAN
19. KAB. BLORA
20. KAB. REMBANG
21. KAB. PATI
22. KAB. KUDUS
23. KAB. JEPARA
24. KAB. TEMANGGUNG
25. KAB. PEMALANG
13 DI YOGYAKARTA 1. KOTA YOGYAKARTA
2. KAB. KULONPROGO
3. KAB. GUNUNG KIDUL
14 JAWA TIMUR 1. KOTA SURABAYA
2. KOTA MALANG
3. KOTA MADIUN
4. KOTA PROBOLINGGO
5. KOTA BLITAR
6. KOTA KEDIRI
7. KAB. PACITAN
8. KAB. PONOROGO
9. KAB. TULUNGAGUNG
10. KAB. JEMBER
11. KAB. BANYUWANGI
12. KAB. PASURUAN
13. KAB. NGAWI
14. KAB. BOJONEGORO
15. KAB. TUBAN
16. KAB. BANGKALAN
17. KAB. SAMPANG
18. KAB. PAMEKASAN
19. KAB. SUMENEP
15 BALI 1. KAB. BULELENG
2. KAB. KARANGASEM
3. KAB. GIANYAR
4. KAB. BADUNG
16 NUSA TENGGARA BARAT 1. KOTA MATARAM
2. KAB. BIMA
3. KAB. SUMBAWA
4. KAB. LOMBOK BARAT
17 NUSA TENGGARA TIMUR 1. KOTA KUPANG
2. KAB. BELU
18 KALIMANTAN BARAT 1. KAB. PONTIANAK
19 KALIMANTAN SELATAN 1. KOTA BANJARMASIN
2. KOTA BANJAR BARU
3. KAB. BARITO KUALA
20 KALIMANTAN TENGAH 1. KOTA PALANGKARAYA
2. KAB. BARITO UTARA
3. KAB. BARITO SELATAN
4. KAB. KAPUAS
21 KALIMANTAN TIMUR 1. KOTA SAMARINDA
2. KOTA BALIKPAPAN
22 SULAWESI UTARA 1. KOTA MANADO
2. KOTA BITUNG
23 GORONTALO 1. KOTA GORONTALO
2. KAB. GORONTALO
24 SULAWESI TENGAH 1. KOTA PALU
2. KAB. TOLI-TOLI
3. KAB. POSSO
25 SULAWESI SELATAN 1. KOTA MAKASAR
2. KOTA PARE-PARE
3. KOTA PALOPO
4. KAB. MAMUJU
5. KAB. POLEWALI
6. KAB. BONE
26 SULAWESI TENGGARA 1. KOTA KENDARI

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

TTD

Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc.


NIP 120 092 088

Anda mungkin juga menyukai