Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH PERBEDAAN MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BUAH TOMAT (Solanum Lycopersium L)


LAPORAN

OLEH :

FARUJA RIZKI WIRAWAN


190301224
AGRONOMI 2 2019

LABORATORIUM HORTIKULTURA B BUAH DAN HIAS


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Judul : Pengaruh Perbedaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah
Tomat (Solanum Lycopersium L)
Nama : Faruja Rizki Wirawan
NIM : 190301224
Kelas : Agronomi 2 2019

Ditugaskan Oleh:
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

(Ir. Rosita Sipayung MP)


NIP. 195803251985032002

Diketahui Oleh, Diperiksa Oleh,


Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Jefri Votaroma Gea) (Pesta Maria Hotnauli Pasaribu)


NIM. 170301200 NIM.180301185
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Pengaruh Perbedaan Media Tanam

Terhadap Pertumbuhan Buah Tomat (Solanum Lycopersium L)” yang merupakan

salah satu syarat dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Hortikultura B: Buah dan Hias Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen

penanggung jawab praktikum Hortikultura B: Buah dan Hias, yaitu ;

Ibu Ir. Rosita Sipayung MP dan Bapak Antonio Marro Sipayung SP, M.Agr, serta

abang dan kakak asisten yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kash. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Percobaan .........................................................................................3
Kegunaan Penulisan .....................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Buah Tomat (Solanum Lycopersium L) ............................................4
Syarat Tumbuh .............................................................................................6
Iklim ....................................................................................................6
Tanah ..................................................................................................7
Media Tanam ................................................................................................9
Top soil ...............................................................................................9
Sekam Padi .........................................................................................9
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum ...................................................................11
Alat dan Bahan ...........................................................................................11
Prosedur Praktikum ....................................................................................11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Tempat Praktikum .....................................................................14
Persiapan Media Tanam .............................................................................14
Aplikasi Perlakuan .....................................................................................15
Penanaman .................................................................................................16
Pemeliharaan ..............................................................................................16
Penyiraman .......................................................................................16
Penyiangan ........................................................................................17
Parameter Amatan ......................................................................................17
Jumlah Daun .....................................................................................17
Tinggi Tanaman ................................................................................17

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ...........................................................................................................18
Pembahasan ................................................................................................18

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

1. Tabel 1. Tinggi Tanaman (Cm) 18

2. Tabel 2. Jumlah Daun (Helai) 18

iii
DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

1. Gambar 1. Persiapan Tempat Praktikum 14

2. Gambar 2. Persiapan Media Tanam 15

3. Gambar 3. Aplikasi Perlakuan 15

4. Gambar 4. Penanaman 16

5. Gambar 5. Penyiraman 16

6. Gambar 6. Penyiangan 17

7. Gambar 7. Pengukuran Tanaman 17

iv
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan tanaman sayuran

yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tanaman tomat berasal dari Benua

Amerika, yaitu Peru. Semula tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma

namun, seiring perkembangan waktu tomat mulai dibudidayakan, baik di lapangan

maupun di pekarangan rumah sebagai bahan konsumsi. Tomat salah satu komoditi

yang multiguna, selain itu tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah

saja, tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber

vitamin dan mineral, dan bahan pewarna alami, bahkan tomat dapat digunakan

sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Hal ini mengakibatkan permintaan

tomat terus meningkat sehingga berpeluang besar bagi petani untuk

membudidayakan tanaman tomat (Purwati dan Khairunisa, 2007).

Tomat merupakan tanaman dari famili Solanaceae, yaitu berbunga seperti

trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang

bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi

dari kuning, orange, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan.

Rasanya pun bervariasi, dari asam hingga manis. Buahnya tersusun dalam

tandantandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air

(Ibrahim, 2002).

