Anda di halaman 1dari 40

PERTEMUAN 10

Risiko Perubahan
Tingkat Bunga
KARAKTERISTIK RISIKO
PERUBAHAN TINGKAT BUNGA
Perubahan tingkat bunga dapat mengakibatkan
perusahaan mengalami dua risiko :

1. Risiko perubahan pendapatan : pendapatan


bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah,
yaitu berkurang dari yang diharapkan.

2. Risiko perubahan nilai pasar : nilai pasar berubah


karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah
menjadi lebih kecil (turun nilainya).
 Risiko Perubahan Pendapatan
a. Risiko Penginvestasian Kembali
Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 1 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Bunga 12%/tahun Bunga 10%/tahun

(1) Investasi 12% (2) Re-investasi (?)


(1) Pendanaan 10% (2) Pendanaan 10%

Keterangan :
 Tahun 1 perusahaan peroleh keuntungan ( spreads ) 2% = 12% - 10%
 Tahun kedua tergantung tingkat bunga investasi
 Bila 12% tingkat bunga tetap peroleh keuntungan sama dengan
tahun pertama
 Bila bunga 8%, rugi 2%
b. Risiko Pendanaan Kembali
Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 2 tahun Obligasi jk. waktu 1 tahun
Bunga 12%/tahun Bunga 10%/tahun

(1) Investasi 12% (2) Investasi 12%


(1) Pendanaan 10% (2) Pendanaan (?)

Keterangan :
 Tahun pertama spreads keuntungan 12%-10% = 2%
 Tahun ke-2 tergantung tingkat bunga obligasi berlaku
 Jika bunga pendanaan sama sebesar 10% maka diperoleh
keuntungan 2%
 Jika bunga 14% rugi 2%
 Risiko Perubahan Harga Pasar
Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan
perubahan nilai pasar aset dan atau kewajiban
yang dipegang perusahaan

Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 10 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Nilai nominal Rp 1.000.000,- Nilai nominal Rp 1.000.000,-
Kupon bunga 10% Kupon bunga 10%
Nilai Pasar Rp 1.000.000,- Nilai Pasar Rp 1.000.000,-
Misalkan tingkat yang berlaku adalah 10%, maka nilai
obligasi yang menjadi asset dan obligasi kewajiban
adalah :

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 = + ⋯ + = 1.000.000
(1 + 0,1)1 1 + 0,1 10

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = +⋯+ = 1.000.000
(1 + 0,1)1 1 + 0,1 2

Bila tingkat bunga naik menjadi 12 persen?


100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 = + ⋯ + = 886.996
(1 + 0,12)1 1 + 0,12 10

100.000 1.100.000
𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 = +⋯+ = 966.199
(1 + 0,12)1 1 + 0,12 2

Aset Pasiva
Obligasi jk. waktu 10 tahun Obligasi jk. waktu 2 tahun
Nilai nominal Rp 1.000.000,- Nilai nominal Rp 1.000.000,-
Kupon bunga 10% Kupon bunga 10%
Nilai Pasar Rp 886.996,- Nilai Pasar Rp 966.199,-
Risiko perubahan tingkat bunga!

• Jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, risiko tersebut


bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi
perusahaan (khususnya bank). Risiko perubahan tingkat
bunga bisa mengakibatkan ketidakpastian pendapatan bunga
dan ketidakpastian harga pasar. Ketidakpastian pendapatan
bunga terjadi karena bunga investasi (pendapatan) atau
bunga pendanaan (biaya) bisa berubah dengan arah yang
tidak diharapkan, sehingga mengakibatkan kerugian.
Ketidakpastian harga pasar terjadi karena perubahan bunga
bisa mengakibatkan perubahan harga pasar, khususnya
penurunan harga pasar (kerugian).
• Nilai pasar obligasi jangka panjang lebih sensitif terhadap
perubahan tingkat bunga dibandingkan dengan nilai obligasi
jangka pendek
• Ada beberapa metode untuk mengukur risiko
perubahan tingkat bunga, yaitu:

1. Metode Penilaian Kembali


2. Metode Jangka Waktu
3. Metode Durasi
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA: METODE PENILAIAN KEMBALI
(REPRICING MODEL)

 Periode Harian

Repricing Model mencoba mengukur risiko


perubahan tingkat bunga dengan menggunakan
pendekatan pendapatan. Model tersebut ingin
melihat bagaimana pengaruh perubahan tingkat
bungaterhadap pendapatan yang diperoleh suatu
organisasi.
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
• Langkah 1: Identifikasi dan mengelompokkan
aset dan kewajiban yang sensitif terhadap
perubahan tingkat bunga.

