Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis.

1. Kehamilan.

a. Pengertian.

Menurut Ummi, dkk. (2010) Kehamilan merupakan proses

alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia.

Sedangkan menurut prawirohardjo (2008) masa kehamilan

dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, yaitu selama 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid

terakir.

b. Tanda dan gejala kehamilan (Ummi, dkk. 2010).

1) Tanda tidak pasti (persumtive Sign) adalah perubahan-

perubahan yang dapat di kenali dari pengakuan atau yang

dirasakan oleh wanita hamil diantaranya:

a) Amenorea (berhentinya menstruasi).

Konsepesi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat

dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir

(HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia

kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi, amenorea juga

dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor


2

pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan

biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan

kehamilan.

b) Mual (nausea) dan muntah (emesis).

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran

asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual

muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang di sebut

morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih

fisiologis, tetapi bila terlampau sering bdapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang di sebut hiperemesis gravidarum.

c) Ngidam (mengingini makanan teretentu).

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,

keinginan yang demikian di sebut ngidam. Ngidam sering

terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Syncope (pingsan).

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi

terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya

akan hilang setelah 16 minggu.

e) Kelelahan.
3

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-

BMR) pada kehamilan, yang akan meningkat seiring

pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme

hasil konsepsi.

f) Payudara tegang.

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi

perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama

somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang dan

nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran

puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

g) Sering miksi.

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang

sering, terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus

terhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya

keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar

keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa

timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan

menekan kembali kandung kemih.

h) Konstipasi atau obstipasi.


4

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

i) Pigmentasi kulit .

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini.

(1) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada

daerah dahi, hidung, pipi, dan lahir).

(2) Sekitar leher: tampak lebih hitam.

(3) Dinding perut: striae lividae/garvidarum (terdapat pada

seseorang primigravida, warnanya membiru), striae

nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea

grisea/migra).

(4) Sekitar payudara: hiperpigmentasi areola mamae

sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola

ini berbeda pada setiap wanita, ada yang merah muda

pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit

coklat, dan hitam pada wanita kulit hitam. Selain itu,

kelenjar montgomeri menonjol dan pembuluh darah

manifes sekitar payudara.

(5) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat striae akibat

pembesaran bagian tersebut.


5

j) Epulis.

Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada

triwulan pertama.

k) Varises (penampakan pembuluh darah vena).

2) Tanda kemungkinan (probabilty sign) merupakan perubahan

fisiologi yang di ketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil diantaranya:

a) Pembesaran perut.

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

b) Tanda hegar.

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istmus

uteri.

c) Tanda goodel.

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil

serviks seperti ujung hidung, sedangkan wanita hamil

melunak seperti bibir.

d) Tanda chadwicks.

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk juga porsio dan serviks.


6

e) Tanda piscaseck.

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi

karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu

sehingga daerah tersebut berkembang lebih dahulu.

f) Kontraksi braxton hicks.

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada

kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini

akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan

kekuatanya sampai mendekati persalinan.

g) Teraba ballotement.

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh

tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja

tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif.

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

chorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh


7

siniotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini

disekresi di peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan

diekskresi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat

dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada

hari 60-70 usia gestasi, kemudian menurut pada hari ke

100-130.

3) Tanda pasti (positive sign) yaitu tanda yang menunjukkan

langsung keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh

pemeriksa diantaranya:

a) Gerakan janin dalam rahim.

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 20minggu

b) Denyut jantung janin.

dapat di dengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan

alat fetal electrokardiograf (misalnya dopler). Dengan

stetoskop laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia

kehamilan 18-20 minggu.

c) Bagian-bagian janin.

bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat

diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester


8

terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi

dengan USG.

d) Kerangka janin.

kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupum

USG.

c. Patofisiologi kehamilan (Stoppard, 2009).