Akhir-akhir ini penggunaan limbah pertanian ataupun perkotaan mulai

banyak dipilih dan diperhatikan sebagai sumber bahan organic, karena selain

menghasilkan biomasa banyak juga mudah diperoleh. Limbah pertanian abu sekam
2

merupakan bahan berserat mengandung selulosa, lignin, hemiselulosa dan jika

dibakar menghasilkan abu dengan silica cukup tinggi 87 % - 97 %,serta

mengandung hara N 1% dan K 2%. Pemberian abu sekam pada tomat berpengaruh

nyata terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman serta menekan serangan hama

penyakit. Peran kalium dalam abu sekam adalah memperkuat tubuh tanaman agar

daun dan bunga tidak gugur, pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim dan

memelihara potensial osmosis serta pengambilan air merangsang pembentukan

bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman sekaligus merangsang pembentukan

biji. Sedangkan peran silicon sebagai pemacu pertumbuhan beberapa tanaman

gramineae terutama pada konsentrasi atau dosis optimal (martanto,2001).

Upaya memanfaatkan peluang pasar tersebut maka produksi komoditas

tomat di Indonesia perlu ditingkatkan, salah satu upaya adalah intensifikasi

pertanian yaitu usaha meningkatkan potensi tanaman agar mampu berproduksi

tinggi. luas areal tomat di Indonesia dari tahun 1981-1992 telah meningkat dua kali

lipat.Setelah itu, luas area tomat tahun 2003 mencapai 62.302 ha. Intensifikasi

dilakukan dengan harapan mampu meningkatkan produksi sesuai atau lebih dari

potensi hasil tanaman.( Surawinata,2003).

Tomat adalah tanaman yang paling mudah dijumpai, warnanya yang cerah

sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati

bermacam penyakit. Tomat dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan

pencernaan dan memulihkan fungsi lever Institute di Aberdeen, Skotlandia, juga

berhasil menemukan manfaat tomat lainnya .Sel berwarna kuning yang

menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah

yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke (Melulosa, 2002).


3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui Pertumbuhan

Buah Tomat ( Solanum Lycopersium L ) dengan perbedaan media tanam.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah untuk dapat memenuhi

komponen penilaian di Laboratorium Hortikulturan B Buah dan Hias Program

Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai

sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Buah Tomat (Solanum Lycopersium L)

Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika

Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus

hidupnya singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Sistematika tanaman

tomat merupakan keluarga dekat dari kentang adalah sebagai berikut

Kindom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum L (Cahyono, 2005).

Tomat memiliki akar tunggang yang menembus vertikal ke dalam tanah dan

akar serabut (akar samping) yang tumbuh menyebar ke segala arah. Kemampuan

akar menembus lapisan tanah terbatas, hanya mencapai kedalaman 30 – 70 cm.

Sesuai sifat perakarannya, tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi

tanah gembur dan mengikat air (Rismunandar, 2001).

Batang tanaman Tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga

bulat. Tekstur batang saat masih muda tergolong lunak, dan mengeras 5 setelah

menua. Permukaan batang ditumbuhi bulu halus dan diantara bulu tersebut terdapat

kelenjar yang dapat mengeluarkan bau khas (Pitojo, 2005).

Daun Tomat berbentuk oval dengan panjang 20 – 30 cm dan bergerigi di

bagian tepinya serta membentuk celah yang menyirip. Pada umumnya, daun tomat

tumbuh di dekat ujung dahan dan berwarna hijau serta berbulu. Daun tanaman
5

tomat tergolong daun majemuk dan tersusun di setiap sisi ranting dengan jumlah

ganjil ( 5 atau 7 helai ) (Wiryanta, 2004).

Bunga tomat berbentuk terompet dengan benang sari membentuk tabung.

Bunga Tomat Beef bersifat hermaprodite yaitu memiliki benang sari dan kepala

putik pada bunga yang sama, sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri,

sekaligus dapat pula melakukan penyerbukan silang dengan bantuan binatang

penyerbuk, seperti lebah. Penyerbukan silang pada tomat lebih sering terjadi di

daerah beriklim tropis ( Siswadi, 2008 ).

Bunga tomat berukuran kecil, dengan diameter 2 cm dan berwarna kuning

cerah yang tersusun dalam satu rangkaian dengan jumlah 5 – 10 bunga setiap

dompol. Dalam satu kuntum bunga tomat, terdapat 5 – 6 helai mahkota dengan

ukuran kurang lebih 1 cm, bertangkai pendek, dengan kepala sari sepanjang 5 mm.

