Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA BERWAWASAN GLOBAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya dan
Globalisasi Dosen Pengampu Bapak,Dr.Sriyanto,M.Pd

Disusun Oleh :

1.Tegar Unggul Anugrah (1801100001)

2. Dita Galuh Peramiasih (1801100008)

3. Melia Tri Hardiana (1801100025)

4. Mei Widayanti (1801100034)

5. Aidha Rewina Sandra (1801100041 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh
alam. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
Sistem Sosial Budaya dan Globalisasi dengan judul “Pentingnya Berwawasan Global”. Disamping
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan. Maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami
di waktu mendatang.

Purwokerto, 27 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….2
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3
A. Pendidikan dalam wawasan global………………………………………………………..3
B. Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi……………………………………………………..4
C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global……………………………………………...5
D. Implikasi Pengelolaan Pendidikan dengan Wawasan Perspektif Global di Indonesia……8
BAB III
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………...10
B. SARAN……………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi yang mau tidak mau kita harus berpengaruh di
dalamnya. Oleh karena itu kita sebagai warga Negara Indonesia harus mempersiapkan diri untuk ikut
terjun dalam arus globalisasi. Seorang warga dunia yang baik perlu berbekal pengetahuan, sikap,
nilai, dan aktivitas sosial yang mendunia sehingga dapat mengikuti perubahan zaman yang begitu
cepat .
Oleh karena itu, pendidik dan peserta didik harus mampu mengembangkan kemampuan, kesadaran,
dan wawasan global agar dapat mengenali, memahami, dan memecahkan segala permasalahan
dilingkungan lokal, nasional, dan dunia. Pentingnya wawasan dalam perspektif global perlu
dibangun agar setiap warga Negara Indonesia menyadari tentang peran dan fungsi dia sebagai warga
Negara dan warga dunia. Terjadinya interaksi dalam masyarakat dunia yang sangat beragam
budayanya kadang-kadang bisa menimbulkan kekurang harmonisan, sehingga konsep berteman dan
bertetangga dengan baik dengan sesama umat manusia yang mendiami bumi ini menjadi penting.
Terdapat satu prinsip bahwa sekalipun ada perbedaan budaya dalam masyarakat dunia, tetapi pada
dasarnya mereka mempunyai berbagai macam keinginan dan kebutuhan yang sama, seperti
kebutuhan akan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang bersih dan sehat, kebutuhan untuk
hidup harmonis, keinginan untuk bekerjasama, dan sebagainya yang bisa terwujud antara lain bila
kita sudah mempelajari perspektif global. Hal ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masing-
masing individu dan seluruh masyarakat bahwa mereka berkesempatan dan bertanggung jawab untuk
berperan serta meningkatkan lingkungan sosial dan fisik dunia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global ?
2. Bagaimana nilai budaya dalam arus globalisasi?
3. Jelaskan pentingnya kesadaran dan wawasan dalam perspektif global ?
4. Bagaimana pengelolaan pendidikan dengan berwawasan perspektif global di Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui peranan pendidikan dalam meningkatkan wawasan global.


2. Mengetahui nilai budaya dalam arus globalisasi.
3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan global dalam perspektif global.
4. Mengetahui penerapan atau implikasi dalam pengelolaan pendidikan dengan wawasan
berwawasan perspektif global di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan dalam Wawasan Global


Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka globalisasi akan
menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang negatif. Cara untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi ini adalah dengan cara meningkatkan
kesadaran dan memperluas wawasan kita. Cara untuk meningkatkan dan memperluas wawasan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan.
Meningkatkan dan memperluas wawasan global merupakan unsur penting untuk memahami
masalah global. Menurut Makagiansar (Mimbar Pendidikan, 1989) agar kita dapat meningkatkan
wawasan global ini, maka pendidikan memegang peranan penting. Melalui pendidikan maka
seseorang harus mampu mengembangkan 4 hal berikut:

1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate), artinya pendidikan berusaha menyiapkan anak didik


untuk dapat mengantisipasi perkembangan IPTEK yang begitu cepat.
2. Mengerti dan mengatasi situasi (cope), artinya dapat mengembangkan kemampuan dan sikap
peserta didik untuk menangani dan berhadapan dengan situasi baru. Rasa kepedulian terhadap
suatu masalah serta keinginan untuk mengatasi masalah merupakan faktor yang harus
dikembangkan pada diri anak.
3. Mengakomodasi (acomodate), artinya dapat mengakomodasi perkembanagn IPTEK yang pesat
dan segala perubahan yang ditimbulkannya. Dalam mengatasi (cope) dan mengakomodasi
(acomodate) perlu dikembangkan sikap bahwa anak didik tidak larut oleh perubahan, tetapi ia
harus mampu mengikuti dan mengendalikan perubahan agar tumbuh menjadi suatu yang positif
dan bermanfaat bagi kehidupan.
4. Mereoriantasi (reorient), artinya persepsi dan wawasan kita tentang dunia perlu diorientasikan
kembali karena perkembanagn IPTEK dan perubahan sosial yang cepat. Melalui pendidikan kita
memperluas persepsi anak. Kita mendidik untuk dapat mengadakan reorientasi sikap dan nilai,
sehingga memperoleh wawasan yang semakin luas.