Jika siklus menstruasi normal, pembuahan terjadi sekitar

seminggu setelah menstruasi atau 14 hari sebelum menstruasi

berikutnya. Sekitar 7-10 hari setelahnya, sel telur yang telah di

buahi terimplantasi pada dinding rahim. Di akhir minggu

berikutnya sel telur terhubung kuat oleh plasenta, yang

menghubungkan embrio dengan ibunya. Plasenta adalah organ

tubuh yang digunakan untuk menyalurkan sumber makanan dan

oksigen dari ibu kejanin dan menyalurkan zat tak berguna dari

janin ke ibu. Organ ini sangat penting bagi perkembangan

kesehatan kehamilan karena organ ini menghasilkan hormon yang

fungsinya mempertahankan kesehatan janin, rahim, dan alat

kelamin wanita. Hormon yang sama juga mempersiapkan tubuh

wanita untuk proses melahirkan dan persalinan.

Sel telur biasanya dibuahi sekitar sepertiga jalan sepanjang

tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim)

oleh satu seperma yang masuk, bersama dengan yang lain dalam
9

jumlah jutaan, kedalam vagina setelah ejakulasi. Dalam beberapa

detik setelah ejakulasi sperma bergerak dengan kibasan ekornya

yang menyerupai cambuk. Pergerakan ini membuat mereka menuju

kecepatan maksimum disaat vagina dalam kondisi asam dan

melewati leher rahim, yang menjadi lebih basah selama pelepasan

sel telur, menuju rongga rahim. Dalam beberapa detik sperma

melewati rahim dan memasuki tuba fallopi untuk bertemu sel telur

yang sedang menuruni saluran itu menuju sperma. Sperma scara

kimiawi tertarik pada sel telur yang paling besar dan melekat

dengan sendirinya pada sel telur itu seperti siput yang menempel

pada permukaan. Bagaimanapun juga, hanya satu seperma saja

yang menembus lapisan luar sel telur. Dengan sendirinya sel telur

itu kehilangan keterkaitanya, mengeraskan lapisan luarnya dan

seluruh sperma yang tak berguna ditinggalkan. Seluruh proses ini,

dari ejakulasi sampai pembuahan, membutuhkan waktu kurang

dari 60 menit.

Sel telur yang matang bertahan selama 12 jam, maksimal

24 jam. Kekuatan seperma untuk membuahi bertahan tidak lebih

dari 24 jam maksimal 36 jam. Oleh karena itu pembuahan

setidaknya tidak seperti bersetubu yang muncul satu atau dua hari

sebelum atau setelah pelepasan sel telur.

d. Pemeriksaan.
10

1) Jadwal (Pudiastuti, 2012).

a) Minimal.

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit

yaitu 4 kali.

b) Ideal.

kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan setiap

(1) Satu kali pada usia kehamilan 1 bulan (trimester

pertama).

(2) Satu kali pada usia kehamilan 1 bulan berikutnya

(trimester kedua).

(3) Dua kali pada usia kehamilan 2 minggu berikutnya

(trimester ketiga).

2) Data fokus.

a) Tanda-tanda vital (Hellen, dkk. 2011).

(1) Tekanan darah: Ukuran normal sistolik yaitu 100-

140mmHg, sedangkan tekanan diastolik nilai

normalnya yaitu 60-90 mmHg.

(2) Suhu: Suhu tubuh normal orang dewasa adalah 370C.

Ibu hamil sering merasakan tangan dan kaiki yang

hangat terjadi karena peningkatan aliran darah ke

ekstermitas sebanyak 7 kali lipat. pada ibu hamil suhu

tubuh meningkat 0,50C, setelah melahirkan suhu tubuh

mencapai 380C.
11

(3) Nadi: Pada saat istirahat, frekuensi nadi normal bagi

remaja dan dewasa adalah antara 60-100 kali per menit

(4) Pernafasan : Pernafasan normal bagi orang dewasa

sekitar 12 kali per menit.

b) GPA (Ummi, dkk. 2010).

(1) Gravida yaitu jumlah kehamilan yang dialami wanita.

Di ikuti dengan jumlah seluruh kehamilan ini.

(2) Para yaitu jumlah kehamilan yang diakiri dengan

kelahiran janin yang memenuhi syarat untuk

melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000 gram)

(3) Abortus yaitu jumlah kelahiran yang diakiri dengan

aborsi spontan atau terinduksi pada usia kehamilan

sebelum 20 minggu atau memiliki berat kurang dari 500

gram.

c) Umur kehamilan (Ummi, dkk. 2010).

Umur kehamilan dapat di ketahui dengan cara perhitungan

(1) Rumus naegele (Ummi, dkk. 2012)

(a) Patokan HPHT (Hari pertam haid terakir).