Benang sari bunga tomat berjumlah enam buah dan berwarna sama dengan mahkota

bunga yaitu kuning cerah. Tangkai putik pada bunga Tomat berukuran pendek dan

menyebabkan kepala putik terletak berdekatan dengan tabung sari, sehingga tomat

cenderung lebih sulit untuk melakukan penyerbukan silang. Persentase

penyerbukan sendiri relatif tinggi (Jamanda, 2017).

Buah tomat mengandung likopen, yaitu salah satu zat pigmen yang

berwarna kuning tua hingga merah tua yang termasuk kelompok karotenoid.

Likopen secara alami terdapat pada buah atau sayur yang berwarna merah, likopen

berfungsi sebagai anti oksidan. Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat,

oleh karena itu, pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan komponen ini.
6

Sebagai tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive oil)

memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik ( Sukmawati. 2018).

Syarat Tumbuh

Iklim

Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750

mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah

bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan

yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian

(Dewi dan Jumini, 2012)

Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang

penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan

menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan

unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan

selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25

mj/m2 per jam. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan

tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20

derajat C (Maulida dan Zulkarnaen, 2010).

Tanaman tomat dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam.

Untuk memperoleh hasil yang optimal, tomat membutuhkan kondisi lingkungan

yangbaik. Ketersediaan cahaya, air, dan unsur hara memadai. Pengairan yang

berlebihan dapat menyebabkan kelembapan tanah menjadi tinggi sehingga timbul

berbagai macam penyakit (Esrita et al., 2011)


7

Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup.Kekurangan sinar

matahari menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non

parasit. Intensitas sinarmatahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C

dankaroten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yangtinggi akan

menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A)yang lebih tinggi. Pertumbuhan

tanaman tomat didataran tinggilebih baik dari pada didataran rendah karena

tanaman menerimasinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah

(Ambarwati et al., 2012).

Curah hujan yang optimum untuk tanaman tomat yaitu 100 – 200 mm/bulan.

Waktu penanaman tanaman tomat yang baik adalah 2 bulan sebelum musim hujan

atau awal musim kemarau dan diusahakan pada waktu musim hujan atau awal

musim kemarau, dan diusahakan pasat musim hujan tiba tanaman tomat dapat

dipanen (Wasonowati, 2011).

Tanah

Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai dari tanah pasir

sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, porous, banyak mengandung

bahan organik dan unsur hara, serta memilikiaerasi yang baik. Tingkat kemasaman

tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0-7,0. Akar tanaman

tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman tomat tidak

boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih

lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan

tanggul (Leovini, 2012).


8

Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir

sampai tanah lempung. Akan tetapi tanah yang ideal adalah tanah lempung berpasir

yang subur, gembur, banyak mengandung unsur organik serta unsur hara dan

mudah merembeskan air. Tanah yang selalu tergenang air menjadi tanaman yang

kerdil dan mati. Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Pada

tanah yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok. Tanaman tomat

dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di

dataran rendah, tergantung varietasnya (Darjono dkk, 2010).

Tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, berpasir, subur, dan

banyak mengandung humus. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tomat

memerlukan tanah dengan derajat keasaman (pH tanah) 5,5 - 6,5. Untuk tanah yang

ber-pH rendah (asam), diperlukan tambahan kapur dolomit (CaCO3). Kapur

tersebut diberikan pada saat 3-4 minggu sebelum tanam dengan cara disebar merata

di atas media tanam (Agromedia, 2007).

Kandungan bahan organik dalam tanah juga mempengaruhi ketersediaan

unsur hara. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki kapasitas tukar

kation yang tinggi, hal ini mempengaruhi ketersediaan hara yang dapat diserap oleh

tanaman. Selain itu, kandungan bahan organik dalam tanah menimbulkan aktifitas

mikroorganisme dalam tanah, bakteri pengurai, jamur, yang mengandung

organisme lainya seperti cacing, sehingga terbentuk rongga dalam tanah yang dapat

menjadi pori udara dan pori air. Dengan demikian ketersediaan air dan udara dalam

tanah tercukupi (Tafajani, 2010).


