Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mustika Nadia

Npm : 2108202010004
Mata Kuliah : Pemodelan Geofisika
Jurusan : Magister Fisika

METODE GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-
prinsip fisika.  Metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode
pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan
dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan
alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan
magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas bumi. Medan
buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal
radar dan lain sebagainya.
Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan
menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain:
1.  Metode Geolistrik
2.  Metode Seismik
3.  Metode GPR
4.  Metode Gravity
5.  Metode Magnetik

1. Metode Geolistrik
 Data yang diukur : Beda potensial (V)
 Model yang digunakan : Resistivitas (R)
 Model tahanan jenis (resistivity) dilakukan berdasarkan perbadaan harga tahanan jenis
batuan yang terdapat pada daerah yang ingin diselidiki. Metoda ini bertujuan untuk
menetapkan distribusi potensial listrik pada permukaan tanah. Dengan demikian secara
tidak langsung juga merupakan penentuan tahanan jenis lapisan batuan.
 Prinsip kerja : Arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus, beda
potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan
beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi
harga hambatan jenis masing – masing lapisan dibawah titik ukur.
 Model prediksi : Pendugaan geolistrik dilakukan dengan menghantarkan arus listrik (beda
I) buatan kedalam tanah melalui batang elektroda arus , kemudian mengukur beda
potensial (beda V) pada elektroda lain. Hasil pencatatan akan dapat mengetahui tahanan
jenis bahan yang dilalui oleh arus listrik dapat diketahui dengan Hukum Ohm yaitu :
I = V/R
Dimana :
R = tahanan (ohm) V= beda potensial listrik (volt) I = beda arus listrik (ampere)
 Metoda geolistrik digunakan untuk eksplorasi mineral, reservoar air, geothermal, gas
biogenik, kedalaman batuan dasar, dan lain-lain.
 Metode geolistrik baik untuk eksplorasi dangkal, sekitar 150 m.
 Ada beberapa jenis metoda geolistrik, yaitu: resistivitas (tahanan jenis), Induced Polarization
(IP), Self Potensial (SP), Magnetotellurik, dan lain-lain.

 Susunan (Konfigurasi) elektroda dalam pengukuran tahanan jenis ada beberapa macam,
antara lain :

Konfigurasi Schlumberger
Dalam susunan elektroda Schlumberger ini, jarak antara dua elektroda arus A dan B dibuat
lebih besar daripada jarak elektroda potensialnya M dan N. Umumnya pada susunan ini
elektroda – elektroda diletakkan satu garis lurus seperti yang ditunjukan oleh gambar
dibawah ini :

konfigurasi Wenner
Konfigurasi Wenner digunakan pada jarak yang sama antara elektroda. Dalam konfigurasi ini
AM = MN = NB. Pada konfigurasi ini, jarak antar elektroda a harus seragam untuk setiap
pengukuran. Bila jarak elektroda AB 12 m, maka jarak elektroda MN 4 m dan demikian
seterusnya. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.
Perlu diingat bahwa keempat elektrode dengan titik datum harus membentuk satu garis.

Konfigurasi Dipole-Dipole
Konfigurasi Dipole – dipole (Jarak AB = MN = a, BM = na ; n = 1,2,3,…).

Konfigurasi Pole-Dipole
Untuk konfigurasi Pole-dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial.
Untuk elektrode arus C2 ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5
kali spasi terpanjang C1-P1.

2. Metode Seismik
 Data yang diukur : Waktu tiba gelombang (Tp)
 Model yang digunakan : Modulus elastisitas yang menentukan kecepatan rambat gelombang
(v) seismik.
 Metoda seismik berdasarkan bahwa kecepatan penjalaran gelombang seismik ditentukan oleh
sifat elastisitas mediumnya. Terdiri dari seismik pantul (refleksi) dan seismic Bias (refraksi).
 Prinsip kerja : Sumber gelombang buatan (seismic waves) yang dikirimkan menembus tiap
lapisan bumi akan dipantulkan/dibiaskan kembali berdasarkan reflektifitas/refraksifitas batas
lapisan. Selanjutnya sinyal-sinyal tersebut diproses sedemikian rupa untuk mencitrakan
kembali bagaimana penampang lapisan bawah permukaan bumi.
 Gelombang akan mengalami pemantulan ataupun pembiasan ke segala arah akibat munculnya
perbedaan kecepatan yang nantinya pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam
sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah.
 Model Prediksi : Memperkirakan parameter model x yang memiliki respons (data perhitungan)
yang cocok dengan data lapangan. Untuk itu kriteria jumlah kuadrat kesalahan minimum (least
square) dapat diterapkan untuk memperoleh model x