HPHT adalah hari pertama haid terakir seorang

wanita sebelum hamil. Cara menentukan HPHT

adalah dengan melakukan anamnesis pada ibu

secara tepat karena apabila terjadi kesalahan, maka

penentuan usia kehamilan juga menjadi tida tepat.


12

Haid terakir tersebut harus normal, baik dari

lamanya maupun dari banyaknya. Jadi beberapa

pertanyaan yang bisa diajukan adalah sebagai

berikut: kapan ibu mengeluarkan haid terakir

sebelum haid, apakah pada tanggal tersebut sudah

bersih atau masih baru keluar darah haidnya, berapa

lama menstruasinya, berapa banyak menstruasinya

(jika hanya sedikit maka kemungkinan sudah terjadi

nidasi. Dihitung secara rinci hari-hari yang sudah

dilalui dimulai dari HPHT sampai tanggal waktu

perhitungan.

(b) Perhitungan dari tafsiran persalinan (Ummi, dkk.

2012).

Di hitung secara rinci hari-hari yang belum dilalui

secara mundur dimulai dari TP sampai tanggal

waktu perhitungan, kemudian mengurangi dari 40

minggu (bulan aterm) dengan hasil perhitungan.

Perhitungan ini dapat ditentukan setelah HPHT

didapatkan TP (jika bulan >4-12) = tanggal HPHT

+7, bulan - 3, tahun HPHT +1 dan TP (jika bulan

>1-3) = tanggal HPHT +7, bulan +9, tahun HPHT

+0
13

(2) Gerakan pertama fetus (Ummi, dkk. 2012).

Di perkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada

usia kehamilan 16 minggu terdapat perbedaan. Namun,

perkiraan ini tidak tepat karena perbedaan merasakan

gerakan antara primigravida dengan multigravida. Pada

primigravida biasanya dirasakan pada usia 18 minggu,

sedangkan pada multigravida sekitar 16 minggu.

(3) Perkiraan tinggi fundus uteri (Ummi, dkk. 2012).

Perkiraan TFU ini merupakan perkiraan yang harus

diketahui oleh bidan. Perkiraan dengan TFU akan lebih

tepat pada kehamilan pertama, tetapi kurang tepat pada

kehamilan berikutnya.

2.1 Tabel umur kehamilan dari perkiraan tinggi fundus

Tinggi fundus uteri Umur kehamilan

1/3 di atas simpisis atau 3 jari di


12 minggu
atas simpisis

½ simpisis-pusat 16 minggu

2/3 di atas simpisis atau 3 jari di


20 minggu
bawah pusat

Setinggi pusat 24 minggu

1/3 di atas pusat atau 3 jari di


28 minggu
atas pusat

½ pusat –procesus xipoideus 32 minggu

Setinggi procesus xipoideus 36 minggu

2 jari (4cm)di bawah PX 40 minggu


14

(4) USG (Ummi, dkk. 2012).

Perkiraan dengan USG dapat dilakukan dengan

perhitungan dari beberapa hal berikut ini:

(a) Diameter kantong gestasi/KG.

Uk (minggu) = (diameter KG+2,543)/0,702

Uk (hari) =(diameter KG+30)

(b) Jarak kepala-bokong/JKB (crown-Rump

length/CRL).

Uk (minggu) =JKB (cm) +6,5

(c) Diameter biparietal dan femur, untuk UK >9

minggu (DBP, Femur).

(5) Palpasi (Pemeriksaan leopold) (Manuaba, 2010).

Leopold I :untuk menentukan tinggi fundus uteri dan

meraba bagian fundus.

Leopold II :untuk meraba bagian kanan dan kiri perut

ibu.

Leopold III:untuk meraba bagian bawah perut

ibu.

Leopold IV :untuk meraba apakah kepala janin sudah

masuk pintu atas panggul.

(6) Denyut Jantung Janin.


15

Frekuensi normal ialah antara 120 dan 160

per menit, selama his frekuensi ini bisa turun, tetapi

diluar his kembali lagi pada keadaan semula.

Peningkatan kecepatan denyut jantung janin umumnya

tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun

sampai di bawah 100 semenit di luar his, dan lebih lebih

jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya

(Wiknjosastro, 2005).