• Langkah 2 : GAP Analsys  Menghitung GAP


antara aset dan kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga dan
menghitung perubahan pendapatan.
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
Gap antara RSA dengan RSL bisa dihitung sebagai berikut :

GAP = (Rp 2 miliar) – (Rp 3 miliar ) = - Rp 1 miliar

Misalkan tingkat bunga meningkat sebesar 1% (misal dari 10%


menjadi 11%), maka pendapatan bank tersebut berubah sebesar:

Perubahan Pendapatan = (GAP x ( Δ Bunga)


= - Rp 1 miliar x 0,01 = -Rp 10 juta

Dengan kata lain bank tersebut mengalami kerugian sebesar


Rp 10 juta jika tingkat bunga sebesar 1% .
 Periode Lebih Dari Satu Hari
Misal 1 tahun
ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 10 M Deposito 2 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M Modal Rp 5 M
Mengambang
Pinjaman bunga tetap jangka Rp 10 M
waktu 10 Tahun
Rp 41 M Rp 41 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
Langkah berikutnya adalah mengidintifikasi kewajiban yang sensitif
terhadap perubahan tingkat bunga untuk periode 1 tahun :

ASET PASIVA

Meminjamkan di pinjaman Rp 2 M Meminjam di pasar antar bank 1 Rp 3 M


pasar antar bank 1 hari hari
Comm Paper 3 Bln Rp 3 M Tabungan Rp 3 M
Surat utang 6 Bln Rp 5 m Deposito 1 Bln Rp 10 M
Pinjaman 1 Tahun Rp 6 M Deposito 1 Thn Rp 10 M
Obligasi 3 Tahun Rp 2 M
Obligasi 3 Thn Bunga Rp 5 M
Mengambang
Rp 23 M Rp 26 M

Nb 1: Obligasi 3 thn Rp 2 M jatuh tempo tahun ini


Nb 2: Unk pinjaman dgn bunga mengambang, bunga ditetapkan setiap 6 bulan
 Untuk obligasi 3 tahun, sebesar Rp 2 M jatuh tempo tahun ini,
Karena itu sejumlah Rp 2M akan dinilai ulang jika tingkat bunga
berubah. Untuk obligasi dengan tingkat bunga mengambang,karena
tingkat bunga ditetapkan kembali selam enam bulan, maka obligasi
tersebut akan dinilai ulang setiap enam bulan. Pinjaman dengan
bunga tetap dengan jangka waktu 10 tahun tidak masuk dalam
perhitungan, karena tingkat bunga tersebut tetap selama 10 tahun,
tidak akan berubah meskipun tingkat bunga berubah – ubah. Dari
perhitungan diatas, nampak bahwa bank tersebut mempunyai asset
yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama periode
satu tahun (RSA) sebesar Rp 23 M.
 Dari perhitungan di atas nampak bahwa bank tersebut mempunyai
kewajiban yang sensitif terhadap perubahan tingkat bunga selama
periode 1 tahun ( RSL ) sebesar Rp 26 M
 Gap Sebagai Indikator Risiko Tingkat Bunga

Kumulatif GAP = RSA – RSL


= Rp 23 M – Rp 26 M = - Rp 3 M

Maka kenaikan bunga akan merugikan bank tersebut karena


gap negatif. Pada contoh diatas, gap ratio adalah :

GAP Ratio = KGAP / Total aset


= - Rp 3 M / Rp 41 M = - 0,073 atau - 7,3%
Gap ratio bermanfaat karena memberikan informasi besarnya gap
relatif terhadap total asset. Sebagai contoh, misal ada dua bank
dengan inormasi gap berikut ini :
Bank A Bank B
GAP -Rp 10 M -Rp 20 M
Total Aset Rp 100 M Rp 500 M
Gap Ratio -10% -4%