9

Media tanam yang dapat digunakan untuk tanaman adalah tanah liat yang

mengandung pasir, keadaan tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan

organik, sirkulasi dan tata air dalam tanah baik. Untuk mendapatkan hasil tomat

yang baik, tomat membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur, berpasir,

subur dan banyak mengandung zat zatorganis (Purwati dkk,2008).

Perlakuan

Top soil

Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman,

tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang, media tanam juga

digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat

tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi

tanaman (Wuryaningsih,2008).

Dalam budidaya tanaman termasuk tomat, faktor lingkungan memegang

peranan penting untuk mencapai pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Faktor

lingkungan sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman, media tumbuh

adalah salah satu faktor lingkungan yang perlu dipertimbangkan. Selanjutnya juga

dinyatakan bahwa media tanam yang baik biasanya digunakan campuran pasir,

tanah, pupuk kandang. Penggunaan pasir sangat baik untuk perbaikan sifat fisik

tanah terutama tanah liat (Hayati et al,2012).

Sekam Padi

sekam padi juga dapat digunakan sebagai bahan media tanam, sekam padi

merupakan hasil sampingan dari sisa-sisa pembakaran. Unsur hara yang terkandung

dalan sekan padi relatif cepat tersedia bagi tanaman dan dapat meningkatkan pH
10

tanah. Arang sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah

menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan

mempunyai porositas yang baik (Prihmantoro dan Indriani,2003).

Volume media tanam berhubungan langsung dengan ukuran polybag yang

digunakan dalam budidaya tanaman. Permasalahannya adalah belum diketahui

komposisi media tanam dan ukuran polybag yang dapat menunjang pertumbuhan

agar tomat dapat berproduksi secara maksimal, oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang pengaruh komposisi media tanam dan ukuran polybag terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan membuktikan komposisi media tanam dan ukuran polybag yang

dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik (Wira,2000).

Penggunaan tanah lebih efisien dapat dilakukan dengan mengurangi volume

media yang diisikan ke dalam polybag. Volume media yang baik untuk budidaya

tanaman adalah volume media yang mampu menunjang pertumbuhan dan

perkembangan akar serta mencukupi kebutuhan tanaman akan air dan unsur hara.

Manipulasi volume media yang tepat adalah dengan membuat komposisi media

yang dapat mempertahankan kelembaban tanah dalam waktu relatif lebih lama dan

mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman (Muliawati,2001).


11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah dirumah masing-

masing praktikkan. Untuk pelaksanaan praktikum yang dilakkan oleh penulis

berada di rumah penulis yang berada di Jalan Amaliun Gg Raja Batu No 249 F Kota

Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 25 mdpl, pada hari Rabu 8

September 2021, pukul 12.40 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Polybag sebagai

wadah untuk media, cangkul berfungsi untuk mencampur tanah dan sekam,

penggaris berfungsi untuk mengukur tinggi tanaman, gembor berfungsi untuk

menyiram tanaman, Aplikasi GPS camera untuk mengambil gambar.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini Buah Tomat sebagai

bahan tanam,tanah dan sekam sebagai media tanam, tinta pulpen dan kertas untuk

mencatat hasil data.

Prosedur Praktikum

1. Disemai biji tomat sampai muncul plumula.

2. Disiapkan media tanam dengan perbedaan komposisi

P0 : Menggunakan Tanah Top Soil,

P1 : Menggunakan Top soil dan sekam dengan perbandingan 2:1,

P2 : Menggunakan Top soil dan sekam dengan perbandingan 3:1,

P3 : Menggunakan Top soil dan Sekam Padi dengan perbandingan 2:2,

P4 : Menggunakan Top soil, sekam padi dengan perbandingan 3:2.


12

3. Dipindah tanam tomat yang sudah di semai pada masing polybag perlakuan.

4. Disiram tanaman 2 kali sehari pada pagi dan sore untuk memenuhi

kebutuhan air tanaman.