Ada 3 cara mendengarkan denyut jantung

janin yaitu dengan (Ummi, dkk. 2010):

(a) Laenec : usia kehamilan 18-20 minggu.

(b) Dopler : usia 12 minggu.

(c) USG

(7) Tafsiran berat janin (Ummi, dkk. 2012).

Tafsiran berat janin dapat di hitung dengan

menggunakan rumus Johnson Thusak yang didasarkan

pada TFU.

(TFU-11).155= TBJ yang dapat dibuat variasi

berdasarkan turunnya bagian terendah panggul.

2.2 Tafsiran berat janin dari perkiraan tinggi fundus

Bagian terendah Pengukuran

Hodge I TFU-13

Hodge II TFU-12
16

Hodge III TFU-11

2. Anemia Sedang dalam kehamilan.

a. Pengertian.

Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah

kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel

tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh.

Sedangkan Menurut prawirohardjo (2010) Anemia dalam

kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemglobin di bawah

11gr% pada trimester I dan trimester III atau kadar <10,5 gr% pada

trimester II.

Sedangkan Anemia sedang merupakan keadaan

menurunnya kadar hemoglobin yaitu dengan Hb 7-8 gr%.

b. Klasifikasi anemia (Manuaba, 2010)

1) Tidak anemia :Hb 11 gr%.

2) Anemia ringan :Hb 9-10 gr %.

3) Anemia sedang :Hb 7-8 gr%.

4) Anemia berat :Hb <7gr%.

c. Pembagian anemia (Wiknjosastro, 2005).

1) Anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang disebabkan

akibat kekurangan besi. Kekurangan ini disebabkan karena


17

kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena

gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena

terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya

perdarahan.

2) Anemia megaloblastik.

Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik

(pteroylglutamiv acid), jarang sekali karena defisiensi B12

(cyanobalamin).

3) Anemia hipoplastik.

Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu

membuat sel-sel darah baru.

4) Anemia hemolitik.

Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatanya.

d. Penyebab anemia

1) Menurut (Ashari, 2010)

a) Kurang gizi

b) Kurang zat besi

c) Malabsorbsi

d) Kehilangan darah yang banyak pada pesalinan yang lalu

2) Menurut (Pudiastuti, 2012)

a) Rusaknya butir darah merah


18

b) Gangguan pembentukan darah merah akibat beberapa

bahan essensial seperti kekurangan zat besi, vit B

kompleks, vit C dan asam folat.

c) Kehilangan darah baik yang akut maupun yang kronis

(perdarahan, cacing tambang).

e. Gejala yang terasa biasanya (lalage, 2013)

1) Konjungtiva pucat

2) Kulit pucat.

3) Bibir pucat.

4) Cepat lelah

5) Sering gemetar

6) Badan sering terasa lesu

7) Kurang bergairah

8) Mudah mengantuk

9) Mata berkunang-kunang

10) Kepala sering pusing bahkan sering merasa limbung rasanya

ingin pingsan.

11) Jika sudah tergolong anemia berat (<6gr/desiliter darah)

merasakan nyeri dada dan pusing.

f. Dampak anemia sedang Bagi ibu hamil

1) Menurut (Manuaba, 2010)

a) Abortus
19

b) Prematur

c) Hambatan tumbuh kembang janin

d) Mudah infeksi

e) Hiperemesis gravidarum

f) Perdarahan antepartum

g) Ketuban pecah dini

2) Menurut (Pudiastuti, 2012)

a) Dapat menyebabkan perdarahan waktu persalinan sehingga

membahayakan jiwa ibu.

b) Mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan

c) Berat badan bayi dibawah berat normal

g. Diagnosis anemia pada kehamilan

1) Anamnesa dan pemeriksaan fisik Tanda dan Gejala yang terasa

biasanya (lalage, 2013)

a) Konjungtiva pucat

b) Kulit pucat.

c) Bibir pucat.

d) Cepat lelah

e) Sering gemetar

f) Badan sering terasa lesu

g) Kurang bergairah

h) Mudah mengantuk

i) Mata berkunang-kunang
20

j) Kepala sering pusing bahkan sering merasa limbung

rasanya ingin pingsan.

k) Jika sudah tergolong anemia berat (<6gr/desiliter darah)

merasakan nyeri dada dan pusing.

