A. Konsep Penyakit
1. Definisi Ileus
Ileus adalah penurunan atau hilangnya fungsi usus akibat paralisis atau
Ileus adalah gangguan atau hambatan isi usus yang merupakan tanda adanya
obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus
dibagi menjadi dua yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif atau
disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak
bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan atau hambatan
mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus (Ida Ratna, Nurhidayati,
2015). MedLine Plus (2018) menyatakan Ileus obstruktif atau obstruksi usus
adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang
saluran isi usus. Sedangkan ileus paralitik adalah obstruksi usus akibat
usus yang disebabkan oleh hernia, adhesi atau pelengketan, tumor yang
lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus
dan neoplasma
c. Menurut etiologinya
2) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan
d. Menurut stadiumnya
lain :
makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
2) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak
3. Anatomi Fisiologi
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
lapisan serosa ( Sebelah Luar )Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
a. Usus dua belas jari (Duodenum)
nambulir disebut papila vateri. Usus dua belas jari atau duodenum
adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan
kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa Inggris modern.
dan absorpasi.
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
Fungsi usus halus :
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Usus besar
terdiri :
a. Kolon asenden
b. Kolon transversum
panjang ± 28 cm
c. Kolon desenden
d. Kolon sigmoid
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
3. Usus Buntu
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: Caecus, “buta”) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang berhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
4. Anus
4. Etiologi
a. Hernia inkarserata :
hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)
usus).
b. Non hernia inkarserata, antara lain :
atau proses inflamasi intra abdominal. Dapat berupa perlengketan mungkin dalam
2) Askariasis
puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus,
tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit.
Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa
makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian
obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko tinggi untuk
3) Volvulus
dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis
sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak
4) Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika
metastasis
abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran
empedu ke duodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke
raktus gastrointestinal.
abdomen.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir,
distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
mengakibatkan passage usus terganggu sehingga akumulasi gas dan cairan dalam
lumen usus. Adanya akumulasi isi usus dapat meneyebabkan gangguan absorbsi
H2O dan elektrolit pada lumen usus yang mengakibatkan kehilangan H2O dan
timbul nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat menekan kandung
kemih sehingga terjadi retensi urine. Retensi juga dapat menekan diafragma
sehingga ventilasi paru terganggu dan menyebabkan sulit bernapas. Selain itu
terjadi iskemik dinding usus, kemudian terjadi nekrosis, rupture dan perforasi,
sehingga terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam
peritoneum dan sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri dan toksin ke peritoneum akan
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan
dan menyebabkan isi usus terdorong ke mulut . keadaan ini akan menimbulkan
muntah-muntah yang akan yang akan menyebabkan dehidrasi. Muntah-muntah
nyeri akut, pola napas tidak efektif, retensi urine, perubahan nutrisi kurang dari
a. Persiapan
kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan
konservatif
b. Operasi
Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital
1) Strangulasi
2) Obstruksi lengkap
3) Hernia inkarserata
c. Pasca bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan
kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam
8. Pemeriksaan penunjang
barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat
dan penyebab.
1. Pengkajian
upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari
pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2011)
a. Identitas
Nama, umur (umunya terjadi pada semua umur, terutama pada dewasa laki-
b. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomennya tegang dan
kaku.
neumeric 1-10.
memperingan keluhan.
Istirahat : Tidak bisa tidur karena nyeri hebat, kembung dan muntah.
aktivitas.
g. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
normal
normal, dada simetris, sonor (kanan kiri), tidak ada wheezing dan
distensi abdomen.
2. Diagnosa Keperawatan
dinding usus
2. Retensi urinarius berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung
muntah
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan kram abdomen keperawatan selama 3x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
sekunder terhadap distensi nyeri klien berkurang atau hilang karakteristik, durasi, frekuensi,
kebisingan
nyeri (farmakologi,
personal)
hangat/ dingin
analgetik
dari prosedur
pertama kali
pertama kali
kandung kemih sekunder dengan kriteria hasil : 3. Monitor derajat distensi bladder
dari kebutuhan tubuh keperawatan selam 3x24 jam 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi Nutrition Monitoring menentukan jumlah kalori dan
dibutuhkan
Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal
badan
makan
perubahan pigmentasi
cavitas oral
magenta, scarlet
4 Pola nafas tak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Management 1. Buka jalan nafas, guanakan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam teknik chin lift atau jaw thrust
secret trakea
paten
hipoventilasi
darah
3. Monitor VS saat pasien
dan bandingkan
pernapasan
abnormal
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
5. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan Fluid management 1. Timbang popok/pembalut
dengan kehilangan cairan klien terbebas dari resiko 2. Pertahankan catatan intake
yang berlebihan sekunder kekurangan volume cairan dengan dan output yang akurat
ruangan
buah segar )
keperawatan dalam suatu tindakan keperawatan dalam bentuk nyata agar hasil
yang diharapkan dapat tercapai, sehingga terjalin interaksi yang baik anatara
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan
5. Evaluasi
efektifitas rencana yang telah dibuat, strategi dan pelaksanaan dalam asuhan
dari proses keperawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan
Al-Salem AH, Oquaish M. Adhesive intestinal obstruction in infants and children: the
place of conservative treatment. ISRN Surg. 2011;1–4.
Indrayani MN. Diagnosis dan tatalaksana ileus obstruksi [Internet]. e-Jurnal Medika
Udayana. 2013
Pasaribu N. Karakteristik penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUD dr.
Pirngadi Medan tahun 2007-2010 [skripsi]. Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatra Utara; 2012.
Obaid KJ. Intestinal obstruction: etiology, correlation between pre- JOM FK Volume 2
No. 2 Oktober 2015 18 operative and operative diagnosis. . Int J Public Health. 2011;
41–9.
Sadler, T. Langman’s Medical embryology. 9th ed. Baltimore : Lipincott Williams and
Wilkins; 2004 : 285-318 24.