5. Diamati pertumbuhan setiap minggunya dan diukur perkembangannya

kemudian dicatat dan dimasukkan kedata.

6. Dibuat laporan praktikum dan jelaskan kesimpulan dari praktikum yang

dilakukan.
13

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada lokasi masing-masing dengan

mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan pada saat pelaksanaan

praktikum.

(Gambar 1. Persiapan Tempat Praktikum)

Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam bertujuan untuk menciptakan suatu media

pertumbuhan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman yang dibuat di polybag

berukuran 3 kg dan tanah yang telah gembur. Media tanam berupa campuran tanah

dan sekam dengan ( P0 ) : Menggunakan Tanah Top Soil,( P1 ) : Menggunakan Top

soil dan sekam dengan perbandingan 2:1, ( P2 ) : Menggunakan Top soil dan sekam

dengan perbandingan 3:1, ( P3 ) Menggunakan Top soil dan Sekam Padi dengan

perbandingan 2:2, ( P4 ) Menggunakan Top soil, sekam padi dengan perbandingan

3:2.
14

(Gambar 2. Persiapan Media Tanam)

Aplikasi Perlakuan

Perlakuan pada praktikum ini adalah perbedaan komposisi media

tanam,yaitu tanah dan sekam padi dengan perbedaan komposisi :( P0 ) :

Menggunakan Tanah Top Soil,( P1 ) : Menggunakan Top soil dan sekam dengan

perbandingan 2:1, ( P2 ) : Menggunakan Top soil dan sekam dengan perbandingan

3:1, ( P3 ) Menggunakan Top soil dan Sekam Padi dengan perbandingan 2:2,

( P4 ) Menggunakan Top soil, sekam padi dengan perbandingan 3:2. untuk melihat

pengaruh perlakuan pertumbuhan tanaman.

(Gambar 3. Aplikasi Perlakuan)


15

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menanam biji tomat yang sudah disemai

pada masing-masing perlakuan polybag.Biji yang di tanam adalah biji yang sudah

muncul plumulanya.

(Gambar 4. Penanaman)

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan air tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari dan pada saat pagi dan

sore hari, namun disesuaikan dengan cuaca apabila terjadi hujan maka penyiraman

tidak perlu lagi dilakukan.

(Gambar 5. Penyiraman)
16

Penyiangan

Penyiangan adalah kegiatan pembuangan gulma yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut

seluruh gulma yang tumbuh di polybag sekitar tanaman.

(Gambar 6. Penyiangan)
Parameter Amatan

Jumlah Daun

Dihitung jumlah daun yang muncul dari batang utama tanaman pada saat

daun mulai muncul pada 2 MST sampai MST 15.

Tinggi Tanaman

Panjang tunas diukur dari pangkal mata tunas sampai ujung tunas dengan

menggunakan penggaris, diukur dari MST 2 setiap satu minggu sekali.


17

(Gambar 7. Tinggi Tanaman)


18

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Komoditi : Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanggal tanam : 31 oktober 2021
Tabel 1. Tinggi Tanaman (Cm)
Tanaman Buah P0 P1 P2 P3 P4
MST 1 (Rabu, 08 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 2 (Rabu, 15 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 3 (Rabu, 22 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 4 (Senin, 27 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 5 (Senin, 04 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 6 (Senin, 11 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 7 (Selasa, 19 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 8 (Selasa, 26 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 9 (Minggu, 31 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 10 (selasa, 11November 2021) 5 4,6 5,1 4,3 4,5
MST 11 (Selasa,16 November 2021) 9 9,7 10,1 10 9,9
MST 12 (Senin,22 November 2021) 10,1 10,8 10,7 10,5 10,6
JUMLAH 24,1 25,1 25,9 24,6 25
RATA RATA 2 2,09 2,15 2,05 2,08

Tabel 1 menunjukan bahwa Komposisi media tanam top soil dan sekam 3:1

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pelakuan P2 dengan rataan 2,15

dan pada media hanya top soil tanaman P0 dengan rataan 2.