2) Pemeriksaan darah

Pemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menetukan

derajat anemia dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli.

Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan

terutama pada trimester satu dan trimester tiga (manuaba,2010)

h. Penatalaksaan anemia sedang dan berat (Hb <8 gr%)

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran

sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/im pada

gluteus, dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2 gr%.

Efek samping utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya

dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tak ada reaksi dapat

diberikan seluruh dosis (pudiastuti, 2005).

Pemberian tranfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam

kehamilan sangat jarang diberikan, walaupun Hb-nya kurang dari 6

g/100 ml – apabila tidak terjadi perdarahan. Darah secukupnya

harus tersedia selama persalinan, yang segera harus diberikan

apabila terjadi perdarahan yang lebih dari biasa, walaupun tidak

lebih dari 1000 ml (wiknjosastro, 2005)

i. Patofisiologi.
21

Anemia sering terjadi pada kehamilan karena dalam

kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi

pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Darah

bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut dengan

hidremia dan hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel-sel

darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,

sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut

berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan

hemoglobin 19% (Wiknjosastro, 2005).

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri

secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita.

Pertama-tama pengenceran itu meringankan beban jantung yang

harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat

hidremia cardiac output meningkat. Pada perdarahan waktu

persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit

dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya

darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10

minggu, dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan

36 minggu (Wiknjosastro, 2005).

Karena sehari-hari kurang makan bahan makanan yang

banyak mengandung zat besi seperti: kangkung, daun pepaya,

bayam, daun katu, daun singkong, daun ubi jalar dan kacang-

kacangan. Proses pertumbuhan janin sehingga kebutuhan zat besi


22

meningkat sedangkan makanan yang dimakan kurang mengandung

zat besi untuk memenuhi kebutuhannya. Seringnya muntah(karena

nyidam) sehingga makanan yang dimakan belum sempat di serap

sari makanannya. Karena sering melahirkan dalam jangka waktu

yang pendek misalnya setia setahun sekali (Pudiastuti, 2012).

B. Teori manajemen kebidanan.

1. Pengertian.

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering di sebut

manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak

secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar

menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan

(Soepardan, 2008).

Manajemen kebidanan merupakan pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah

scara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Asri dan

Mufdlilah, 2009).

2. Langkah-langkah manajemen kebidanan (Soepardan, 2008).

a. Langkah I (pengumpulan data dasar).

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi

(data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
23

dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data di lakukan dengan

cara:

Anamnesa dan pemeriksaan fisik Tanda dan Gejala yang

terasa biasanya (lalage, 2013), cepat lelah, konjungtiva dan kulit

pucat, sering gemetar, badan sering terasa lesu, kurang bergairah,

mudah mengantuk, mata berkunang-kunang, kepala sering pusing

bahkan sering merasa limbung rasanya ingin pingsan, Jika sudah

tergolong anemia berat (<6gr/desiliter darah) merasakan nyeri dada

dan pusing, Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan

terbaru serta catatan sebelumnya).

b. Langkah II( interpretasi data dasar).

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap

diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian

diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun masalah,

keduanya harus ditangani. meskipun masalah tidak dapat diartikan

sebagai diagnosis, tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Diagnosis anemia pada kehamilan yaitu dengan anamnesa

dan pemeriksaan fisik Tanda dan Gejala yang terasa biasanya cepat

lelah, kulit pucat, sering gemetar, badan sering terasa lesu, kurang

bergairah, mudah mengantuk, mata berkunang-kunang, kepala

sering pusing bahkan sering merasa limbung rasanya ingin pingsan.


24

Jika sudah tergolong anemia berat (<6gr/desiliter darah) merasakan

nyeri dada dan pusing (Lalage, 2013).

Pemeriksaan darah : Pemeriksaan dan pengawasan Hb

untuk menetukan derajat anemia dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2

kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester

tiga (Manuaba, 2010).

c. Langkah III (identifikasi diagnosis/masalah potensial dan

antisipasi penangananya.

Pada langkah ketiga mengidentifikasikan masalah

potensial atau diagnosis potensial/masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat

waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis /masalah potensial

ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam

melakukan asuhan yang aman.

Pada langkah ketiga bidan di tuntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan

tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak

terjadi. Langkah ini bersifat antisipasi yang rasional/logis.

