Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH FARMAKOLOGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INJEKSI INTRA MUSCULAR

DISUSUN OLEH :

Lintang Permata Putri

202303102043

2-C

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
Definisi

Injeksi intramuskular (IM) adalah pemberian obat/ cairan dengan cara


dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pada orang dewasa tempat yang
paling sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah seperempat bagian
atas luar otot gluteus maximus, sedangkan pada bayi, tempat penyuntikan dibatasi
sebaiknya paling banyak 5 ml bila disuntikkan ke daerah gluteal dan 2 ml di
daerah deltoid. Tujuanya adalah agar absorsi obat dapat lebih cepat. Rute
intramuscular (IM) memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat dari pada rute
subcutan (SC), karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya
kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot dalam, tetapi bila tidak
hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Perawat
menggunakan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar untuk melewati
jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat badan mempengaruhi
pemilihan ukuran jarum. Sudut insersi untuk injeksi IM ialah 90 derajat (Perry,
Potter, 2005).

Perawat harus mengkaji integritas otot sebelum memberikan injeksi. Otot


harus bebas dari nyeri tekan. Injeksi berulang di otot yang sama menyebabkan
timbulnya rasa tidak nyaman yang berat. Dengan meminta klien untuk rileks,
perawat dapat mempalpasi otot untuk menyingkirkan kemungkinan adanya lesi
yang mengeras. Umumnya, otot teraba lunak saat rileks dan padat saat kontraksi.
Perawat dapat meminimalkan rasa tidak nyaman selama injeksi dengan
membantunya mengambil posisi yang dapat mengurangi ketegangan otot
(Sumijatun, 2010).

Tujuan Injeksi Intra Muscular

1. Memasukan obat dengan suntikan ke dalam otot.


2. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih
cepat dibandingkan dengan pemberian secara subcutan karena lebih
banyaknya suplai darah di otot tubuh.
3. Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar dibanding obat yang
diberikan melalui subcutan.
4. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi
obat.

Area Penyuntikan Intra Muscular

1. Muskulus Vastus lateralis


2. Muskulus Ventrogluteal
3. Muskulus Dorsogluteal
4. Muskulus Deltoid

Prinsip Injeksi Intra Muscular


1. Pertahankan sterilitas

2. Perhatikan lokasi penyuntikan dari:

 Risiko terjadinya kerusakan jaringan rendah bila penyuntikan dilakukan


pada otot-otot besar tapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih
tinggi.
 Adanya infeksi, aberasi kulit atau jaringan nekrosis pada lokasi.
 Ada tidaknya serat sarat dibawah otot.
 Beberapa jumlah obat yang dapat diinjeksi rendah bila penyuntikan

4. Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemui tanda-tanda infeksi.
5. Pilihlah area penyuntikan, yaitu otot vastus lateralis, otot ventrogluteal, otot
dorsogluteal, dan otot deltoid.

Persiapan Alat

1. Obat (ampul atau vlakon/vial)


2. Syeringe dan jarum
3. Kapas alkohol
4. Piala ginjal/bengkok
5. Bak instrumen, dan handscoon bersih

Dokumentasi

1. Nama obat
2. Dosis yang diberikan
3. Lokasi penyuntikan
4. Waktu pemberian
5. Cara pemberian
6. Reaksi alergi

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Injeksi Intra Muscular (IM)

A. Fase Pre Interaksi

1. Mengecek program terapi medik


2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat, yaitu:
o Spuit sesuai kebutuhan
o Bengkok
o Kapas alkohol
o Bak suntik
o Sarung tangan
o Pengalas
o Catatan dan pena

B. Fase Interaksi

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Melakukan validasi
3. Melakukan kontrak (waktu)
4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
5. Jaga privasi klien

C. Fase Kerja

1. Mengambil obat yang benar, membaca lebel dan kadaluarsa


2. Menghitung dosis obat
3. Melakukan double cek (oleh teman sejawat): nama obat, dosis dan hasil
perhitungan
4. Memilih suntikan dan jarum suntik yang sesuai
5. Menyiapkan obat, menarik obat dari ampul/vial
6. Membaca lebel obat sekali lagi
7. Menyakinkan bahwa semua obat ada di dasar ampul, ketuk-ketuk dengan
jari tangan, bila terlihat masih ada obat dikepala ampul/vial
8. Menggergaji leher ampul bila diperlukan, membuka tutup yang
melindungi vial tanpa menyentuh karet, membersihkan dengan alkohol
bila perlu.
9. Menggunakan kasa atau kapas alkohol, meletakkan di sekeliling leher
ampul lalu mematahkan leher ampul. Pada vial mengocok obat bila
diperlukan, sesuai aturan
10. Memegang ampul dengan tangan tidak dominan dan alat suntik di tangan
dominan. Masukkan jarum ke dalam ampul/vial dan menarik sesuai
dengan kebutuhan
11. Lepaskan jarum dari ampul/vial dan mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang ada di suntikan.
12. Membaca kembali lebel obat untuk ke tiga kalinya sebelum
mengembalikan obat ke dalam lemari penyimpanan
13. Membawa obat ke klien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
pengobatan dan prosedur tindakan
14. Mengkaji identitas klien (cek nama/minta klien untuk menyebutkan
namanya)
15. Mengatur posisi yang nyaman dan membantu klien untuk memperoleh
posisi yang nyaman dan benar
16. Menggunakan sarung tangan dan melakukan pembersihan area suntikan
dengan cara berputar dengan arah dari dalam ke luar
17. Menggunakan tangan yang dominan untuk memegang spuit dan
memasukkan jarum dengan sudut 90 derajat dari permukaan
18. Melakukan aspirasi, bila ditemukan darah maka tarik jarum keluar, bila
tidak ada darah maka injeksikan obat ke dalam otot
19. Menarik suntikan, membuang pada tempat yang disediakan dan aman
20. Memberikan plester bila diperlukan dan membantu klien pada posisi yang
nyaman
21. Melepaskan sarung tangan, cuci tangan dan kembalikan peralatan

D. Fase Terminasi

1. Mengevaluasi respon klien


2. Merencanakan tindak lanjut
3. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon klien
DAFTAR PUSTAKA

Setyaningsih. S.2014.Tindakan Perawat dalam Pemberian Injeksi Intra Muskular


Sesuai Standar Operasional Prosedur.[Online].Tersedia:
https://eprints.umm.ac.id/41948/3/jiptummpp-gdl-citrashint-51683-3-
babii.pdf , diakses pada tanggal 26 November 2021.

Walinono. B.2015.Standar Operasional Prosedur Pemberian Obat


Injeksi.[Online].Tersedia: https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2015/03/MANUAL-INJEKSI.pdf, diakses pada tanggal 26
November 2021.

Rosyidah.2019.Pemberian Obat melalui Injeksi.[Online].Tersedia:


http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/jap/article/download/826/pdf,
diakses pada tanggal 26 November 2021.

Anda mungkin juga menyukai