3
B. Pendidikan dalam Wawasan Global

Nilai budaya yang merupakan identitas budaya harus kita pertahankan, tetapi ada nilai yang
perlu diubah atau disesuaikan dengan perkembangan. Perlu sikap baru terhadap perkembangan
sekitar, bahwa dunia ini adalah tempat tinggal kita, dan tanah air kita yang harus dijaga
kelestariannya. Pendidikan harus membuka wawasan peserta didik dan mengembangkan nilai-
nilai yang perlu dipertahankan.
Sesuai dengan derasnya arus globalisasi ini, maka peran keluarga juga sangat besar. Tanpa
kita sadari bahwa arus globalisasi ini telah melanda rumah tangga kita. Keluarga sekarang hidup
dalam ”kotak global” elektronik baru (Schultze, 1991). Ini dapat kita lihat dari adanya televisi,
radio, dan parabola. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi rumah akan dipenuhi dengan
komputer yang dapat digunakan untuk e-mail, internet, dan alat komunikasi jarak jauh lainnya.
Selain itu, bagi anak yang tidak memilikinya di rumah, mereka dapat main ”dingdong” di
tempat yang disediakan. Ini semua membuktikan bahwa mau tidak mau kita berada dalam arus
globalisasi.
Dengan adanya media seperti itu, yang dapat kita kendarai untuk mengarungi arus
globalisasi ini, menurut Schultze akan mengantar anak-anak kita keluar dari rumah dan
berjalan-jalan ke kebudayaan lain. Kadang-kadang anak kita dibawa ke dunia yang tidak
realistis. Suatu ketika anak-anak kita lebih pandai dari orang tua dalam menggunakn alat-alat
seperti ini. Orang tua hanya menonton, sebagai pengikut dan tidak lagi membimbing atau
mengarahkan anak. Globalisasi dengan melalui berbagai media seperti ini akan berpacu dengan
para orang tua dalam membesarkan anak. Hal ini tentu harus kita waspadai.
Untuk mewaspadai hal tersebut perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:
1. Kita harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Menguasai informasi dalam berbagai bidang, mengolah dan memahami pesan-pesan yang
ada dalam informasi tersebut, kemudian menarik kesimpulan dan menyeleksinya untuk
digunakan dalam kehidupan.
3. Memanfaatkan pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi, dan sebagainya untuk memahami
informasi tersebut.

4
Dewasa ini tidak ada nilai-nilai suatu bangsa yang benar-benar homogen dan statis. Setiap
bangsa berkembang berkat interaksi dengan bangsa lain. Tentunya masih ingat dengan sistem
politik ”tirai endid” Cina dan ”tirai besi” Uni Soviet. Kedua negara tersebut tertinggal dalam
peraturan dunia, karena politik mereka menutup diri. Kita tidak bisa memungkiri bahwa
kemajuan yang dicapai oleh negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan
negara lain. Kita harus terbuka pada dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai
budaya kita.

C. Pentingnya Kesadaran dan Wawasan Global


Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi adalah pendidikan.
Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah ”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur
pendidikan di negara kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi.
Sebagaimana dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah. Yang
masih menjadi pertanyaan adalah apakah Badan Sensor Film sekarang ini masih efektif? Dan
bagaimanan kontrol edukatif dilaksanakan ? Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu
mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya
Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai merobohkan fundamen
rumahku”.
Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan
membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan
UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah.
Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita
ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tari Bali
ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaiman peranan pendidikan
dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat
terhadap globalisasi, maka pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui
matematika, siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis.

5
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses pembangunan
nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang globalisasi.
Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual,
sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang
berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dengan pendidikan yang bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk
mutunya. HAR Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-
konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti
berikut:
1. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan
masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas.

2. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang,
maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas).

3. Era globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai superhighway.
Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat
modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota masyarakat.

4. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu,
penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak.

5. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis,
manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan.

6. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”.

Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara
maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar
mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya.

6
National Council for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield, 1991) menunjukkan arti
pentingnya perspektif global untuk diajarkan di sekolah-sekolah, antara lain:

1. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang ditandai dengan
fenomena hampir semua orang berinteraksi secara transnasional (tidak hanya terbatas dalam
negaranya saja), multikultural (dalam berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi
dengan budaya lain selain yang dimilikinya).

2. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara/bangsa
saja namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi
yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNCs
(perusahaan-perusahaan multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin
aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa-peristiwa lokal maupun global.

3. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang ditandai dengan
terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
umat manusia.

4. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi,
dan ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi ini beserta
lingkungannya fisiknya di masa yang akan datang.

5. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini menyebabkan masing-
masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan
serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial
.

7
D. Implikasi Pengelolaan Pendidikan dengan Wawasan Perspektif Global di Indonesia
Dalam penerapan pengelolaan pendidikan dengan wawasan berprespektif global ini dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu perspektif reformasi dan perspektif kuliner

a. Perspektif Reformasi

Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersediakan peserta didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna
memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar
bangsa yangSangat tinggi. Pendidikan harus mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian sekolah harus
memiliki orientasi nila dimana masyarakat tersebut harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan
masyarakat dunia .Implikasi pendidikan berwawasan global menurut perspektif reformasi tidak
hanya bersifat perombakan kurikulum, tetapi juga merombak sistem, struktur, dan proses pendidikan.
Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi pendidikan
berwawasan global dan yang seharusnya sistem dan struktur pendidikan harus bersifat terbuka
sebagaiman layaknya kegiatan yang memiliki fungsi ekonomis.Kebijakan pendidikan yang berada
di antara kebijakan sosial memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata-mata di tata diatur dengan
menggunakan perangkat aturan sebagaimana yang berlaku sekarang,serba seragam rinci dan
instruktif, tetapi pendidikan juga diatur selayak mungkin.

Selain itu pendidikan berwawasan global bersifat sistematik organik dengan ciri-ciri fleksibel
adaptif dan kreatif demokratis bersifat sistemik organik artinya bahwa sekolah merupakan
sekumpulan proses yang bersifat interaktif yang tidak bisa dilihat sebagai hitam putih, tetapi setiap
interaksi harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada. Fleksibel adaptif,
artinya bahwa pendidikan lebih ditekankan sebagai suatu proses learning dari pada teaching. Peserta
didik dirangsang untuk memiliki motivasi untuk mempelajari sesuatu yang harus dipelajari dan
continues learning. Tetapi peserta didik tidak akan dipaksa untuk dipelajari, sedangkan materi yang
dipelajari bersifat intergrated, materi satu dengan yang lain dikaitkan secara padu dan dalam open-
sistem enviroment. Kreatif demokratis berarti pendidikan senantiasa menekankan pada suatu sikap
mental untuk senantiasa menghadirkan suatu yang baru. Secara paedagogis, kreativitas dan
demokratis merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa demokratis tidak akan ada proses kreatif,

8
sebaliknya tanpa proses kreatif demokratis tidak akan memiliki makna. Untuk memasuki era
globalisasi pendidikan harus bergeser kearah pendidikan yang berwawasan global.

b. Perspektif Kurikuler

Perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat
interdispliner, multidisipliner, dan transdispliner. Berdasarkan perspektif reformasi pendidikan
berwawasan global berarti pendidikan harus bersifat demokratis, fleksibel, dan adaptif.
Berdasarkan perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan profesional dengan
meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakat dalam kaitannya dengan
kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1 Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonom bangsa lain dengan titik berat memahami adanya
saling ketergantungan
2. Mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan
lingkungan setempat
3. Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan keterampilan untuk bekerja
sama guna mewujudkan kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Memiliki berwawasan perspektif global sangat efektif dilakukan dengan cara melalui pendidikan.
Menurut Makagiansar, bahwa peran pendidikan dalam meningkatkan wawasan global warga negara
Indonesia adalah harus mampu mengembangkan 4 hal, yaitu kemampuan mengantisipasi, mengenali
dan mengatasi masalah, mengakomodasi perkembangan IPTEK, dan mereorientasikan sikap, nilai,
dan wawasan. Dalam globalisasi, kita tidak bisa memungkiri bahwa kemajuan yang dicapai oleh
negara kita juga merupakan hasil sentuhan atau interaksi dengan negara lain. Kita harus terbuka pada
dunia luar, tetapi harus tetap kokoh berakar pada nilai budaya kita. Dan sebagai pendidik lakukanlah
sesuai dengan pengertian perspektif reformasi dan perspektif kurikuler

Saran

Sebagai warga negara yang nasionalisme yang tinggi (warga negara yang baik), hendaknya kita
harus dapat memilah-milah atau menyeleksi kebudayaan-kebudayaan yang datang dari kebudayaan
barat. Kita harus bisa memilah-milah kebudayaan mana yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan
adab negeri kita yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Demikian pula sebagai seorang calon
pendidik, kelak kita harus bisa menanamkan mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa kepada
peserta didik kita nanti agar penerus bangsa kita bisa mampu memahami dalam memilah-milah
pengaruh arusnya globalisasi dan merasakan, menggunakan, dan berfikir dengan sesuai (dalam artian
yang baik-baik)

10
DAFTAR PUSTAKA

Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan.
Wihardit, K. & Sumaatmaja, H. N. 2007. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka.

11

Anda mungkin juga menyukai