Potensial terjadi yaitu persalinan lama, terjadi infeksi,

perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, terjadi sub involusi


25

uteri yang menimbulkan perdarahan antepartum, pengeluaran ASI

kurang (Pudiastuti, 2012).

d. Langkah IV(menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi

segera dengan tenaga kesehatan lain).

Bidan mengidentifikasikan perlunya bidan atau dokter

melakukan konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim

kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat

mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi,

manajemen tidak hanyak berlangsung selama asuhan kebidanan

periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi selama wanita tersebut

dalam dumpingan bidan. Karena dalam kondisi tertentu bidan juga

perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan dokter atau tim

kesehatan lain.

e. Langkah V (menyusun rencana asuhan menyeluruh).

Pada langkah kelima dirancangkan asuhan menyeluruh

yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen unutk masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah

ini data yang kurang lengkap dapat di lengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari

setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini


26

mencangkupperkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya;

apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu

merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi,

kultural, dan psikologis.

Semua keputusan yang telah disepakati dikembangkan

dalam asuhan menyeluruh. Asuhan ini harus bersifat rasional dan

valid yang didasarkan pada pengetahuan, teori terkini(up to date),

dan sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan kilen.

Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini, (anjurkan ibu hati-

hati dengan kehamilannya, berikan terapi tambah darah, anjurkan

pada ibu cara mengkonsumsi zat besi, evaluasi cara mengkonsumsi

zat besi, libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis

pada), Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi ibu hamil

meliputi( anjuran ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan gizi

seimbang, anjuran untuk makan sedikit tapi sering, libatkan

keluarga agar membantu ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi

seimbang), anjuran ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi

pekerjaan berat, berikan informasi tentang persiapan persalinan,

anjurkan ibu kunjulang ulang sesuai jadwal dan segera jika ada

keluhan (Pudiastuti, 2012).

f. Langkah VI (pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan

aman).
27

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh

dilakukan dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau

anggota tim keshatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya

sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaannya (memastikan langkahnya berjalan

dengan benar). Dalam situasi keika bidan berkolaborasi dengan

dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan

tetap bertanggung jawabterhadap terlaksananya rencana bersama

yang menyeluruh tersebut. Penatalaksanaan yang efisien dan

berkualitas akan berpengaruh pada waktu serta biaya.

Menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini, (anjurkan ibu

hati-hati dengan kehamilannya, berikan terapi tambah darah,

anjurkan pada ibu cara mengkonsumsi zat besi, evaluasi cara

mengkonsumsi zat besi, libatkan keluarga untuk memberikan

dukungan psikologis pada), Menjelaskan pada ibu tentang

kebutuhan gizi ibu hamil meliputi( anjuran ibu hamil untuk

mengkonsumsi makanan gizi seimbang, anjuran untuk makan

sedikit tapi sering, libatkan keluarga agar membantu ibu untuk

mengkonsumsi makanan gizi seimbang), anjuran ibu untuk banyak

istirahat dan mengurangi pekerjaan berat, berikan informasi

tentang persiapan persalinan, anjurkan ibu kunjulang ulang sesuai

jadwal dan segera jika ada keluhan(Pudiastuti, 2012).


28

g. Langkah VII (Evaluasi).

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji

ulang aspek asuhan yang tidak efektif unutk mengetahui faktor

yang yang mana yang menguntungkan atau meghambat

keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah terakir

dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini

meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan: apakah

benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam

diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif

jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.mengingat

bahwa proses manajemen asuhan merupakan suatu kegiata yang

bersinambungan, maka bidan perlu mengulang kembali setiap

asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk

mengidentifikasi mengapa rencana asuhan tidak berjalan efektif

serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

Ibu tahu kondisinya saat ini, (anjuran ibu hati-hati dengan

kehamilannya, berikan terapi tambah darah, anjuran pada ibu cara

mengkonsumsi zat besi, evaluasi cara mengkonsumsi zat besi,

libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada),

ibu tahu tentang kebutuhan gizi ibu hamil meliputi (anjuran ibu

hamil untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang, anjuran untuk

makan sedikit tapi sering, libatkan keluarga agar membantu ibu

untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang), ibu bersedia untuk


29

banyak istirahat dan mengurangi pekerjaan berat, ibu tahu

informasi tentang persiapan persalinan, ibu bersedia kunjulang

ulang sesuai jadwal dan segera jika ada keluhan (Pudiastuti, 2012).