3.  Metode GPR


 Data yang diukur : Waktu Tiba Gelombang (Tp)
 Model yang digunakan : Frekuensi (f)
 Metoda ini menggunakan prinsip-prinsip gelombang elektromagnetik yang kedalaman
penetrasi dan besarnya amplitudo yang terekam sangat tergantung pada sifat kelistrikan dari
batuan/media bawah permukaan dan frekuensi peralatan yang digunakan. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
 Prinsip kerja : GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah
permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio yang
mempunyai rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter
permitivitas listrik (ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas magnetik (μ). GPR dapat disebut
juga dengan metode refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi
elektromagnetik yang memperliahtkan refleksi separti pada metode gelombang seismik.
 Model prediksi : Forward modelling adalah proses pemodelan untuk melihat respon kondisi
bawah permukaan yang dibuat dengan memasukkan parameter model ke dalam sebuah
program algoritma. Pemodelan ke depan dibuat pada data GPR sintetik untuk membantu
interpretasi dalam memperlihatkan pola refleksi yang timbul akibat adanya saluran air
dangkal di bawah permukaan.
 Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi
benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang
tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
 Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.

4. Metode Gravity
 Data yang diukur : Percepatan gravitasi bumi (g)
 Model yang digunakan : Densitas (D)
 Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3).
 Prinsip kerja : metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu
material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan
dapat diketahui. Untuk menggunakan metode ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat
gravitasi yang pertama berada di base sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pasang
surut gravitasi, alat yang kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun mencatat
perubahan gravitasi yang ada. Biasanya dalam pengerjaan pengukuran gravitasi ini dilakukan
secara looping.

 Model Prediksi : Pada metode gravitasi, model sintetik yang di buat merupakan model prisma
rectangular dengan geometri dan nilai rapat massa yang dapat ditentukan sembarang sesuai
dengan kebutuhan. Dari model-model yang dibuat, kemudian dihitung respon gravitasinya
pada bidang pengukuran yang telah ditentukan besar luasannya. Pada umumnya model prisma
rectangular merupakan salah satu cara pendekatan yang sederhana dari sebuah volume massa.
Jika masing-masing sel atau prisma cukup kecil, maka dapat diasumsikan sel-sel tersebut
mempunyai densitas yang konstan. Kemudian dengan menggunakan prinsip superposisi, maka
anomali gravitasi bodi tersebut dapat didekati dengan menjumlahkan pengaruh semua prisma.
5. Metode Magnetik
 Data yang diukur : Intensitas Medan Magnetik (B)
 Model yang digunakan : Suseptibilitas (k)
 Metoda ini untuk mengukur sifat kerentanan magnet batuan. Kerentanan magnet batuan
tergantung dari kandungan mineral yang bersifat magnetik, misalnya magnetit atau ilmenit
di dalam batuan. Dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan
oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari
daerah sekelilingnya.
 Prinsip kerja : Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi kecil intensitas medan
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi batuan
termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Dari hasil pengukuran magnet diperoleh tiga
macam hasil bacaan, yaitu :
1. Medan magnet utama yang bersumber dari dalam bumi dan berubah terhadap waktu
2. Medan luar yang bersumber dari luar bumi dan merupakan hasil ionisasi di atmosfer
yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari
3. Medan anomali yang sebagian besar bersumber dari batuan yang mengandung material
magnetik didalamnya.
 Penggunaan utama pada metode magnetik ini banyak difokuskan pada survei awal dalam
peninjauan ekplorasi minyak bumi, panas bumi, mineral, penelitian geologi regional, dan
penelitian-penelitian geologi ekplorasi dalam lainnya.
 Model prediksi : menentukan data magnetik forward modelling data magnetik dapat
dilakukan dengan membuat benda anomali dengan geometri dan harga kemagnetan
tertentu. Untuk memperoleh data kesesuaian antara data teoritis (respon model) dengan
data lapangan dapat dilakukan dengan proses coba-coba (trial and error). Dengan mengubah
harga parameter model.

Prinsip pemodelan data


geofisika, pemodelan ke depan
(forward modelling) dan
pemodelan inversi (inverse
modelling) yang menghasilkan
model dengan respons
(data perhitungan atau data
teoritik) yang cocok dengan data
lapanga

Anda mungkin juga menyukai