Tabel 2. Jumlah Daun (Helai)

Tanaman Buah P0 P1 P2 P3 P4
MST 1 (Rabu, 08 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 2 (Rabu, 15 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 3 (Rabu, 22 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 4 (Senin, 27 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 5 (Senin, 04 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 6 (Senin, 11 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 7 (Selasa, 19 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 8 (Selasa, 26 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 9 (Minggu, 31 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 10 (selasa, 11 November 2021) 2 2 2 2 2
MST 11 (Selasa,16 November 2021) 4 4 4 3 4
MST 12 (Senin,22 November 2021) 5 7 5 6 5
JUMLAH 12 13 11 12 11
RATA RATA 1 1,08 0,91 1 0,91
19

Tabel 2 menunjukan bahwa Komposisi media tanam top soil dan sekam 2:1

berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada pelakuan P1 dengan rataan 1,08 dan

pada media hanya top soil tanaman P0 dengan rataan 1.

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, ditemukan bahwa data

parmeter tinggi tanaman yang tertingi terdapat di MST 12 pada perlakuan P1 yaitu

10,8 cm dan yang terendah pada perlakuan P0 yaitu 10,1 cm. Hal ini sesuai dengan

literatur Hal ini sesuai dengan literatur Prastowo dan Roshetko (2006) yang

menyatakan bahwa sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah

menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan, steril dan

mempunyai porositas yang baik. Unsur hara yang terkandung dalan sekan padi

relatif cepat tersedia bagi tanaman dan dapat meningkatkan pH tanah.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data jumlah daun

terbanyak pada MST 12 yaitu pada perlakuan P4 dengan jumlah daun 7 helai dan

data terendah pada perlakuan P0 dan P2 dengan jumlah daun 5 helai . Hal ini sesuai

dengan literatur Sinaga (2005) yang menyatakan bahwa Media sekam juga

memiliki kelebihan mempertahankan kelembaban tanah, menyimpan air, dan

mempunyai kapasitas tukar kation yang baik, sehingga akan mempengaruhi

ketersediaan air dan hara di dalam tanah. Kondisi media yang mampu menahan air,

mampu menunjang perakaran dan mampu menyediakan unsur hara maka akan

meningkatkan bobot basah dan bobot kering suatu tanaman karena pertumbuhannya

yang optimal.
20

Pada praktikum ini terjadi penanaman ulang dari komoditi jambu air

(Syzygium aqueum) dengan stek batang,Namun tidak tumbuh karena pemberian

ZPT growtone yang berlebihan. Hal ini sesuai dengan literatur Hidayat (2010) yang

menyatakan bahwa Growtone, sejenis dengan Rotone-F, yang memiliki kandungan

bahan aktif antara lain: 1 – Naphthaleneacematide (0,06 %), 2 – Methyl – 1 –

Naphthaleneacetic Acid (0,033 %), 3 – Methyl – 1 – Naphthaleneacematide (0,013

%), Indole – 3 – Butiryc Acid (0,057 %) dan Thiram (Tetramethyl thiuram

disulfida) (4,000 %). Growtone berperan dalam merangsang pembentukan akar dan

tunas.

Pada praktikum ini terjadi penanaman ulang dari komoditi

Salak (Salacca zalacca) dengan biji. Namun tidak tumbuh karena biji yang di

tanam telah berjamur. Hal ini sesuai dengan literatur Justice dan Bass (2002) yang

menyatakan bahwa Viabilitas benih merupakan salah satu unsur dalam mutu

fisiologis benih. Viabilitas dapat dilihat dari daya berkecambah dan bobot kering

kecambah normal. Daya berkecambah menginformasikan kemungkinan benih

tumbuh normal pada kondisi lapang dan lingkungan yang optimum.

Pada saat penyemaian benih tomat ada benih yang tidak tumbuh sehingga

dilakukan penyemaian ulang benih tomat yang tidak tumbuh karena sangat

tingginya kadar air sehingga benih tidak tumbuh. Hal ini sesuai dengan literatur

Julianti (2011) yang menyatakan bahwa Semakin tinggi kadar air kerusakan benih

makin tinggi yang ditandai dengan viabilitas benih yang semakin cepat menurun.

