Anda di halaman 1dari 3

1.

Dalam istilah masyarakat Indonesia, Aswaja merupakan singkatan dari Ahlussunnah Wal
Jamaah. Ada 3 kata yang memiliki istilah tersebut yaitu Ahl, As-sunnah dan Jamaah.
Ahl secara bahasa berarti keluarga, pengikut atau penduduk.
Sedangkan As-Sunnah secara bahasa bermakna jalan, cara atau perilaku.
Sedangkan jamaah berarti orang banyak atau sekelompok manusia yang berkumpul
berdasarkan satu tujuan.
Jamaah  juga bisa didefinisikan sebagai kaum yang bersepakat dalam suatu masalah, atau orang-
orang yang memelihara kebersamaan dan kolektivitas dalam mencapai satu tujuan.
2.
3. Latar belakang Berdirinya Nahdlatul Ulama’
Nahdlatul Ulama ( NU ) didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau
bertepatan dengan 31 Januari 1926 M oleh beberapa orang ulama ’ antara lain : KH. Hasyim
Asy Arie, KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Bisri ( Jombang ).
Tujuan Nahdlatul Ulama’
Nahdlatul Ulama' sebagai salah satu Jam’iyah Islam yang berupaya mengajarkan,
mengembangkan, dan mengamalkan ajaran Islam secara terorganisir, sehingga diharapkan
tercapai tujuan yang diinginkan.

Nahdlatul Ulama' sebagai jam’iyah diniyah adalah wadah bagi para ulama dan pengikut-
pengikutnya untuk mlestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran agama Islam yang
berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menganut salah satu dari empat madzhab, dalam
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat,
kemajuan bangsa dan ketinggian bangsa dan ketinggian harkat dan martabat manusia.

Kenapa memilih NU, Pertama, NU didirikan para ulama.

Kedua, ulama adalah pewaris nabi. Para nabi diutus ke dunia untuk memperkenalkan Allah
kepada umat manusia dan mengajak mereka untuk menyembah Allah. Setelah para nabi
tersebut wafat, maka yang menjadi penerusnya adalah para ulama.

Ketiga, ulama NU adalah penerus Wali Songo.

Keempat, NU mengusung paham Ahlussunnah wal Jama'ah. Dalam bidang akidah, NU mengikuti
Abu Musa Al Asy'ari dan Abu Hasan Al Maturidi. Fikihnya mengikuti imam empat yaitu Imam
Abu Hanifah, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali.

4. NU mendasarkan paham keagamaannya pada Al-Qur’an, hadist, ijma’ dan qiyas. Pemahaman
terhadap Al-Qur’an dan Hadist sendiri tentu berbeda-beda antara satu paham dan lainnya. Jadi,
meskipun paham-paham dalam Islam mendasarkan sikap keagamaan terhadap Al-Qur’an dan
Hadist, namun pemahaman dan tafsir atas dasar tersebut berbeda.
Dalam memahami dan menafsirkan Islam dari sumbernya, NU mengikuti Ahlussunnah wal
Jamaah dengan menggunakan jalan pendekatan madzhab:
1. Dalam bidang akidah, NU mengikuti paham Ahlussunnah wal Jamaah yang dipelopori oleh
Imam Abu al-Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi
2. Dalam bidang fiqih, NU mengikuti jalan pendekatan (madzhab salah satu dari madzhab Imam
Abu Hanifah an-Nu’man, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i, dan Imam
Ahmad bin Hanbal.
3. Dalam bidang tasawuf mengikuti, antara lain Imam Junaid al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali,
serta imam-imam lainnya,seperti Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
4. Dalam Siyasah mengikuti Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad al-Mawardi

5. Dasar-dasar paham keagamaan NU menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang bercirikan:


Sikap tawasuth dan i’tidal.
Sikap tawasuth dan i’tidal merupakan sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang
menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan beragama. Nahdlatul
Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan
bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan
yang bersifat tatharuf (esktrim).
Sikap Tasamuh
Sikap Tasamuh merupakan Sikap toleran terhadap peradaban pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah; serta dalam
masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
Sikap Tawazun
Sikap Tawazun merupakan sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyerasikan khidmat kepada
Allah, khidmat kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan
kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
Sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan sikap selalu memiliki kepekaan untuk mendorong
perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama serta menolak dan
mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai- nilai kehidupan.
Dasar-dasar paham keagamaan NU dan sikap kemasyarakatan
6. Ff
7. Nahdlatul Ulama (NU) kini adalah salah satu ormas Islam yang lantang mendukung Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara. Berikut pandangan NU terhadap Pancasila
1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesi bukanlah agama, tidak dapat
menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama. 2.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat
(1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid
menurut pengertian keimanan dalam Islam. 3. Bagi Nahdlatul Ulama, Islam adalah akidah dan
syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antarmanusia. 4.
Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam
Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya. 5. Sebagai konsekuensi dari sikap di atas,
Nahdlatul Ulama berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan
pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh semua pihak.

8. KH Muhammad Hasyim Asy’ari (1871-1947) berhasil mencetuskan prinsip hubbul wathani minal
iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman). Konteksnya saat itu untuk membangkitkan
nasionalisme rakyat Indonesia untuk mengusir para penjajah.
Tanah air sebagaimana yang kita ketahui bersama adalah negeri tempat kelahiran. Ali bin
Muhammad bin Ali Al-Jurjani (1984) mendefinisikan hal ini dengan istilah al-wathan al-ashli yaitu
tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. Al-Jurjani mengatakan,
“Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di
dalamnya.”
maka setiap orang beragama selain berkewajiban untuk mencintai agama yang dianutnya--
dengan cara memahami dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya--juga berkewajiban
untuk mencintai tanah airnya. Karena mencintai tanah air itu tidak bertentangan dengan agama
dan bahkan merupakan bagian dari ajaran agama yang wajib diamalkan.

9. Nahdlatul Ulama ( NU ) didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau


bertepatan dengan 31 Januari 1926 M oleh beberapa orang ulama ’ antara lain : KH. Hasyim
Asy Arie, KH. Abdul Wahab Hasbullah dan KH. Bisri ( Jombang ).
10.

Anda mungkin juga menyukai