3. Metode Pendokumentasian SOAP.

Menurut Jannah (2011: 48-49) alasan catatan SOAP sering digunakan

untuk dokumentasi yaitu :

a. Pendokumentasian dengan metode SOAP berupa kemajuan

informasi yang sistematis yang mengorganisasi penemuan

kesimpulan sehingga terwujud rencana asuhan.

b. Metode ini merupakan penyaringan proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.

c. Metode SOAP dapat membantu mengorganisasi pikiran sehingga

dapat memberikan asuhan secara menyeluruh.

d. SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan

tertulis. Metode pendokumentasian SOAP yaitu :

1) Subjective (S).

Subjektif menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan

data klien melalui anamnesis sebagai langkah I Varney.

2) Objektive (O).

Objektif menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain dirumuskan

dalam data fokus untuk mendukung asuhan.


30

3) Assassment (A).

Assessment menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.

a) Diagnosis/ masalah.

b) Antisipasi diagnosis/ kemungkinan masalah.

c) Perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/

kolaborasi, dan atau perujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4,

varney.

4) Planning (P).

Planning menggambarkan dokumentasi tingkatan (I) dan

evaluasi perencanaan (E) berdasarkan pengkajian langkah 5, 6,

dan 7 varney.

C. Teori Hukum Wewenang Bidan.

1. KEPMENKES RI NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 tentang

regristrasi dan praktik bidan.

a. Bab 1 pasal 1 ayat 4 menyatakan praktik bidan adalah serangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada

pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai dengan

kewenangan dan kemampuannya.


31

b. Pasal 15 ayat 2 menyatakan pelayanan kepada ibu di berikan pada

masa pra nikah, prahamil, masa kehamilan, masa persainan, masa

nifas, menyusui, dan masa antara (periode interval).

c. Pasal 16 ayat 1 huruf a menyatakan penyuluhan dan konseling,

dan huruf d pertolongan pada kehamilan abnormal yang

mencangkup ibu hamil dengan abortus imminens, hiperemesis

gravidarum tingkat 1, preeklamsi ringan, serta anemia ringan.

2. Berdasarkan permenkes No.1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10.

a. Ayat (1), bidan dalam menjalankan praktik wewenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu

yang berkaitan dengan masa prahamil, kehamilan, masa nifas,

masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

b. Ayat (3) huruf c yaitu penanganan kegawat daruratan, di lanjutkan

dengan rujukan.

c. Ayat (3) huruf d yaitu pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

d. Ayat (3) huruf h yaitu penyuluhan dan konseling


32

D. Patway Anemia Sedang pada Kehamilan

Penyebab Anemia
Kurang gizi, Kurang zat besi, Malabsorbsi, Kehilangan darah yang banyak pada pesalinan yang
lalu, Rusaknya butir darah merah, Gangguan pembentukan darah merah akibat beberapa bahan
essensial seperti kekurangan zat besi, vit B kompleks, vit C dan asam folat. Kehilangan darah baik
yang akut maupun yang kronis (perdarahan, cacing tambang).

Tanda dan Gejala


Cepat lelah, kulit pucat, sering gemetar, badan sering terasa lesu, kurang bergairah, mudah
mengantuk, mata berkunang-kunang, kepala sering pusing hampir pingsan, anemia berat (<6gr/dl)
nyeri dada dan pusing.

Diagnosis
Kehamilan dengan anemia sedang

Penanganan
Anemia sedang (Hb 8-9 gr%)
Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 10 ml/im pada gluteus, diberikan dosis 0,5 cc/im, untuk
reaksi alergi, bila tak ada reaksi berikan seluruh dosis.
Tranfusi darah jika terjadi perdarahan lebih dari biasa walau <1000ml.

Jika Hb normal Jika Hb masih anemia


hentikan tranfusi Kolaborasi dengan dokter SPOG

Bagan: 2.1 Patway Anemia sedang pada Kehamilan

Sumber: (Pudiastuti, 2012), (Manuaba, 2010), (Lalage, 2013), (Wiknjosastro, 2005)

Anda mungkin juga menyukai