Pengaruh kadar air benih cabe merah selama penyimpanan berkorelasi dengan suhu

dan kelembapan. Makin tinggi kelembapan dengan sendirinya juga kadar air, maka

viabilitas benih makin menurun.


21

KESIMPULAN
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, ditemukan bahwa data

parmeter tinggi tanaman yang tertingi terdapat di MST 12 pada perlakuan

P1 yaitu 10,8 cm dan yang terendah pada perlakuan P0 yaitu 10,1 cm

2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data jumlah daun

terbanyak pada MST 12 yaitu pada perlakuan P4 dengan jumlah daun 7

helai dan data terendah pada perlakuan P0 dan P2 dengan jumlah daun 5

helai .

3. Media sekam memiliki kelebihan mempertahankan kelembaban tanah,

menyimpan air, dan mempunyai kapasitas tukar kation yang baik.

4. Sekam mempunyai sifat yang mudah mengikat air, tidak mudah

menggumpal, harganya relatif murah, bahannya mudah didapat, ringan,

steril dan mempunyai porositas yang baik.

5. Faktor lingkungan sangat berperan dalam proses pertumbuhan tanaman,

media tumbuh adalah salah satu faktor lingkungan yang perlu

dipertimbangkan.
22

DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2010. Petunjuk Pemupukan. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 92 hal.

Ambarwati, E. 2009. Perakitan Tomat Berproduksi Tinggi untuk Dataran Tinggi.


Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada.

Cahyono. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hlm.

Dewi, P., dan Jumini. 2012. Pertumbuhan dan hasil dua varietas tomat akibat
perlakuan jenis pupuk. Jurnal Floratek. 7: 76-78.

Darjono dkk, 2010. Pengetahuan dasar biologi bunga dan teknik penyerbukan
silang buatan. Jakarta. Gramedia

Esrita, B. Ichwan dan Irianto. 2011. Pertumbuhan dan hasil tomat pada berbagai
bahan organik dan dosis trichoderma. Jurnal Penelitian Universitas Jambi
Seri Sains, 13(2): 37-42.

Hayati E, Sabaruddin dan Rahmawati. 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas Dan
Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.) Jurnal Agrista Vol. 16 No. 3, 2012.

Hidayat, Y. (2010). Pertumbuhan Akar Primer, Sekunder Dan Tersier Stek Batang
Bibit Surian (Toona sinensis Roem) Wina Mukti Forestry research jurnal,
10 (2): 1- 8

Ibrahim, B. 2002. Intergrasi Jenis Tanaman Pohon Leguminosa dalam Sistem


Budidaya Pangan Lahan Kering dan Pengaruhnya terhadap Sifat Tanah,
Erosi, dan Produktifitas Lahan. Disertasi. Makassar: Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin.

Jamanda. 2017., Pengaruh Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi


Tanaman Tomat Varietas Ratna. (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal
Agrotek Vol. 2 No. 1 Maret 2017.

Justice, O. L. dan L. V. Bass. 2002. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih


terjemahan: Rennic. Rajawali Press, Jakarta.
23

Julianti, E. 2011. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan Terhadap


Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea). J. Hortikultura
Indonesia 2(1): 14-20.

Leovini, H. 2012. Pemanfaatan pupuk organik cair pada budidaya tanaman


tomat(Solanum lycopersicum L.). Makalah Seminar Umum. Fakultas
Pertanian.Universitas Gajahmada.Yogyakarta.

Martanto. 2001. Pengaruh Abu Sekam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Dan


Intensitas Penyakit Layu Fusarium Pada Tomat. Jurnal Irian Jaya Agro 8:
37-40.