GAP Bank A lebih kecil dari bank B, sehingga eksposure Bank A


terhadap resiko nampak lebih kecil dari Bank B, Tapi jika dibanding
total aset terlihat Gap ratio B lebih kecil dibanding A. Jika suatu
perusahaan / bank ingin menghilangkan eksposur terhadap resiko
perubahan tingkat bunga, maka bank tersebut bisa membuat neraca
dengan gap sama dengan nol. Otomatis juga akan kehilangan
kesempatan memperoleh perbedaan bunga. Untuk itu bank
menetapkan gap tertentu.
GAP Ratio sebesar plus/minus 15% biasa dilakukan oleh bank.
 Perubahan Tingkat Bunga Yang Berbeda Untuk Aset
dan Kewajiban

∆𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = ∆𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 − ∆𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Kembali ke contoh di atas, di mana Bank mempunyai RSA sebesar Rp 23 M,


dan mempunyai RSL sebesar Rp 26 M, atau gap sebesar – Rp 3 M. Misalkan
tingkat bunga untuk asset berubah 2% sementara tingkat bunga untuk
kewajiban berubah 1%.
Maka perubahan pendapatan :

ΔPendapatan bersih = (Rp 23 M)(0,02) – (Rp 26 M)(0,01)


= Rp 460 juta – Rp 260 juta
= Rp 200 juta

Terlihat bahwa bank justru memperoleh keuntungan karena pendapatan bunga


meningkat lebih besar dibandingkan dengan biaya bunga.
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT BUNGA:
METODE JANGKA WAKTU ( MATURITY MODEL )

 Perhitungan Gap Jangka Waktu

Contoh metode Jangka waktu mengukur perubahan harga pasar


suatu aset akibat perubahan tingkat bunga.

Suatu bank mempunyai neraca sebagai berikut:

Aktiva Pasiva

Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% waktu 2 tahun, nilai nominal = Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun Modal saham Rp 2 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15%

Total Aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta


Misal tingkat bunga yang berlaku atau yield adalah 15% harga pasar
akan sama dengan nilai nominal dengan situasi ini. Bank tersebut
mempunyai aktiva dan pasiva sebesar 20juta. Misalkan tingkat bunga
yang berlaku meningkat menjadi 17% maka nilai obligasi tersebut
menjadi :
Neraca yang baru sesudah perubahan tingkat bunga :

Aktiva Pasiva

Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek,


Nilai nominal Rp 10 juta, bunga 15%
kupon bunga= 15% Rp 9.068.279 jangka waktu 2 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, Rp 17.429.323
kupon bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 2 juta Rp 513.403

Total Aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726

Bank tersebut dikatakan mempunyai ketidaksesuaian jangka waktu antara


aset dengan kewajiban (maturity mismatch). Ketidaksesuaian jangka
waktu tersebut memunculkan ekposur terhadap resiko perubahan tingkat
bung. Semakin besar ketidaksesuain tersebut semakin besar risiko
perubahan tingkat bunga yang dihadapi bank tersebut.
 Jangka waktu untuk portofolio aset atau kewajiban dapat dihitung
sebagai rata-rata tertimbang dalam jangka waktu aset atau kewajiban
individual dengan membobot adalah nilai pasar dari masing-masing
aset.

 Gap jangka waktu bisa dihitung :


Gap jangka waktu = MA (maturity of Aset) – ML (Maturity of Liability)

 Semakin besar gap jangka waktu baik positif maupun negatif semakin
besar risiko perubahan tingkat bunga yang dihadapi.
 Imunisasi Dengan Metode Jangka Waktu
Jika bank ingin melakukan imunisasi melalui metode jangka waktu
agar perubahan tingkat bunga tidak mengakibatkan kerugian maka
bank bisa menyamakan jangka waktu aset dan jangka waktu
kewajiban :

MA = ML atau MA – ML = 0

Jika bank menyamakan sumberdana dengan aset maka neracanya


Aktiva Pasiva

Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15% jangka
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% waktu 15 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18 juta
Nilai nominal Rp 10 juta, kupon bunga= 15% Modal saham Rp 2 juta

Total Aset Rp 20 juta Total Pasiva Rp 20juta


Misal tingkat bunga meningkat menjadi 17% nilai aset dan kewajiban yang baru
Aktiva Pasiva

Oblogasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek,


Nilai nominal Rp 10 juta, bunga 15%
kupon bunga= 15% Rp 9.068.279 jangka waktu 2 tahun,
Obligasi jangka waktu 20 tahun nilai nominal = Rp 18juta
Nilai nominal Rp 10 juta, Rp 16.083.293
kupon bunga= 15% Rp 8.874.447
Modal saham Rp 1.859.433

Total Aset Rp 17.942.726 Total Pasiva Rp 17.942.726

Bank bisa menekan risiko perubahan tingkat bunga dengan menyamakan


jangka waktu aset dengan jangka waktu kewajiban tetapi bank tidak bisa
sepenuhnya mengimunisasi risiko perubahan tingkat bunga. Hal ini
merupakan kelemahan dari metode jangka waktu (maturity model)
PENGUKURAN RISIKO PERUBAHAN TINGKAT
BUNGA: METODE DURASI

Kelemahan Metode Jangka Waktu


 Imunisasi dengan menyamakan jangka waktu aset dengan jangka
waktu kewajiban tidak bisa sepenuhnya melindungi modal saham
misal:
Obligasi Perincian

A Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon


bunga= 10%, dibayarkan setiap semester

B Nilai nominal Rp 1 juta, jangka waktu satu tahun, kupon


bunga= 10%, dibayarkan setiap tahun

 Metode durasi memperbaiki metode jangka waktu karena metode


durasi memperhitungkan timing dari setiap aliran kas
Perhitungan Durasi
 Durasi bisa didefinisikan sebagai rata-rata tertimbang
jangka waktu aliran kas dengan pembobot porposi
present value dari setiap aliran kas tersebut.
 Misal tingkat bunga yang berlaku adalah 10% durasi
untuk kedua obligasi bisa dihitung:
Waktu Obligasi A PVIF (5%) PV Kas Rata-rata tertimbang
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) Jangka waktu (5)
½ 50.000 0,952381 47.619 0,0238
1 1.050.000 0,907029 952.381 0,9524
1.000.000 0,9762
Catatan: 5% adalah 10% dibagi dua, karena dibayarkan tiap semester

Waktu Obligasi B PVIF (10%) PV Kas Rata-Rata tertimbang


Jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)
1 1.100.000 0,909091 1.000.000 1
1.000.000 1

Durasi Obligasi A
{[(47.619)(1.000.000)] x (1/2)} + {[(952.381)(1.000.000)]x (1)}
= 0,9762 tahun

Durasi Obligasi B
{[(1.000.000)/(1.000.000)] x 1} = 1 tahun
Karateristik Durasi
 Durasi akan meningkat jika jangka waktu aset semakin panjang,
menurun jika yield meningkat dan menurun jika kupon bunga
meningkat
 Misalkan ada obligasi dengan karateristik yang sama persis,
kecuali jangka waktunya lebih panjang yaitu tahun 2 tahun

Tahun Aliran Kas PVIF (5%) Present Proporsi PV Rata-rata


Value Aliran Kas Aliran Kas tertimbang
jangka waktu

(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)


0,5 50.000 0,952381 47.619,05 0,047619 0,02381
1 50.000 0,907029 45.351,47 0,045351 0,045351
1,5 50.000 0,863838 43.191,88 0,043192 0,064788
2 1.050.000 0,822702 863.9837,6 0,863838 1,727675
1.000.000 1,861624
Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
yield (tingkat bunga yang berlaku) meningkat menjadi 12%
Tahun Aliran Kas PVIF (6%) Present Proporsi PV Rata-rata
Value Aliran Aliran Kas tertimbang
Kas jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 50.000 0,943396 47.169,81 0,048051 0,0240
1 1.050.00 0,889996 93.4490,3 0,952949 0,9519
981.666,1 1 0,9759

Misalkan ada obligasi lain yang karateristiknya sama persis dengan obligasi M, tetapi
kupon binganya lebih tinggi, misal 15%
Tahun Aliran Kas PVIF (5%) Present Proporsi PV Rata-rata
Value Aliran Aliran Kas tertimbang
Kas jangka waktu
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5) (6)=(5)x(1)
0,5 75.000 0,952381 71.428,57 0,068256 0,0341
1 1.075.000 0,907029 975.056,7 0,931744 0,9318
1,046485 0,9659
Interpretasi Ekonomi Durasi

 Hubungan antara durasi dengan perubahan harga bisa:

dP/P = - D ( dR/(1+R)