Maulida, D. dan Zulkarnaen, N., 2010, Ekstraksi Antioksidan (Likopen) Dari Buah
Tomat Dengan Menggunakan Solven Campuran n-Heksana, Aseton dan
Etanol, Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro

Muliawati, E.S. 2001. Kajian Tingkat Sarapan Hara, Pertumbuhan dan Produksi
Sambilito (Andrographis paniculata Ness.) Pada Beberapa Komposisi
Media Tanam dan Tingkat Pengairan. Prosiding Simposium Nasional II
Tumbuhan Obat dan Aromatik APINMAP. Bogor.

Melulosa. 2002. Pengaruh Pemangkasan dan Irigasi Tetes Terhadap Pertumbuhan


dan Produksi Tanaman Tomat. (Lycopersicum esculentum Mill.). Journal –
Volume 14 No 1, 2002.

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat.Kanisius. Yokyakarta. 98 hal.

Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim untuk


Hobi dan Bisnis.Penebar Swadaya. Jakarta.

Prastowo N. dan J. M. Roshetko. 2006. Tehnik pembibitan dan perbanyakan


vegetatif tanaman buah. World Agroforestry Centre.

Rismunandar. 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algesindo: Jakarta.

Siswadi. 2008. Penanganan pasca panen buah-buahan dan sayuran. Jumal lnovasi
Pertanian 6(1): 68-71
24

Sinaga YAS. 2005. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan


dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Panen Muda yang
Diusahakan Secara Organik. [Skripsi]. Bogor.

Surawinata, E.T. 2003. Pengaruh berbagai kombinasi pupuk organik asal TPA
Bantargebang dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat varietas Arthaloka. J. Agrikultura 14:139-144.

Sukmawati. 2018. Pengaruh Waktu Pemangkasan dan Pemberian Interfal


Pemberian Pupuk Cair terhadap Hasil Produkti Tanaman Terong. Jurnal
Produksi Tanaman. Vol 6. No 6. 2018.

Tafajani, D. S., 2010, Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan, Cahaya
Atma, Yogyakarta.

Wasonowati, 2011. Meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicon


esculentum) dengan sistem budidaya hidroponik. Jurnal Agrovigor,
4(1):1- 8.

Wira. N.J. 2000. Pengaruh Campuran Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Seledri. (Skripsi). Fakultas Pertanian. Universitas
Mataram.149h.

Wiryanta, W.T.B. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Wuryaningsih. S. 2008. Media Tanam Tanaman Hias. [Internet]. [diunduh 2011


Juni 16].
25

LAMPIRAN

Lampiran 1.Tanaman Buah Tomat (Solanum lycopersicum)


26

Lampiran 2. Data Tinggi Tanaman (Cm)

Tanaman Buah P0 P1 P2 P3 P4
MST 1 (Rabu, 08 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 2 (Rabu, 15 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 3 (Rabu, 22 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 4 (Senin, 27 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 5 (Senin, 04 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 6 (Senin, 11 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 7 (Selasa, 19 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 8 (Selasa, 26 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 9 (Minggu, 31 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 10 (selasa, 11November 2021) 5 4,6 5,1 4,3 4,5
MST 11 (Selasa,16 November 2021) 9 9,7 10,1 10 9,9
MST 12 (Senin,22 November 2021) 10,1 10,8 10,7 10,5 10,6
JUMLAH 24,1 25,1 25,9 24,6 25
RATA RATA 2 2,09 2,15 2,05 2,08

Lampiran 3. Data Jumlah Daun

Tanaman Buah P0 P1 P2 P3 P4
MST 1 (Rabu, 08 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 2 (Rabu, 15 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 3 (Rabu, 22 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 4 (Senin, 27 September 2021) 0 0 0 0 0
MST 5 (Senin, 04 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 6 (Senin, 11 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 7 (Selasa, 19 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 8 (Selasa, 26 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 9 (Minggu, 31 Oktober 2021) 0 0 0 0 0
MST 10 (selasa, 11 November 2021) 2 2 2 2 2
MST 11 (Selasa,16 November 2021) 4 4 4 3 4
MST 12 (Senin,22 November 2021) 5 7 5 6 5
JUMLAH 12 13 11 12 11
RATA RATA 1 1,08 0,91 1 0,91
27

Lampiran 4. Literatur

Anda mungkin juga menyukai