 Term D/(1+R) bisa diringkas dan ditulis menjadi MD ( Modified


Duration ), sehingga:

dP/P = - MD . dR

 Perubahan bunga mempunyai bentuk nonlinier, sedangkan durasi


mengasumsikan perubahan yang bersifat linier. Penyesuaian
konvektivitas bisa digunakan untuk meningkatkan akurasi metode
durasi.
Imunisasi Dengan Metode Durasi

a. Ketidaksesuaian Durasi Aset dengan Kewajiban ( Duration Mismatch )

Jika suatu bank mempunyai durasi yang berbeda antara aset dengan kewajiban, maka
bank tersebut menghadapi risiko perubahan tingkat bunga. Semakin besar perbedaan
tersebut (nilai absolut), maka semakin besar risiko yang dihadapi bank tersebut. Misal :
Aktiva Pasiva
Obligasi jangka waktu 10 tahun Pinjaman jangka pendek, bunga 15%
Nominal minimal Rp 10 juta Jangka waktu 2 tahun
Kupon bunga 15% Nilai nominal Rp 18 juta
Obligasi jangka waktu 20 tahun
Nilai nominal Rp 10 juta
Kupon bunga 15% Modal saham Rp 2 juta
Total aset Rp 20 juta Total pasiva Rp 20 juta
Jika perusahaan mempunyai bebrap aset atau kewajiban, durasi portofolio
aset/kewajiban bisa dihitung seperti
DA = wl Al + ......... + wn An
DL = wl Ll + .......... + wn Ln
Gap yang positif menunjukan bahwa jika tingkat bunga naik, bank akan mengalami
kerugian, sebaliknya jika gap menunjukkan angka negatif, kenaikan tingkat bunga akan
menguntungkan bank. Semakin tinggi gap durasi, semakin tinggi risiko perubahan tingkat
bunga yang dihadapi perusahaan.
c. Imunisasi Modal Saham

Bank bisa melakukan imunisasi dengan cara menyamakan durasi aset


dengan durasi kewajiban

ΔE = - ( DA – DL.k ) x A x (ΔR/(1+R)

Nilai pasar zeroes:


Nilai nominal/(1+r)t

d. Imunisasi Rasio Modal

Jika bank ingin mengimunisasi rasio modal, maka bank akan membuat
durasi aset sama dengan durasi kewajiban

DA = DL

Nilai modal saham = nilai aset – nilai kewajiban


Latihan Soal
1. Jelaskan pengaruh perubahan tingkat
bunga terhadap perusahaan!
2. Jelaskan perbedaan antara repricing
model dengan maturity/duration model!
3. Jelaskan definisi duration dan kelebihan
duration dibandingkan maturity model!
Latihan Soal
1. Pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya)
berubah, yaitu berkurang dari yang diharapkan disebut:
a. Risiko Investasi
b. Risiko Perubahan Nilai Pasar
c. Risiko Perubahan Pendapatan
d. Risiko Struktur Modal
e. Risiko Perubahan Modal
Latihan Soal
2. Nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,
yaitu berubah menjadi lebih kecil (turun nilainya)
disebut:
a. Risiko Investasi
b. Risiko Perubahan Nilai Pasar
c. Risiko Perubahan Pendapatan
d. Risiko Struktur Modal
e. Risiko Perubahan Modal
Latihan Soal
3. Metode mencoba mengukur risiko perubahan tingkat bunga
dengan menggunakan pendekatan pendapatan adalah:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Jangka Waktu
c. Metode Durasi
d. Metode Tingkat Bunga
e. Metode Tingkat Pendapatan
Latihan Soal
4. Imunisasi dengan menyamakan jangka waktu aset dengan
jangka waktu kewajiban tidak bisa sepenuhnya melindungi
modal saham merupakan kelemahan metode:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Tingkat Pendapatan
c. Metode Durasi
d. Metode Tingkat Bunga
e. Metode Jangka Waktu
Latihan Soal

5. Metode yang memperhitungkan timing dari setiap aliran


kas adalah:
a. Metode Penilaian Kembali
b. Metode Tingkat Pendapatan
c. Metode Tingkat Bunga
d. Metode Durasi
e. Metode Jangka Waktu

Anda mungkin juga menyukai